Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN LABA RUGI DAN

INFORMASI YANG BERKAITAN

Nama :

1. Novansyah I. K (142180147)
2. Dimas Aji Wijaya (142180148)
3. Amalia Ayunda Putri (142180150)
4. Agustiningsi Venimelani Un (142180160)
5. Nisrina Anggraini (142180177)

Ekonomi Akuntansi

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN’


YOGYAKARTA

2019
A. LAPORAN LABA RUGI

Laporan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan kegiatan operasional
perusahaan dalam satu periode tertentu. Pebisnis dan investor menggunakan laporan laba rugi
untuk menentukan kemampuan perolehan laba, nilai investasi, dan nilai wajar kredit. Laporan
laba rugi menyajikan informasi yang membantu investor dan kreditor dalam memperkirakan
jumlah, waktu, dan ketidaktentuan arus kas masa depan.
 Kegunaan dari laporan laba rugi
Laporan laba-rugi membantu pemakai laporan keuangan memprediksikan arus kas masa
depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, investor dan kreditor dapat menggunakan
informasi yang terdapat dalam laporan laba-rugi untuk:
a. Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan
Memeriksa pendapatan dan biaya yang mengindikasikan bahwa bagaimana kinerja
perusahaan dan membandingkan kinerja tersebut dengan kompetitor-kompetitor pada
industri sejenis dengan perusahaan terkait.
b. Menyajikan dasar-dasar dalam memperkirakan performa perushaan pada masa
mendatang.
Informasi-informasi mengenai kinerja perusahaan pada periode lalu membantu untuk
menentukan tren yang penting, yaitu, apabila dilanjutkan, dapat menyediakan
informasi mengenai kinerja perusahaan pada masa mendatang. Keberhasilan
perusahaan pada periode lalu tidak dapat dijadikan tolak ukur dalam keberhasilan
perusahaan pada periode mendatang. Tetapi, laporan keuangan dapat memberikan
analisis mengenai perkiraan masa depan terkait kinerja perusahaan dengan
mempelajari keadaan penerimaan pendapatan, pengeluaran biaya, dan arus kas
perusahaan sebagai landasan dalam mengambil kebijakan yang lebih baik di masa
mendatang.
c. Membantu menilai risiko atau ketidakpastian dalam memperoleh arus kas masa
depan. Informasi pada beberapa komponen laporan laba rugi seperti pendapatan,
biaya, untung dan rugi memiliki hubungan yang erat diantara komponen-komponen
tersebut. Hal tersebut membantu menilai risiko dari arus kas masa depan yang tidak
diperoleh. Maksudnya, investor dan kreditor seringkali memisahkan kinerja
operasional dari operasional yang diberhentikan karena perusahaan mengutamakan
meningkatkan pendapatan dan kas melalui kegiatan operasional tersebut.
 Keterbatasan Laporan Laba-Rugi
Karena laba bersih merupakan suatu estimasi dan mencerminkan sejumlah asumsi, para
pemakai lapran laba-rugi perlu menyadari keterbatasan tertentu dari informasi yang
terdapat dalam laporan laba-rugi. Beberapa di antaranya adalah:
a. Perusahaan menghilangkan beberapa item dari laporan keuangan. Dalam praktik
mencegah pengakuan item tertentu dari penetapan pendapatan, sekalipun dampaknya
terhadap item-item tersebut dapat disangkal, tetap mempengaruhi kinerja perusahaan.
Misalnya, perusahaan tidak mencatat keuntungan yang tidak direalisasi dan rugi pada
sekuritas investasi tertentu pada pendapatan ketika terdapat ketidakpastian.
b. Jumlah laba yang dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan. Sebuah
perusahaan dapat menyusutkan aset bangunanya pada basis akleserasi. Pilihan lainnya
adalah dengan menggunakan metode garis lurus. Diasumsikan semua factor adalah
sama, perusahaan akan memilih melaporkan yang memiliki laba yang lebih tinggi.
c. Pengukuran laba membutuhkan keputusan. Sebuah perusahaan secara konsisten
memperkirakan umur ekonomis sebuah aset 20 tahun ketika perusahaan lainnya
menggunakan 15 tahun perkiraan untuk aset yang sejenis. Demikian pula, beberapa
perusahaan membuat perkiraan yang optimis untuk biaya jaminan masa depan dan
penghapusan kerugian utang, yang mana hasilnya biaya rendah dan laba tinggi.
 Kuallitas Laba
Pembahasan kita sampai saat ini telah menjelaskan signifikansi dari informasi yang
terdapat dalam laporan laba-rugi untuk pengambilan keputusan investasi dan
kredit,termasuk pengevaluasian perusahaan dan para manajernya. Perusahaan mencoba
memenuhi atau mengungguli ekspetasi wall street agar harga saham mereka dan nilai opsi
saham manajemen meningkat. Dengan kata lain, perusahaan memiliki dorongan untuk
mengelola laba guna memenuhi target laba untuk membuat laba terlihat kurang berisiko.
Baru-baru ini, SEC telah mengekspresikan kekhawatirannya bahwa motivasi untuk
memenuhi target laba bisa membatu perusahaan mengabaikan praktek bisnis yang baik.
Akibatnya, kualitas laba dan kualitas pelaporan keuangan menjadi menurun. Seperti
dikatakan oleh ketuan SEC “ pengelolaan laba dapat menciptakan manipulasi, integritas
dikalahkan oleh ilusi” karenanya SEC telah mulai mengambil tindakan tegas untuk
mencegah praktek pengelolaan laba.
Pengelolaan laba sering didefinisikan sebagai perencanaan waktu pendapatan, beban,
keuntingan, dan kerugian untuk mengurangi gejolak laba. Dalam sebagian besar kasus,
pengelolaan laba digunakan untuk menaikkan laba tahuna berjalan sehingga menurunkan
laba tahun-tahun berikutnya.sebagai contoh, perusahaan mengakui penjualan lebih cepat
dari seharusnya guna menaikan laba tahun berjalan.
Pengelolaan laba juga dapat digunakan untuk menurunkan laba tahun berjalan dalam
rangka menaikan laba masa depan. Kasus klasik disini adalah pemakaian cadangan
“cookie jar” yang dibentuk dengan menggunakan asumsi yang tidak realistis untuk
mengestimasi kewajiban seperti retur penjualan, kerugian pinjamaan, dan biaya garansi.
Cadangan ini dapat dikurangi dimasa depan untuk menaikan laba dimasa depan.
Pengelolaan laba semacam ini memiliki dampak negatif terhadap kualita laba ( quality
of earnings ) jika hal itu mendistrosi informasi yang terdapat dalam laporan laba-rugi
sedemikian rupa sehingga mengurangi manfaatnya untuk tujuan peramalan labadan arus
kas masa depan. Pasar didasarkan atas rasa saling percaya, dan dengan demikian ikatan
antara pemegang saham dan perusahaan haruslah kuat. Jika investor atau pihak lainnya
tidak percaya pada angka-anagka yang dilaporakan dalam laporan keuangan  pasar modal
akan rusak, kita perlu dengan cermat menyelidiki pengukuran dan pelaporan laba untuk
menjamin kualitas laba dan mempertahankan keyakinan investor atas laporan laba-rugi.

B. FORMAT DALAM LAPORAN LABA RUGI


Laba bersih dihasilkan dari transaksi pendapatan, biaya, untung dan rugi. Laporan laba
rugi merangkum transaksi-transaksi tersebut. Metode dari pengukuran laba ini adalah
pendekatan transaksi, yaitu berfokus kepada aktivitas-aktivitas terkait laba yang telah terjadi
selama periode tertentu. Elemen utama dalam laporan laba rugi adalah pendapatan dan biaya.
Pendapatan meningkatkan keuntungan ekonomis selama periode akuntansi berupa inflow
atau peningkatan aset atau pengurangan utang yang hasilnya meningkatkan modal, dari
kontribusi lainnya dari pemegang saham. Sementara biaya menurunkan keuntungan
ekonomis selama periode akuntansi berupa outflow atau pengurangan aset atau peningkatan
utang yang hasilnya mengurangi modal, dari kontribusin lainnya dari pemegang saham.
Definisi dari laba adalah gabungan dari pendapatan dan biaya. Pendapatan muncul dari
aktivitas perusahaan berupa penjualan,pendapatan bunga, dividen, dan pendapatan sewa.
Sementara untung adalah bagian dari pendapatan yang mungkin muncul akibat aktivitas
perusahaan tersebut. Contohnya, keuntungan dalam penjualan aset jangka panjang atau
ketidakpastian untung pada perdagangan sekuritas.
Sementara definisi dari biaya adalah gabungan antara biaya itu sendiri dan rugi. Biaya
biasanaya muncul dari aktivitas perusahaan seperti harga pokok penjualan, biaya depresiasi,
biaya sewa, biaya upah dan gaji, dan pajak. Sementara rugi adalah representasi dari biaya
yang mungkin muncul akibat dari aktivitas perusahaan seperti kerugian dalam penjualan aset
jangka panjang dan kerugian dalam perdagangan sekuritas.
Ketika untung dan rugi dilaporkan pada laporan laba rugi, biasanya diungkapkan secara
terpisah. Komponen-komponen laporan laba rugi pada saat pengungkapan membantu
pengguna untuk mengerti performa keuangan perusahaan pada tahun berjalan dan
menyajikan dasar-dasar dalam memperkirakan hasil di masa depan. Komponen-komponen
yang dibutuhkan dalam penyajian laporan keuangan umumnya adalah sebagai berikut :
a. Pendapatan dari kegiatan penjualan. Menyajikan penjualan yang dikurangi potongan
penjualan, retur penjualan, dan informasi terkait lainnya. Tujuannya untuk
mendatangkan nilai penjualan bersih
b. Harga pokok penjualan. Menunjukkan harga pokok penjualan dari pendapatan
penjualan
c. Laba kotor. Penjualan dikurangi harga pokok penjualan
d. Biaya penjualan. Melaporkan biaya dari usaha perusahaan dalam melakukan
penjualan
e. Biaya administrasi. Melaporkan biaya terkait kegiatan administrasi
f. Pendapatan dan biaya lain-lain. Transaksi lainnya yang tidak termasuk pendapatan
dan biaya yang terkait langsung dengan kegiatan operasional.
g. Laba operasional. Laba perusahaan yang berasal dari kegiatan operasional
h. Biaya pendanaan. Item yang dipisahkan yang mengindentifikasi biaya pendanaan
perusahaan, selanjutnya berupa biaya bunga
i. Laba sebelum biaya pajak. Melaporkan biaya pajak yang ditanggung perusahaan
j. Laba bersih. Hasil dari kinerja perusahaan selama periode tertentu
k. Laba per saham. Nilai representasi keuntungan perusahaan per lembar saham yang
dilaporkan.
C. PELAPORAN DALAM LAPORAN LABA RUGI
 Laba kotor
Laba kotor dihitung dengan mengurangi harga pokok penjualan dari pendapatan
penjualan bersih. Pengungkapan dari pendapatan penjualan bersih sangat berguna
karena perusahaan melaporkan pendapatan biasa sebagai item yang terpisah.
Pendapatan penjualan bersih diungkapkan sebagai pendapatan yang insidental pada
laba dan biaya lainnya. Hasilnya, pengguna laporan keuangan dapat lebih mudah
dimengerti dan dinilai tren pendapatan dari operasi berlanjut.
 Laba operasi
Laba operasi dihitung dengan mengurangi penjualan dan biaya administrasi seperti
pendapatan dan biaya lainnya pada laba kotor. Laba operasi memperhatikan item-item
yang mempengaruhi aktivitas bisnis biasa.
1. Klasifikasi biaya
Perusahaan dibutuhkan untuk menyajikan sebuah analisis dari biaya yang
diklasifikasikan salah satu dari jenis-jenisnya seperti biaya penggunaan material,
tenaga kerja langsung, biaya angkut, biaya iklan, biaya depresiasi, dan amortisasi.
Atau berdasarkan fungsinya seperti harga pokok penjualan, biaya penjualan, dan
biaya administrasi.
Keuntungan dari klasifikasi berdasarkan jenisnya adalah sederhana dalam
pengaplikasiannya karena alokasi dari biaya untuk membedakan fungsi yang tidak
dibutuhkan. Untuk perusahaan manufaktur, mereka harus mengalokasikan
biayanya untuk kegiatan produksi, penggunaan pendekatan jenis biaya
memungkinkan perusahaan melaporkan biaya tanpa membuat keputusan sendiri
dalam pengalokasiannya.
Metode klasifikasi biaya berdasarkan fungsinya bagaimanapun sering dilihat
lebih relevan karena metode ini mengidentifikasi biaya utama dari perusahaan dan
membantu pengguna lapoean laba rugi dalam menilai apakah nilai tersebut tepat
untuk menghasilkan pendapatan. Disamping itu, kerugian dari metode ini adalah
alokasi biaya untuk membedakan fungsi-fungsi biaya dapat menyesatkan dan
menimbulkan keputusan sendiri yang berbeda-beda. Metode ini biasanya
digunakan dalam praktik meskipun banyak perusahaan percaya bahwa kedua
pendekatan memiliki kelebihan masing-masing. Perusahaan yang menggunakan
metode pendekatan fungsi biaya pada laporan laba ruginya tetapi menyediakan
biaya-biaya yang mendetail seperti pendekatan jenis biaya pada catatan atas
laporan keuangan.
2. Untung dan rugi
Untung dan rugi dialami oleh perusahaan secara langsung maupun tidak langung
terkait dengan kegiatan operasi. Umumnya, IASB mengatur pendapatan dan
biaya dan pendapatan dan biaya lain-lain harus dilaporkan sebagai bagian dari
pendapatan dari kegiatan operasi. Untung dan rugi ini terjadi secara tidak biasa
dan tidak teratur. meskipun begitu, perusahaan dapat menyediakan item-item
tambahan, judul, dan subtotal ketika penyajian presentasi relevan dengan
performa keuangan perusahaan.
IFRS menunjukkan item-item tambahan yang mungkin perlu diungkapkan pada
laporan laba rugi untuk membantu memprediksi waktu, jumlah dan ketidakpastian
dari arus kas masa depan. Contohnya :
 Rugi pada penghapusan persediaan pada nilai bersih yang direalisasi dari
bangunan, pabrik, dan peralatan untuk menutupi biaya.
 Untung dan rugi pada penghapusan item seperti bangunan, pabrik, dan
peralatan atau investasi.
 Persetujuan gugatan
 Kebalikan dari utang lainnya.

Banyak perusahaan yang melaporkan item-item tersebut sebagai bagian dari


kegiatan operasional dan mengungkapkannya dalam jumlah material yang besar.

3. Laba sebelum pendapatan pajak


Laba sebelum pendapatan pajak dihitung dengan mengurangi biaya pajak dari
laba dari kegiatan operasional. Menurut IFRS, perushaan harus melaporkan biaya
pendanaan mereka dalam sebuah laporan laba rugi. Alasannya adalah untuk
membedakan antara kegiatan bisnis perusahaan dengan kegiatan pendanaan
perusahaan.
4. Laba bersih
Laba bersih dihitung dengan mengurangi pendapatan pajak dari laba sebelum
pendapatan pajak. Laba bersih merpresentasikan laba setelah semua pendapatan
dan biaya untuk periode tertentu telah diperhitungkan. Hal tersebut
menggambarkan keberhasilan atau kegagalan perusahaan dalam periode tertentu.
5. Alokasi untuk bunga yang tidak terkendali
Kepemilikan dari sebuah perusahaan dibagi menjadi dua kategori, yang pertama
adalah bunga yang paling utama direpresentasikan oleh pemilik saham yang
memiliki otoritas dalam mengendalikan bunga, dan yang kedua bunga yang tidak
dapat dikendalikan yang direpresentasikan oleh pemilik saham yang bukan
merupakan bagian dari kelompok pengendali bunga. IFRS mengatur bahwa laba
bersih harus dialokasikan untuk bunga yang dapat atau tidak dapat dikendalikan.
Alokasi tersebut pada laporan laba rugi terdapat di bagian bawah setelah laba
bersih.
6. Laba per saham
Hasil operasi perusahaan biasanya diikhtisarkan dalam laba bersih. Namun
dikarenakan pengikhtisaran ini belum cukup hanya sebagai suatu penyederhanaan,
dunia keuangan telah menerima sebuah indicator bisnis yang paling relevan, yaitu
laba per saham. Perhitungan laba per saham biasanya bersifat langsung, yaitu laba
bersih dikurangi dividen saham preferen yang dibagi dengan rata-rata tertimbang
saham biasa yang beredar.
Angka yang dihasilkan perhitungan laba per saham mengukur jumlah mata uang
(bisanya $USD) yang dihasilkan oleh selembar saham biasa, tetapi bukan jumlah
mata uang yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Laba
per saham merupakan rasio perbandingan yang umumnya digunakan dalam bahan
penyajian, prospektus, dan laporan tahunan kepada para pengguna laporan
keuangan, khususnya pemegang saham. Sebuah perusahaan yang melaporkan
operasi yang dihentikan atau pos luar biasa harus melaporkan angka laba per
saham untuk pos-pos tersebut, baik dalam bagian muka laporan laba rugi ataupun
dalam catatan atas laporan keuangan. Bagi perusahaan yang memiliki struktur
modal sederhana yang terdiri dari saham biasa penyajian angka laba per saham
pada laporan laba rugi adalah tepat.
7. Operasi yang dihentikan
IASB mendefinisikan operasi yang dihentikan sebagai komponen dari sebuah
perusahaan yang telah diungkapkan dan,
 Merepresentasikan garis besar dari kegiatan bisnis
 Merupakan bagian tunggal garis besar kegiatan bisnis
 Merupakan anak perusahaan yang diakuisisi secara eksklusif dengan maksud
untuk dijual kembali
Perusahaan melaporkan sebagai operasi yang dihentikan (dalam kategori yang
terpisah pada laporan laba rugi) untung atau rugi dari penghapusan komponen dari
kegiatan bisnis. Perusahaan juga melaporkan hasil dari kegiatan operasi sebagai
komponen yang telah atu akan dihapus secara sebagian dari operasi yang
dilanjutkan.
Perusahaan menggunakan frase “pendapatan dari operasi yang berlanjut” hanya
ketika untung atau rugi pada operasi yang dihentikan terjadi. Perusahaan yang
melaporkan operasi yang dihentikan harus melaporkan nilai per lembar saham
pada pembukaan laba rugi atau pada catatan atas laporan keuangan.
8. Alokasi pajak intraperiode
Perusahaan harus mencatat operasi yang dihentikan pada bagian dalam laporan
laba rugi atau pada laporan laba ditahan bersih setelah pajak. Serangkaian
prosedur ini merupakan alokasi pajak intraperiode, yaitu alokasi dalam suatu
periode siklus akuntansi. Alokasi ini menghubungkan beban pajak penghasilan
dari periode fiscal dengan pos-pos khusus yang meningkatkan jumlah provisi
pajak.
Dengan adanya alokasi pajak intraperiode, pengguna laporan keuangan akan
lebih mudah memahami dampak pajak penghasilan terhadap komponen-
komponen laba bersih. Sebagai contoh, pembaca laporan keuangan akan
memahami seberapa besar beban pajak penghasilan yang berkaitan dengan
transaksi serta kejadian operasi yang dihentikan. Pendekatan ini membantu
memprediksi dengan lebih baik jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas di
masa depan. Alokasi pajak intraperiode dalam income statement digunakan untuk
pos-pos, laba dari operasi berlanjut dan operasi yang dihentikan. Konsep
umumnya adalah membiarkan pajak mengikuti laba.
9. Keuntungan dari operasi yang dihentikan
Dalam menerapkan konsep alokasi pajak intraperiode, pajak penhasilan yang
berasal dari laba sebelum pajak penghasilan ditentukan dari transaksi pendapatan
dan beban yang berhubungan dengan laba tersebut. Dalam perhitungan pajak
penghasilan ini, perusahaan mengabaikan konsekuensi pajak dari pos-pos yang
tidak terlibat dalam penentuan laba sebelum pajak penghasila dan operasi yang
dihentikan.
10. Kerugian dari operasi yang dihentikan
Perhitungan laba bersih operasi yang dihentikan adalah laba sebelum pajak
penghasilan dari operasi yang dihentikan dikurangi oleh pajak penghasilanyang
kemudian dikurangi akumulasi dari kerugian lain-lain yang telah dikurangi
dengan pengurangan pajak penghasilan yang berlaku, sehingga hasilnya adalah
laba bersih. Dalam hal ini, kerugian yang terdapat pada operasi yang dihentikan
adalah adanya kerugian yang tidak dapat diperkirakan.

D. ISU-ISU MENGENAI PELAPORAN


1. Perubahan prinsip akuntansi
Perubahan prinsip akuntansi seringkali terjadi dalam prakteknya, karena kejadian
atau kondisi pening pada tanggal pelaporan mungkin masih diperdebatkan atau
bersifat tidak pasti. Karena itu, salah satu jenis perubahan akuntansi terjadi ketika
sutau prinsip dasar akuntansi yang digunakan berbeda dengan yang digunakan pada
periode sebelumnya. Perubahan prinsip akuntansi tersebut mencakup perubahan
metode persentase penyelesaian menjadi metode selesainya kontrak.
Sebuah entitas mengakui perubahan-perubahan prinsip akuntansi tersebut dengan
melakukan penyesuaian retrospektif terhadap laporan keuangan. Penyesuaian ini
dilakukan dengan membuat laporan keuangan tahun-tahun sebelumnya konsisten
dengan menggunakan prinsip yang baru diadopsi. Perusahaan harus mencatat
pengaruh kumulatif dari perubahan periode yang lalu tersebut sebagai penyesuaian
terhadap laba ditahan pada awal tahun.
a. Perubahan estimasi
Estimasi selalu melekat dalam proses akuntansi, seperti setimasi umur manfaat
dannilai sisa aktiva yang dapat disusutkan, piutang tak tertagih, keuasangan
persediaan, dan jumlah periode yang diharapkan atas manfaat dari pengeluaran
tertentu. Karena berlalunya waktu, perubahan kondisi atau informasi baru yang
diperoleh, estimasi dapat diubah. Perubahan estimasi diakui dalam periode
terjadinya perubahan tersebut serta periode di masa depan jika perubahan itu
mempengaruhi kedua-duanya. Perubahan estimasi ini tidak disesuaikan secara
retrospektif, tetapi dikompensasi ke tahun sebelumnya untuk menyesuaikan
periode yang telah lalu. Perubahan estimasi ini tidak dipandang sebagai sebuah
kesalahan.
a. Koreksi kesalahan
Kesalahan yang umumnya terjadi adalah akibat kesalahan dalam mengaplikasikan
prinsip akuntansi, kesalahan matematis, dan kesalahan dalam menggunakan fakta-
fakta yang terjadi pada waktu laporan keuangan disajikan. Pada tahun belakangan
ini banyak perusahaan yang telah mengoreksi kesalahan dalam pelaporan
keuangan. Kesalahan yang paling umum adalah terkait dengan pelaporan
pendapatan yang tidak tepat, akuntansi untuk opsi saham, penyisihan piutang,
persediaan, restrukturisasi, dan kerugian kontijensi.
Perusahaan harus mengoreksi kesalahan tersebut dengan membuat ayat jurnal
koreksi yang benar pada akun yang bersangkutan dan melaporkan koreksi tersebut
pada laporan keuangan. Koreksi kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian
periode sebelumnya yang serupa dengan perubahan prinsip dasar akuntansi.
Perusahaan harus mencatat koreksi kesalahan pada saat terjadinya kesalahan
tersebut atau pada tahun berjalan. Perusahaan tersebut juga harus melaporkan
kesalahan dalam laporan keuangan sebagai penyesuaian atas saldo awal laba
ditahan. Jika perusahaan membuat laporan keuangan komparatif, perusahaan
tersebut harus menyatakan kembali laporan sebelumnya untuk mengetahui
dampak yang ditimbulkan dari kesalahan tersebut.
2. Laporan Laba Ditahan
Laba bersih akan meningkatkan laba ditahan dan rugi bersih akan menurunkan laba
ditahan. Selain itu baik dividen saham maupun dividen tunai akan menurunkan laba
ditahan. Perubahan pada prinsip dasar akuntansi yang dianut perusahaan dan
penyesuaian pada periode sebelumnya dapat meningkatkan atau menurunkan laba
ditahan. Penyesuaian periode sebelmunya yang telah dikurangi dengan pajak harus
dibebankan atau dikredit ke saldo awal laba ditahan, sehingga tidak dimasukkan
dalam komponen penentuan laba bersih pada tahun berjalan.
Rekonsiliasi antara saldo awal dengan saldo akhir laba ditahan menyediakan
informasi tentang alasan aktiva bersih yang dapat meningkat atau menurun selama
tahun berjalan. Asosiasi antara distribusi dividen dengan laba bersih periode berjalan
mengindikasikan apa yang dilakukan manajemen terhadap laba.
Perusahaan seringkali membatasi laba ditahan sesuai dengan persyaratan
kontraktual, kebijakan dewan direksi, atau kebutuhan saat ini. Kebanyakan
perusahaan mengungkapkan jumlah laba ditahan yang dibatasi dalam catatan atas
laporan keuangannya. Perusahaan perlu memindahkan jumlah laba ditahan yang
dibatasi ke akun laba ditahan yang diapropriasi.
3. Laba Komprehensif
Perusahaan biasanya memasukkan semua pendapatan, beban, serta keuntungan dari
kerugian dalam laba yang diakui selama periode berjalan. Pos-pos ini diklasifikasikan
dalam laporan laba rugi sehingga para pembaca laporan keuangan dapat memahami
dengan lebih baik signifikansi dari berbagai komponen laba bersih. Perubahan prinsip
akuntansi dan koreksi kesalahan tidak dilibatkan dalam penghitungan laba bersih
karena pengaruhnya terkait dengan periode sebelumnya. Pos-pos yang melewati
laporan laba rugi akan dimasukkan menurut konsep laba komprehensif. Laba
komprehensif meliputi semua perubahan ekuitas selama suatu periode kecuali
perubahan akibat investasi oleh semua pendapatan dan keuntungan, beban adan
kerugian yang dilaporkan pada laba bersih. Selain itu hal tersebut juga mencakup
keuntungan dan kerugian yang tidak dimasukkan pada laba bersih tetapi
mempengaruhi modal pemegang saham. FASB memutuskan bahwa komponen laba
komprehensif harus disajikan menggunakan kedua cara, baik laporan laba rugi kedua
yang terpisah, atau laporan gabungan laba komprehensif.
 Laporan laba rugi kedua
Pelaporan laba komprehensif dalam laporan yang terpisah menggambarkan bahwa
keuntungan dan kerugian yang kelompokkan sebagai laba komprehensif lainnya
adalah jenis yang sama dengan keuntungan dan kerugian biasa. Laba bersih
merupakan titik awal dalam laporan laba rugi komprehensif, hal tersebut
menggambarkan hubungan antara laporan laba rugi biasa dengan laporan laba rugi
komprehensif.
 Laporan gabungan laba komprehensif
Pendekatan kedua untuk melaporkan laba komprehensif lainnya adalah membuat
laporan gabungan laba komprehensif. Dalam pendekatan ini, laba bersih biasa
adalah subtotal, sementara total laba komprehensif ditunjukkan sebagai total akhir.
Laporan gabungan laba komprehensif ini memiliki kelebihan karena perusahaan
tidak perlu membuat laporan keuangan baru. Akan tetapi, kelemahannya adalah
dapat menyembunyikan laba bersih sebagai subtotal dalam.
4. Laporan perubahan ekuitas
Ekuitas umumnya terdiri dari modal saham biasa, saham premium biasa, laba
ditahan, dan akumulasi keseimbangan dalam pendapatan komprehensif lain. Item-
item yang diungkapkan dalam laporan ini antara lain:
 Laba komprehensif periode berjalan
 Kontribusi dan distribusi kepada pemilik
 Rekonsiliasi dari nilai tercatat masing-masing komponen ekuitas

Anda mungkin juga menyukai