Anda di halaman 1dari 4

Bab 3 Teori-Teori Etika

Resume

Disusun untuk Memenuhi Tugas Etika Bisnis dan Profesi

Dosen : Hiras Pasaribu, DR, M.Si., Ak., CA

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

2020
Teori-Teori Etika

A. Etika Absolut versus Etika Relatif


1) Etika absolut meyakini bahwa dalam masyarakat terdapat prinsip-prinsip etika yang
bersifat mutlak, berlaku universal kapan pun dan dimana pun.
2) Etika relatif menjelaskan bahwa tidak ada prinsip atau nilai moral yang berlaku umum,
prinsip atau nilai moral yang ada dalam masyarakat berbeda-beda untuk masyarakat
yang berbeda dan untuk situasi yang berbeda pula.
B. Perkembangan Perilaku Moral
Perkembangan perilaku moral dijelaskan oleh Kohlberg dalam teorinya tentang
perkembangan perilaku moral. Dalam teori tersebut dijelaskan bahwa tahapan
perkembangan moral berhubungan dengan pertambahan umur seseorang. Makin
bertambah umur seseorang, diharapkan makin meningkat pula kesadaran moralnya.

C. Beberapa Teori Etika


1) Egoisme
Teori ini diperkenalkan oleh Rachels. Teori ini menjelaskan tentang dua konsep yang
berhubungan dengan egoisme, yaitu egoisme psikologis dan egoisme etis. Egoisme
psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia
dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri, tidak ada yang benar-benar peduli pada
orang lain, seseorang peduli kepada orang lain hanyalah sebuah ilusi. Sedangkan
egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri. Egoisme
psikologis dan etis sama-sama dilandasi oleh kepentingan diri sendiri, yang
membedakan adalah, egoisme psikologis merugikan orang lain sedangkan egoisme etis
tidak selalu merugikan orang lain.
Munculnya paham egoisme etis memberikan landasan yang sangat kuat bagi
munculnya paham ekonomi kapitalis dalam ilmu ekonomi. Paham ekonomi kapitalis ini
dipelopori oleh Adam Smith. Adam Smith berpandangan bahwa kekayaan suatu negara
akan tumbuh maksimal bila setiap individu diberi kebebasan untuk mengejar
kepentingan(kekayaan)-nya masing-masing.
2) Utilitarianisme
Menurut teori ini, suatu tindakan dapat dikatakan baik jika membawa manfaat bagi
sebanyak mungkin anggota masyarakat. Jadi, ukuran baik tidaknya suatu tindakan
dilihat dari akibat, konsekuensi, atau tujuan dari tindakan itu-apakah memberi manfaat
atau tidak.
Teori ini menjadi landasan konsep cost and benefit dan paham stakeholders. Berikut
adalah kritik terhadap teori ini:
a) Utilitarianisme hanya menekankan tujuan/manfaat pada pencapaian kebahagiaan
duniawi dan mengabaikan aspek rohani
b) Utilitarianisme mengorbankan prinsip keadilan dan hak individu/minoritas demi
keuntungan sebagian besar orang
3) Deontologi
Menurut teori ini, etis tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya sama sekali dengan
tujuan, konsekuensi, atau akibat dari tindakan tersebut. Konsekuensi suatu tindakan
tidak boleh menjadi pertimbangan untuk menilai etis atau tidaknya suatu tindakan.
Suatu tindakan tidak pernah menjadi baik karena hasilnya baik. Hasil baik tidak pernah
menjadi alasan untuk membenarkan suatu tindakan, melainkan hanya karena kita wajib
melaksanakan tindakan tersebut demi kewajiban itu sendiri. Kewajiban moral harus
dilaksanakan demi kewajiban itu sendiri bukan karena keinginan untuk memperoleh
tujuan kebahagiaan, bukan juga karena kewajiban moral itu diperintahkan oleh Tuhan.
Moralitas hendaknya bersifat otonom dan harus berpusat pada pengertian manusia
berdasarkan akal sehat yang dimiliki manusia itu sendiri. Dengan kata lain, kewajiban
moral mutlak itu bersifat rasional.
4) Teori Hak
Menurut teori hak, suatu tindakan atau perbuatan dianggap baik bila perbuatan atau
tindakan tersebut sesuai dengan hak asasi manusia(HAM).
5) Teori Keutamaan
Teori ini tidak menanyakan tindakan mana yang etis dan tindakan mana yang tidak etis,
namun memberikan pemahaman mengenai sifat-sifat dan karakter apa yang harus
dimiliki oleh seseorang agar bisa menjadi manusia utama.
6) Teori Etika Teonom
Teori ini mengatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh
kesesuaian hubungannya dengan kehendak Allah. Perilaku manusia secara moral
dianggap baik jika sepadan dengan kehendak Allah, dan perilaku manusia dianggap
tidak baik jika tidak mengikuti aturan-aturan/perintah Allah sebagaimana dituangkan
dalam kitab suci.
D. Etika Abad ke-20
1) Arti Kata “Baik” menurut George Edwars Moore
Menurut Moore kata”baik” tidak dapat didefinisikan. Baik adalah baik.
2) Tatanan Nilai Max Scheller
Menurut Max Scheller manusia wajib memenuhi sesuatu untuk mencapai sesuatu yang
baik, dan yang baik itu adalah nilai. Jadi, inti dari tindakan moral adalah tujuan
merealisasikan nilai-nilai dan bukan asal memenuhi kewajiban saja.
3) Etika Situasi Joseph Fletcher
Menurut Joseph Fletcher, setiap kewajiban moral selalu bergantung pada situasi
konkret. Sesuatu ketika berada dalam situasi tertentu bisa jadi baik dan tepat, tetapi
ketika berada dalam situasi yang lainbisa jadi jelek dan salah.
4) Pandangan Penuh Kasih Iris Murdoch
Teori ini menyatakan bahwa bukan kemampuan otonom yang menciptakan nilai,
melainkan kemampuan untuk melihat dengan penuh kasih dan adil. Hanya pandangan
yang adil dan penuh kasih yang menghasilkan pengertian yang betul-betul benar.
5) Pengelolaan Kelakuan Byrrhus Frederic Skinner
Menurut Skinner,untuk menemukan bagaimana manusia harus bertindak diperlukan
adanya sebuah teknologi/cara yang berasal dari luar diri manusia itu sendiri.
6) Prinsip Tanggung Jawab Hans Jonas
Menurut Jonas, etika tradisional yang hanya memperhatikan akibat tindakan manusia
dalam lingkungan dekat dan sesaat sudah tidak dapat lagi menghadapi ancaman global
kehidupan manusia dan semua kehidupan di dunia ini, oleh karena itu diperlukan
adanya rancangan etika baru yang berfokus pada tanggung jawab atas keutuhan
kondisi-kondisi kehidupan umat manusia di masa depan.
7) Kegagalan Etika Pencerahan Alasdair Maclntyre
Menurut Maclntyre, etika pencerahan telah membuang apa yang menjadi dasar
rasionalitas setiap ajaran moral, oleh karena itu, Maclntyre menganjurkan agar etika
kembali pada paham teleologis tentang manusia.
E. Teori Etika dan Paradigma Hakikat Manusia
1) Telah muncul berbagai teori etika yang masing-masing mempunyai pendukung dan
penentang yang cukup berpengaruh.
2) Beragam teori etika muncul karena adanya perbedaan paradigma, pola pikir, atau
pemahaman tentang hakikat hidup sebagai manusia.
3) Hampir semua teori etika didasarkan atas paradigma tidak utuh tentang hakikat
manusia.
4) Apabila dilihat dari suatu proses evolusi kesadaran diri, semua teori yang ada
menjelaskan tahapan-tahapan moralitas sejalan dengan pertumbuhan tingkat kesadaran
diri seseorang.
5) Teori-teori tersebut dapat dipadukan menjadi satu teori tunggal berdasarkan paradigma
hakikat manusia secara utuh.
6) Inti dari etika manusia utuh adalah keseimbangan pada:
a) Kepentingan pribadi, kepentingan masyarakat, dan kepentingan Tuhan
b) Keseimbangan modal materi(PQ dan IQ), modal sosial(EQ), dan modal
spiritual(SQ)
c) Kebahagiaan antara hak(individu) dengan kewajiban kepada dan Tuhan

Tantangan ke Depan Etika sebagai Ilmu


Ilmu etika ke depan hendaknya didasarkan atas paradigma manusia utuh, yaitu suatu pola
pikir yang mengutamakan integrasi dan keseimbangan pada:
1) Pertumbuhan PQ, IQ, EQ, dan SQ
2) Kepentingan individu, kepentingan masyarakat, dan kepentingan Tuhan
3) Keseimbangan tujuan lahiriah(duniawi) dengan tujuan rohaniah(spiritual).

Anda mungkin juga menyukai