Disusun untuk Memenuhi Tugas Etika Bisnis dan Profesi
Dosen : Hiras Pasaribu, DR, M.Si., Ak., CA
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
2020 Teori-Teori Etika
A. Etika Absolut versus Etika Relatif
1) Etika absolut meyakini bahwa dalam masyarakat terdapat prinsip-prinsip etika yang bersifat mutlak, berlaku universal kapan pun dan dimana pun. 2) Etika relatif menjelaskan bahwa tidak ada prinsip atau nilai moral yang berlaku umum, prinsip atau nilai moral yang ada dalam masyarakat berbeda-beda untuk masyarakat yang berbeda dan untuk situasi yang berbeda pula. B. Perkembangan Perilaku Moral Perkembangan perilaku moral dijelaskan oleh Kohlberg dalam teorinya tentang perkembangan perilaku moral. Dalam teori tersebut dijelaskan bahwa tahapan perkembangan moral berhubungan dengan pertambahan umur seseorang. Makin bertambah umur seseorang, diharapkan makin meningkat pula kesadaran moralnya.
C. Beberapa Teori Etika
1) Egoisme Teori ini diperkenalkan oleh Rachels. Teori ini menjelaskan tentang dua konsep yang berhubungan dengan egoisme, yaitu egoisme psikologis dan egoisme etis. Egoisme psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri, tidak ada yang benar-benar peduli pada orang lain, seseorang peduli kepada orang lain hanyalah sebuah ilusi. Sedangkan egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri. Egoisme psikologis dan etis sama-sama dilandasi oleh kepentingan diri sendiri, yang membedakan adalah, egoisme psikologis merugikan orang lain sedangkan egoisme etis tidak selalu merugikan orang lain. Munculnya paham egoisme etis memberikan landasan yang sangat kuat bagi munculnya paham ekonomi kapitalis dalam ilmu ekonomi. Paham ekonomi kapitalis ini dipelopori oleh Adam Smith. Adam Smith berpandangan bahwa kekayaan suatu negara akan tumbuh maksimal bila setiap individu diberi kebebasan untuk mengejar kepentingan(kekayaan)-nya masing-masing. 2) Utilitarianisme Menurut teori ini, suatu tindakan dapat dikatakan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat. Jadi, ukuran baik tidaknya suatu tindakan dilihat dari akibat, konsekuensi, atau tujuan dari tindakan itu-apakah memberi manfaat atau tidak. Teori ini menjadi landasan konsep cost and benefit dan paham stakeholders. Berikut adalah kritik terhadap teori ini: a) Utilitarianisme hanya menekankan tujuan/manfaat pada pencapaian kebahagiaan duniawi dan mengabaikan aspek rohani b) Utilitarianisme mengorbankan prinsip keadilan dan hak individu/minoritas demi keuntungan sebagian besar orang 3) Deontologi Menurut teori ini, etis tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan, konsekuensi, atau akibat dari tindakan tersebut. Konsekuensi suatu tindakan tidak boleh menjadi pertimbangan untuk menilai etis atau tidaknya suatu tindakan. Suatu tindakan tidak pernah menjadi baik karena hasilnya baik. Hasil baik tidak pernah menjadi alasan untuk membenarkan suatu tindakan, melainkan hanya karena kita wajib melaksanakan tindakan tersebut demi kewajiban itu sendiri. Kewajiban moral harus dilaksanakan demi kewajiban itu sendiri bukan karena keinginan untuk memperoleh tujuan kebahagiaan, bukan juga karena kewajiban moral itu diperintahkan oleh Tuhan. Moralitas hendaknya bersifat otonom dan harus berpusat pada pengertian manusia berdasarkan akal sehat yang dimiliki manusia itu sendiri. Dengan kata lain, kewajiban moral mutlak itu bersifat rasional. 4) Teori Hak Menurut teori hak, suatu tindakan atau perbuatan dianggap baik bila perbuatan atau tindakan tersebut sesuai dengan hak asasi manusia(HAM). 5) Teori Keutamaan Teori ini tidak menanyakan tindakan mana yang etis dan tindakan mana yang tidak etis, namun memberikan pemahaman mengenai sifat-sifat dan karakter apa yang harus dimiliki oleh seseorang agar bisa menjadi manusia utama. 6) Teori Etika Teonom Teori ini mengatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak Allah. Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika sepadan dengan kehendak Allah, dan perilaku manusia dianggap tidak baik jika tidak mengikuti aturan-aturan/perintah Allah sebagaimana dituangkan dalam kitab suci. D. Etika Abad ke-20 1) Arti Kata “Baik” menurut George Edwars Moore Menurut Moore kata”baik” tidak dapat didefinisikan. Baik adalah baik. 2) Tatanan Nilai Max Scheller Menurut Max Scheller manusia wajib memenuhi sesuatu untuk mencapai sesuatu yang baik, dan yang baik itu adalah nilai. Jadi, inti dari tindakan moral adalah tujuan merealisasikan nilai-nilai dan bukan asal memenuhi kewajiban saja. 3) Etika Situasi Joseph Fletcher Menurut Joseph Fletcher, setiap kewajiban moral selalu bergantung pada situasi konkret. Sesuatu ketika berada dalam situasi tertentu bisa jadi baik dan tepat, tetapi ketika berada dalam situasi yang lainbisa jadi jelek dan salah. 4) Pandangan Penuh Kasih Iris Murdoch Teori ini menyatakan bahwa bukan kemampuan otonom yang menciptakan nilai, melainkan kemampuan untuk melihat dengan penuh kasih dan adil. Hanya pandangan yang adil dan penuh kasih yang menghasilkan pengertian yang betul-betul benar. 5) Pengelolaan Kelakuan Byrrhus Frederic Skinner Menurut Skinner,untuk menemukan bagaimana manusia harus bertindak diperlukan adanya sebuah teknologi/cara yang berasal dari luar diri manusia itu sendiri. 6) Prinsip Tanggung Jawab Hans Jonas Menurut Jonas, etika tradisional yang hanya memperhatikan akibat tindakan manusia dalam lingkungan dekat dan sesaat sudah tidak dapat lagi menghadapi ancaman global kehidupan manusia dan semua kehidupan di dunia ini, oleh karena itu diperlukan adanya rancangan etika baru yang berfokus pada tanggung jawab atas keutuhan kondisi-kondisi kehidupan umat manusia di masa depan. 7) Kegagalan Etika Pencerahan Alasdair Maclntyre Menurut Maclntyre, etika pencerahan telah membuang apa yang menjadi dasar rasionalitas setiap ajaran moral, oleh karena itu, Maclntyre menganjurkan agar etika kembali pada paham teleologis tentang manusia. E. Teori Etika dan Paradigma Hakikat Manusia 1) Telah muncul berbagai teori etika yang masing-masing mempunyai pendukung dan penentang yang cukup berpengaruh. 2) Beragam teori etika muncul karena adanya perbedaan paradigma, pola pikir, atau pemahaman tentang hakikat hidup sebagai manusia. 3) Hampir semua teori etika didasarkan atas paradigma tidak utuh tentang hakikat manusia. 4) Apabila dilihat dari suatu proses evolusi kesadaran diri, semua teori yang ada menjelaskan tahapan-tahapan moralitas sejalan dengan pertumbuhan tingkat kesadaran diri seseorang. 5) Teori-teori tersebut dapat dipadukan menjadi satu teori tunggal berdasarkan paradigma hakikat manusia secara utuh. 6) Inti dari etika manusia utuh adalah keseimbangan pada: a) Kepentingan pribadi, kepentingan masyarakat, dan kepentingan Tuhan b) Keseimbangan modal materi(PQ dan IQ), modal sosial(EQ), dan modal spiritual(SQ) c) Kebahagiaan antara hak(individu) dengan kewajiban kepada dan Tuhan
Tantangan ke Depan Etika sebagai Ilmu
Ilmu etika ke depan hendaknya didasarkan atas paradigma manusia utuh, yaitu suatu pola pikir yang mengutamakan integrasi dan keseimbangan pada: 1) Pertumbuhan PQ, IQ, EQ, dan SQ 2) Kepentingan individu, kepentingan masyarakat, dan kepentingan Tuhan 3) Keseimbangan tujuan lahiriah(duniawi) dengan tujuan rohaniah(spiritual).