Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Prihadi (2013:52) mengatakan bahwa laporan arus kas memberikan informasi
bagaimana arus kas diperoleh dan dihasilkan. Pola penggunaan dan penerimaan kas
perusahaan dapat dilihat dari laporan arus kas. Pernyataan ini sama seperti pernyataan
Subramanyan (2008:91) yang mengatakan arus kas masuk dikurangi arus kas keluar
pada periode berjalan. Menurut Subramanyan (2008:91) arus kas berbeda dengan
kinerja akrual. Ukuran arus kas mengakui arus masuk saat kas diterima walaupun
belum tentu dihasilkan. Dan mengakui arus keluar saat kas dibayarkan walaupun
beban belum tentu terjadi.
Laporan arus kas melaporkan ukuran arus kas untuk tiga aktivitas usaha
perusahaan: operasi, investasi, dan pendanaan. Hal ini sesuai dengan tujuan laporan
arus kas untuk menyediakan informasi arus kas masuk dan arus kas keluar untuk
membedakan sumber dana penggunaan arus kas.
Laporan arus kas diharapkan mampu menjelaskan bagaimana kas dihasilkan
dan digunakan. Laporan ini sekaligus mengatasi kekurangan laporan laba rugi
berbasis akrual. Karena laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, dan saldo
laba seringkali gagal menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: bagaimana
perusahaan mendanai investasi yang dilakukan, mengapa perusahaan mampu
membeli aktiva tetap dalam jumlah besar pada saat perusahaan dalam keadaan rugi,
dan berapa besar program ekspansi perusahaan didanai arus operasi.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa saja Klasifikasi Standar Dalam Laporan Arus Kas
1.2.2. Bagaimana Pengaruh Klasifikasi Arus Kas Terhadap Proses Analisis
1.2.3. Bagaimana Format dan Langkah Penyusunan Laporan Arus Kas

1.3. Tujuan
1.3.1. Memaparkan Klasifikasi Standar Dalam Laporan Arus Kas
1.3.2. Menjelaskan Pengaruh Klasifikasi Arus Kas Terhadap Proses Analisis
1.3.3. Menjelaskan Format dan Langkah Penyusunan Laporan Arus Kas
BAB II
PEMBAHASAN

1.4. Klasifikasi Standar Dalam Laporan Arus Kas


Standar pelaporan dalam arus kas membagi arus kas menjadi tiga kelompok,
yaitu:
 Aktivitas operasi
 Aktivitas investasi
 Aktivitas pendanaan (financing)
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasilan utama pendapatan perusahaan
dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Arus kas
dari aktivitas operasi mencakup semua efek kas dari setiap transaksi atau kejadian
yang merupakan komponen penentuan laba bersih, seperti penerimaan kas dari
penjualan barang dagangan, pembayaran kas pembelian bahan kepada supplier, dan
pembayaran gaji karyawan perusahaan. Menurut Subramanyan (2008:93), aktivitas
operasi merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba.
Aktivitas investasi adalah aktivitas perolehan atau pelepasan aktiva jangka
Panjang dan investasi yang tidak termasuk dalam pengertian setara kas. Arus kas dari
aktivitas investasi antara lain mencakup penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap
dan pengeluaran kas untuk pembelian mesin produksi. Aktivitas investasi merupakan
cara untuk memperoleh dan menghapuskan asset non kas. Aktivitas ini meliputi asset
yang diharapkan untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. (Subramanyan,
2008:94).
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah dan komposisi kewajiban (utang) jangka Panjang dan modal (ekuitas)
perusahaan. Arus kas dari aktivitas pendanaan antara lain mencakup penerimaan kas
dari penerbitan saham baru, dan pengeluaran kas untuk pembayaran utang jangka
Panjang. Sedangkan menurut Subramanyan (2008:94), aktivitas pendanaan
merupakan cara untuk mendistribusikan, menarik, dan mendapatkan dana untuk
mendukung aktivitas usaha.
Arus kas baik kas masuk (cash-inflow) maupun kas keluar (cash-outflow)
untuk masing-masing klasifikasi tersebut disajikan pada table berikut:
AKTIVITAS OPERASI
Kas masuk (cash inflow)
Penjualan barang dagangan
Pendapatan royalty, komisi, fee, dan imbalan lain
Pendapatan bunga dan dividen
Pos-pos Laba-Rugi
Kas keluar (cash outflow)
Pembayaran kepada pemasok barang dan jasa
Pembayaran gaji karyawan
Pembayaran pajak
Pembayaran bunga dan biaya-biaya lainnya
INVESTASI
Kas masuk (cash-inflow)
Penjualan aktiva tetap
Penjualan investasi jangka Panjang Pos-pos Aktiva tidak lancar
Kas keluar (cash-outflow)
Pembelian aktiva tetap
Pembelian investasi jangka Panjang
PENDANAAN
Kas masuk (cash-inflow)
Penerbitan saham baru
Penerbitan jangka Panjang Pos-pos utang jangka Panjang
Kas keluar (cash-outflow) dan modal
Pembayaran dividen
Penarikan kembali saham (treasury stock)
Pembayaran utang jangka panjang

1.5. Pengaruh Klasifikasi Arus Kas Terhadap Proses Analisis


Telah dijelaskan diatas, klasifikasi arus kas terdiri dari aktivitas operasi,
aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Jika dipelajari lebih jauh tentang laporan
kas akan ditemukan beberapa masalah klasifikasi. Salah satu masalah klasifikasi
adalah beban bunga. Beban bunga dalam laporan arus kas standar dimasukkan ke
dalam arus kas operasi. Dalam logika orang keuangan, beban tersebut adalah kegiatan
pendanaan. Beban bunga timbul dari keputusan pendanaan karena timbulnya utang.
Jadi semenstinya beban bunga masuk ke dalam aktivitas pendanaan.
Masalah klasifikasi kedua adalah pendapatan bunga. Pendapatan bunga timbul
sebagai akibat investasi. Jadi seharusnya pendapatan bunga masuk ke dalam aktivitas
investasi. Dilaporan arus kas standar, pendapatan bunga diklasifikasikan ke dalam
aktivitas operasi.

Pendapatan
Beban bunga
Operasi
bunga

Pendanaan Investasi

Adanya klasifikasi yang berbeda mengakibatkan perlunya proses tambahan


pada waktu akan menganalisis laporan arus kas antar perusahaan. Analisis akan
dihadapkan pada masalah komparabilitas dan materialitas.
Komparabilitas menuntut analis untuk menghitung arus kas dengan cara yang
sama. Sementara materialis menuntut analis untuk mempertimbangkan besarnya
pengaruh klasifikasi terhadap hasil akhir.
1.6. Format dan Langkah Penyusunan Laporan Arus Kas
Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sebagai bagian dari laporan
keuangan tahunannya. Untuk menentukan dan menyajikan arus kas yang berasal dari
aktivitas operasi dapat digunakan salah satu dari dua metode, yaitu metode langsung
(direct method) dan metode tak langsung (indirect method).
Metode langsung adalah metode yang hanya terdiri atas arus kas operasi yang
dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu penerimaan kas dan pengeluaran kas.
Sedangkan metode tak langsung dalam menyajikan jumlah arus kas bersih yang sama
dari aktivitas operasi dapat dilakukan dengan menyesuaikan laba bersih berbasis
akrual dengan perubahan aktiva atau utang lancer yang berkaitan.
Pada format laporan, arus kas diklasifikasikan menjadi tiga klasifikasi yang
merupakan format umum laporan arus kas. Pada bagian pertama laporan disajikan
arus kas dari aktivitas operasi, dan diikuti oleh arus kas dari aktivitas investasi dan
pendanaan, dan pada bagian akhir disajikan kenaikan atau penurunan bersih kas dan
setara kas selama satu periode. Untuk memperjelas cara penyusunan laporan arus kas
tersebutm berikut ini disajikan data yang diperoleh dari laporan perusahaan PT Citra
Pesona Jaya yang terdiri atas neraca dan laporan laba rugi.
PT CITRA PESONA JAYA
Neraca Komparatif
(dalam ribuan rupiah)

Keterangan 31 Desember
2009 2010
Kas Rp 236.000,00 Rp 170.000,00
surat berharga Rp 100.000,00 Rp 100.000,00
piutang dagang (bersih) Rp 813.000,00 Rp 849.000,00
Persediaan Rp 1.400.000,00 Rp 1.200.000,00
persekot pajak penghasilan Rp 154.000,00 Rp 225.000,00
total aktiva lancer Rp 2.703.000,00 Rp 2.544.000,00
investasi jangka Panjang Rp 2.310.000,00 Rp 2.700.000,00
Tanah Rp 1.800.000,00 Rp 2.220.000,00
Bangunan Rp 8.340.000,00 Rp 6.480.000,00
mebel dan perlatan kantor Rp 6.222.000,00 Rp 5.382.000,00
akumulasi depresiasi ( Rp 3.267.000,00) ( Rp 2.808.000,00)
Paten Rp 1.680.000,00 Rp 1.500.000,00
total aktiva Rp 19.788.000,00 Rp 18.018.000,00
utang dagang Rp 680.000,00 Rp 635.000,00
utang wesel Rp 500.000,00 Rp 550.000,00
utang biaya sewa Rp 53.000,00 Rp 63.000,00
total kewajiban lancer Rp 1.233.000,00 Rp 1.248.000,00
utang obligasi Rp 900.000,00 Rp 9.000.000,00
diskonto utang obligasi ( Rp 225.000,00) ( Rp 198.000,00)
total kewajiban Rp 10.088.000,00 Rp 10.050.000,00
modal saham biasa Rp 3.700.000,00 Rp 2.700.000,00
agio saham biasa Rp 500.000,00 Rp 300.000,00
laba ditahan Rp 5.580.000,00 Rp 4.968.000,00
total ekuitas Rp 9.780.000,00 Rp 7.968.000,00
total kewajiban dan ekuitas Rp 19.788.000,00 Rp 18.018.000,00

Dengan informasi tambahan sebagai berikut:


1) Tidak ada penjualan investasi jangka Panjang selama tahun 2010
2) Tidak terjadi penjualan tanah selama tahub 2010. Pembelian tanah dilakukan
secara tunai
3) Tidak terjadi pembelian bangunan, mebel, dan peralatan selama tahun 2010
4) Selama tahun 2010, terjadi penarikan kembali saham yang beredar dengan
harga sama dengan harga perdananya
5) Selama tahun 2010 perusahaan membayarkan dividen tunai kepada pemegang
saham sebesar Rp. 1.732.000,00
6) Perubahan rekening paten dan diskonto utang obligasi disebabkan oleh beban
amortisasi tahun 2010
Penjualan Rp 29.500.000,00
Harga Pokok penjualan Rp 16.200.000,00
Laba kotor Rp 13.300.000,00
Biaya Usaha
Biaya Pemasaran Rp 5.300.000,00
Biaya Administrasi Umum Rp 4.710.000,00
Depresiasi Aktiva Tetap Rp 420.000,00
Amortisasi Paten Rp 180.000,00
Total Biaya Usaha Rp 10.610.000,00
Laba Usaha Rp 2.690.000,00
Pendapatan dan Biaya di Luar Usaha:
Biaya Bunga (termasuk amortisasi
diskonto ( Rp 1.150.000,00)
Rugi penjualan bangunan ( Rp 60.000,00)
Rugi penjualan mebel dan peralatan ( Rp 90.000,00)
Rugi di luar usaha ( Rp 1.300.000,00)
Laba sebelum pajak Rp 1.390.000,00
pajak penghasilan ( Rp 270.000,00)
laba bersih Rp 1.120.000,00
laba bersih ditahan, 1 Januari 2010 Rp 5.580.000,00
Rp 6.700.000,00
Pembayaran dividen ( Rp 1.732.000,00)
Laba ditahan 31 Desember 2010 Rp 4.968.000,00

1.6.1. Menghitung perubahan saldo rekening kas dan setara kas


Berdasarkan data diatas, hal pertama yang dapat dilakukan adalah menghitung
perubahan rekening dan setara kas. Saldo awal kas dan setara kas adalah Rp.
336.000,- didapatkan dari kas dan surat berharga pada tahun 2009. Dan saldo akhir
Rp. 270.000,- yang didapatkan dari kas dan surat berharga pada tahun 2010. Dari
hasil tersebut, selama tahun 2010 dapat dihitung penurunan kas dan setara kas sebesar
Rp. 66.000,-
1.6.2. Menghitung perubahan bersih setiap rekening neraca selain rekening kas dan
setara kas
Langkah kedua yaitu dengan menghitung perubahan bersih setiap rekening
kecuali rekening kas dan setara kas. Yang menjelaskan mengapa rekening kas dan
setara kas berubah.
Aktiba
a) Surat berharga tidak mengalami kenaikan (operasi)
b) Piutang dagang naik sebesar Rp. 36.000,- (operasi)
c) Persediaan turun sebesar Rp. 200.000,- (operasi)
d) Persekot pajak penghasilan naik sebesar Rp. 71.000 (operasi)
e) Investasi jangka Panjang naik sebesar Rp. 390.000 (investasi)
f) Tanah naik sebesar Rp. 420.000,- (investasi)
g) Bangunan turun sebesar Rp. 1.860.000,- (investasi)
h) Mebel dan perlatan kantor turun sebesar Rp. 840.000,- (investasi)
i) Akumulasi depresiasi mebel dan peralatan turun Rp. 459.000,- (operasi)
j) Paten turun Rp. 180.000,- (investasi)
Utang
a) Utang wesel naik Rp. 50.000,- (operasi)
b) Utang dagang turun Rp. 45.000,- (operasi)
c) Utang biaya sewa naik Rp. 10.000,- (operasi)
d) Utang obligasi tetap (pendanaan)
e) Diskonto utang obligasi turun Rp. 27.000,- (operasi)
Modal
a) Modal saham turun Rp. 1.000.000,- (pendanaan)
b) Agio saham biasa turun Rp. 10.000,- (operasi)
c) Laba ditahan turun Rp. 612.000,- (kombinasi)
1.6.3. Menentukan arus kas, aktivitas investasi dan pendanaan bukan kas
Menentukan arus kas, aktivitas investasi, dan pendanaan bukan kas pada
langkah ini menggunakan informasi pada neraca komparatif, laporan laba rugi,
perubahan laba ditahan, dan informasi tambahan.
Arus kas dipisahkan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Arus kas dari aktivitas operasi dihitung dan disajikan dengan menggunakan metode
langsung atau tak langsung. Aktivitas investasi dan pendanaan bukan kas harus
disajikan terpisah pada skedul tambahan atau catatatn kas laporan keuangan.
Pada metode langsung, rekening-rekening pendapatan dan biaya pada laporan
keuangan disajikan dengan basis kas atau tunai. Dengan demikian arus kas operasi
dihitung dengan cara sebagai berikut:
Total kas yang diterima dari pelanggan:
penjualan bersih Rp 29.500.000,00
tambah : piutang dagang awal Rp 813.000,00
Rp 30.313.000,00
kurang: piutang dagang akhir Rp 849.000,00
kas yang diterima dari pelanggan Rp 29.464.000,00
total kas yang dibayarkan untuk pembelian barang
(pemasok)
harga pokok penjualan Rp 16.200.000,00
tambah : persediaan akhir Rp 1.200.000,00
Rp 17.400.000,00
kurang: persediaan awal Rp 1.400.000,00
pembelian bersih Rp 16.000.000,00
tambah : utang wesel dan utang dagang awal Rp 1.180.000,00
Rp 17.180.000,00
Kurang : utang wesel dan utang dagang akhir Rp 1.185.000,00
kas dibayarkan untuk pembelian barang (pemasok) cash
out flow Rp 15.995.000,00
total kas yang dibayarkan untuk biaya-biaya (pemasok
jasa):
biaya-biaya (selain depresiasi dan amortisasi)
biaya pemasaran Rp 5.300.000,00
biaya administrasi dan umum Rp 4.710.000,00
tambah : utang biaya sewa awal Rp 53.000,00
Rp 10.063.000,00
kurang : utang biaya sewa akhir Rp 63.000,00
kas yang dibayarkan untuk biaya-biaya (pemasok jasa) Rp 10.000.000,00
arus kas operasi dari aktiva operasi:
penerimaan kas dari pelanggan Rp 29.464.000,00
pengeluaran kas untuk pembayaran barang (pemasok) Rp 15.995.000,00
pengeluaran kas untuk pembayaran biaya Rp 10.000.000,00
arus kas bersih dari operasi Rp 3.649.000,00
pembayaran kas untuk biaya bunga
biaya bunga Rp 1.150.000,00
dikurangi: amortisasi diskonto Rp 27.000,00
pembayaran kas untuk biaya bunga Rp 1.123.000,00
pembayaran kas untuk pajak penghasilan
(270000+225000-154000) Rp 341.000,00
arus kas bersih dari aktiva operasi Rp 2.005.000,00

arus kas bersih dari aktiva investasi


penjualan bangunan, mebel, dan peralatan kantor Rp 1.671.000,00
pembelian investasi jangka Panjang ( Rp 390.000,00)
pembelian tanah ( Rp 420.000,00)
arus kas bersih dari aktiva investasi Rp 861.000,00
arus kas bersih dari aktivitas pendanaan
penarikan saham Rp 1.200.000,00
pembayaran dividen Rp 1.732.000,00
kas dibayarkan untuk pendanaan Rp 2.932.000,00
arus kas bersih dari aktivitas operasi Rp 2.005.000,00
arus kas bersih dari aktivitas investasi Rp 861.000,00
arus kas bersih (untuk) aktivitas pendanaan ( Rp 2.932.000,00)
kenaikan (penurunan) kas Rp 66.000,00

1.6.4. Menyusun laporan arus kas atas dasar hasil langkah-langkah sebelumnya
atas dasar hasil yang diperoleh pada langkah-langkah sebelumnya, dapat
disusun laporan arus kas, baik dengan menggunakan metode langsung maupun
metode tak langsung. Berikut ini akan disajikan contoh laporan arus kas
menggunakan metode langsung.
PT CITRA PESONA JAYA
Laporan Arus Kas
Untuk tahun yang Berakhir per 31 Desember 2010
(Metode Langsung)

Arus Kas dari Aktivitas Operasi:


Penerimaan kas dari pelanggan Rp 29.464.000,00
Pembayaran kas untuk pemasok ( Rp 15.995.000,00)
Pembayaran kas untuk biaya-biaya ( Rp 10.000.000,00)
Kas yang dihasilkan dari operasi Rp 3.469.000,00
pembayaran kas untuk biaya bunga ( Rp 1.123.000,00)
pembayaran kas untuk pajak penghasilan ( Rp 341.000,00)

Arus kas sebelum pos luar biasa Rp 2.005.000,00


Pos luar biasa:
Arus kas bersih dari aktivitas operasi Rp 2.005.000,00

Arus Kas dari Aktivitas Investasi:


penjualan bangunan, mebel, dan peralatan kantor Rp 1.671.000,00
pembelian Investasi Jangka Panjang ( Rp 390.000,00)
Pembelian Tanah ( Rp 420.000,00)
Arus kas bersih dari aktivitas Investasi Rp 861.000,00

Arus kas dari aktivitas pendanaan:


penarikan kembali saham ( Rp 1.200.000,00)
pembayaran dividen ( Rp 1.732.000,00)

Arus kas bersih untuk aktivitas pendanaan ( Rp 2.932.000,00)

Kenaikan (penurunan) kas dan setara kas ( Rp 66.000,00)


kas dan setara kas pada awal periode Rp 336.000,00
kas dari setara kas pada akhir periode Rp 270.000,00

Anda mungkin juga menyukai