Kelompok 13
\
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
PROGRAM NON REGULER
1. Equalisasi Peredaran Usaha Sesuai SPT Badan Dengan Peredaran Usaha Sesuai SPT
PPN
Ekualisasi pajak adalah pemeriksaan tingkat keseimbangan antara satu jenis pajak
dengan jenis pajak yang lain yang memiliki hubungan, yang dimaksud hubungan disini
adalah elemen laporan suatu jenis pajak merupakan bagian dari laporan jenis pajak yang lain
( baik itu sebagian maupun keseluruhan ). Sebagian Wajib Pajak, karena bidang usahanya,
mengharuskan angka pos peredaran usaha SPT Tahunan PPh Badan sama penyerahan
menurut SPT Masa PPN. Tetapi sebagian lagi tidak memungkinkan adanya persamaan
karena sebab-sebab sebagai berikut:
Contoh :
Temuan Penjualan sebesar Rp 8,593,213,094,- pada Laporan PPh Pasal 29,
harus diikuti dengan temuan penjualan sejumlah yang kurang lebih
sama pada Laporan PPn. Karena Wajib Pajak hanya mengakui penjualan
sebesar Rp 3,160,772,250 saja pada Laporan PPh Pasal 29 –nya, maka
pemeriksa melakukan koreksi sebesar Rp 5,432,440,844. Pada PPn pun
pemeriksa juga melakukan koreksi yang kurang lebih sama dengan yang
dilakukan pada PPh Pasal 29 –nya. Dengan demikian maka Laporan PPn
dengan Laporan PPh Pasal 29-nya sudah “equal” atau “Sesuai”atau
“berimbang”.
Penyerahan Barang dan Jasa menurut SPT Masa PPN selama 12 bulan :
a. Penjualan bruto
b. Potongan penjualan
c. Retur penjualan
d. Penjualan neto
e. Ekspor
f. Jumlah peredaran usaha
g. Selisih
2. Equalisasi Biaya-Biaya Dalam Laporan Keuangan Yang Berkaitan Dengan PPh
Pot/Put Dengan SPT PPh Pasal 21/26, 22 dan 23/26
SPT Tahunan PPh Pasal 21 berfungsi sebagai rekapitulasi dari semua objek-objek
PPh Pasal 21. Sedangkan SPT Masa PPh Pasal 21 seperti laporan keuangan interim, dilihat
dari teknis perhitungan pajak, hanya sementara. Seandainya tidak membuat SPT Tahunan
PPh Pasal 21, tetapi taat melaporkan SPT Masa PPh Pasal 21, maka SPT Masa tersebut
tetap diakui dan Wajib Pajak telah melaksanakan sebagian kewajibannya.
Angka-angka yang dicantumkan dalam SPT Tahunan PPh Pasal 21 harus dapat
dijelaskan bersumber dari perkiraan apa saja. Saat membuat SPT Tahunan PPh Pasal 21
kita harus membuat ekualisasi antara pos-pos biaya di Laporan Laba Rugi dengan SPT
Tahunan PPh Pasal 21. Ekualisasi ini akan sangat bermanfaat. Setidaknya tidak akan terjadi
penghitungan ganda (double accounting) objek PPh Pasal 21. Penghitungan ganda bisa
dilakukan oleh Wajib Pajak saat membuat SPT Tahunan maupun pemeriksa pajak yang
tidak mengerti sumber angka di SPT Tahunan PPh Pasal 21. Pemeriksa menduga objek
PPh Pasal 21 belum dilaporkan di SPT Tahunan kemudian menghitung ulang (koreksi
positif). Jika terjadi penghitungan ganda seperti itu tentu merugikan Wajib Pajak sendiri.
1) Ekualisasi PPh Pasal 21 dengan Pengakuan Biaya Gaji dan Upah Tenaga Kerja
Langsung pada "Laporan Laba Rugi".
Ini adalah Penyeimbangan antara Laporan PPh Pasal 21 dengan Ongkos Tenaga
Kerja Langsung (Direct Labour Cost) dan Biaya Gaji (Payroll Expenses). Perhatikan
gambar dibawah :
Pada SPT PPh Pasal 21 – nya, wajib pajak ( Perusahaan) melaporkan adanya
Penghasilan Bruto Karyawan hanya sebesar Rp 1,886,635,413 saja. Sementara itu,
pemeriksa menemukan pengakuan Upah Langsung sebesar Rp 881,301,625,- dan Biaya
Gaji sebesar Rp 1,109,454,000,- sehingga total Obyek PPh Pasal 21 diakui oleh WP
(Perusahaan) seharusnya sebesar Rp 1,990,755,625,-. Untuk itu pemeriksa
melakukan koreksi atas Penghasilan Bruto pada laporan PPh Pasal 21 WP sebesar Rp
104,120,212.
b. Design of one more possible tax plans (Buat satu model atau lebih rencana
kemungkinan besarnya pajak)
Model perjanjian internasional dapat melibatkan satu atau lebih tindakan
berikut:
1. Pemilihan bentuk transaksi operasi atau hubungan internasional.
2. Pemilihan dari negara asing sebagai tempat melakukan investasi atau menjadi
residen dari negara tersebut.
3. Penggunaan satu atau lebih negara tambahan.
d. Debugging the tax plan (Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali rencana
pajak)
Hasil suatu perencanaan pajak harus dievaluasi melalui berbagai rencana yang di
buat. Keputusan terbaik perencanaan pajak harus sesuai dengan bentuk transaksi dan
tujuan operasi. Perbandingan berbagai rencana harus dibuat sebanyak mungkin sesuai
bentuk perencanaan pajak yang di inginkan. Kadang suatu rencana harus diubah
mengingat adanya perubahan peraturan perpajakan. Tindakan perubahan harus tetap
dijalankan, walaupun diperlukan penambahan biaya atau kemungkinan keberhasilan
sangat kecil. Sepanjang masih besar penghematan pajak (tax saving) yang bisa diperoleh,
rencana tersebut harus tetap di jalankan. Karena bagaimana pun juga kerugian yang
ditanggung merupakan kerugian minimal.Jadi tetap akan sangat membantu jika
pembuatan suatu rencana disertai dengan pemberian gambaran/perkiraan berapa peluang
kesuksesan dan berapa potensial laba yang akan diperoleh jika berhasil maupun kerugian
potensial jika terjadi kegagalan.
https://www.scribd.com/doc/313347944/Ekualisasi-Pajak-Adalah-Pemeriksaan-Tingkat-
Keseimbangan-Antara-Satu-Jenis-Pajak-Dengan-Jenis-Pajak-Yang-Lain-Yang-Memiliki-
Hubungan-Antara-Elemen
https://www.coursehero.com/file/p670vq0/Karena-menurutnya-angka-di-SPT-Tahunan-
PPh-Badan-harus-sama-dengan-angka-di-SPT/#/quiz