Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nabila Ardhana

NIM : 1802055009

Kelas : Ilmu Komunikasi A 2018

Samakah Sosialisasi Politik dengan Pendidikan Politik?

Politik dalam kehidupan sosial masyarakat merupakan poin yang sangat penting. Kita
sebagai warga Negara Indonesia harus mengetahui dan memperhatikan kondisi politik di Negara
ini. Masyarakat yang belum peduli akan kondisi politik di Indonesia harus diajak untuk sama-
sama peduli. Masyarakat yang belum peduli disini termasuk masyarakat yang melakukan golput
pada saat pesta Pemilu, tidak berani menyampaikan pendapat mengenai dunia perpolitikan, tidak
menjadi partisipan dalam dunia politik, menerima uang suap bahkan yang memberikan uang
suap.

Bagaimana cara meminimalisir hal tersebut? Bagaimana cara menyadarkan masyarakat


untuk sadar terhadap keadaan politik di Negara ini? Hal tersebut dapat kita minimalisirkan
dengan cara mendorong sosialisasi politik dan pendidikan politik di masyarakat. Sosialisasi dan
pendidikan politik adalah dua hal inti yang harus kita bangun. Dua hal tersebut sama namun ada
perbedaannya ada di mana dan bagaimana cara menyampaikannya, kedua hal tersebut juga
memiliki tujuan yang sama yaitu sama-sama untuk menyadarkan masyarakat sadar akan keadaan
politik.

Sosialisasi politik merupakan salah satu bagian yang penting dari suatu system politik
karena dari sosialisasi, masyarakat dapat mempelajari politik baik secara disadari ataupun tidak
disadari oleh masyarakat itu sendiri. Menurut Kweit (1986 : 92) bahwa secara umum, sosialisasi
politik dapat didefinisikan sebagai suatu proses melalui mana individu belajar tentang politik..
Sosialisasi politik adalah suatu upaya untuk memperkenalkan dan menjelaskan keadaan system
politik yang dilakukan oleh individu atau kelompok lain kepada masyarakat luas . Menurut Rush
(2007 : 25) sosialisasi politik ditentukan oleh lingkungan sosial, ekonomi, dan kebudayaan
dimana individu berada; selain itu juga ditentukan oleh interaksi pengalaman-pengalaman
kepribadiannya.

Sosialisasi menurut KKBI adalah upaya memasyarakatkan sesuatu sehingga menjadi


dikenal, dipahami, dihayati oleh masyarakat; pemasyarakatan. Berdasarkan pengertian di atas
dapat disimpulakan bahwa sosialiasi adalah upaya dimana individu atau kelompok masyarakat
belajar tentang politik, hal itu dilakukan oleh individu atau kelompok kepada individu atau
kelompok lainnya secara luas baik secara disadari atau tidak disadari oleh masyarakat itu sendiri
sehingga menimbulkan perubahan sikap sadar akan politik di lingkungan masyarakat.
Sebelum masuk dalam pengertian pendidikan politik, ada baiknya kita mengetahui
pembagian sosialisasi politik terlebih dahulu yang telah dijelaskan oleh Ramlan Surbakti (1999 :
117), beliau berpendapat bahwa sosialiasi politik dibagi menjadi dua yaitu pendidikan politik dan
indoktrinasi politik. Melalui proses ini, para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari
nilai-nilai, norma-norma dan simbol-simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam system
politik seperti sekolah, pemerintah, dan partai politik. Pendapat yang dinyatakan oleh Ramlan
Surbakti dapat kita simpulkan bahwa pendidikan politik merupakan bagian dari sosialisasi
politik.

Pendidikan politik dalam Bahasa Inggris disebut dengan political socialization yang jika
diartikan secara harafiah ke dalam Bahasa Indonesia bermakna sosialiasi politik. Hal tersebut
dapat memperkuat bahwa yang pendapat yang dinyatakan oleh Ramlan Surbekti itu benar
adanya. Menurut Kartini Kartono (1996 : 64) Pendidikan politik merupakan upaya pendidikan
yang disengaja dan sistematis untuk membentuk individu agar mampu menjadi partisipan yang
bertanggung jawab secara etis/moral dalam mencapai tujuan-tujuan politik. Pendidikan politik
merupakan suatu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi pola pikir dan perilaku
masyarakat agar dapat mencintai Negaranya dan ikut serta dalam kegiatan politik di Negaranya
dengan berdasarkan kurikulum yang sudah diatur.

Alfian (1981 :235) juga menjelaskan bahwa pendidikan politik dapat diartikan sebagai
usaha yang sadar untuk mengubah proses sosialiasi politik masyarakat sehingga mereka
memahami dan menghayati betul nilai—nilai yang terkandung dalam system politik yang ideal
yang hendak dibangun. Pengertian yang saya tulis diatas membawa kita ke tujuan pendidikan
politik itu sendiri yaitu agar dapat membentuk partisipan politik yang bertanggung jawab, agar
dapat lebih mencintai dan mengetahui keadaan politik Negara sendiri, agar terbentuknya warga
Negara yang memiliki kesadaran politik dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam
system politik.

Jika dilihat dari fungsi, sosialiasi politik memiliki fungsi untuk individu mendapatkan
pembelajaran mencapai kekuasaan atau tujuan yang diinginkan, agar system politik di suatu
Negara dapat terpeliharaa dengan baik, menjadi sarana sosialisasi politik dalam keluarga,
sekolah, peer groups, media massa, pemerintah, dan partai politik (Rush dan Althoff). Sedangkan
dalam pendidikan politik memiliki fungsi dalam merubah atau membentuk tingkah laku
seseorang dan untuk membentuk suatu tatanan masyarakat yang diinginkan sesuai tuntutan
politik. Seseorang yang telah mengikuti sosialiasi dan pendidikan politik pasti sedikit
perilakunya akan berubah, mulai dari semakin sadar untuk memilih pemimpin setiap pemilihan
umum daripada menjadi golongan putih, lebih berani menjadi individu yang bisa menyampaikan
pendapat, atau bahkan individu tersebut bisa ikut menjadi partisipan.

Dalam pelaksanaannya, sosialiasi politik dilaksanakan lebih “bebas” daripada pendidikan


politik. Mengapa dikatakan bebas? Karena sosialisasi tidak berdasarkan kurikulum yang telah
diatur sedemikian rupa oleh lembaga. Sosialiasi dapat dilakukan kapan dan dimana saja, dengan
topic apa saja sesuai dengan apa yang sedang terjadi pada saat itu. Sedangkan pendidikan politik
harus mengikuti dengan runtut kurikulum yang telah ada, yang menyampaikan sebuah materi
juga merupakan seseorang yang telah mengenyam pendidikan diatas individu atau kelompok
yang mengikuti pendidikan politik tersebut.

Contoh mudahnya sosialiasasi politik di kawasan kampus adalah pada pemilihan Presiden
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) pasangan-pasangan yang telah mencalonkan pasti akan
mengadakan kampanya ke kelas-kelas untuk menyampaikan visi misi mereka agar mahasiswa
memilihnya, seminar yang bertemakan politik juga termasuk sosialiasi yang dilakukan di sekitar
kampus. Segala sesuatu dengan maksud untuk mengubah perilaku mahasiswa untuk lebih sadar
terhadap politik dan hal itu dilakukan oleh mahasiswa yang setara dengannya juga itu termasuk
dalam sosialiasi politik. Sedangkan contoh pendidikan politik adalah kegiatan belajar mengajar,
membahas tentang keadaan politik di Negara Indonesia yang dilaksakan oleh dosen dan
mahasiwa, mengikuti kurikulum yang telah ada.

Seperti yang saya sudah tulis diatas, sosialiasi politik dan pendidikan politik merupakan
ujung tombak yang paling penting dalam suatu system politik di suatu Negara. Mahasiswa yang
dikatakan sebagai agent of change harus menjadi gerbang utama untuk melakukan hal itu. Dalam
sosialisasi politik, mahasiswa seharusnya banyak melakukan sebuah sosialiasasi atau sekedar
mengadakan diskusi terbuka. Sedangkan dalam pendidikan politik, mahasiswa harus aktif dalam
KBM sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai