Abstrak
Politik secara nyata dimaknai sebagai proses merebut, mempertahankan, dan
melestarikan kekuasaan melalui mekanisme yang disepakati (dan dilanggar) oleh para
pelakunya, baik pelaku individu maupun kelompok. Wajah politik adalah wajah
mengatasnamakan rakyat dan agama dengan mengorbankan nailai-nilai yang ada di
dalamnya. Politik seharusnya dimaknai sebagai upaya menata dan membersihkan
kotoran-kotoran proses pembangunan untuk menghasilkan produk aktivitas yang
mencerminkan nilai-nilai budaya dan agama seperti gotong royong, persatuan, saling
menghargai, dan menerima apapun hasil secara jantan. Etika politik merupakan kunci
utama untuk menghasilkan politikus atau aktor politik yang mencerminkan wajah politik
yang bermartabat. Etika politik perlu dipupuk sejak awal melalui kegiatan pembelajaran
di kelas, termasuk pada kelas atau mata pelajaran Pendidikan IPS.
E. Penutup
Pendidikan IPS mempunyai tanggungjawab yang sangat besar untuk
meyakinkan siswa bahwa setiap kebaikan akan menghasilkan tatanan positif di dalam
masyarakat, dan sebaliknya. Meskipun hal ini sepele, sangan penting ditekankan sebagai
dasar menanamkan nilai-nilai kebaikan yang bersumber dari Pancasila, agama, dan
budaya bangsa untuk mewujudkan negara yang sejahtera. Tanggungjawab tersebut
sangat berat mengingat sering terjadi teori-teori yang diajarkan tentang kebaikan dan
nilai-nilai yang harus dilaksanakan dan dilestarikan harus berhadapan dengan fakta-fakta
sosial yang merobohkan bangunan-bangunan nilai-nilai kebaikan yang diajarkan kepada
siswa. Siswa lebih sering mendengar kasus-kasus yang mementahkan ajaran-ajaran
nilai-nilai kebaikan yang diajarkan oleh gurunya, termasuk bagaimana proses politik
berseliweran dalam ruang-ruang kehidupan masyarakat, khususnya siswa. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa para guru IPS pada hakekatnya sedang berjuang dan
berjihad dalam mebentuk karakter siswa-siswanya.