Anda di halaman 1dari 3

 Pengertian

Secara harfiah, flexing dalam bahasa Inggris berarti 'pamer'. Pengertian lebih spesifik ditulis
dalam Cambridge Dictionary menjelaskan bahwa flexing adalah menunjukkan sesuatu
kepemilikan atau pencapaian dengan cara yang dianggap orang lain tidak menyenangkan. contoh
flexing bisa ditemui secara mudah, seperti seorang influencer yang flexing tas buatan desainer
atau kemewahan lainnya di media sosial.
 Boleh atau tidak nya?
Jika ditinjau dari segi agama, flexing bisa disebut tindakan memamerkan harta dan itu
merupakan suatu bagian dari kesombongan. Dilansir laman Bimas Islam Kemenag, pamer adalah
bagian dari kesombongan, berbangga diri serta sikap riya ingin dipuji oleh manusia lain. Dalam
Islam perilaku flexing amat terlarang, sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam Surat
Luqman/31;18:
‫هّٰللا‬
‫ال‬ٍ ‫ض َم َرحً ۗا اِنَّ َ اَل ُيحِبُّ ُك َّل م ُْخ َت‬
ِ ْ‫ش فِى ااْل َر‬
ِ ْ‫اس َواَل َتم‬
ِ ‫ك لِل َّن‬ َ ‫َواَل ُت‬
َ ‫صعِّرْ َخ َّد‬
‫َف ُخ ْو ۚ ٍر‬
"Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah
berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
dan membanggakan diri."
Dalam bisnis Islam flexing di lakukan Boleh, dengan catatan jangan berlebihan, flexing
sesuia dengan kualitas produk yang di buat,dan jangan memberikan kesan menipu. Misal barang
A dapat membuat anda semakin langsing, customer menjadi tertarik padahal barang tersebut
tidak mengandung komposisi yang membuat seseorang langsing. Nah ini sebagai contoh flexing
yang berlebihan, jadi Tidak di perbolehkan.
 Alasan
Pada manusia dalam Ilmu Psikologi Sosial menyebutkan bahwa memamerkan sesuatu yang
dimiliki dilakukan untuk menunjukkan status sosial seseorang. Dengan harapan lebih menarik di
mata orang lain sehingga dapat memperluas pergaulan. Sementara itu dalam psikologi klinis,
perilaku flexing dikaitkan dengan rasa tidak aman atau insecurity yang dimiliki seseorang.
Sehingga ada dorongan untuk memamerkan apa yang menurutnya unggul pada orang lain.
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa fenomena flexing yang berlebih dalam pembawaan
suatu brand terutama dari sang owner dapat disebabkan oleh ego yang tinggi, merasa dirinya
yang paling tinggi secara kedudukan dari pada orang-orang diluar sana, menjadikan sosial media
sebagai ajang panggung untuk membuktikan jati diri seseorang, padahal sosial media hanyalah
platform yang tidak lebih dari media seseorang untuk memamerkan diri secara virtual saja tanpa
mengetahui apapun dibaliknya.
Alasan flexing jika dalam hal bisnis fenomena flexing diyakini merupakan strategi marketing
untuk membangun kepercayaan dan menunjukan kepada konsumen agar konsumen percaya dan
pada akhirnya mau menanamkan uang atau membeli produk yang ditawarkan.
 Tujuan flexing
Menurut pakar bisnis Rhenald Kasali, flexing banyak digunakan sebagai strategi pemasaran.
Flexing secara halus umumnya dilakukan para pembicara, lewat CV mereka akan menjelaskan
latar belakang pendidikan, pencapaian, penghargaan dan lain-lain. Hal itu bertujuan agar
pendengar atau peserta yang hadir yakin dengan kapasitas dan kemampuan pembicara. Sebagian
orang juga melakukan flexing dengan memamerkan prestasi, hasil pencapaian pekerjaan,
penghargaan di media sosial mereka. Alih-alih promosi diri malah mendapatkan kesan norak,
sombong, yang akhirnya merugikan diri sendiri, tandas Rhenald Kasali.

 Tips menghindari flexing


1. Berhenti menjadi orang yang haus pujian
Mulailah dengan menjadi pribadi yang tidak ingin dipuji orang lain. Meski pada tabiatnya
seorang manusia pasti ingin dipuji, tetapi bukan berarti kamu tidak bisa berhenti menjadi
orang seperti itu.
2. Buang sifat ingin lebih unggul
Dari ingin terlihat lebih unggul di mata orang lain, kamu akan terkesan sok pamer. Misalnya
ketika ada temanmu yang berbicara tentang apa yang telah dibelinya bulan kemarin, lalu
kamu ikut berbicara tentang apa yang kamu beli pada bulan tersebut karena merasa apa yang
kamu beli lebih mahal dari temanmu.
3. Batasi bermain media sosial

Saat melihat unggahan orang lain yang membanggakan diri tentang apa yang mereka
lakukan, hatimu akan terdorong untuk melakukannya juga. Misalnya orang lain sedang
berada di tempat wisata yang terkenal, nah kamu juga akan ikut-ikutan mengunggah foto-
foto saat kamu berwisata.Sebaiknya, batasi penggunaan media sosial. Terus-menerus
memainkannya hanya akan membuatmu menjadi tertarik memamerkan segala hal demi like
dan komentar.
4. Hilangkan egoisme dalam diri
Kadang kamu lupa bahwa apa yang kamu dapatkan sekarang layak dipamerkan karena
merasa itu murni perjuanganmu. Padahal, ada orang-orang di belakangmu yang tengah
mendukungnya, tetapi tidak kamu anggap. Berhentilah memamerkan apa yang kamu dapat
demi menghargai orang-orang yang telah membantumu.
5. Selalu melihat ke bawah dan perbanyak bersyukur
Ketika kamu memamerkan tas mahal, akan ada seseorang yang mengunggah tas yang lebih
mahal darimu. Saat melihat ke atas, kamu akan sulit mensyukurinya apa yang telah kamu
dapatkan. Akibatnya, hidupmu menjadi kurang tenang.
Gantilah menjadi orang yang selalu melihat ke bawah. Lihat sekelilingmu apakah ada orang
yang hidupnya susah atau tidak. Jika ada, bantulah. Dengan begitu kamu akan bersyukur dan
tidak akan mementingkan gaya hidup yang hedonisme.

Jika sudah terlanjur melakukan flexing kamu bisa mencoba menguranginya. Untuk
mengurangi flexing di media sosial, kamu bisa pahami beberapa cara di bawah ini:

I. Pilih beberapa orang yang bisa melihat postingan kamu. Jadi, ketika kamu posting
mengenai pencapaianmu, kamu tidak dianggap berlebihan, melainkan mereka akan
menghargai apa pencapaian yang sudah kamu dapatkan
II. Ketika kamu posting suatu pencapaian, kamu bisa masukkan tujuanmu. Kamu bisa
tambahkan penjelasan seperti kamu bangga dengan diri sendiri dan sedang merasa
senang atas pencapaian tersebut. Tetapi, tidak perlu berlebihan dan sewajarnya saja
III. Bila ingin memposting tentang pencapaianmu, mungkin kamu bisa tambahkan
kalimat yang membuat orang lain merasa terinspirasi dan niat untuk berbagi dengan
orang lain, sehingga kamu tidak terlihat flexing berlebihan

 Dalil tentang flexing


Flexing sama halnya memamerkan sumbangan, harta, kekayaan kepada orang lain. Agaknya
ayat berikut berkaitan dengan perilaku flexing;

‫ت فَنِ ِع َّما ِه َي وَِإ ْن تُ ْخفُوهَا َوتُْؤ تُوهَا ْالفُقَ َرا َء فَه َُو خَ ْي ٌر لَ ُك ْم َويُ َكفِّ ُر َع ْن ُك ْم ِم ْن َسيَِّئاتِ ُك ْم َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ َخبِي ٌر‬ َّ ‫ِإ ْن تُ ْبدُوا ال‬
ِ ‫ص َدقَا‬

Artinya: Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu
menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu
lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu;
dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. QS Al-Baqarah [2] ayat 271.

Anda mungkin juga menyukai