Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENUGASAN (LAPGAS)

MATA PELAJARAN : Public Speaking


DOSEN : Dr. Dadang Rahmat Hidayat, S.Sos, SH, M.Si

OPTIMALISASI KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING TERHADAP PENERIMAAN


CALON ANGGOTA POLRI
GUNA MENDUKUNG TERLAKSANANYA SISTEM REKRUTMEN
DALAM RANGKA TERWUJUDNYA KEPERCAYAAN MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN
Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap Polri sebagaimana yang
diutarakan Satjipto Rahardjo, sangat ditentukan oleh kemampuan Polri dalam
melaksanakan tugasnya, karena struktur sosial, kultural dan ideologis dalam
masyarakat telah menentukan pemberian tempat kepada polisi, bagaimana
polisi diterima masyarakat dan bagaimana polisi harus bekerja. Refleksi
harapan masyarakat terhadap Polri pada dasarnya telah tergambar pada
perubahan mind set dan culture set Polri dalam program reformasi birokrasi
Polri, dimana pencapaian sasaran perubahan tersebut tentu saja akan
mengubah wajah Polri dalam memberikan pelayanan kepada public, hal
tersebut sesuai dengan sasaran strategis yang termuat dalam Grand Strategy
Polri, dimana “tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri menjadi prioritas
pertama yang harus diwujudkan sebagai pondasi pelaksanaan tahap kedua
dengan sasaran membangun sinergi, bersama seluruh komponen masyarakat
menuju fase selanjutnya, yaitu strive for excelent”.
Keberhasilan Polri meraih kepercayaan masyarakat, salah satunya
adalah terlaksananya sistem rekrutmen anggota Polri yang merupakan proses
untuk mencari, menemukan, mengajak dan menetapkan sejumlah remaja
terutama para lulusan sekolah dengan karakteristik tertentu sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam perencanaan sumber daya manusia. Hasil yang
didapatkan dari proses rekrutmen adalah mencari calon anggota Polri yang
akan memasuki proses seleksi, yakni proses untuk menentukan layak atau
tidaknya para peserta menjadi anggota Polri. Tujuannya menyediakan calon
anggota Polri yang memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan
menurut peraturan yang berlaku. Namun demikian tidak dapat dipungkiri,
bahwa kegiatan rekrutmen di lingkungan Polri, utamanya di Polres Metro
2

Jakarta Selatan, meskipun animo masyarakat begitu besar, tetapi masih


banyak calon peserta yang kurang puas atas keputusan yang telah ditetapkan,
akibat belum optimalnya informasi yang diterima selama ini, baik karena
kelengkapan dokumen yang kurang mendukung maupun kriteria fisik yang
ditetapkan. Kondisi seperti inilah yang menuntut Polri untuk bersikap terbuka
dalam menyampaikan dan atau mensosialisasikannya kegiatan tersebut.
Menyikapi hal tersebut, Polres Metro Jakarta Selatan melalui panitia
penerimaan (Panda) calon anggota Polri dipandang penting dalam
mensosialisasikan penerimaan calon anggota Polri dengan mengoptimalkan
kemampuan anggotanya sebagai public speaking terhadap penerimaan
anggota Polri. Hal ini penting untuk dilakukan mengingat, peserta calon
anggota Polri terkadang merasa kebingungan atas tata cara dan kriteria yang
telah ditetapkan, sehingga melalui peningkatan kemampuan public speaking
terhadap penerimaan anggota Polri, maka hal tersebut diharapkan dapat
membantu terlaksananya kegiatan rekrutmen yang pada gilirannya dapat
mendukung terwujud kepercayaan masyarakat.

II. PEMBAHASAN

Rekrutmen anggota Polri merupakan salah satu sistem penyediaan


anggota Polri dengan cara melakukan pencarian calon peserta, baik itu melalui
minat, bakat ataupun talenscouting yang berkemampuan tinggi untuk menjadi
anggota Polri, dimana dalam prosesnya bertujuan untuk memilih calon
anggota Polri yang berkualitas dan layak menjadi anggota Polri yang
professional. Untuk menjaring calon pendaftar, Polri yang dalam hal ini Polres
Metro Jakarta Selatan telah melakukan berbagai sosialisasi terbuka, baik
melalui media massa, spanduk, baliho maupun sosialisasi secara langsung ke
masyarakat atau ke sekolah. namun demikian dalam prosesnya tidak sedikit
kendala yang dihadapi dalam mensosialisasikan kegiatan rekrutmen anggota
Polri tersebut, dimana salah satunya adalah kemampuan public speaking
anggota Polri yang ditugaskan dianggap belum optimal, sehingga kegiatan
sosialisasi penerimaan anggota Polri di wilayah hukum Polres Metro Jakarta
Selatan tidak menjangkau seluruh pelosok terpencil.

Oleh karena itu, untuk mendukung terlaksananya sosialisasi penerimaan


anggota Polri, maka Polres Metro Jakarta Selatan terus berupaya
3

mengembangkan kemampuan anggotanya sebagai public speaker, agar dapat


mejadi role model dalam penyampaian informasi program-program kepolisian,
dimana salah satunya adalah sosialisasi penerimaan anggota Polri.

1. Pengertian public speaking


Public Speaking adalah komunikasi lisan berupa pidato, ceramah,
presentasi, dan jenis berbicara di depan umum (orang banyak) lainnya,
yang dalam arti lain adalah "pembicaraan kepada publik". David
Zarefsky, dalam bukunya yang berjudul Public Speaking Strategic for
Success, menuturkan “Public speaking is a continuous communication
process in which messages and signals circulate back and forth between
speaker and listeners.” (Public speaking adalah sebuah proses
komunikasi berkelanjutan, di mana pesan, simbol /komunikasi dan
makna terus berinteraksi, antara pembicara dan para pendengarnya).
Tujuannya adalah untuk mempengaruhi, mengubah opini, mengajar,
mendidik, memberikan penjelasan serta memberikan informasi kepada
masyarakat pada suatu tempat tertentu.

Karena sifatnya yang dinamis, maka public speaking dapat


diartikan sebagai sebuah aktivitas yang sangat dekat dengan asosiasi
perubahan (change). Melalui public speaking, kita dapat mengetahui pola
pemikiran seseorang, mengetahui gagasan masa depan, dan ide-ide luar
biasanya, bahkan dapat mengetahui perubahan seperti apa yang
digagas atau direncanakan. Public speaking merupakan sebuah rumpun
keluarga ilmu komunikasi (retorika) yang mencakup berdiskusi, berdebat,
pidato, memimpin rapat, moderator, MC, dan presenter serta
kemampuan untuk dapat berbicara di depan publik, kelompok maupun
perseorangan yang perlu menggunakan strategi dan teknik berbicara.

2. Kemampuan public speaking anggota Polri

Public speaking merupakan salah satu skill penting yang harus


dimiliki oleh setiap anggota Polri untuk dapat menyampaikan pesan dan
atau informasi kepolisian utamanya yang berkaitan dengan sosialisasi
penerimaan anggota Polri kepada publik, terlebih pada masa kini
pengetahuan bukanlah segalanya untuk mencapai sebuah kesuksesan
dalam memberikan informasi. Disadari atau tidak, setiap anggota Polri di
4

lapangan kerap melakukan public speaking dalam setiap melaksanakan


tugas pokoknya. Namun demikian dalam prosesnya seringkali arti dari
berita dan atau informasi yang disampaikan tidak dipahami atau
dimengerti oleh masyarakat, hal ini akibat adanya ‘noise’ yang dapat
mengubah makna dari informasi tersebut.

Dalam menyampaikan berita dan atau informasi kepolisian,


khususnya yang berkaitan dengan sosialisasi penerimaan anggota Polri
seringkali personel yang ditugaskan kurang memahami maksud dari
public speaking, mengingat tidak semua anggota Polri yang bertugas
memiliki kemampuan yang mumpuni sebagai public speaker, padahal
untuk menjadi public speaking yang baik, setiap anggota Polri dituntut
untuk memiliki kemampuan (skill) khusus, seperti:
a. Confidence, yaitu kemampuan membangun rasa percaya diri untuk
melakukan presentasi secara prima, mengingat kepercayaan diri
menjadi pondasi utama yang harus dimiliki, sehingga seorang public
speaking harus memiliki keberanian menerima dirinya sendiri dan
percaya diri tampil di muka public;
b. Construction, yaitu kemampuan menyusun materi pembicaraan, hal
tersebut dilakukan untuk mempersiapkan saat menampilkan
presentasi dalam pilihan materi, yakni adanya susunan yang jelas
dalam menyampaikan informasi yang jelas dan akurat;
c. Credibility, yaitu kemampuan berprilaku dan bersikap profesional
saat public speaking atau menyampaikan informasi kepolisian,
seperti halnya informasi penerimaan calon anggota Polri;
d. Capture, yaitu kemampuan membuka sesi yang menarik perhatian
masyarakat;
e. Connection, yaitu kemampuan membangun dan membina
hubungan baik (rapport) dengan masyarakat;
f. Coherence, yaitu kemampuan menyusun struktur penyampaian
informasi secara efisien dan efektif;
g. Cogency, yaitu kemampuan menyusun materi yang meyakinkan;
h. Content, yaitu kemampuan membuat materi informasi yang efektif
dan impresif;
5

i. Channel, yaitu kemampuan menggunakan media komunikasi


secara optimal;
j. Character, yaitu kemampuan menampilkan karakter melalui
ekspresi wajah dan bahasa tubuh;
k. Conversation, yaitu kemampuan membangun atmosfer sesi yang
kreatif yang mendukung informasi atau kalimat yang ringkas, jelas
dan tidak bertele-tele serta menggunakan bahasa yang tepat;
l. Creativi, yaitu kemampuan membangun suasana kreatif yang
mendukung penyampaian informasi public speaking, sehingga
dapat membangkitkan rasa terlibat masyarakat;
m. Conclusiaon, yaitu kemampuan menutup penyampaian secara
efisien, efektif dan impresif, karena kesimpulan sama pentingnya
dengan inti dari keseluruhan dari informasi yang disampaikan.

3. Upaya yang dilakukan

Untuk mencapai keberhasilan public speaking dalam


menyampaikan informasi-informasi kepolisian terutama yang berkaitan
dengan sosialisasi penerimaan anggota Polri di wilayah hokum Polres
Metro Jakarta Selatan, maka langkah-langkah yang perlu dilakukan
adalah sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan kegiatan training / coaching clinic yang
mengupas tentang public speaking dengan mengundang nara
sumber yang kompeten di bidang public speaking;
b. Mengadakan khotbah dan dakwah bergilir bagi setiap anggota Polri
yang ditugaskan sebagai public speaker untuk mengetahui
sejauhmana kemampuan dan kualitas penyampaian informasi;
c. Mengundang orator-orator ulung untuk memberikan contoh pidato
atau penyampaian informasi kepada public / masyarakat yang
diselenggarakan pada setiap apel pagi;
d. Kerjasama dengan media massa untuk menyeleggarakan seminar
tentang peningkatan kemampaun public speaking anggota Polri;
6

e. Menyelenggarakan seminar secara rutin di lingkungan Polres Metro


Jakarta Selatan yang mengupas tentang peningkatan kemampuan
sebagai public speaking;

III. PENUTUP

1. Simpulan

Untuk memperbaiki sosialisasi penerimaan anggota Polri di


lingkungan Polri khususnya di Polres Metro Jakarta Selatan, maka
keberadaan personel yang mumpuni sebagai public speaking perlu untuk
ditingkatkan, hal tersebut dilakukan mengingat informasi yang
disampaikan selama ini dipandang perlu adanya pembenahan dan
peningkatan, sehingga kegiatan yang dilakukan dapat benar-benar
membantu terlaksananaya proses rekrutmen di lingkungan Polri. Namun
demikian perlu diperhatikan bahwa untuk menciptakan anggota Polri
yang mampu menjadi public speaking perlu adanya pembinaan yang
berkesinambungan sesuai dengan program yang telah direncanakan.

2. Saran

Perlu adanya sistem pembinaan anggota Polri yang terstruktur


dalam upaya meningkatkan kemampuan anggota Polri yang akan
ditugaskan sebagai public speaking, sehingga keberadaannya dapat
benar-benar memberikan manfaat bagi kemajuan organisasi Polri.

Lembang, April 2017

Penulis

Anda mungkin juga menyukai