Anda di halaman 1dari 12

PERATURAN KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 1 TAHUN 2018
TENTANG
KODE KEHORMATAN PESERTA DIDIK
PADA AKADEMI KEPOLISIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk membentuk sumber daya


manusia dalam organisasi Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang profesional, moderen,
terpercaya, bermoral, dan patuh hukum yang
mencerminkan nilai-nilai dasar yang
terkandung di dalam Pancasila, Tribrata dan
Catur Prasetya, dilakukan pembinaan dan
pengasuhan melalui pendidikan dan pelatihan
bagi peserta didik di Akademi Kepolisian;
b. bahwa pembinaan dan pengasuhan di Akademi
Kepolisian dilaksanakan melalui pembinaan
kemampuan peserta didik yang diselaraskan
dengan norma dalam bersikap dan berperilaku
sesuai kode kehormatan peserta didik;
c. bahwa Peraturan Kehidupan Peserta didik pada
Akademi Kepolisian yang ada selama ini
memerlukan penyelarasan sesuai dengan
perkembangan dan capaian pembelajaran;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c,
perlu menetapkan Peraturan Kepala Lembaga
Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Negara
Republik Indonesia tentang Kode Kehormatan
Peserta Didik pada Akademi Kepolisian;

Mengingat : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang


Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4168);
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
INDONESIA TENTANG KODE KEHORMATAN
PESERTA DIDIK PADA AKADEMI KEPOLISIAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan Kepolisian Negara Republik Indonesia ini
yang dimaksud dengan:
1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang
selanjutnya disebut Polri adalah alat negara
yang berperan dalam memelihara keamanan
dan ketertiban masyarakat, menegakkan
hukum, serta memberikan perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam
negeri.
2. Kode Kehormatan Peserta Didik adalah
serangkaian norma sebagai ukuran atau standar
tingkah laku yang harus dilaksanakan oleh
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari
selama mengikuti pendidikan dan pelatihan di
akademi kepolisian.
3. Akademi Kepolisian yang selanjutnya disebut
Akpol adalah unsur pelaksana utama yang
berkedudukan di bawah Kalemdiklat Polri
sebagai penyelenggara pendidikan pembentukan
Perwira Polri tingkat Akademi.
4. Kepala Korps Pembinaan Taruna dan Siswa
yang selanjutnya disingkat Kakorbintarsis
adalah unsur pelaksana utama Akpol yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Dirbintarlat yang melaksanakan pengasuhan
dan pembinaan kehidupan Taruna Akpol dan
Siswa yang dalam pelaksanaan tugasnya
dibantu oleh Wakakorbintarsis.
5. Peserta Didik adalah Taruna Akpol dan Siswa
Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana.
6. Taruna adalah calon anggota Polri yang sedang
mengikuti pendidikan pembentukan perwira
Polri pada Akpol.
7. Siswa adalah calon anggota Polri yang sedang
mengikuti pendidikan pembentukan perwira
Polri pada Akpol yang berasal dari sumber
sarjana.
8. Pengasuh adalah pegawai negeri pada Polri
di lingkungan Akpol yang bertugas menumbuh
kembangkan mental kepribadian serta potensi
kepemimpinan peserta didik ke arah
terwujudnya karakter insan Bhayangkara.
9. Atasan yang berhak menghukum yang
selanjutnya disebut Ankum adalah Pengasuh
atau Pejabat Polri yang karena jabatannya
diberi kewenangan menjatuhkan sanksi disiplin
kepada Peserta Didik yang dibimbingnya.
10. Tenaga Kependidikan yang selanjutnya
disingkat Gadikan adalah pegawai negeri pada
Akpol dan/atau anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan Akpol.

11. Perwira Pengawas yang selanjutnya disingkat


Pawas adalah Perwira piket yang dijabat oleh
Perwira di lingkungan Akpol yang
bertugas mengkoordinasikan, mengendalikan
dan mengawasi kegiatan pengamanan markas
dan pengajaran, pelatihan dan pengasuhan
selama 24 (dua puluh empat) jam.
12. Taruna Perwira Jaga Resimen Korps Taruna
yang selanjutnya disebut Tarpagamen adalah
Taruna piket yang dijabat oleh Pejabat Resimen
Korps Taruna atau Batalyon Korps Taruna
untuk melaksanakan koordinasi, pengawasan
dan pengendalian kegiatan Taruna di lingkup
Resimen Korps Taruna selama 12 (dua
belas) jam.
13. Taruna Perwira Jaga Batalyon Korps Taruna
yang selanjutnya disebut Tarpagayon adalah
Taruna piket yang dijabat oleh Taruna senior
untuk melaksanakan pengawasan dan
pengendalian kegiatan Taruna di lingkup
Batalyon Taruna selama 12 (dua belas) jam.
14. Kesatrian Akademi Kepolisian adalah suatu
tempat atau daerah yang digunakan oleh
Lembaga Pendidikan Akademi Kepolisian
sebagai tempat tinggal serta penyelenggaran
kegiatan pengajaran, pelatihan, dan pengasuhan
bagi Peserta Didik Akademi Kepolisian di
bawah Gubernur Akpol dengan batasan-batasan
yang telah ditetapkan.
15. Standar kompetensi Peserta Didik adalah
kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
individual yang harus dimiliki oleh Peserta
Didik, meliputi kompetensi gatra: karakter,
pengetahuan, keterampilan, kesamaptaan
jasmani dan kesehatan.
16. Etika adalah ketentuan tentang apa yang baik
dan buruk serta kewajiban dan hak yang wajib
dipedomani oleh Taruna dan Siswa dalam
mengikuti pendidikan di Akademi Kepolisian.
17. Disiplin adalah ketaatan dan kepatuhan pada
ketentuan, aturan hukum dan nilai atau
kepatutan yang berlaku di dalam masyarakat.
18. Pembelajaran adalah proses interaksi
antarpeserta didik, peserta didik dengan
pendidik dan peserta didik dengan sumber
belajar pada lingkungan Akademi Kepolisian.
19. Pengajaran adalah proses kegiatan antara
peserta didik dengan dosen dan sumber belajar
dalam bentuk diskusi, simulasi dan cara lain
dengan cara tatap muka atau menggunakan
media yang ditujukan untuk mengembangkan
pengetahuan yang dibutuhkan dalam tugas
kepolisian.
20. Pelatihan adalah proses kegiatan antara peserta
didik dengan pelatih/instruktur dalam bentuk
peragaan, simulasi, praktik dan bentuk lain
pembiasaan suatu kemampuan yang ditujukan
untuk mengembangkan keterampilan yang
dibutuhkan dalam tugas Kepolisian.
21. Pengasuhan adalah upaya untuk menanamkan
dan mengembangkan pemikiran dan kreativitas
dalam rangka mewujudkan kedewasaan peserta
didik.
22. Apel adalah kegiatan yang wajib dilaksanakan
oleh Peserta Didik sebagai sarana untuk
memeriksa kehadiran, kesiapan dan pemberian
arahan atau informasi sebelum dan sesudah
pelaksanaan kegiatan.
23. Resimen Korps Taruna adalah Organisasi
di lingkungan Taruna yang dibentuk
berdasarkan keputusan Gubernur Akpol sebagai
wadah menampung kreativitas Taruna sekaligus
latihan untuk mengembangkan potensi
kepemimpinan dan kemampuan berorganisasi.
24. Dewan Kehormatan Taruna yang selanjutnya
disebut Wanhortar adalah dewan yang dibentuk
berdasarkan Keputusan Gubernur Akpol yang
bertugas melakukan pembahasan mengenai
pelanggaran disiplin dan pendampingan Taruna
dalam persidangan pelanggaran disiplin.
25. Pesiar adalah hak yang diberikan kepada
Peserta Didik untuk bersosialisasi pada area
wilayah dan waktu tertentu.
26. Izin Bermalam di Luar yang selanjutnya
disingkat IBL adalah hak yang diberikan kepada
Peserta Didik untuk bermalam di luar lingkung-
an Akpol dalam waktu dan wilayah tertentu.
27. Cuti adalah hak yang diberikan kepada Peserta
Didik untuk berlibur pada saat hari besar
keagamaan/ nasional dan pada akhir semester
Kalender Akademik di dalam wilayah yang telah
ditentukan.
28. Tindakan Disiplin adalah tindakan yang
diberikan kepada Peserta Didik yang melakukan
pelanggaran oleh pengasuh langsung atau tidak
langsung maupun Taruna senior kepada Taruna
yunior.
29. Hukuman Disiplin adalah sanksi hukuman yang
dijatuhkan kepada Peserta Didik yang
melakukan pelanggaran oleh Ankum melalui
pelaksanaan sidang disiplin.
30. Sanksi Akademik adalah sanksi yang dijatuhkan
kepada Peserta Didik melalui mekanisme
Sidang Dewan Akademi.
31. Dewan Akademi selanjutnya disingkat Wanak
adalah badan ekstra struktural pada Akpol yang
berkedudukan sejajar dengan Gubernur Akpol
dan memiliki hubungan nonstruktural untuk
merumuskan kebijakan akademik, norma atau
peraturan akademik dan pembinaan terhadap
Taruna dan Siswa.
32. Sanksi Pidana adalah hukuman yang dijatuhkan
melalui proses penyidikan, penuntutan dan
diputus pada sidang peradilan umum.
33. Pemberhentian tidak dengan hormat adalah
pengakhiran masa pendidikan dan status
sebagai Peserta Didik melalui Sidang Wanak
karena melakukan tindak pidana dan/atau
pelanggaran yang telah diatur dalam Kode
Kehormatan Peserta Didik.
34. Pangkat adalah tanda atau simbol yang
melambangkan adanya tingkatan dalam
kedudukan, jabatan serta mencerminkan
tanggung jawab dan wewenang dalam kedinasan
Peserta Didik.

Pasal 2
(1) Peserta Didik Akpol diberi tingkat dan/atau
pangkat meliputi:
a. Taruna, terdiri atas:
1. tingkat I dengan pangkat:
a) Calon Bhayangkara Taruna
(Cabhatar);
b) Bhayangkara Taruna (Bhatar); dan
c) Ajun Brigadir Taruna (Abrigtar).
2. tingkat II dengan pangkat Brigadir Dua
Taruna (Brigdatar);
3. tingkat III dengan pangkat Brigadir Satu
Taruna (Brigtutar); dan
4. tingkat IV dengan pangkat Brigadir
Taruna (Brigtar).
b. Siswa dengan pangkat:
1. Calon Perwira Siswa (Capasis); dan
2. Perwira Siswa (Pasis).
(2) Tingkat dan pangkat Peserta Didik
diperlakukan lebih rendah dari pangkat efektif
Polri, Pendidik dan Gadikan.
(3) Bentuk dan warna pangkat tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Kalemdiklat Polri
ini.

Pasal 3
(1) Setiap Peserta Didik wajib memahami,
memegang teguh dan mengamalkan Kode
Kehormatan Peserta Didik.
(2) Kode Kehormatan Peserta Didik berupa:
a) Etika:
1. kenegaraan;
2. kelembagaan;
3. kemasyarakatan; dan
4. kepribadian;
b) Disiplin.

Anda mungkin juga menyukai