Anda di halaman 1dari 15

PUBLIK SPEAKING

MAKALAH

ANGGA PRADINATA

1180000000

PROGRAM S1

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAUI

1443 H/ 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sebagai makhluk sosial, manusia berkomunikasi satu dengan yang lain. Komunikasi
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Sebagaian besar kehidupan manusia diisi
dengan kegiatan berkomunikasi. Berbicara merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh
manusia. Hampir setiap orang melakukannyan, namun tidak semua orang bisa berbicara di
depan umum
Secara sederhana public speaking merupakan suatu teknik mengomunikasikan pesan
atau pendapat di depan banyak orang dengan maksud agar orang lain memahami informasi
yang disampaikan atau bahkan mengubah pandangan atau pendapat karenanya. Teknik
berkomunikasi ini tidak dilakukan secara monolog, melainkan dalam dialog yang
berkesinambungan. Dalam publik speaking pembicara memiliki alur pidato yang jelas dan
memiliki tujuan agar materinya didengarkan dan di ikuti oleh para audiens/pendengarnya.
Pada hakekatnya Public Relation merupakan bagian dari metode komunikasi yang
meliputi berbagai teknik komunikasi. Dimana didalam kegiatannya terdapat suatu usaha
untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara suatu badan/perusahaan dengan
publiknya. Publik relations bila dilihat dari studi komunikasi adalah salah satu teknik
komunikasi yang menitik beratkan kepada usaha untuk menumbuhkan suatu suasana kerja
sama (goodwill) dan menciptakan saling pengertian (mutual understanding) antara publik
yang berkepentingan untuk mencapai tujuan bersama dalam iklm yang saling
menguntungkan, dengan demikian untuk memndapatkan hasil sesuai dengan harapan maka
seorang publik relations ketika melakukan interaksi kepada publik harus melalui sebuah
proses-proses publik relations, baik proses secara internal atau proses exsternal.
Media relation merupakan bagian dari public relation eksternal yang membina dan
mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara
organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi. Ada dua sisi yang hendak
dijangkau melalui media relations. Pertama, menjalin hubungan baik dan berkomunikasi
dengan media massa. Kedua, menjadikan media massa sebagai mitra agar organisasi bisa
berkomunikasi dengan publiknya. Itu sebabnya, media relations menjadi sangat strategis bagi
organisasi. Lebih jauh lagi,dalam berkomunikasi dan menjalin relasi itu, organisasi pun
menggunakan media massa untuk menjaga reputasinya.
Seperti kita ketahui, komunikasi manusia tidak hanya menggunakan simbol-simbol
verbal melainkan juga simbol-simbol nonverbal. Begitu juga halnya dalam komunikasi antar
pribadi, tidak hanya menyampaikan pesan secara verbal, tetapi juga secara nonverbal. Pesan-
pesan nonverbal tersebut bukan hanya memperkuat pesan verbal yang disampaikan,
terkadang malah menyampaikan pesan tersendiri. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan
untuk menafsirkan dan memahami pesan-pesan nonverbal tersebut.
Dunia yang semakin dihiasi dengan derasnya arus informasi berdampak orang-orang
ingin berbicara menyampaikan ide dan pendapatnya kepada orang lain. Karena setiap orang
ingin idenya dipahami, diikuti, dan dilaksanakan oleh orang lain. Maka dari itu hampir setiap
orang di dunia ini perlu kealihan public speaking. Berdasarkan uraian di atas maka penulis
tertarik untuk mengetahui ruang lingkup Publik Speaking

B. Rumusan Masalah.

1. Bagaimana Hubungan Publik Speaking dengan Publik Relation


2. Bagaimana Hubungan Publik Speaking dengan Media Relation
3. Bagaimana Hubungan Publik Speaking dengan Komunikasi Non Verbal

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui Hubungan Publik Speaking dengan Publik Relation
2. Untuk mengetahui Hubungan Publik Speaking dengan Media Relation
3. Untuk mengetahui Hubungan Publik Speaking dengan Komunikasi Non Verbal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Publik Speaking
1. Pengertian Publik Speaking

Istilah public speaking dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mungkin
karena masih sulit dicarikan terjemahannya. Istilah yang semakna dengan public speaking
dalam KBBI adalah "pidato", yaitu "pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang
ditujukan kepada orang banyak". Public speaking adalah keterampilan yang dapat dilatih,
dipraktekkan, dan dimanfaatkan untuk memberi manfaat sesuai dengan kebutuhan audience,
antara lain untuk menyampaikan informasi, memotivasi, membujuk dan mempengaruhi orang
lain, mencapai saling pengertian dan kesepakatan, meraih promosi jabatan, mengarahkan
kerja para staf, meningkatkan penjualan produk/keuntungan bisnis dan membagikan
pengetahuan yang dimiliki seseorang.
Orang dengan kemapuan public speaking yang baik adalah orang yang mampu
menyampaikan pesan kepada orang banyak, namun pesan dapat sampai ke penerima pesan
sesuia dengan apa yang di ingin disampaikan. Public speaking bukanlah kemapuan yang bisa
kita pelajari tanpa adanya latihan yang cukup. Untuk dapat mengembangkan kemampuan
public speaking di perlukan “jam terbang” yang tinggi dalam berbicara di depan umum.

2. Manfaat Publik Speaking


Public speaking atau keterampilan berbicara di depan umum sangat diperlukan guna
meningkatkan diri. Namun lebih dari itu, public speaking juga memiliki manfaat yang sangat
penting, yaitu :
1.  Meningkatkan
ProfesionalMemiliki kemampuan public speaking akan meningkatkan
profesionalisme kerja. Sebagai seorang karyawan atau pimpinan, sudah
seharusnya memiliki keterampilan unutk berbicara didepan umum. Dengan
memiliki kemampuan public speaking akan meningkatkan profesionalisme kerja.
2.  Meningkatkan Kemampuan dan Kualitas Diri
Kemampuan public speaking yang secara terus menerus dilatih secara tidak
langsung akan mengasah kemampuan diri yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kualitas dari diri sendiri
3. Memperluas Jaringan
Kemampuan berkomunikasi yang baik saat berbicara di depan umum dapat
memberbanyak teman, kenalan, rekan bisnis yang semunya dapat memperluas
jaringan.
4. Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Dalam kemampuan public speaking tanpa disadari akan meningkatkan rasa
percaya diri. Jika terbiasa berbicara di depan umum dan selalu sukses saat
melakukannya, rasa percaya diri secara otomatis akan semakin meningkat.
5. Meningkatkan Kemampuan Mempengaruhi
Kemampuan public speaking yang dimiliki dapat meningkatkan kemampuan
untuk mempengaruhi atau persuasif.

3. Tujuan Publik Speaking

Tujuan dari public speaking ini untuk memberikan informasi atau pendapat,
mengorganisasi massa, memotivasi para pendengar, memimpin rapat, memberikan materi
perkuliahan, berjualan, dan masih banyak lagi. Tujuan dari public speaking ini dapat dibagi
menjadi 3 bagian yaitu :
1. Sebagai pemberi informasi dimana seseorang pada tahap ini hanya memberikan
pesan tanpa meminta feelback dari receiver (penerima pesan)
2.  Sebagai orang yang berusah mempengaruhi yakni untuk mengarahkan sikap
seseorang sesuai dengan apa yang di inginkan.
3. Sebagai seorang yang berusaha agar orang lain ikut berpartisipasi yakni pesan
yang disampaikan bertujuan untuk diikuti atau menjadi panutan bagi orang lain
yang mendengar dan mengamati.

4. Ruang Lingkup Publik Speaking


Ruang lingkup dari public speaking terdiri dari: retorika, pidato, master of
ceremony(mc), presenter, narasumber, speaker, penceramah, khatib, dan lain sebagainya. Dan
juga perlu di pahami bahwa titik tolak public speaking adalah berbicara. Berbicara berarti
mengucapkan kata atau kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai
suatu tujuan tertentu ( misalnya memberikan informasi).
B. Publik Relation
1. Pengertian Publik Relation
Public relations adalah merupakan komunikasi, dimana dikegiatannya selalu
diarahkan kepada usaha untuk mempengaruhi pendapat publik agar dapat bersikap,
berpendapat, dan bertingkah laku sesuai keinginan komunikator. Akan tetapi tujuan dari
public realations itu sendiri umumnya dilihat dari pengertianya, selalu berorentasi
kepentingan publik.
Public Relations (PR) menurut Frank Jefkins  adalah suatu bentuk komunikasi yang
terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling
pengertian. Publik Relation menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan
(management by objectives). Sedangkan British Institute Public Relations mendefinisikan PR
adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam
rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian antara suatu
organisasi dengan segenap khalayaknya.

2. Fungsi Publik Relation


Cutlip and Center mengatakan bahwa fungsi Publik Relation meliputi hal-hal berikut :
1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.
2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan informasi
dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik pada perusahaan.
3. Melayani publik dan memberikan nasehat kepada pimpinan organisasi untuk
kepentingan umum.
4. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik,baik internal
maupun eksternal.

3. Tugas Publik Relation


Ada 3 tugas humas dalam organisasi yang berhubungan erat dengan tujuan dan
fungsi humas yakni :
1. Menginterpretasikan, menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku publik,
kemudian direkomendasikan kepada manajemen untuk merumuskan kebijakan
organisasi.
2. Mempetemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan kepentingan publik.
3. Mengevaluasi program-program organisasi/lembaga,khususnya yang berkaitan dengan
publik.

4. Ruang Lingkup Public Relation

Menurut Cutlip-Center-Broom, perkembangan mutakhir menunjukan bahwa ruang


lingkup pekerjaan humas kini sudah mencakup seluruh bentuk kegiatan komunikasi
(Morissan, 2010:14-29), diantaranya:
1. Publisitas, yaitu kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang, organisasi
atau perusahaan ke media massa. Dengan kata lain, publisitas adalah upaya
orang atau organisasi agar kegiatannya diberitakan media massa.
2. Pemasaran, dalam praktiknya pekerjaan bagian pemasaran meliputi antara lain
melakukan penelitian, mendesain produk, mengemas produk, menetukan harga,
melakukan promosi dan distribusi produk. Tujuan pemasaran adalah untuk
menarik dan memuaskan klien atau pelanggan dalam jangka panjang dalam
upaya mencapai tujuan ekonomi perusahaan.
3. Public Affairs, didefinisikan sebagai bidang khusus public relations yang
membangun dan mempertahankan hubungan dengan pemerintah dan komunitas
lokal agar dapat mempengaruhi kebijakan publik.
4. Manajemen Isu, merupakan upaya organisasi atau perusahaan untuk melihat
kecenderungan isu atau opini publik yang muncul ditengah masyarakat dalam
upaya organisasi atau perusahaan untuk memberikan tanggapan atau respons
yang sebaik-baiknya. Tanggapan yang baik diperlukan agar isu atau opini
publik itu tidak berkembang secara negatif sehingga merugikan perusahaan atau
agar isu tidak berkembang menjadi konflik yang tidak diinginkan. Upaya
organisasi atau perusahaan untuk melihat kecenderungan isu atau opini publik
yang muncul dilakukan melalui riset atau penelitian.
5. Lobi, adalah bidang khusus humas yang membangun dan memelihara hubungan
dengan pemerintah utamanya untuk tujuan memengaruhi peraturan dan
perundang-undangan.
6. Hubungan Investor, menurut Cutlip adalah bidang khusus dari humas korporat
yang membangun dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan
dengan pemegang saham dan pihak lainnya dalam masyarakat keuangan untuk
memaksimalkan nilai pasar.
5. Hubungan Public Speaking dengan Public Relation
Publik Relation merupakan usaha untuk menjaga reputasi dengan tujuan memperoleh
pengertian atau pemahaman dan dukungan, serta mempengaruhi opini dan prilaku. Hal ini
untuk membangun saling pengertian, menghindari kesalahpahaman dan mispersepsi, Sebagai
sebuah profesi seorang Publik Relation bertanggung jawab untuk memberikan informasi,
mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan
sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi. Bagian penting dari
pekerjaan petugas humas dalam suatu organisasi adalah membuat kesan baik, citra positif,
pengetahuan dan pengertian informasi, penerangan, penjelasan,
Publik Relation dalam definisinya dikatakan bahwa Publik Relation itu saling terkait
pada public speaking. Public speaking itu berguna bagi tugas seorang Publik Relation dalam
melaksanakan tugasnya, Seorang Public Relation harus mampu menguasai Public Speaking
dengan baik guna menunjang keberhasilan didalam melaksanakan tugasnya, karena PR
dituntut terampil di dalam berbicara di depan khalayak banyak dengan berpenampilan rapi
dan menarik serta mampu menguasai audiens dengan memimpin atau membawakan jalannya
suatu acara. Tugas seorang Publik Relation tak akan  dapat berjalan sebagaimana seharusnya
tanpa adanya penguasaan public speaking yang baik oleh seorang Publik Relation.  Tak ada
kegiatan yang dilakukan dalam dan oleh masyarakat yang tidak memerlukan public speaking.
Kemampuan berbicara dan berbahasa dengan baik sangat menunjang  kualitas seorang PR
didalam tugasnya dan seorang PR wajib menguasai public speaking dengan baik karena itu
adalah salah satu identitas seorang PR.

C. Media Relation
1. Pengertian Media Relation
Philip Lesly memberikan definisi Media Relations sebagai hubungan dengan media
komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media terhadap
kepentingan organisasi.
Yosal Iriantara mengartikan Media Relations merupakan bagian dari Public Relations
eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai
sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi.
Tampak bahwa pengertian Media Relations berdasarkan pada relasi antara individu
atau organisasi/perusahaan dengan media. Sehingga dapat disimpulkan pengertian Media
Relations adalah relasi yang dibangun dan dikembangkan dengan media untuk menjangkau
publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan, dan tercapainya tujuan-tujuan individu
maupun organisasi/perusahaan.

2. Fungsi Media Relation


Philip Lesley, penulis buku Public Relations Handsbook mengemukakan fungsi media
relations yaitu sebagai berikut:
1. Memperoleh publisitas seluas mungkin tentang kegiatan serta langkah
organisasi yang dianggap baik untuk diketahui publik.
2. Memperoleh tempat dalam pemberitaan media secara objektif, wajar dan
berimbang mengenai hal-hal yang menguntungkan organisasi.
3. Memperoleh umpan balik mengenai upaya dan kegiatan organisasi.
4. Melengkapi data bagi pimpinan organisasi untuk keperluan kebijaksanaan.
5. Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi saling
percaya dan menghormati.

3. Contoh Media Relation


Di sini, mengambil perusahaan XL sebagai perusahaan yang melakukan media
relation. Adapun hal hal yang dilakukan oleh pihak XL dalam melakukan media relation
adalah :
1. Media Gathering
Media gathering merupakan ajang apresiasi XL kepada media masa atas
kerja sama dan dukungan media terhadap perusahaan. Kegiatan seperti ini, sudah
menjadi agenda rutin XL. Acara ini digelar dua kali dalam setahun, ini berlaku
untuk media Nasional dan Regional/daerah. Melalui acara seperti ini, pihak XL
dapat membangun suatu kedekaatan dengan para Media (wartawan). Dalam
kegiatan ini media dimanjakan dengan berbagai kegiatan –kegiatan yang menarik
seperti acara Outbond dan berbagi pengetahuan tentang  industri Telekomunikasi
(Media Nasional).
2. Mengadakan Pertemuan Informal dengan Para Media
Cara ini bertujuan untuk membangun kedekatan secara personal dengan
para wartawan yang tidak terikat oleh suatu kekakuan. Pertemuan seperti ini
sifatnya santai, sehingga dapat mempermudah pendekatan  ke arah yang lebih
akrab sehingga akan tumbuh suatu bentuk kerja sama yang baik. Di sini seorang
PR deperlukan Teknik Lobby yang bagus, karena pendekatan informal ini lebih
efektif dibandingkan  pendekatan secara Formal. 
3.  Mengadakan Acara XL Award (Program Rangkaian Ulang Tahun XL) yang
Merupakan Kegiatan Rutin XL
Biasanya, acara XL award ini dilaksanakan dalam rangka perayaan ulang
tahun XL, dan kegiatan ini merupakan kegiatan rutin XL. Selain itu, acara ini
merupakan salah satu bentuk untuk membina hubungan baik dengan para
wartawan dengan menggelar lomba menulis antar wartawan nasional. Selain
menggelar lomba menulis antar wartawan, XL juga mengadakan kompetisi futsal
dan biliard antar wartawan, dan ini merupakan program reward untuk wartawan
atas kerjasama selama ini dengan XL.
4. Mensponsori Kegiatan Media dan Kunjungan Media
Bentuk media relation dari XL yang lain adalah menjadi sponsor dalam
kegitan media seperti acara kekaryawanan, seminar, dll. selain itu, XL juga
melakukan kunjungan media, di antaranya, kunjungan menejemen XL ke
beberapa media besar yang menjadi target perusahaan. Pada kunjungan ini
dilakukan perkenalan menejemen XL dan diskusi tentang Industri
Telekominikasi. Program ini dilaksanakan dalam satu tahun lima kali kunjungan.
5. Press Conference
Press conference XL merupakan Ajang pertemuan dengan para wartawan
sehubungan dengan adanya suatu informasi penting baik mengenai produk,
layanan dan kebijakan yang akan disampaikan XL kepada stakeholdernya . 

4. Hubungan Publik Speaking dengan Media Relation


Media massa masih menjadi sumber informasi terpercaya, meskipun pihak
instansi/perusahaan kini mampu publikasi sendiri informasi via media internet, situs web,
atau akun media sosialnya. Namun tanpa adanya media relation sebuah tujuan perusahaan
tidak tercapai secara optimal. Media relation merupakan aktivitas komunikasi public
relation/humas untuk menjalin pengertian dan hubungan baik dengan media massa dalam
mencapai suatu tujuan.

Dalam menjalin hubungan ini tentu berkaitan dengan public speaking. Karena public
speaking merupakan penunjang proses terjadinya komunikasi di media relation. Yang mana
public speaking adalah proses dan berbicara secara terstruktur guna untuk memberi
informasi, hiburan maupun menghibur. Dengan kemampuan public speaking yang baik tentu
memberi dampak positif terhadap aktivitas humas dengan media massa karena akan
membantu komunikasi yang mana penting untuk agar berjalan lancar.

D. Komunikasi Non Verbal


1. Pengertian Komunikasi Non Verbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal.
Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar
kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal
dapat dipisahkan. Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin
menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.

2. Fungsi Komunikasi Non Verbal


Mark L. Knapp, menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan dengan pesan
verbal:
1. Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal.
Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.
2. Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah
katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan
kepala.
3. Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan
verbal. Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya
berkata ”Hebat, kau memang hebat.”
4. Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya,
air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-
kata.
5. Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya,
anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.
3. Contoh Komunikasi Non Verbal
a. Sentuhan
Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman,
sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing
bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari
sang penyentuh.
b. Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak
mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan
untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk
mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan
perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk
mengatur atau mengendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan
ketegangan.
c. Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan,
yaitu cara berbicara. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau
lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain
itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti “mm”, “e”, “o”, “um”, saat berbicara
juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini
harus dihindari.
d. Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan
tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan,
dan warna.
e. Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam
komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi
durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang
dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu
(punctuality).
4. Hubungan Publik Speaking dengan Komunikasi Non Verbal
Dalam melakukan public speaking, pemimpin tidak saja menunjukkan
kemampuannya dalam menyusun kata dan kalimat sehingga menjadi sebuah komunikasi
yang menarik dan interaktif yang membuat audiens tertarik. Akan tetapi seorang pemimpin
juga menunjukkan karakter individunya.
Public speaking yang handal sering kali mengembangkan kemampuannya untuk
melakukan public speaking, sekaligus menonjolkan karakter positif yang dimilikinya
sehingga ia akan lebih mudah untuk menguasai audiens. Dengan menguasai komunikasi non
verbal, maka publik speaker memiliki integritas, antara apa yang dikatakan, yang dirasakan
dan yang milikinya. 
    Karakter asli dari seorang public speaking akan tampak oleh audiens dari bahasa non
verbal yang ditunjukan dalam melakukan public speaking. Bahasa non verbal ini merupakan
bentuk dari sinyal komunikasi yang dapat juga memberikan pengaruh kuat kepada audiens.
Audiens dapat mengetahui komitmen, integritas, dan intuisi dari seorang pemimpin dari
bahasa non verbal yang ditunjukkan pemimpin lewat public speaking. 
Fakta yang menarik adalah ternyata citra pembicara yang terbentuk dalam benak
audiens sangat dipengaruhi oleh kemampuan nonverbal sang pembicara. Contoh yang nyata
di Indonesia adalah orang-orang yang besar dan terkenal di dunia perpolitikan dan
pemerintahan yaitu Amien Rais, dan Susilo bambang Yudhoyono.
Komponen public speaking yang dimiliki oleh ketiga calon presiden itu sangat
lengkap masing-masing memiliki kemampuan dalam mengagungkan pesan tiga kali lebih
besar dari pesan itu sendiri. Kalau dirumuskan dari beberapa karakter, segi dan sifat. Amien
adalah pribadi yang cerdas, kritis, mudah diajak bicara, ceplas-ceplos, bisa diajak bercanda,
jenaka dan mau turun ke bawah. SBY juga unik, cara berjalannya baik, mantap dan percaya
diri, memiliki aura, wajah bersahabat, berpendidikan, sopan santun, terbuka, mau
mendengarkan pendapat orang lain. Semua ini  menunjukkan bahwa persepsi publik
mengenai diri kita bisa di bangun dengan cara kita berbicara di depan public.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Publik Speaking merupakan kemampuan berbicara di depan umum yang berperan
penting dalam komunikasi karena public speaking berfungsi meningkatkan profesional,
meningkatkan kemampuan diri, meningkatkan rasa percaya diri dan meningkatkan
kemampuan mempengaruhi. Yang mana hal ini tentu saling mendukung terwujudnya public
relation, media relation serta komunikasi non verbal.

B. Saran
Masyarakat juga sebaiknya memahami pentingnya kemampuan berbicara. Hal ini
dapat mengawali keinginan mereka untuk memperoleh banyak informasi mengenai
perkembangan lingkungan sekitarnya
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman, Oemi. 2001. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Penerbitan PT. Citra


Aditya Bakti

Andrew, M. 2007. Mengembangkan Kepribadian dengan Berpikir Positif. Jakarta: Prestasi


Pustakarya.

Elly dan Pranama, J. (2006). General Public Speaking. Jakarta: Public Speaking School.

Jalaludin Rakhamat. 1994. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung

Kusunastuti, Frida. 2001. Dasar-Dasar Humas . Jakarta : GhaliaIndonesia


Sameto, H. 2006. Kiat Sukses Mengolah Komunikasi. Jakarta: Puspa Sawara

Anda mungkin juga menyukai