Anda di halaman 1dari 13

NAMA : HABIBI RAHMAN

NIM : 22011063

JAWABAN :
A. Pengertian
1. Public Speaking dan Public Relations
Public Speaking adalah kemampuan kita berbicara di depan umum dengan terstruktur
dan bertujuan untuk memberikan informasi, memotivasi, membujuk, mendidik dan
menghibur pendengarnya. Bagi beberapa orang hal ini tidak mudah, mereka harus
dilatih sejak dini agar bisa melakukan public speaking dengan baik.
Public Relations (PR) adalah upaya perusahaan untuk memelihara hubungan yang
positif dan saling menguntungkan dengan berbagai pemangku kepentingan seperti
media, karyawan, pelanggan, dan masyarakat luas. Biasanya PR merupakan divisi
atau departemen tersendiri dari sebuah perusahaan, terutama perusahaan yang sudah
besar dan membutuhkan banyak sumber daya dalam menjalin relasi dengan publik.
2. Public Relation dan Media Relations
Media Relations dan Public Relations merupakan sebuah konsep yang
aktivitasnya berada dalam ruang lingkup yang sama, yakni penyampaian atau
merespon pesan atau informasi.
Pesan atau informasi tersebut diharapkan dapat membantu membangun dan
memelihara komunikasi yang baik sehingga diperoleh pengertian, dukungan dan
kerjasama antara organisasi dengan publik, baik internal maupun eksternal.
3. Public Speaking dan Komunikasi Non Verbal
Public speaking atau kemampuan berbicara di depan publik saat ini telah menjadi hal
yang krusial dalam kehidupan bermasyarakat. Kemampuan seseorang untuk
menyampaikan informasi kepada publik, dalam berbagai ranah kehidupan, telah
menjadi fondasi penting dalam bermasyarakat. Maka dari itu keterampilan ini perlu
untuk terus dikembangkan.

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk


nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih
banyak dipakai daripada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara
otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi nonverbal
bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal
yang mau diungkapkan karena spontan (Agus M. Hardjana, 2003: 26).

Perlu dipahami bahwa dalam public speaking seseorang dapat menggunakan


komunikasi verbal maupun nonverbal. Umumnya banyak orang memperhatikan
komunikasi verbal secara lebih mendalam. Mereka mempersiapkan materi yang akan
disampaikan dan hal-hal yang harus dikatakan. Namun, banyak di antara para
pembicara publik lupa untuk mengembangkan kemampuan komunikasi nonverbal
mereka. Padahal kemampuan komunikasi non-verbal ini sangat krusial. Komunikasi
nonverbal memegang peranan besar agar audiens tetap tertarik untuk mendengarkan
apa yang disampaikan oleh komunikator.

B. Ruang Lingkup
a. Publik Speaking Dan Publik Relations
Kegiatan Public Speaking meliputi pidato, ceramah, presentasi, siaran radio, siaran
televisi, mengajar di kelas, diskusi, dialog, briefing, motivator, pelatihan, rapat, orasi,
kampanye, dan semua jenis pembicaraan di depan orang banyak, baik berupa
kelompok (grup), kerumunan, maupun orang-orang tertentu (spesific audience).
1. Tujuan public speaking
 Informasi : hanya sekedar memberikan pesan.
 Influence / mempengaruhi:
untuk mengarahkan sikap atau perilaku khalayak.
 Participated in / mengikuti :
pesan yang disampaikan diarahkan untuk diikuti atau menjadi panutan dan d
ijadikan teladan bagi khalayak.
2. Alur public speaking
 Canalizing Ideas – memilih pesan yang akan disampaikan.
 Planning Design – merancang tata cara penyampaian pesan.
 Mapping your route – merencanakan bagan penyampaian pesan.
 Acquiring knowledge –
menambahkan isi pesan yang disesuaikan dengan tujuan public speaking, b
aik ilmiah maupun bukan ilmiah.
3. Gangguan Psikologis Public-Speaker
 Fear of the Unknown – kekhawatiran akan ketidaktahuan.
 Fear of being Misunderstood – kekhawatiran untuk terjadinya kesalahpahaman.
 Fear of the Audience – kekhawatiran akan kondisi khalayak.
 Fear of Oneself – kekhawatiran akan kehadiran seseorang diantara khalayak.
 Fear of being Inaudible –
kekhawatiran tidak dapat berbicara dengan lugas dan jelas.
 Fear of Physical Reaction – kekhawatiran mengalami gangguan syaraf /
nervous di sekujur tubuh.
Adapun ruang lingkup pekerjaan yang geluti oleh praktisi Public Relations menurut
Tanian (2005:32) antara lain adalah:
 Financial relations
Terlibat dalam proses komunikasi dengan sejumlah financial stakeholders, sebagai
contoh, menyediakan publikasi dan literatur khusus untuk:
1) Floats, mergers and acquisitions;
2) Annual report releases;
3) Takeover strategies; dan
4) Financial media, etc.
 Corporate relations
Menciptakan image positif perusahaan melaui teknik-teknik Public Relations:
1) Market place;
2) Pemerintah;
3) Media; dan
4) Publik
 Media relations
Adalah elemen Public Relations yang terkonsentrasi pada halhal yang terkait
dengan publikasi media massa.
 Government relations ( lobbying)
Juga disebut dengan public affairs, kegiatannya secara spesifik berbungan dengan
seluruh lembaga pemerintahan.
 Community relations
Target program terutama ditujukan untuk menjalin hubungan baik dengan
masyarakat, atau komunitas tertentu di suatu wilayah, seperti perusahaan kimia
yang harus menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat di sekitar pabrik.
 Employee relations
Komunikasi dengan para karyawan, termasuk:
1) Newsletters and gazettes;
2) Pertemuan/rapat;
3) Video;
4) E-mail;
5) Teknik-teknik public relations lainnya.
 Marketing support
Teknik-teknik PR yang secara spesifik digunakan untuk menunjang kegiatan
promosi. Internally: Public Relations berperan sebagai mesin komunikasi untuk
menciptakan hubungan antar karyawan (antar departemen) yang harmonis.
Externally: PR berperan sebagai regular timetable organisasi yang bertugas untuk
mempertahankan komunikasi dua arah yang harmonis dengan publiknya.
b. Public Relation dan Media Relations
Ruang Lingkup pekerjaan yang geluti oleh praktisi Public Relations menurut Tanian
(2005:32) antara lain adalah:
 Financial relations
Terlibat dalam proses komunikasi dengan sejumlah financial stakeholders, sebagai
contoh, menyediakan publikasi dan literatur khusus untuk:
1) Floats, mergers and acquisitions;
2) Annual report releases;
3) Takeover strategies; dan
4) Financial media, etc.
 Corporate relations
Menciptakan image positif perusahaan melaui teknik-teknik Public Relations:
1) Market place;
2) Pemerintah;
3) Media; dan
4) Publik
 Media relations
Adalah elemen Public Relations yang terkonsentrasi pada halhal yang terkait
dengan publikasi media massa.
 Government relations ( lobbying)
Juga disebut dengan public affairs, kegiatannya secara spesifik berbungan dengan
seluruh lembaga pemerintahan.
 Community relations
Target program terutama ditujukan untuk menjalin hubungan baik dengan
masyarakat, atau komunitas tertentu di suatu wilayah, seperti perusahaan kimia
yang harus menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat di sekitar pabrik.
 Employee relations
Komunikasi dengan para karyawan, termasuk:
1) Newsletters and gazettes;
2) Pertemuan/rapat;
3) Video;
4) E-mail;
5) Teknik-teknik public relations lainnya.
 Marketing support
Teknik-teknik PR yang secara spesifik digunakan untuk menunjang kegiatan
promosi. Internally: Public Relations berperan sebagai mesin komunikasi untuk
menciptakan hubungan antar karyawan (antar departemen) yang harmonis.
Externally: PR berperan sebagai regular timetable organisasi yang bertugas untuk
mempertahankan komunikasi dua arah yang harmonis dengan publiknya.
c. Public Speaking dan Komunikasi Non Verbal
Ruang Lingkup Public Speaking meliputi pidato, ceramah, presentasi, siaran radio,
siaran televisi, mengajar di kelas, diskusi, dialog, briefing, motivator, pelatihan, rapat,
orasi, kampanye, dan semua jenis pembicaraan di depan orang banyak, baik berupa
kelompok (grup), kerumunan, maupun orang-orang tertentu (spesific audience).
Tujuan public speaking
 Informasi : hanya sekedar memberikan pesan.
 Influence / mempengaruhi:
untuk mengarahkan sikap atau perilaku khalayak.
 Participated in / mengikuti :
pesan yang disampaikan diarahkan untuk diikuti atau menjadi panutan dan d
ijadikan teladan bagi khalayak.
4. Alur public speaking
 Canalizing Ideas – memilih pesan yang akan disampaikan.
 Planning Design – merancang tata cara penyampaian pesan.
 Mapping your route – merencanakan bagan penyampaian pesan.
 Acquiring knowledge –
menambahkan isi pesan yang disesuaikan dengan tujuan public speaking, b
aik ilmiah maupun bukan ilmiah.
5. Gangguan Psikologis Public-Speaker
 Fear of the Unknown – kekhawatiran akan ketidaktahuan.
 Fear of being Misunderstood – kekhawatiran untuk terjadinya kesalahpahaman.
 Fear of the Audience – kekhawatiran akan kondisi khalayak.
 Fear of Oneself – kekhawatiran akan kehadiran seseorang diantara khalayak.
 Fear of being Inaudible –
kekhawatiran tidak dapat berbicara dengan lugas dan jelas.
 Fear of Physical Reaction – kekhawatiran mengalami gangguan syaraf /
nervous di sekujur tubuh.

C. Fungsi dan Peran


1. Publik Speaking
Fungsi public speaking sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
ketika ada pesta demokrasi untuk memilih calon legislatif dan kepala daerah serta
kepala negara (presiden). Para calon dan calon saling menyampaikan program yang
akan dilakukan jika terpilih.
Untuk meyakinkan dan mengajak pendengar pada suatu pilihan tertentu, saat
menyampaikan kampanye, para kandidat menyertakan berbagai data dan fakta
sehingga audiens menjadi percaya diri dalam menentukan pilihannya. Berikut ini
adalah fungsi public speaking menurut dua ahli, yaitu:
Fungsi Public Speaking Menurut Aristoteles
Menurut Aristoteles dalam karyanya The Retoric, fungsi wicara adalah: Mencegah
munculnya penyimpangan dan ketidakadilan. Menyampaikan instruksi jika tidak
diperoleh dalam instruksi ilmiah. Menjelaskan suatu kasus sehingga dapat diketahui
dari berbagai aspek. Sebagai sarana pertahanan diri.
Fungsi Public Speaking Menurut Whitman dan Bouse
Menurut Whitman dan Bouse, fungsi berbicara di depan umum adalah sebagai
berikut: Menarik perhatian, Menghibur, Memberikan informasi, Ajukan pertanyaan,
Fungsi pidato persuasif atau persuasive, untuk meyakinkan, Memberikan rangsangan,
Beri kritik, Membentuk kesan, Peringatkan, Membangun semangat, Memberikan
instruksi, Menyajikan pencarian, Pindahkan massa, Menyamarkan masalah.
2. Publik Relations
 menunjukkan suatu kegiatan yang jelas dan berbeda dari jenis kegiatan lainnya di
dalam perusahaan/lembaga pendidikan.
 menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga/organisasi
dengan publiknya, intern maupun ekstern, dalam rangka menanamkan pengertian,
menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim
pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga/organisasi.” ( Rahmadi
1993:21 )
3. Media Relations
Public Relations (PR) memiliki peran krusial sebagai jembatan penghubung antara
perusahaan dengan khalayak luas. Contoh public relations dalam sebuah perusahaan
adalah kegiatan yang menciptakan citra positif perusahaan dan mendukung kemajuan
dalam berbagai aspek bisnis.
Media relations penting dilakukan bagi seorang Public Relations karena tujuan
utamanya adalah untuk reputasi perusahaan. Media relations merupakan bentuk
strategi komunikasi seorang Public Relations professional dalam menjaga hubungan
dengan media.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa media relations merupakan bagian
dari Public Relations, tentulah kerjanya juga mengikuti standar public relations
tersebut. Dalam berbagai literature kita temukan, standar PR tersebut misalnya
tentang pengumpulan fakta (fact finding); bisa melalui penelitian atau media
monitoring. Selain itu, juga merumuskan permasalahan berdasarkan hasil penelitian,
perencanaan dan penyusunan program berdasarkan masalah-masalah yang telah
dirumuskan. Tak kalah pentingnya standar kerja public relations itu adalah
menjalankan rencana dan tindak komunikasi. Tahap akhir adalah evaluasi dari semua
program Public Relations yang dilakukan apakah berjalan sesuai rencana dan
tujuannya atau tidak. Dalam merumuskan program-program tersebut, tentu
memperhatikan dimensi media relations untuk melihat pengaruh program public
relations, baik program jangka pendek maupun jangka panjang. Intinya, semua tugas-
tugas yang dilakukan media relations harus mengacu pada tugas pokok Public
Relations. Sebab, (sekali lagi) media relations itu merupakan bagian dari public
relations itu sendiri.
4. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi nonverbal berfungsi untuk meningkatkan keefektifan berkomunikasi,
serta mempermudah komunikator dalam mengirimkan pesan dan komunikan saat
menerima pesan.

D. Perbedaan dari masing-masing


a. Publik Speaking dan Publik Relation
Meskipun terkait dalam konteks komunikasi, public speaking dan public relation
memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan yang paling mencolok adalah
fokus masing-masing bidang.
Public speaking lebih menekankan pada kemampuan berbicara di depan umum
dengan tujuan menyampaikan pesan yang efektif. Pada sisi lain, public relation
berfokus pada upaya membangun hubungan baik dengan semua pihak yang
terlibat dalam suatu organisasi atau individu.
Dalam konteks gaya penulisan jurnalistik yang santai, perbedaan ini dapat
disimpulkan sebagai berikut: public speaking adalah tentang keahlian berbicara
yang menarik, sementara public relation adalah tentang bagaimana membangun
hubungan baik dengan orang lain.

b. Public Relation dan Media Relations


media relations menjadi salah satu aktivitas terpenting dari tugas-tugas public
relations. Namun perlu diingat, memahami media relations secara lebih luas dan
dinamis jauh lebih penting dari defenisi media relations itu sendiri.
Karena itu, relasi media relations dan public relations digambarkan sangat erat,
tak terpisahkan namun dapat kita bedakan. “Guna memahami hubungan yang erat
antara media relations dan public relations dapat mengacu pada bagaimana public
relations itu berasal. Hal tersebut dapat diurai dari awal upaya setiap korporasi
untuk mendapat publisitas di media massa. Korporasi menggunakan segala trik
dan cara yang mungkin untuk memanfaatkan media massa demi memperoleh
publisitas. Itulah sebabnya hal ini menjelaskan mengapa media relations dianggap
sebagai yang paling tradisional, terlihat dan menonjol dari semua fungsi public
relations. Hanya saja, saat itu media merujuk pada pers.”(Syahputra I, 2019).

c. Public Speaking dan Komunikasi Non Verbal


Perbedaan Antara Public Speaking dan Komunikasi
1. Jumlah Orang
Dalam public speaking, pembicara biasanya berkomunikasi dengan
sekelompok orang yang lebih besar. Bisa jadi puluhan, ratusan, atau bahkan
ribuan orang. Ini memerlukan kemampuan untuk mengelola dan merespon
dinamika kelompok yang lebih besar, yang bisa menjadi tantangan tersendiri.
Sebaliknya, komunikasi umum seringkali melibatkan interaksi antara dua
individu atau sekelompok kecil orang. Dalam situasi tersebut, setiap individu
memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berpartisipasi dalam percakapan.
2. Panjang Percakapan
Public speaking biasanya melibatkan pembicara yang menyampaikan
informasi atau argumen dalam jangka waktu yang lebih lama. Hal ini bisa
mencakup presentasi panjang atau pidato. Di sisi lain, komunikasi biasanya
memiliki lebih pendek dan melibatkan dialog atau percakapan yang
berlangsung bolak-balik antara para peserta.
3. Mode Komunikasi
Public speaking biasanya dilakukan secara langsung dan memerlukan
pembicara untuk hadir secara fisik di depan penonton. Dalam konteks ini,
pembicara harus mengelola berbagai aspek komunikasi non-verbal seperti
bahasa tubuh dan intonasi suara. Di sisi lain, komunikasi umum bisa dilakukan
melalui berbagai cara, termasuk komunikasi tatap muka, telepon, atau melalui
teks digital.
4. Tingkat Penerimaan Pesan
Dalam public speaking, tingkat reseptivitas atau penerimaan pesan mungkin
sedikit lebih rendah karena adanya jumlah penonton yang lebih banyak.
Masing-masing individu dalam penonton mungkin memiliki tingkat perhatian
atau pemahaman yang berbeda.
Komunikasi umum biasanya melibatkan jumlah peserta yang lebih sedikit,
yang dapat memfasilitasi tingkat reseptivitas yang lebih tinggi dan interaksi
yang lebih baik.
5. Cara Penyampaian
Public speaking biasanya memerlukan cara penyampaian yang lebih formal.
Ini melibatkan penggunaan bahasa dan gaya yang lebih terstruktur dan sering
kali memerlukan persiapan dan latihan sebelumnya. Sementara itu,
komunikasi umum bisa berlangsung dalam konteks formal atau informal, dan
biasanya lebih spontan dan fleksibel.
6. Praktik
Mengingat tantangannya, public speaking memerlukan latihan yang lebih
ekstensif. Pembicara perlu menguasai berbagai keterampilan, termasuk
pengaturan isi pesan, penggunaan bahasa, manajemen waktu, dan kontrol atas
kecemasan berbicara di depan umum. Di sisi lain, komunikasi umum adalah
sesuatu yang kita lakukan setiap hari dan tidak memerlukan latihan yang
formal atau intensif.

E. Modal Dasar Praktisi Publik Relations


Setelah tahu definisi public relations, sekarang kita akan belajar tentang apa aja,
Modal Dasar yang harus dimiliki untuk jadi seorang PR yang andal?
1. Komunikasi
Pekerjaan apapun nggak bisa lepas dari komunikasi, termasuk Public Relations
(PR). Komunikasi diperlukan untuk menyampaikan ide, gagasan, informasi, dan
koordinasi dengan seluruh pihak yang berhubungan dengan perusahaan baik eksternal
maupun internal.
Kemampuan komunikasi yang harus dimiliki seorang praktisi PR nggak terbatas
berbicara saja, tapi mencakup banyak seperti komunikasi verbal, non-
verbal, negosiasi, presentasi, persuasi, dan mendengarkan.
2. Membina relasi
Sebuah perusahaan atau organisasi pasti menjalin kerja sama dengan berbagai pihak.
Ada pihak eksternal seperti konsumen, komunitas, investor, klien, media,
pemerintah, dan lainnya. Dan tentunya juga pihak internal perusahaan itu sendiri.
Seorang PR harus bisa membangun dan membina hubungan baik dan saling
menguntungkan dengan pihak-pihak tersebut. Karena pihak internal dan eksternal ini
sama-sama penting bagi perusahaan.
Jojo Suharjo, Ketua Asosiasi Perusahaan PR Indonesia, menjelaskan bahwa peran
media massa sangat penting untuk menyebarkan informasi penting dan membentuk
opini publik, karenanya menjalin hubungan dengan media sangat penting.
Misalnya saat kondisi krisis, kalau hubungan dengan media terjalin baik, PR bisa
meminta media untuk membantu menyebarkan berita klarifikasi, update
perkembangan krisis, atau mengurangi penyebaran berita hoaks.
3. Komunikasi krisis
Situasi krisis di sebuah perusahaan bisa datang kapan saja. Nggak bisa diprediksi. PR
juga turut menangani krisis perusahaan bersama dengan tim manajemen krisis yang
ada.
Saat krisis terjadi, biasanya berita akan menyebar dengan cepat dan perusahaan akan
diserbu banyak media. Dalam hal ini, PR bertugas untuk menentukan juru bicara
atau spokesperson, menyiapkan skenario, menyusun berbagai FAQ terkait krisis atau
menjadi spokeperson menghadapi media. Dalam Strategy Insight Public Relations
(2020), pihak yang bisa dijadikan sebagai juru bicara adalah CEO, tim PR, dan jajaran
manajemen perusahaan.
PR berperan untuk mengimbangi berita negatif atau hoaks yang tersebar dengan
menciptakan berita positif.
4. Manajemen waktu
Public relations punya banyak aktivitas. Bisa di dalam kantor atau di lapangan.
Menemui banyak pihak yang bekerja sama dengan perusahaan, atau meng-
handle beberapa project perusahaan. Karena itu, manajemen waktu yang baik sangat
penting.
Selain agar semua pekerjaan terselesaikan dengan baik, tentu agar kamu nggak cepat
terkena burnout. Semua aktivitas yang dilakukan PR berpengaruh terhadap
Untuk meningkatkan manajemen waktu ini, ada berbagai cara yang bisa kamu
lakukan. Bisa sesederhana menyusun to-do list di malam hari, melakukan time
blocking, dan menyusun urutan prioritas.
5. Menulis
Informasi yang disampaikan oleh PR tentang perusahaan, nggak selalu berbentuk
lisan, bisa juga berbentuk tulisan. Peran PR adalah memastikan pesan atau informasi
tersebut sampai kepada audiens dengan penerimaan yang baik. Maksudnya, nggak
menimbulkan miskomunikasi atau salah persepsi. Jadi audiens bisa menerima
informasi sesuai dengan apa yang ingin perusahaan sampaikan.
Untuk membuat tulisan yang demikian, kemampuan untuk menulis harus dimiliki
seorang PR. Bentuk tulisannya bisa beragam, seperti siaran pers, artikel blog, konten
untuk sosial media, buletin, atau tulisan publikasi lainnya.
F. Tugas dan Program Kerja Media Relations
Tugas utama Media Relation adalah membangun citra positif dan meningkatkan nilai
suatu instansi atau perusahaan yang dimana itu adalah tugas utama seorang humas.

Media relations merupakan bentuk strategi komunikasi seorang Public Relations


professional dalam menjaga hubungan dengan media. Menjalin dan mempertahankan
hubungan baik dengan media amatlah penting bagi seorang Public Relations. Sebab
media adalah sarana publikasi, dimana segala informasi tentang perusahaan disalurkan
selain itu media juga merupakan sarana untuk membangun reputasi. Saat ini media
merupakan acuan public untuk bergerak dan bertindak, publik seolah digiring oleh media
untuk berperilaku sesuai dengan isu yang ada. Pasalnya Jika media menggiring publik ke
arah yang negative maka hal ini akan membawa dampak yang kurang menguntukan bagi
perusahaan karena dapat mempengaruhi reputasi perusahaan. Jika media menggiring
kearah yang positif maka ini akan meningkatkan reputasi perusahaan. Sehingga penting
sekali bagi Public Relations professional untuk menjalin hubungan baik dengan media.

Melalui media, reputasi perusahaan terbangun. Support dan jaringan bagi perusahaan juga
terbangun. Ketika hubungan media terjalin dengan baik, maka kepercayaan public
terhadap perusahaan juga pastinya akan semakin kuat sebab pesan yang disampaikan oleh
media diterima oleh public dengan baik pula. Rini Damastuti dalam bukunya yang
berjudul Media Relations: Konsep Strategi dan Aplikasi (2012) menyebutkan bahwa
kegiatan media relations terbagi menjadi dua bentuk. Pertama adalah tulisan seperti press
release, tulisan yang ditujukan kepada editor, pemberitahuan megenai layanan publik dan
komunikasi melalui media di internet. Kedua adalah dengan menggelar suatu kegiatan
atau acara, contohnya media gathering atau media relations yang dibuat oleh praktisi
PR, press call yang dilakukan untuk menyampaikan informasi melalui telepon, media
events seperti undangan bagi media untuk menjadi sponsor dalam suatu kegiatan,
kemudian tentunya adalah konferensi pers dengan media.
Kunci dari kegiatan media relations adalah konsistensi. Public Relations harus selalu
memberikan informasi kepada media secara rutin dan haruslah sering mengadakan
pertemuan untuk sekedar sharing santai. Hal ini penting dilakukan karena media akan
selalu menginginkan informasi setiap hari setiap saat. Konsistensi juga diperlukan dalam
konten publikasi agar tidak membosankan. Public Relations harus memikirkan berita
yang akan dimuat, siapa audience nya, relevansi berita, durasi penyampaian berita,
keakuratan berita, dan siapa penyampai beritanya. Sehingga pesan yang disampaikan
melalui media dapat diterima dengan baik oleh publik. Terakhir adalah pentingnya
seorang Public Relations melakukan evaluasi dari aktivitas media relations yang
dilakukan. Bagaimanapun juga media relations adalah startegi yang dilakukan oleh public
relations dalam membangun dan mempertahankan reputasi perusahaan. Oleh karenanya
setiap aktivitas yang telah dilaksanakan perlu dievaluasi. Proses evaluasi dilakukan untuk
mengetahui apa yang kurang dan sebaiknya dipertahankan dari kinerja yang telah
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai