NIRM : 2020196351
KELAS : A TEOLOGI
a) Hambatan Semantis
Hambatan karena bahasa,kata-kata atau kalimat-kalimat yang dipergunakan penafsirannya
banyak. Hambatan semantis ini dapat diatasi oleh komunikatornya. Misalnya kesalahan
pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi
demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
b) Hambatan Teknis
Hambatan yang disebabkan oleh alat-alat teknis yang digunakan untuk berkomunikasi yang
kurang baik. Contohnya gangguan pada sound system,microphone.
c) Hambatan Lingkungan Fisik (Physical Distractions)
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya
komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan
cahaya yang kurang jelas.
d) Hambatan Biologis
Hambatan yang ditimbulkan oleh kurang baiknya pancaindra komunikator ataupun komunikan.
Misalnya gagu atau tuli
e) Hambatan Psikologis
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan
dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan
atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau
pendapatnya.
f) Hambatan Perbedaan Cara Pandang (Perceptual distorsion)
Dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan
perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam
komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang
lainnya.
g) Hambatan Tidak Adanya Umpan Balik (No Feed back)
Hambatan tersebut adalah seorang komunikator mengirimkan pesan kepada komunikan tetapi
tidak adanya respon dan tanggapan dari komunikan maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah
yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada
karyawannya
h) Hambatan Perbedaan Kebudayaan (Cultural Differences)
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan
lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda.
Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata
“jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata
tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
8. Upaya Dalam Mengatasi Hambatan Komunikasi
Ada beberapa cara untuk mengatasi hambatan komunikasi, antara lain:
a) Gunakan Umpan Balik (Feedback),.
b) Pahami Perbedaan Individu Atau Kompleksitas Individu Dengan Baik.
c) Gunakan Komunikasi Langsung (Face To Face)
d) Gunakan Bahasa Yang Sederhana Dan Mudah.
9. Penyampaian Komunikasi Publik
a) Kontak Mata
Kontak mata adalah teknik komunikasi nonverbal yang sangat membantu si pembicara dalam
menjelaskan idenya kepada pendengar. Di samping mempunyai kekuasaan yang membujuk, kontak
mata juga membantu untuk menjaga perhatian pendengar. Seorang pembicara yang berhasil haruslah
menjaga kontak mata dengan pendengarnya. Untuk mendapatkan hubungan dengan pendengar si
pembicara hendaklah menjaga kontak mata langsung dengan pendengar kira-kira 75% dari waktu
persentasinya. Kontak mata dengan pendengar membantu si pembicara mengetahui dan memonitor
pemdengar dan merupakan balikan bagi si pembicara mengenai pesan yang disampaikan.
b) Vokalik
Kecepatan berbicara, nada dan irama suara, serta penekana pada kata-kata tertentu perlu
diperhatikan dalam penyampaian persentasi lisan. Persentasi lisan yang disampaikan dengan suara
yang jelas dan enak didengar dapat memukau pendengar. Tetapi sebaliknya persentasi yang
disampaikan dengan suara yang tidak bervariasi, monoton akan membosankan para pendengarnya,
sehingga mengurangi perhatian pendengar.
c) Ketepatan
Kadang-kadang suatu persentasi disampaikan dalam situasi informal atau dalam suasana
pendengar rileks, maka penyampaian persentasipun hendaknya disesuaikan dengan situasi tersebut.
Begitu juga sebaliknya, bila kondisi formal maka cara penyampaian persentasi juga hendaknya bersifat
formal. Di samping mempertimbangkan kondisi dan topik pembicaraan, juga dipertimbangkan apa
yang diharapkan si pendengar untuk didengar.
d) Perencanaan
Kunci strategi yang terbaik adalah perencanaan. Oleh karena itu sebelum penyampaian
persentasi, si pembicara terlebih dahulu telah membuat perencanaan yang matang. Pilihan topik
pembicaraan yang cocok untuk diberikan pada pendengar dengan berdasarkan analisis pendengar.
Persiapkanlah materi yang diperlukan.
B. Komunikasi Massa
1. Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris yaitu mass communication. Artinya,
komunikasi yang menggunakan media massa. Istilah mass communication diartikan sebagai salurannya,
yaitu media massa. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi
tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama
atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama. Menurut Cangara dalam
bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi dijelaskan definisi dari Komunikasi Massa adalah sebagai berikut:
“Proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada
masyarakat atau khalayak yang sifatnya sosial melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio,
televisi, surat kabar dan film”. Media dalam komunikasi massa harus di tekankan karena banyak media
yang bukan media massa yakni diantaranya media tradisional seperti kentongan, angklung, gamelan dan
lain-lain. Massa dalam komunikasi lebih menunjuk pada penerima pesan yang berkaitan dengan media
massa, seperti media cetak, media elektronik dan film. Massa disini menunjuk pada khalayak, penonton,
pemirsa atau pembaca.
2. Ciri Komunikasi Massa
Komunikasi massa mempunyai beberapa ciri khusus yang membedakan tipe komunikasi ini
dengan tipe komunikasi yang lain. Komunikasi massa mempunyai ciri-ciri yang juga dijelaskan oleh
Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, yaitu:
a) Komunikasi massa berlangsung satu arah. Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari
komunikan ke komunikatornya. Dengan kata lain komunikatornya tidak mengetahui tanggapan
para pembacanya atau penontonnya tentang pesan yang ia sampaikan.
b) Komunikator pada komunikasi massa melembaga.
c) Pesan bersifat umum. Pesan ini bersifat umum karena ditujukan kepada umum dan mengenai
kepentingan umum.
d) Media komunikasi massa menimbuklakan keserempakan. Ciri lain dari komunikasi massa yaitu
kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak dalam menerima pesan-
pesan yangdisebarkan.
e) Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen. Komunikan dari komunikasi massa bersifat
heterogen yakni tidak saling mengenal satu sama lain dan berasal dari seluruh status sosial, umur,
jenis kelamin, agama, ras, suku, budaya dan lain-lain (1984: 35)
3. Fungsi Komunikasi Massa
a) Fungsi Komunikasi Massa untuk Masyarakat. fungsi komunikasi massa untuk masyarakat meliputi:
1) Informasi:
i. Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dala m masyarakat dan dunia.
ii. Menunjukkan hubungan kekuasaan.
iii. Memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan.
2) Korelasi:
i. Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi.
ii. Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan.
iii. Melakukan sosialisasi.
iv. Mengkoordinasi beberapa kegiatan. Membentuk kesepakatan.
v. Menentukan urutan prioritas dan memberikan status.
3) Kesinambungan:
i. Mengepresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus
(subculture)serta perkembangan budaya baru.
ii. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.
4) Hiburan:
i. Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi.
ii. Meredakan ketegangan.
5) Mobilisasi: Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang, pembangunan
ekonomi, pekerjaan dan kadang kala juga dalam bidang agama
b) Fungsi Komunikasi Massa untuk Individu
fungsi komunikasi massa untuk individu meliputi:
1) Informasi:
i. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat,
masyarakat dan dunia.
ii. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan hal yang berkaitan
dengan penentuan pilihan.
iii. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat minum.
iv. Belajar, pendidikan diri sendiri.
v. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
2) Identitas pribadi:
i. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.
ii. Menemukan model perilaku
iii. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media).
iv. Meningkatkan pemahaman tentang diri-sendiri.
3) Integrasi dan interaksi:
i. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati.
ii. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki
iii. Menemukan bahan percakapan dan interkasi.
iv. Memperoleh teman selain dari manusia.
v. Membantu menjalankan peran.
vi. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak –keluarga, teman, dan
masyarakat.
4) Hiburan:
i. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.
ii. Bersantai.
iii. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.
iv. Mengisi waktu. Penyaluran emosi