Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN WISATA ILMIAH/ PRAKTEK LAPANGAN

DI BALAI LITBANG KESEHATAN


TANAH BUMBU – KALIMANTAN SELATAN
TAHUN 2019

Nama Kelompok

Fatimah ramadhani 16070291 Norfitria 16070040


Bita Syuqinah 16070232 Abdiannor 16070017
Nur Utami 17070490 Fitria cahya ningsih 16070050
Ade Rezeki Bungsu 16070261 MHifni H 16070080
Normi ariyanti 16070092 Salma 16070190
Refki Ridwan rinaldy 16070143 Rahmatullah hidayat 16070244
Norhalizah 16070308 Suriati 16070002
M. Septian Noor 16070302 Yunita sapitri 16070070
Analistia 16070142 Hamka 16070425
Msyahradhani 16070205 Yusriati 16070048
Muhammad ahyanuriza 16070290

PEMINATAN KESLING & K3 SEMESTER VI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD
AL BANJARI BANJARMASIN
2019

i
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan kegiatan
wisata ilmiah/praktek lapangan di Balai Litbang Kesehatan Tanah Bumbu
Kalimantan Selatan yang kami buat.

Laporan ini berisi kegiatan wisata ilmiah/praktek lapangan di Balai


Litbang Kesehatan Tanah Bumbu Kalimantan Selatan selama beberapa hari
lamanya. Dan kami sudah menyusunnya secara singkat tapi padat.
Terselesaikannya laporan ini tidak terlepas dari keterkaitan banyak pihak yang
sudah membantu, membimbing dan mengarahkan.

Kami berharap laporan ini akan memberi manfaat dan menjadi referensi
untuk setiap orang yang juga ingin berkarya wisata ilmiah/praktek lapangan.
Mohon maaf untuk setiap kesalahan yang terdapat pada laporan ini.

Banjarmasin, 22 Mei 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Tujuan ...................................................................................................1
C. Manfaat .................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................2
A. Analisis Umum .....................................................................................2
1. Sejarah Balai Litbang Kesehatan Tanah Bumbu ............................ 2
2. Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi .............................................3
3. Sarana Dan Prasarana......................................................................3
4. Struktur Organisasi .........................................................................5
B. Analisis Khusus ....................................................................................8
1. Batasan dan Ruang Lingkup Entomologi .......................................8
2. Dominasi dan Peranan Serangga...................................................11
3. Laboratorium Entomologi ............................................................. 14
C. Dokumentasi Kegiatan ........................................................................15
BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN......................................20
A. Metode Kegiatan .................................................................................20
B. Metode Pelaksanaan ............................................................................20
C. Identifikasi Masalah ............................................................................24
D. Pemecahan Masalah ............................................................................24
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 26
A. Kesimpulan ......................................................................................... 26
B. Saran ...................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................28

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Data Kepegawaian Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Tenaga
Honorer dan Kontrak ........................................................................7
Tabel 3.1 Langkah-langkah Pelaksanaan Kegiatan ........................................20
Tabel 3.2 Hasil Penangkapan Nyamuk ........................................................... 22

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Balai Litbangkes Tanah Bumbu...................7

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Entomologi merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari
tentang vektor dan serangga yang menyebabkan kerugian atau penyakit
bagi manusia (Sofyan, 2010).
Entomologi merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari,
segala sesuatu mengenai serangga. Serangga adalah kelompok terbesar dari
hewan beruas (Arthropoda) yang berkaki enam. Karena itulah mereka disebut
pula Hexapoda. Arthropoda merupakan filum dengan jumlah anggota terbesar
dibandingkan dengan filum lainnya. Filum ini mencapai sekitar 85% dari seluruh
jumlah anggota kingdom Animalia yang ada. Sedangkan serangga merupakan
hewan dengan jumlah anggota terbesar diantara kelas lainnya dalam filum
arthropoda dan hewan lainnya di dunia (Brotowidjoyo 1994).
Serangga juga dapat menjadi vektor dan penyebar penyakit yang
disebabkan oleh Bakteri. Serangga di alam ini sangat beragam dan luas
hubungannya dari segi ekonomi, kesehatan, maka terbentuklah Ilmu
khusus yang berhubungan dengan serangga yaitu Entomologi.

Laporan ini dibuat untuk mengidentifikasi jenis nyamuk yang ada di


sekitar kita.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengendalian Vektor dan untuk mengetahui penelitian-
penelitian apa saja yang ada di Balai Litbang Kesehatan Tanah
Bumbu.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui profil Balai Litbang Kesehatan Tanah Bumbu
b. Untuk mengetahui kegiatan di Laboratorium Entomologi
c. Untuk mengetahui spesies nyamuk
d. Untuk mengetahui perkembangbiakan nyamuk

C. Manfaat
1. Menambah pengetahuan tentang pengendalian vector
2. Dapat menerapkan teori yang sudah didapatkan di Litbangkes Tanah
Bumbu

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Analisis Umum
1. Sejarah Balai Litbang Kesehatan Tanah Bumbu
a. Stasiun Lapangan Pemberantasan Vektor (SLPV), pertama kali
diluncurkan oleh Dirjen P2M-PLP Depkes RI pada tanggal 11
Agustus 1999 di Bapelkes Ciloto Jawa Barat (Surat Sekjend No.
01.01.35.IV.0892) yang merupakan projek ICD C-AD B (Intensified
Communicable Control)
b. Stasiun Lapangan Penyakit Bersumber Binatang (SLP2B2). Pada
tanggal 31 Agustus 2000 berdasarkan Skep Kepala Badan Litbangkes
Depkes RI No. Kp. 04.04.2.2.2423
c. Unit Pelaksana Fungsional Penelitian Vektor, Reservoir Penyakit
(UPF-PVRP) dibawah BPVRP Salatiga,
d. Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI, No.
920/Menkes/Per/V/2011 tanggal 05 Mei 2011, Loka Litbang P2B2
Tanah Bumbu dikembangkan menjadi Balai Litbang P2B2 Tanah
Bumbu wilayah kerja Regional Kalimantan
e. Berdasarkan Skep Menkes RI No. 1406/MENKES/SK/IX/2003 UPF-
PVRP berubah nama menjadi Loka Litbang P2B2
f. SKEP Menkes RI No.1406/MENKES/SK/IX/2003,kemudian
diperbaharui dengan No.894/Menkes/Per/IX/2008, tanggal 24
September 2008 menjadi Loka Penelitian dan Pengembangan
Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (Loka Litbang P2B2)
g. Terakhir pada tanggal 29 Desember 2017 ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan RI melalui PMK Nomor 65 Tahun 2017 Balai Litbang
P2B2 Tanah Bumbu menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (Balai Litbangkes) Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan
dengan unggulan Pengendalian Faschiolopsis.

2
2. Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi
Balai Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kesehatan Tanah
Bumbu adalah salah satu unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Balai Litbang Kesehatan Tanah Bumbu bertugas
melaksanakan penelitian dan pengembangan Kesehatan di wilayah
regional Kalimantan (Kalsel, Kaltim, Kalteng dan Kaltara).
Sesuai dengan permenkes no.65 tahun 2017, tgl. 29 des 2017,
fungsi balai litbangkes tanah bumbu :
a. Penyusunan rencana,program dan anggaran penelitian dan
pengembangan kesehatan ;
b. Pelaksanaan penelitian dan kajian dibidang kesehatan dan keunggulan
tertentu;
c. Pelaksanaan pengembangan metode, model dan teknologi dibidang
kesehatan dan keunggulan tertentu;
d. Pengelolaan sarana penelitian dan pengembangan Kesehatan;
e. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan berbasis pelayanan;
f. Pelaksanaan diseminasi, publikasi dan advokasi hasil-hasil penelitian
dan pengembangan Kesehatan;
g. Pelaksanaan kerjasama dan jaringan informasi penelitian dan
pengembangan kesehatan;
h. Pelaksanaan bimbingan teknis penelitian dan pengembangan
kesehatan;
i. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan ; dan
j. Pelaksanaan ketatausahaan Balai.

Pengembangan program ditujukan bagi pelaksanaan tugas pokok


dan fungsi sesuai yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 65 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan serta pengembangan peran yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi Regional Kalimantan. Secara garis besar,
program Balai Litbang Kesehatan adalah :
a. Program penelitian dan pengembangan Kesehatan.
b. Program peningkatan kapasitas institusi

3. Sarana Dan Prasarana


Gedung dan Bangunan Kantor, Labotorium Entomologi, Parasotologi,
Mikrobiologi, Biomolukuler, Aula, Perputakaan dan MMC, Rumah
Dinas, Mess Transportasi Roda Empat 3 Unit (Mini Bus, Pick Up, dan
Micro Bus) Roda Dua 7 Unit (Spd mtr Trail, Matik dan Bebek)

3
Peralatan Laboratorium PCR, Mikroskop Kamera, Teaching
Microscope, Mikroskop serangga, Auto clave, dll Lain – lain Wifi,
Instalasi Air, Listrik, Web Site, dll
a. Laboratorium Entomologi:
Laboratorium Entomologi Balai Litbangkes Tanah Bumbu
memiliki program :
1) Kolonisasi nyamuk
2) Identifikasi nyamuk berdasarkan genera dan spesies
3) Survei penangkapan nyamuk pra dewasa dan dewasa
4) Koleksi dan pengawetan spesies nyamuk
5) Pembuatan preparat nyamuk dewasa (pining) dan pra
dewasa (mounting)
6) Uji repelent, uji efektivitas insektisida, krim anti nyamuk,
dll.
b. Laboratorium Parasitologi
Laboratorium Parasitologi Balai Litbangkes Tanah Bumbu
memiliki program:
1) Survei malaria dan filariasis
2) Survei kecacingan
3) Survei keong
4) Pemeriksaan mikroskopis malaria dan filariasis
5) Pemeriksaan mikroskopis kecacingan
6) Pemeriksaan serkaria
c. Laboratorium Mikrobiologi
Laboratorium Mikrobiologi Balai Litbangkes Tanah Bumbu
memiliki program :
1) Pengambilan sampel makanan dan air
2) Pemeriksaan bakteri pada makanan dan air
3) Koleksi tanaman obat
d. Laboratorium Biomolekuler
Laboratorium Biomolekuler Balai Litbangkes Tanah Bumbu
memiliki program :
1) Mendukung rumah sakit atau puskesmas dalam penegakan
diagnosis penyakit infeksi seperti malaria, filariasis,
leptospirosis, rabies, dan sebagainya
2) Mendukung surveilans berbasis laboratorium untuk
penyakit infeksi seperti influenza like illness (ILI), malaria,
filariasis, dan lain-lain
3) Menjadi tempat penelitian mahasiswa untuk topik
penelitian biomolekuler

4
4) Menjadi tempat pembelajaran mahasiswa bekerjasama
dengan universitas atau sekolah tinggi kesehatan baik yang
ada di Provinsi Kalimantan Selatan maupun provinsi lain di
sekitarnya
e. Laboratorium Data dan Informasi
Laboratorium Data dan Informasi Balai Litbangkes Tanah Bumbu
memiliki program :
1) Pengolahan data berbasis Sistem Informasi Geografi (SIG)
2) Pelatihan metode penelitian
3) Pelatihan manajemen data
f. Perpustakaan dan MMC
Perpustakaan memiliki koleksi buku sebanyak 1.615 judul buku
yang terdiri dari buku-buku kesehatan, kedokteran dan umum,
majalah, buletin/jurnal kesehatan, skripsi, tesis, prosiding dan
laporan-laporan penelitian. Multi Media Center (MMC) adalah
tempat penayangan video pembelajaran/presentasi wisata
ilmiah/magang pada Balai Litbangkes Tanah Bumbu.
g. Gedung Aula
Merupakan gedung ruang pertemuan bagi penyelenggaraan wisata
ilmiah/magang pada Balai Litbangkes Tanah Bumbu.

4. Struktur Organisasi
Balai Litbangkes Tanah Bumbu bertugas melakukan penelitian dan
pengembangan kesehatan di wilayah Regional Kalimantan terkhusus
Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan
Kalimantan Utara. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Balai
Litbangkes Tanah Bumbu mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana dan program penelitian dan pengembangan
pemberantasan penyakit bersumber binatang.
b. Pelaksanaan kerjasama penelitian dan pengembangan pengendalian
penyakit bersumber binatang
c. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan
penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit bersumber
binatang
d. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan pengendalian penyakit
sesuai keunggulannya
e. Penentuan karakteristik epidemiologi penyakit bersumber binatang
f. Pengembangan metode dan teknik pengendalian penyakit
bersumber binatang

5
g. Pengelolaan sarana penelitian dan pengembangan pengendalian
penyakit bersumber binatang serta pelayanan masyarakat
h. Pengembangan jaringan informasi dan ilmu pengetahuan teknologi
kesehatan
i. Pelaksanaan diseminasi dan promosi hasil-hasil penelitian dan
pengembangan pengendalian penyakit bersumber binatang
j. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.

Pegawai Balai Litbang Kesehatan Tanah Bumbu Saat ini Balai


Litbang Tanah Bumbu mempunyai SDM dari jenjang SMA sampai
dengan Magister yang berjumlah 50 orang. Termasuk honorer SDM
Peneliti yang dimiliki diantaranya Pengindraan Jarak jauh dan sistem
Informasi geografi, Parasitologi, Entomologi Kesehatan, Biomedis,
Kedokteran Tropis, Kedokteran Laboratorium, Bioteknologi, Kimia,
Apoteker, Antropologi, Kesehatan Masyarakat dan Biologi. SDM
Litkayasa yaitu Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan dan
Analis Kesehatan SDM Adminstrasi yaitu Akuntansi, Administransi
Bisnis, Komputer, Manajemen, Adminstrasi Negara, dll.

Organisasi ini didukung tenaga sebanyak 50 orang yang


terdiri dari : 6 orang S2 (3 orang M.Sc, 1 orang M.Ked, 1 orang
M.Biomed dan 1 orang M.Si); 24 orang S1 (9 orang SKM, 5 orang
S.Si, S.Sos 3 orang, S1 Apt 1 orang, S.Kom 1 orang, SE dan SEI 4
orang, S.AB 1 orang);8 orang D3 ( A.MK 1 orang, A.Md AK 3 orang,
A.Md 2 orang) dan; 12 orang tenaga Honorer dengan tingkat
pendidikan SLTA kebawah 11 orang dan 1 orang S1 Ekonomi.

6
7
B. Analisis Khusus
1. Batasan dan Ruang Lingkup Entomologi
Entomologi adalah ilmu yang mempelajari serangga (insecta). Arti ini
diperluas untuk mencakup ilmu yang mempelajari Arthropoda (hewan
beruas-ruas) lainnya, khususnya laba-laba dan kerabatnya (Arachnida
atau Arachnoidea), serta luwing dan kerabatnya (Millepoda dan
Centipoda). Dimasukannya Arthropoda lain sebagai bagian yang
dibahas pada Entomologi karena ada hubungan evolusioner/filogenetis
dalam konteks pembahasan taksomis dengan serangga. Selain itu
dalam konteks fungsional Arthropoda lain berperan sebagai pemangsa
dan pesaing bagi serangga. Sebagai disiplin ilmu yang sudah
berkembang pesat entomologi kini dapat dibagi menjadi dua cabang
ilmu, yaitu:
a. Entomologi Dasar
Entomologi Dasar dibagi lagi menjadi sub-cabang ilmu yang lebih
khusus antara lain:
1) Morfologi Serangga
adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur tubuh
serangga, biasanya lebih ditekankan kepada bentuk dan struktur
luar tubuh serangga.
2) Anatomi dan Fisiologi Serangga
adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur organ dalam
serangga besertafungsinya.
3) Perilaku (behavior) Serangga
adalah ilmu yang mempelajari apyang dilakukan serangga,
bagaimana dan kenapaseranggamelakukannya.
4) Ekologi Serangga
adalah ilmu yang mempelajari hubungan serangga dengan
lingkungannya baik lingkungan biotic (organisme lain) maupun
lingkungan abiotik, (faktorfisikdankimia).
5) Patologi Serangga
adalah ilmu yang mempelajari serangga sakit baik tingkat
individu (patobiologi) maupun pada tingkat populasi
(epizootiologi).
6) Taksonomi Serangga
adalah ilmu yang mempelajari tatanama dan penggolongan
serangga.

Dalam mengkaji taksonomi ini banyak para ahli serangga


(Entomologyst) mengkhususkan kajian hanya pada satu ordo bahkan

8
satu famili dari serangga, mereka memberi nama ilmunya biasanya
didasarkan kepada nama ilmiah kelompok serangga tersebut seperti:
1. Apiology (melittology),
adalah ilmu yang khusus mempelajari lebah.
2. Coleopterology,
adalah ilmu yang khusus mempelajari kumbang.
3. Dipterology,
adalah ilmu yang khusus mempelajari lalat.
4. Hemipterology,
adalah ilmu yang khusus mempelajari kepik.
5. Lepidopterology,
adalah ilmu yang khususs mempelajari kupu-kupu dan ngengat.
6. Myrmecology,
adalah ilmu yang khusus mempelajari semut.
7. Orthopterology,
ilmu yang khusus mempelajari belalang, jengkrik, kecoak dan
sebangsanya.

b. Entomologi Terapan
Entomologi terapan kini telah terspesialisasi kedalam sub-sub
disiplin yang lebih khusus, yaitu:
1) Entomologi Forensik
a) memfokuskan kajian pada penyelidikan kematian manusia
dengan menggunakan serangga sebagai petunjuk. Jenis,
fase kehidupan dan suksesi serangga yang berasosiasi
dengan mayat, misalnya berbagai jenis lalat seperti:
(1) Cochliomyia macellaria,
(2) Hydrotaea aenescens,dan
(3) Sarcophaga haemorrhoidalis dan
(4) kumbang bangkai seperti Nicrophorus orbicollis dan
Necrophila americana dapat digunakan untuk
memprediksi saat dan lokasi kematian manusia yang
bersangkutan.
2) Entomologi kedokteran (Medical Entomology),
a) memfokuskan kajian pada golongan serangga pengganggu
manusia,
(1) serangga pengganggu yang langsung
(penyengat/menggigit mangsa) seperti:
(a) tawon,
(b) lebah,

9
(c) kutu dan serangga berbisa lainnya),
(2) serangga pengganggu yang tidak lansung (vektor
penyakit) seperti
(a) lalat,
(b) nyamuk,
(c) kecoak,
(d) pinjal/kutu.
3) Entomologi Peternakan (Veterinary Entomology),
memfokuskan kajian kepada serangga yang mengganggu pada
peternakan baik yang bersifat langsung seperti caplak, kutu
yang bersifat ektoparasit pada hewan ternak maupun yang
berperan sebagai vektor penyakit. Hewan dapat berfungsi
sebagai inang alternatif bagi berbagai pathogen penyebab
penyakit pada manusia dan tidak jarang serangga berperan
sebagai vektornya. Misalnya penyakit malaria dapat ditularkan
dari kera ke manusia dan sebaliknya, dengan vektor perantara
adalah nyamuk Anopheles. Penyakit flu burung (avian
influensa) dapat ditularkan dari unggaskemanusia.
4) Entomologi perkotaan (Urban Entomology)
secara khusus mengkaji serangga-serangga yang menjadi
masalah dikawasan perkotaan, Disini lebih difokuskan pada
serangga-serangga yang berasosiasi dengan manusia (fasilitas
manusia) yang masih hidup seperti kecoak, lalat, nyamuk, dan
rayap di perumahan, hotel, apartemen, gudang, perkantoran,
kapal laut, pesawat udara.
5) Entomologi Kehutanan (Forest Entomology)
disini pengkajian lebih difokuskan pada serangga-serangga
yang berada pada ekosistem hutan baik serangga yang
bermanfaat seperti lebah madu berperan sebagai produsen dan
polinator di ekosistim hutan, dan sebagian rayap (Capritermes)
dapat berperan sebagai serangga saprofit yang membantu
menguraikan materi organik berupa serasah dan pohon
tumbang di ekosistem hutan. Sedangkan kelompok rayap lain
(Coptotermes) berperan sebagi hama merusak hutan jati.
6) Entomologi Pertanian (Agricultural Entomology)
fokus kajian pada serangga-serangga yang berasosiasi dengan
ekosistem pertanian seperti tanaman hortikultura, tanaman
pangan dan perkebunan baik yang menguntungkan seperti
serangga pollinator, peredator dan parasitoid maupun serangga
herbivor yang berperan sebagai hama yang dapat merusak

10
semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, bahkan
sampai ke buah dan biji yang sudah tersimpan di gudang.

2. Dominasi Dan Peranan Serangga


Serangga termasuk filum Arthropoda yaitu kelompok hewan yang
mempunyai kakiber ruas-ruas, tubuh bilateral simetris dan dilapisi oleh
kutikula yang keras (exosceleton). Serangga digolongkan dalam kelas
insecta (hexapoda), karena memiliki 6 buah (3 pasang) kaki yang
terdapat di daerah dada (thorax). Jumlah kaki menjadi ciri khas
serangga yang membedakannya dengan hewan lain dalam Phylum
Arthropoda seperti:
a. laba-laba (arachnida),
b. kepiting (decapoda),
c. udang (crustacea),
d. lipan dan luwing (myriapoda),

Kehidupan serangga sudah dimulai sejak 400 juta tahun (zaman


devonian). Kira-kira 2 - 3 juta spesies serangga telah terindentifikasi.
Diperkirakan, jumlah serangga sebanyak 30-80 juta spesies yang
meliputi sekitar 50%dari keanekaragaman spesies di muka bumi
(Gullan and Cranston,2005). Hal ini merupakan petunjuk bahwa
serangga merupakan mahluk hidup yang mendominasibumi, karena
serangga memiliki kemampuan luar biasa dalam beradaptasi dengan
keadaan lingkungan yang ekstrem, seperti di padang pasir dan
Antarktika. Serangga juga memiliki keanekaragaman luar biasa dalam
ukuran, bentuk dan perilaku. Kesuksesan eksistensi kehidupan
serangga di bumi ini diduga berkaitan erat dengan rangka luar
(eksoskeleton) yang dimilikinya, yaitu kulitnya yang juga merangkap
sebagai rangka penunjang tubuhnya, dan ukurannya yang relatif kecil
serta kemampuan terbang sebagian besar jenis serangga. Ukuran
badannya yang relative kecil menyebabkan kebutuhan makannya juga
relatif sedikit dan lebih mudah memperoleh perlindungan terhadap
serangan musuhnya. Serangga juga memiliki kemampuan bereproduksi
lebih besar dalam waktu singkat, dan keragaman genetic yang lebih
besar. Dengan kemampuannya untuk beradaptasi, menyebabkan
banyak jenis serangga merupakan hama tanaman budidaya, yang
mampu dengan cepat mengembangkan sifat resistensi terhadap
insektisida.
Walaupun ukuran badan serangga relatif kecil dibandingkan
dengan vertebrata,kuantitasnya yang demikian besar menyebabkan

11
serangga sangat berperan dalam biodiversity (keanekaragaman bentuk
hidup) dan dalam siklus energi dalam suatu habitat. Ukuran tubuh
serangga bervariasi dari mikroskopis (seperti Hymenopteraparasit,
Thysanoptera, berbagai macam kutu dll.) sampai yang besar seperti
walangkayu, kupu-kupu gajah dsb. Dalam suatu habitat di hutan hujan
tropika diperkirakan,dengan hanya memperhitungkan serangga sosial
(jenis-jenis semut, lebah dan rayap),peranannya dalam siklus energi
adalah 4 kali peranan jenis-jenis vertebrata.

Peranan serang di dalam kehidupan manusia dapat dibagi menjadi dua


kelompok yaitu:
a. Kelompok serangga-serangga menguntungkan, kelompok ini antara
lain dapatdibagimenjadi:
1) Serangga yang dapat menghasilkan sesuatu yang akan memberi
nilai tambah di dalam kehidupan manusia. Sebagai contoh:
a) Apis spp. (penghasil madu),
b) Bombyx mori (penghasil sutera),
c) Laccifer lucca (penghasil politur).
2) Serangga yang dapat meningkatkan produksi hasil panen
(polinator), contoh :
a) lebah (Apis mellifera),
b) kupu-kupu (Papilio menon)
3) Serangga sebagai musuh alami seperti predator, contoh:
a) Mantis regilosa(walang sembah),
b) Ophius sp. (predator hama buah),
c) Parasitoid (beberapa family Hymenoptera)
4) Serangga yang dapat menguraikan sisa materi organic (detritus
dan sampah) misalnya:
a) bangsa lalat
b) kumbang.

b. Kelompok serangga-serangga yang merugikan, dapat dibagi antara


lain:
1) Serangga hama tanaman, contoh:
a) Nilaparvata lugens (hama tanaman padi),
b) Bactrocera spp (hama/lalat buah),
c) Tribolium sp. (hama gudang)
2) Serangga sebagai pembawa penyakit atau vektor, misalnya:
a) Anopheles spp. (vektor penyakit malaria),
b) Aedes aegypti (vektor penyakit demam berdarah),

12
c) Culex quinquifasciatus (vertor penyakit kaki gajah
/filariasis,
d) Musca domestica, vektor penyakit diare dan disentri.

Beberapa jenis serangga juga berguna bagi kehidupan manusia


seperti lebah madu,ulat sutera, kutu lak, serangga penyerbuk, musuh
alami hama atau serangga perusak tanaman, pemakan detritus dan
sampah, dan bahkan sebagai makanan bagi mahluk lain, termasuk
manusia. Tetapi sehari-hari kita mengenal serangga dari aspek
merugikan kehidupan manusia karena banyak di antaranya menjadi
hama perusak danpemakan tanaman pertanian dan menjadi pembawa
(vektor) bagi berbagai penyakit seperti malaria dan demam berdarah.
Walaupun demikian sebenarnya serangga perusak hanya kurang dari 1
persen dari semua jenis serangga. Dengan mengenal serangga terutama
biologi dan perilakunya maka diharapkan akan efisien manusia
mengendalikan kehidupan serangga yang merugikan ini.
Keanekaragaman yang tinggi dalam sifat-sifat morfologi, fisiologi
dan perilaku adaptasi dalam lingkungannya, dan demilkian banyaknya
jenis serangga yang terdapat di muka bumi, menyebabkan banyak
kajian ilmu pengetahuan, baik yang murni maupun terapan,
menggunakan serangga sebagai model. Kajian dinamika populasi
misalnya, bertumpu pada perkembangan populasi serangga. Demikian
pula, pola, kajian ekologi, ekosistem dan habitat mengambil serangga
sebagai modeluntuk mengembangkannya ke spesies-spesies lain dan
dalam skala yang lebih besar.

Keberhasilan serangga dalam hidupnya disebabkan karena:


a. Serangga menempati habitat yang luas, mulai dari udara, air
tawar, air payau, tanah, tanaman, dan hewan.
b. Tubuh serangga relatif kecil sehingga effisien dalam penggunaan
pakan dan lahan.
c. Kapasitas reproduksi tinggi dan siklus hidup pendek menyebabkan
serangga mampu mengeksploitasi sumberdaya yang berlimpah
dalam waktu singkat.
d. Serangga muda dan serangga dewasa biasanya memakan makanan
yang berbeda, sehingga tidak terjadi kompetisi sesama jenis
(intraspecific competition)
e. Serangga mempunyai cara hidup yang bervariasi, ada yang sebagai
phytophagus, carnivorous, saprophagous dan parasitic, sehingga

13
menyebabkan kompetisi berbeda jenis dapat dikurangi
(extraspecific competition).
f. Kebanyakan serangga dewasa mempunyai sayap, sehingga mampu
menyebar secara luas dan mampu menghidar dengan cepat dari
musuh-musuh alaminya.
g. Serangga mempunyai rangka luar dan sistem metabolisme yang
mampu menghemat dan mendaur ulang air.
h. Serangga memiliki keanekaragaman genetik yang sangat bervariasi
sehingga mampu memenangkan seleksi alami dalam perjalanan
evolusinya.

3. Laboratorium Entomologi
Kemampuan Laboratorium Entomologi Balai Litbang Kesehatan
Tanah Bumbu adalah sebagai berikut:
1. Survey entomologi
2. Identifikasi nyamuk
3. Kolonisasi (rearing) nyamuk
4. Pemeliharaan hewan coba (marmut atau kelinci)
5. Pembedahan nyamuk
6. Pembuatan preparat nyamuk dewasa (pining) dan pra dewasa
(mounting)
7. Uji bahan aktif pada tanaman untuk pengendalian nyamuk vector
8. Uji efektifitas insektisida
9. Uji larvasida untuk vektor DBD
10. Uji efektifitas krim anti nyamuk/repellent
11. Penyediaan telur nyamuk untuk pengujian

14
C. Dokumentasi Kegiatan

Keterangan : Sesi acara pembukaan dan pelepasan mahasiswa di lobby


kampus (28 April 2019)

Keterangan : Sesi acara sambutan di balai litbangkes (29 April 2019)

15
Keterangan : Pemberian materi di balai litbangkes (29 April 2019)

Keterangan : Sesi foto bersama di aula balai litbangkes (29 April 2019)

Keterangan : di dalam ruangan MMC balai litbangkes (29 April 2019)

16
Keterangan : Penjelasan tentang ruang biomolekuler (29 April 2019)

Keterangan : Penjelasan tentang ruang mikrobiologi (29 April 2019)

Keterangan : Penjelasan tentang ruang parasitology (29 April 2019)

17
Keterangan : pengarahan sebelum melaksanakan kegiatan penangkapan
nyamuk di depan ruang entomologi (29 April 2019)

Keterangan : kegiatan penangkapan nyamuk pada malam hari di area balai


litbangkes (29 April 2019)

Keterangan : kegiatan mengidentifikasi spesies nyamuk yang sudah


ditangkap dan memisahkan sesuai dengan jenis nya (30 April 2019)

18
Keterangan : kegiatan pining nyamuk yang sudah di identifikasi (30 April
2019)

Keterangan : sesi acara penutupan di aula balai litbangkes (30 April 2019)

19
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Metode Kegiatan
Tabel 3.1 Langkah-langkah Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal Jam Kegiatan
Senin/29 April 2019 20.00-22.00 wita Menangkap nyamuk
Selasa/30 April 2019 09.00 wita-selesai 1.Masuk ke ruangan
kolonisasi/rearing nyamuk
aedes aegypti
2.Melaksanakan identifikasi
nyamuk
3.Melakukan proses pining
nyamuk yang sudah di
identifikasi

B. Metode Pelaksanaan
1. Waktu pelaksanaan
Tanggal : 29 April 2019
Waktu pelaksanaan : pukul 20.00 Wita – selesai

2. Lokasi praktek
Lokasi praktek di Balai Litbangkes Tanah Bumbu
a. Alat dan bahan penangkapan nyamuk
1) Gelas plastik / paper cup
2) Aspirator
3) Senter

Prosedur kerja:
Perlengkapan telah disediakan oleh balai litbangkes tanah
bumbu. Penangkapan nyamuk dilakukan dengan menggunakan
aspirator dengan cara mengarahkan ujung selang aspirator 450 pada
nyamuk kemudian dihisap sampai nyamuk masuk kedalam selang
aspirator melalui ujung yang lain. Setelah nyamuk tertangkap
kemudian dimasukkan kedalam gelas plastik/paper cup yang telah
disediakan dengan cara ditiup. Senter disini berfungsi sebagai alat
bantu penerangan untuk menangkap nyamuk.
Penangkapan dilakukan dengan duduk dengan cara
telanjang kaki dan celana tergulung hingga batas lutut. Tempat

20
penangkapan nyamuk dilakukan tempat yang gelap atau sekitar
laboratorium. Penangkapan dimulai sejak pukul 20.00 – selesai.

3. Identifikasi Nyamuk
a. Alat dan bahan :
1) Klorofrom
2) Kapas
3) Pinset
4) Cawan petri
5) Nyamuk yang akan di identifikasi
6) Mikroskop
b. Langkah Kerja
1) Siapkan alat dan bahannya
2) Basahi kapas menggunakan Klorofrom dan masukkan kedalam
plastik yang berisi nyamuk yang akan di identifikasi
3) Nyamuk yang sudah di pingsankan menggunakan klorofrom
kemudian di keluarkan dari plastik dan dimasukkan kedalam
cawan petri
4) Nyamuk diambil dengan pinset dan di identifikasi dengan
menggunakan mikroskop.
5) Dan telusuri bagian-bagian tubuh nyamuk berdasarkan kunci
identifikasi nyamuk, hingga di temukan jenis nyamuk yang di
amati.

4. Pengawetan
a. Alat dan bahan :
1) Pemotong kertas
2) Jarum pin
3) Kertas foto
4) Pin Blok
5) Nyamuk yang sudah mati
6) Kuteks
7) Cawan Petri
8) Pinset
9) Spons
b. Langkah Kerja
1) Siapkan alat dan bahannya
2) Potong kertas foto dengan pemotong kertas berbentuk segitiga
opal

21
3) Tusuk kertas foto dengan menggunakan jarum pin dan ukur
ketinggian menggunakan pin blok
4) Beri kuteks sebagai perekat pada kertas foto yang sudah di
tusuk
5) Ambil nyamuk menggunakan pinset lalu rekatkan nyamuk
pada ujung kertas foto pada bagian samping kiri nyamuk, kaki
nyamuk menghadap ke arah jarum pin
6) Setelah semua langkah dilakukan, terakhir susun jarum yang
sudah di rekatkan nyamuk tadi di spons.

5. Kolonisasi/Rearing Nyamuk
Nyamuk Aedes aegepty dikembangbiakkan dari telur, larva, pupa,
sampai dewasa dan sudah keturunan ke-11 yang dimana nyamuk ini
sudah steril dan tidak dapat menularkan penyakit.
Terdapat kandang khusus nyamuk yang berbentuk kubus dengan
penutup kain kecil dan lembab. Di dalam kandang ditempatkan sebuah
kapas yang diberi air gula sebagai nutrisi untuk nyamuk dan sumber
protein bagi nyamuk betina berasal dari hewan marmut. Kemudian
ditempatkan pula sebuah kertas putih yang lembab sebagai tempat
nyamuk bertelur. Kemudian kertas yang sudah berisi telur ditempatkan
diwadah yang sudah berisi air sampai telur menetas menjadi larva dan
saat berubah jadi pupa dipindahkan di wadah yang lain sampai jadi
jentik dewasa. Dan setelah berbentuk jentik besar dipindahkan lagi ke
kandang dengan diletakkan di gelas plastik sampai berubah menjadi
nyamuk.

6. Hasil kegiatan
Tabel 3.2 Hasil Penangkapan Nyamuk
Genus/Jenis Nyamuk Jumlah
Aedes aeghypti 8
Culex 60
Mansonia 6
Anopheles 2

Dari identifikasi nyamuk yang dilakukan pada tanggal 29 April


2019 di Balai Litbangkes Tanah Bumbu didapatkan hasil, yaitu:
nyamuk Aedes aeghypti sebanyak 8 ekor, nyamuk anopheles sebanyak
2 ekor, nyamuk Culex sebanyak 60 ekor, Mansonia sebanyak 6 ekor
dengan jumlah keseluruhan 76 ekor nyamuk.

22
7. Penjelasan
Sebelum melakukan identifikasi nyamuk yang kami tangkap pada
hari senin malam tanggal 30 April 2019 kami diberikan gambaran
tentang pengetahuan mengenai materi pengendalian vektor. Kemudian
kami dipersilahkan untuk melakukan kunjungan ke laboratorium yang
ada di Balai Litbangkes Tanah Bumbu Batu Licin serta tempat-tempat
lainnya seperti perpustakaan. Saat kunjungan ke laboratorium terdapat
beberapa ruangan diantaranya unit parasitology, biomolekuler,
mikrobiologi dan mmc. Selain itu terdapat pula laboratorium
entomologi tempat dimana kami akan mengidentifikasi nyamuk yang
telah kami tangkap sebelumnya. Di laboratorium entomologi terdapat
ruang kolonisasi nyamuk , kolonisasi disini adalah jenis nyamuk Aedes
albopictus. Setelah selesai berkeliling maka kami melaksanakan
identifikasi nyamuk yang hasilnya sebagai berikut :
a. Nyamuk Aedes aegypti
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan
tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi
sisik dengan garis-garis putih keperakan. Di bagian punggung
(dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di
bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-
sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau
terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk
tua . Nyamuk ini hidup di dalam dan di sekitar rumah. Nyamuk
betina lebih menyukai darah manusia (anthropophilic) daripada
darah binatang. Nyamuk ini memiliki kebiasaan menghisap darah
pada jam 08.00-12.00 WIB dan sore hari antara 15.00-17.00 WIB.
Kebiasaan menghisap darah ini dilakukan berpindah-pindah dari
individu satu ke individu lain.
b. Nyamuk Culex sp.
Nyamuk Culex sp. memiliki tubuh berwarna kecokelatan,
proboscis berwarna gelap tetapi kebanyakan dilengkapi dengan
sisik berwarna lebih pucat pada bagian bawah, scutum berwarna
kecoklatan dan terdapat warna emas dan keperakan di sekitar
sisiknya. Sayap berwarna gelap, kaki belakang memiliki femur
yang berwarna lebih pucat, seluruh kaki berwarna gelap kecuali
pada bagian persendian. Nyamuk Culex sp. bisa hidup baik di
dalam maupun luar ruangan. Spesies ini sering ditemukan di
dalam rumah dan nyamuk betina merupakan nyamuk yang aktif
pada malam hari. Nyamuk ini lebih menyukai menggigit manusia
setelah matahari terbenam.

23
c. Nyamuk Mansonia
Nyamuk Mansonia berasosiasi dengan rawa-rawa, sungai besar di
tepi hutan atau dalam hutan; larva dan pupa melekat dengan
sifonnya pada akar-akar atau ranting tanaman air, seperti enceng
gondok, teratai, kangkung, dan sebagainya. Ciri-ciri nyamuk
Mansonia pada saat hinggap tidak membentuk sudut 90º, bentuk
tubuh besar dan panjang, bentuk sayap asimetris, menyebabkan
penyakit filariasis, penularan penyakit dengan cara membesarkan
tubuhnya, warna tubuhnya coklat kehitaman.
d. Nyamuk Anopheles
Nyamuk Anopheles mengalami metamorfora sempurna,
yaitu : telur berubah menjadi larva yang bertukar kulit empat kali,
pada pergantian kulitnya larva yang terakhir berubah menjadi
pupa dengan ukuran dengan rata-rata antara 8-14 hari, mulai dari
telur sampai dewasa 2-5 minggu yang dapat bervariasi tergantung
spesies, makanan yang tersedia, dan suhu tempat perindukannya.
Tempat perindukan nyamuk malaria habitat nyamuk
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu habitat air mengalir dan air
menggenang. Habitat air mengalir, dapat berupa saluran air (parit
atau selokan) yang mengalir lambat, dan sungai yang aliran nya
deras maupun lambat. Pada saluran irigasi biasanya tumbuh
tanaman yang menjalar yang dapat menahan arus air. Sedangkan
habitat air menggenang dibagi dalam tiga kategori, yaitu habitat
air tanah, air bawah permukaan tanah, dan air container. Nyamuk
malaria juga dapat menyebar ditempat-tempat yang dijadikan
sebagai aktivitas manusia, misalnya perkebunan, pantai, hutan,
dan persawahan.

C. Identifikasi Masalah
1. Belum maksimal dan efektifnya proses pemutusan rantai
perkembangbiakan nyamuk
2. Mahasiswa kurang teliti dalam mengidentifikasi spesies nyamuk
3. Tinggi nya kasus malaria dikabupaten kotabaru

D. Pemecahan Masalah
1. Dengan menyampaiakan pengetahuan kepada masyarakat bahwa
program 4M PLUS (Menguras, Menutup, Memanfaatkan kembali atau
mendaur ulang, Memantau, plus tidak menggantung baju, memelihara
ikan, membubuhkan bubuk larvasida, menggunakan kelambu) perlu di
perbaharui dengan menambahkan kegiatan menyikat, yaitu menyikat

24
dinding bak mandi dimana telur nyamuk (berbentuk bintik hitam)
melekat, yang berada pada tepian air bak mandi sehingga ketika
terkena air telur nyamuk dapat berkembang. Karena jika hanya
menguras bak mandi, telur nyamuk yg ada pada dinding bak mandi
tetap dapat berkembang hingga 3 bulan lamanya.
2. Secara garis besar kurang teliti nya mahasiswa dikarena minim nya
pengalaman dan sedikit nya waktu yang diajarkan
3. Mahasiswa diharuskan mengerti tentang spesies nyamuk )lebih
banyak mengetahui mengenai siklus hidup dan kebiasaan dari hewan
penghisap darah) sebelum melakukan mengidentifikasi nyamuk yang
diteliti di dalam lab
4. Memberikan penyuluhan serta memberikan arahan bagaimana cara
menghindari gigitan nyamuk malaria, diantaranya dengan tidur
didalam kelambu, mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk,
membersihkan tempat-tempat hinggap/istirahat nyamuk dan
memberantas sarang nyamuk, membunuh nyamuk dewasa dengan
cara menyemprot rumah-rumah dengan racun serangga, membunuh
jentik-jentik nyamuk dengan menebarkan ikan pemakan jentik, serta
mengaplikasikan 4M PLUS

25
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Entomologi adalah ilmu yang mempelajari serangga (insecta). Arti
ini diperluas untuk mencakup ilmu yang mempelajari Arthropoda (hewan
beruas-ruas) lainnya, khususnya laba-laba dan kerabatnya (Arachnida atau
Arachnoidea), serta luwing dan kerabatnya (Millepoda dan Centipoda).
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan
tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik
dengan garis-garis putih keperakan. Nyamuk ini hidup di dalam dan di
sekitar rumah. Nyamuk betina lebih menyukai darah manusia
(anthropophilic) daripada darah binatang. Nyamuk ini memiliki kebiasaan
menghisap darah pada jam 08.00-12.00 WIB dan sore hari antara 15.00-
17.00 WIB.
Nyamuk Culex sp. memiliki tubuh berwarna kecokelatan. Nyamuk
Culex sp. bisa hidup baik di dalam maupun luar ruangan. Spesies ini sering
ditemukan di dalam rumah dan nyamuk betina merupakan nyamuk yang
aktif pada malam hari. Nyamuk ini lebih menyukai menggigit manusia
setelah matahari terbenam.
Nyamuk Mansonia berasosiasi dengan rawa-rawa, sungai besar di
tepi hutan atau dalam hutan. Ciri-ciri nyamuk Mansonia bentuk tubuh
besar dan panjang, bentuk sayap asimetris, menyebabkan penyakit
filariasis, penularan penyakit dengan cara membesarkan tubuhnya, warna
tubuhnya coklat kehitaman.
Nyamuk Anopheles, tempat perindukan nyamuk malaria habitat
nyamuk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu habitat air mengalir dan air
menggenang. Nyamuk malaria juga dapat menyebar ditempat-tempat yang
dijadikan sebagai aktivitas manusia, misalnya perkebunan, pantai, hutan,
dan persawahan.
Pada laboratorium entomologi melakukan identifikasi terhadap
nyamuk. Nyamuk yang sebelumnya kami tangkap kemudian di identifikasi
di laboratorium entomologi.

26
B. Saran
1. Untuk balai litbang kesehatan tanah bumbu lebih bisa memaksimalkan
waktu dalam kegiatan wisata ilmiah.
2. Saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan sebagai
bahan evaluasi penulisan laporan di kemudian hari.
3. Mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah di dapatkan
dalam kehidupan sehari-hari.

27
Daftar Pustaka

Profil Balai Litbang Kesehatan Tanah Bumbu, 2019

Sofyan, Tesis Entomologi, Universitas Indonesia (juli 2010)

Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito, Zoologi Dasar, Jakarta: Erlangga, 1994

Rusniarsyah, Luthfi.2013.Entomologi.11 Januari


2013.http://kie2nd.staff.ipb.ac.id/ento

Windayani, Rusdiyanti,2013,RESUME ENTOMOLOGI,Makalah

28

Anda mungkin juga menyukai