Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL BOOK REVIEW

PENDIDIKAN POLITIK
“TUJUAN PENDIDIKAN POLITIK IKHWANUL
MUSLIMIN”
(Dr. UTSMAN Abdul Mu’iz Ruslan, 2000)
 
Dosen Pengampu:
Drs. Halking, M.Si.

Disusun Oleh:
Kelompok 5

Sixdes Silvani Pinem (3183111026)


Sinta Nurlia (3183311018)
Sri Yulina Br. Damanik (3183311029)
Sumiati Harahap (318111003)

Kelas : V D PPKn
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

Pendidikan politik merupakan upaya pendidikan yang disengaja dan sistematis untuk
membentuk individu yang berkepribadian politik, agar memiliki kesadaran politik dan mampu
menjadi partisipan yang bertanggungjawab secara etis dan moral dalam mencapai tujuan politik
masyarakat, bangsa, dan negara. Namun saja berdasarkan survey yang dilakukan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada akhir November 2013 menunjukkan minat masyarakat
terhadap politik begitu rendah. LIPI juga melaporkan bahwa 60 responden survey yang
dilakukan lembaga itu di 31 provinsi dengan 1.799 orang responden menyatakan kurang tertarik
dan tidak tertarik sama sekali terhadap politik, hanya sekitar 37 persen responden survey itu
yang menyatakan tertarik atau sangat tertarik terhadap masalah politik atau pemerintahan. Tentu
saja hal tersebut terjadi akibat kurangnya pendidikan politik terhadap masyarakat, ketidaktauan
masyarakat untuk ikut berpolitik mencerminkan bahwa pendidikan politik tidak berperan serta
secara maksimal di Indonesia. Oleh sebab itu diperlukannya pendidikan politik dilakukan bagi
masyarakat agar dapat terwujudnya tujuan pendidikan politik yaitu untuk membentuk warga
negara yang baik, sehingga terwujudnya masyarakat yang melek politik, memiliki kesadaran
politik, dan mampu berpartisipasi politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk dapat
melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang bertanggungjawab.
Rumusan Masalah

1. Bagaimana pentingnya pendidikan politik bagi masyarakat?


2. Apa saja yang menjadi tujuan pendidikan politik bagi masyarakat?
3. Bagaimana pelaksanaan pendidikan politik masyarakat dalam
mewujudkan tujuan pendidikan politik untuk menciptakan kesadaran
politik dan partisipasi politik masyarakat?
 
Manfaat

1. Manfaat Teoritis, diharapkan dapat menjadi landasan kita untuk mengerti


bagaimana pentingnya pendidikan politik serta dapat memahami bagaimana tujuan
pendidikan politik bagi masyarakat.
2. Manfaat Praktis, diharapkan agar kita mampu mewujudkan pelaksanaan
pendidikan politik sehingga terwujudnya masyarakat yang melek politik, memiliki
kesadaran politik, dan mampu berpartisipasi politik dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara untuk dapat melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga
negara yang bertanggung jawab

Tujuan
Laporan Critical Book Report (CBR) ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Politik, untuk menambah pengetahuan terkait Tujuan Pendidikan Politik, serta menjadi bahan
referensi yang relevan untuk pembaca.
 
 
 
 
IDENTITAS BUKU
Identitas Buku Utama

 Judul Buku : Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin


 Pengarang : Dr. Usman Abdul Mu’iz Ruslin
 Penerbit : Era Intermedia
 Tahun Terbit : 2000
 ISBN : 979-9183-30-8
 Isi : 672 halaman

Identitas Buku Pembanding ke-1

 Judul Buku : Pendidikan Kewarganegaraan


 Pengarang :Imron Fauzzia, Srikantono
 Penerbit : Superior
 Tahun Terbit : 2013
 ISBN : 978-602-14398-2-1
 Cetakan :1
IDENTITAS BUKU
Identitas Buku Pembanding ke-2

 Judul Buku : Pendidikan Politik


 Pengarang : Eko Handoyo, Puji Lestari
 Tempat Terbit : Yogyakarta
 Tahun Terbit : 2017
 ISBN : 979-602-5474-08-8
 Penerbit : Pohon Cahaya
Ringkasan Buku

Kepribadian Politik Menurut Ikhwanul Muslmin

1. Doktrin-doktrin 3. Orientasi
dan Wawasan
mengandung makna politis 2. Pengetahuan dan Wawasan
Politik
Politik
1. Doktrin-doktrin yang mengandung makna politis
 

Doktrin-doktrin yang mengandung makna politis secara tidak langsung


1. Doktrin khusus berkaitan dengan hakikat ketuhanan, manusia, alam semesta, kehidupan,
pengetahuan, dan nilai-nilai. Ini semua mengandung makna politis tak langsung.

2. Doktrin khusus tentang masyarakat, perubahan sosial, dan perempuan. Keyakinan akan
karakteristik dan prinsip masyarakat muslim yang sebagaimana mereka sebutkan mengandung
makna politis, mendorong semangat mereka menegakkan masyarakat ini di atas prinsip politik dan
akhlaknya, dan sebaginya. Selanjutnya, ia menjadi arah yang positif untuk berpartisipasi
merealisasikannya dalam berbagai aktivitas politik. Dengan demikian, rangkaian doktrin yang
tidak terkait langsung dengan tema-tema politik sekali pun tampak jelas berkatan erat dengan
sikap dan kencendurngan politik

Doktrin-doktrin yang Mengandung Makna Politis Langsung di kalangan Ikhwan, gambaran umumnya
sebagai berikut:
1. Doktrin khusus tentang keadilan dan kedamaian sosial
2. Doktrin khusus tentang strategi moneter, emerdekaan, dan kebangkitan ekonomi
3. Doktrin khusus tentang hukum dan kekuasaan
4. Doktrin khusus tentang patriotism dan kewarganegaraan; Arabisme, pan-Arab, blok ketiga yang
islami.
5. Doktrin khusus tentang kemerdekaan kultural, kewajiban membebaskan diri dari penjajahan,
kewajiban jihad di jalan Allah.
 
2. Orientasi dan Perasaan Politik

Metodologi pendidikan Ikhwan dalam mencetak para anggota jamaahnya sesuai dengan ajaran
dan keyakinan. Dengan itulah, sikap dan perilakunya berubah untuk menjadi teladan bagi orang lain.
Sejumlah perasaan dan orientasi yang sejalan dengan landasan dan tujuan mereka. Terutama sekali
hasrat unuk melakukan perubahan dengan reformasi dan tarbiyah, menghindari kekerasan,
menghargai pendapat orang-orang yang berpengalaman, sikap positif terhadap aktivitas positif, benci,
kesewenang-wenangan, cinta kemerdekaan, rasa kewarganegaraan dan patriotism, dan rasa tanggung
jawab terhadapnya sejalan dengan afiliasinya kepada Arabi dan Islam, rasa benci untuk tunduk kepada
bangsa lain, mendukung gerakan-gerakan kemerdekaan di seluruh dunia, bermusuhan dengan
penjajahan, dan seterusnya. Semua perasaan dan orientasi tersebut sangat penting, dan sudah
seharusnya dibangun aktivitas tarbiyah yang dilandasi dengannya di tengah masyarakat kta. Itu sebagai
usaha untuk memebrantas kekerasan, negativise, ketidakpedulian politik, hilangnya afiliasi yang benar
dan keberpihakan kepada kolonialisme, dan sebagainya.
Pembentukan perasaan-perasaan ini merupakan unsur kedua kepribadian politik Ikhwan, setelah
doktrin-doktrin pokok, yang merupakan unsur pertama pendidikan poitik Ikhwanul Muslimin.
Sedangkan perangkat pendidikan kedua unsur tersebut adalah perangkat pendidikan ideologi, mental,
sosial, dan intelektual, serta partisipasi politik mereka.
B. Kesadaran Politik Jamaah Ikhwal Muslimin

1. Batasan kesadaran politik dan metodologinya menurut Ikhwan


a. Doktrin-doktrin diatas termasuk batasn pertama kesadarna politik anggota Ikhwan, bai dalam elvel pemikir
maupun para anggota aktifnya. Karena itulah, doktrin-doktrin tadi tidak hana sebagai wacana belaka namu
merupakan penuntun amal keseharian mereka.
b. Batasqn kesadaran politik kedua adalah berbagai pobolem yang muncul sebagai seleksi atas kondisi amsyarakat
Mesir saat itu, yang merpresentasikan penentangan atas Jamaah Ikhwa, dan memaksanya untuk memberikan
jawaban yang sesuai, baik dengan teori maupun praktek.
c. Batasan ketiga kesadaran politik Ikhwan adalah tabiat Jamaah Ikhwan itu sendiri, dengan segala persepsi yang
harus dibangun dan tugas-tugas tanzhimiyah yang harus ditunaikan oleh setiap anggota.
d. Atas dasar pembahasan di atas, unsur-unsur kesadaran politik Ikhwan saat penelitian ini dilakukan

2. Anasir Kesadaran Politik Ikhwan


Pertama: Kesadaran Islam. Unsur ini terhting sebagai unsur dasar yang menentukan kesadaran Ikhwan akan yang lain.
Kedua: Kesadaran Gerakan. Ada aksioma di kalangan Ikhwan bahwa Islam tidak akan terwujud di tengah masyarakat
dan negara tanpa adanya suatu jamaah yang berkomitmen dengan asas-asaya, dan bekerja untuk mewujudkannya.
Ketiga: Kesadaran akan Problematika Politik yang Terjadi di Masyarakat Mesir. Kesadaran akan problematika politik
regional, nasional, dan internasonal, termasuk tujuan pokok pendidikan politik. Ukuran keberhasilan dan kegagalannya
tergantung dari epncapaian kesadaran ini. Adapun porblematika politik saat penelitian ini dilakukan adalah: maslaah
hukum Islam, pembebasan negeri dar penjajahan Inggris, pembebasan Palestina, keadiln sosial, kebebasan poliik dan
persatan, juga masalah politik pendiidkan dan pembinaan manusia Mesir.
Keempat: Kesadaran akan Hakikat Sikap Politik. Pendidikan individu yang sadar dan perarisipasi secara politik,
menuntut adanya individu yang sadar dan mampu memahami persitiwa politik sera sadar akan sikap kekuan-kekuatan
politik dalam menghadapi berbagai peristiwa atau masalah politik itu sendiri.
 
.
 
C. Partisipasi Politik Ikhwanul Muslimin

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Partisipasi Politik Ikhwan

Orientasi politik berkaitn erat dengan konspesi agama seseorang.Telah dikemukakan di depan bahwa
kepribadian politik mereka mencakup doktri pokok yang merupakan unsu perama kultur politik
mereka. Dapat dijelaskan dalam empat doktrin saja, diantara:

a. Keyakinan bahwa menegakkan pemerinahan Islam adalah kewajiban.

b. Keyakinan bahwa cara mencapai pemerintahan yang islami bukan dengan kekerasan revolusi, akan
tetapi tarbiyah dan aktivitas politik.

c. Keyakinan bahwa kemerdekaan Mesir secara penuh adalah keajiban islami yang harus
diperjuangkan.

d. Keyakinan bahwa inta dan keberpihakan kepada Mesir adalah untutan syariat yang melahirkan
perasaan keberpihakan, afiliasi dan tanggung jawab terhadap negeri.
Bentuk-bentuk Partisipasi Politik Ikhwan
2. Bentuk-bentuk Partisipasi Politik Ikhwan

Pertama: Model Partisipasi yang Berhubungan dengan Tanzhim


Yaitu keikutsertaan dalam anggota cabang, usrah, katibah, dan jawwalah. Sesuai dengan pemahaman tentang
partisipasi, keanggotaan saja dalam suatu jamaah atau partai politik sudah termasuk bentuk partisipasi.
Aktivitas politik terpenting yang diikuti para anggota di masing-masing syu’bah adalah:
a. Pemilihan umum untuk memilih anggota dewan eksekutif.
b. Pertemuan berkala atau incidental yang diselenggarakan oleh syu’bah.
c. Pertemuan rutin dewan pimpinan syu’bah, untuk mendiskusikan berbagai tema yang mengemuka.
d. Mutamar umum para pimpinan syu’bah di seluruh Mesir, setiap dua tahun sekali.
Partisipasi dalam kegiatan-kegiatan syu’bah.
 
Kedua: Bentuk-bentuk Parisipasi dalam Relaitas Politik Mesir dan Problematikanya
a. Partisipasi dalam aksi-aksi nasional dan regional, juga aksi pelayanan sosial
b. Ikut serta dalam aksi demonstrasi dan pemogokan umum
c. Partisipasi dalam berbagai muktamar, baik yang berkala maupun muktamar rakyat
d. Partisipasi dalam Pemilihan Umum
e. Partisiapsi dalam Perjuangan Bersenjata melawan zonis dan Inggris di Palestina dan Terusan Suez
f. Bentuk lain partisipasi politik ikhwan
 
 
Bab 3 Keunggulan Buku

1. Dilihat dari keterkaitan antar bab buku ini sudah bagus, pembahasan di dalamnya sudah padu
dan sesuai dengan makna dan pengertian dari pendidikan politik itu sendiri.
2. Jika dilihat dari sisi kemutakhirannya, buku ini sudah memberikan teori yang sesuai dengan
kenyataan yang ada terkait pendidikan politik, buku ini mengaitkan bagaimana situasi
pendidikan politik dan permasalahan yang pernah terjadi negara-negara lain terkait dengan
pendidikan politik, yang paling menonjol dalam buku ini yaitu kajian mengenai kondisi
politik pada masyarakat Mesir.
3. Jika dilihat dari keterkaitan antara isi buku dengan bidang ilmu, buku ini sudah memberi
penjelasan sesuai dengan ruang lingkup tujuan pendidikan politik itu sendiri, menjelaskan
dengan baik dari bab sebelumnya ke bab berikutnya bagaimana tujuan pendidikan politik
digunakan pada masyarakat Mesir.
4. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang direview adalah buku Pendidikan
Politik karya buku karya Dr. Utsman Abdul Mu’iz Ruslan sebagai buku pembanding.
Tampilan sampul buku tersebut cukup menarik karena dari desain cover buku sudah
menunjukkan bahwa buku tersebut adalah buku yang berisikan materi politik.
.
5. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis adalah: Dari segi tata letak dan tata
penulisan tepat dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia serta sesuai dengan
kaidah penulisan karya ilmiah.
6. Dari aspek isi buku dapat dikatakan bahwa isi materi dari buku ini sudah baik dan
sudah mencakup pembahasan yang diperlukan dalam pembahasan pendidikan
politik. adanya memuat berbagai topik bahasan mengenai pendidikan politik.
7. Buku ini memuat tujuan yang dimuat dalam sasaran pembelajaran dan juga
memuat soal latihan serta umpan balik yang bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman pembaca terutama mahasiswa yang sedang mempelajari Pendidikan
politik.
8. Dari aspek tata bahasa buku ini sudah baik, karena penggunaan bahasa baku
sesuai dengan PUEBI yang mudah untuk dipahami.
Bab 4 Kelemahan Buku

1. Dilihat dari keterkaitan antar bab buku ini sudah bagus, akan tetapi buku ini tidak disertai dengn
gambar sehingga ada perasaan bosan ataupun rasa kejenuhan melihat tulisan yang monoton.

2. Jika dilihat dari sisi kemutakhirannya, para ahli banyak mengemukakan teori menurut pendapatnya yang
banyak mengutip dari bahasa asing, terutama Bahasa Arab yang dimana kurang memuat penjelasan dari
kata tersebut sehingga sulit dipahami oleh pembaca awam.

3. Jika dilihat dari keterkaitan antara isi buku dengan bidang ilmu, isi buku ini sudah memiliki keterkaitan
antara pendidikan politik hanya saja pembahasan mengenai tujuan pendidikan politik lebih diperdalam
lagi.

4. Terdapat penulisan yang tidak sesuai dengan PUEBI yaitu pada penulisan Allah swt, yang seharusnya
sesuai PUEBI adalah Allah SWT.
Bab 5 Hasil Analisis
Adapun yang terdapat dalam ketepatan ulasan buku yaitu dalam buku utama yang berjudul:
Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin. Secara khusus yaitu tujuan pendidikan politik membahas
bagaimana agar masyarakat yang berkecimpung dalam dunia politik memahami dan meyakini doktrin,
serta memilki prinsip dalam pengimpilkasian politik, agar masyarakat memilki kesadaran politik
sehingga mereka dapat berpasrtisispasi dengan baik dan sesuai dengan aturan dan prinsip dalam
kegiatan politik.
Dalam buku ini juga kami menemukan bahwa di Mesir sendiri sistem pendidikan politik
dimualai dari tingkat taman kanak-kanak, kemudian berlanjut ke pendidikan dasar, pendidikan
menengah dan sampai pada pendidikan tinggi, hal ini berarti pendidikan politik di Mesir sangat
dibuuhkan guna memahamkan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berpolitik. Dan untuk
penyadaran politik sendiri terhadap bebagai persoalan didasarkan pada pencermatan dan analisis
terhadap realita yang terjadi, serta proyeksi kebijakan yang digariskan.
Dalam pendidikan dan pengaplikasiannya, masyarakat dalam berpolitik dituntut untuk memiliki
kesadaran misi yang berarti bagaimana pandangan individu terhadap risalah dan dunia internasional;
kesadaran gerakan yang berarti pandangan individu terhadap organisasinya, hubungannya dengan
orang lain dan perananannya; kesadaran problematika politik yang berarti pandangan individu pada
problematika regional, nasional, dan internasional; dan terakhir kesadaran sikap politik yang berarti
kesadaran akan substansi sekitar sifat politik.
Untuk metode pendidikan politik sendiri dalam menyadarkan masyarakat/ penyadaran politik
Ikhwan sendiri dilakukan mealui presentasi dan orasi yang memiliki tujuan dan pengaruh; kemudian
melalui dialog dan diskusi yakni melalui interaksi dalam perteuan-pertemuan usar, pertemuan-
pertemuan politik, atau muktamar-muktamar.
Sedangkan pada buku pembanding 1 adapun tujuan diadakannya pendidikan politik secara formal
terdapat dalam Inpres No.12 Tahun 1982 tentang Pendidikan Politik bagi Generasi Muda yang menyatakan
bahwa: “Tujuan pendidikan politik adalah memberikan pedoman kepada generasi muda Indonesia guna
meningkatkan kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara.sedangkan tujuan pendidikan politik lainnya
ialah menciptakan generasi muda Indonesia yang sadar akan kehidupan berbangsa dan bernegara
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai salah satu usaha untuk membangun manusia Indonesia
seutuhnya.”
Berdasarakan pemaparan tentang tujuan pendidikan politik diatas, penulis berpendapat bahawa yang
menjadi tujuan utama dari pendidikan politik adalah agar generasi muda saat ini memiliki kemampuan
untuk memahami situasi sosial politik pemenuh konflik. Aktivitas yang dilakukan pun diarahkan pada
proses demokratisasi serta berani bersikap kritis terhadap kondisi masyarakat di lingkungannya. Pendidikan
politik mengajarkan mereka untuk mampu mengembangkan semua bakat dan kemampuannya aspek
kognitif wawasan kritis, sikap positif, dan keterampilan politik. Kesemua itu dirancang agar mereka dapat
mengaktualisasi diri dengan jalan ikut berpartisipasi secara aktif dalam bidang politik. Berdasarkan tujuan
pendidikan politik di atas, dapat dilihat bahwa antara tujuan politik dengan fungsi politik hamper sama.
Tercapainya fungsi dan tujuan pendidikan politik merupakan keberhasilan dari diadakannya pendidikan
politik itu sendiri.
Sedangkan pada buku pembanding 2 adapun tujuan pendidikan politik menurut Soeharto (2011),
tujuan pendidikan politik adalah membentuk kepribadian politik, kesadaraan politik, dan partisipasi politik
pada diri warga. Apa yang dikemukakan Soeharto sejalan dengan pandangan Ruslan (2000) , Karena itulah,
Ruslan (2000) menyakini bahwa tidak ada kesadaran politik tanpa adanya kandungan kepribadian politik
pada diri individu dan jenis maupun tingkat partisipasi politik dipengaruhi oleh jenis kultur politik yang
membentuk kandungan kepribadian politik.
Khoirin, dkk.(1999:11) mengemukakan empat tujuan pendidikan politik. Pertama, mempromosikan
perluasan wawasan, kepentingan,dan partisipasi dalam pemerintah di tingkat lokal,provinsi, dan nasional
sebagaimana mendukung proses dan tujuan perkumpulan warga masyrakat sipil. Kedua,memperdalam
pengtertian tentang dasar-dasar sejarah,filsafat, politik, sosial,dan ekonomi demokrasi serta konstitusi
Indonesia maupun negara-negara barat. Ketiga, menyemaikan komitmen dan keberpihakan yang rasional
atas prinsip-prinsip dan nilai fundamental sebagaimana dituangkan dalam dokumen inti,seperti Deklarasi
Hak-hak Asasi Manusia beserta konvensi yang menyaertainya, Pancasila, UUD 1945 beserta
amandemennya, dan sumpah pemuda yang mengikat orang-orang Indonesia sebagai sebuah bangsa dan
menjadi wahana untuk membangun peran mendaassar bernegara yang adil, setara, dan manusiawi di
Indonesia. sedangkan pada buku pembanding hanya membahas mengenai pengertian tujuan pendidikan
politik menurut No.12 Tahun 1982 tentang Pendidikan Politik bagi Generasi Muda, dan djalanakan sesuai
dengan pancasila dan juga UUD 1945.
 
 
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Dari pembahasan buku yang telah direview oleh penulis, dapat disimpulkan
bahwa tujuan dari pendidikan politik Ikhwan ialah menumbuhkan kepribadian politik
menurut Ikhwanul Muslimin, menumbuhkan kesadaran politik jamaah Ikhwanul
Muslimin, dan untuk menumbuhkan partisipasi politik Ikhwanul Muslimin. Metode
pendidikan politik sendiri dalam menyadarkan masyarakat/ penyadaran politik
Ikhwan sendiri dilakukan mealui presentasi dan orasi yang memiliki tujuan dan
pengaruh; kemudian melalui dialog dan diskusi yakni melalui interaksi dalam
perteuan-pertemuan usar, pertemuan-pertemuan politik, atau muktamar-muktamar.
Tujuan diadakannya pendidikan politik secara formal terdapat dalam Inpres No.12
Tahun 1982 tentang Pendidikan Politik bagi Generasi Muda yang menyatakan
bahwa: “Tujuan pendidikan politik adalah memberikan pedoman kepada generasi
muda Indonesia guna meningkatkan kesadaran kehidupan berbangsa dan
bernegara.sedangkan tujuan pendidikan politik lainnya ialah menciptakan generasi
muda Indonesia yang sadar akan kehidupan berbangsa dan bernegara
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai salah satu usaha untuk
membangun manusia Indonesia seutuhnya.”
Bagi mahasiswa
SARAN Perbanyak membaca, terutama harus
memahami materi Pendidikan Politik sebagai
dasar kita untuk memahami lebih jauh lagi
bagaimana perpolitikan di Indonesia maupun
dunia
Bagi Pembaca
Buku ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi
untuk mempelajari Politik terkhusus bagi yang
beragaman muslim, dan dapat juga mencari informasi
tambahan dari sumber lain sebagai pendalam materi
terutama kepada mahasiswa yang sedang mempelajari
Ilmu Politik.

Bagi Penulis
Pengetahuan mengenai Pendidikan Politik
masih perlu untuk di dalami, masih banyak
ditemukan permasalahan-permasalahan
berkaitan dengan perpolitikan yang ada di masa
saat ini, harapannya penulis melanjutkan lagi
pembahasan mengenai tujuan pendidikan
politik.
 
 
DAFTAR PUSTAKA
  Ruslan, Utsman Abdul Mu’iz. 2000. Pendidikan Politik Ikhwanul
Muslimin. Karangasem: Era Intermedia.
 
Fauzia, Imron dan Srikantono. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan
(Civic Education). Jember: Superior.
 
Handoyo, Eko dan Puji Lestari. 2017. Pendidikan Politik. Yogyakarta:
Pohon Cahaya.
 
 

Anda mungkin juga menyukai