Anda di halaman 1dari 9

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

NAMA MAHASISWA : Sarmila Hasibuan


NIM : 3192411021
DOSEN PENGAMPU : Ramsul Nababan SH., MH
MATA KULIAH : Ilmu Perundang Undangan
KELAS : Reguler B / 2019

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

A. Permasalahan umum
Peraturan perundangan pada hakekatnya merupakan salah satu bentuk kebijaksanaan tertulis
yang bersifat pengaturan (relegen) yang dibuat oleh aparatur Negara mulai dari MPR sampai
dengan Direktur Jenderal/ Pimpinan LPND pada lingkup nasional dan gubernur kepala
daerah tingkat I.Peraturan yang diundangkan kemudian membatalkan peraturan perundangan
yang mengatur hal yang sama yang setingkat atau lebih rendah. Ini berarti bahwa, apabila ada
3 buah peraturan atau lebih yang isinya bertentangan atau tidak sesuai antara yang satu
dengan yang lain, sedangkan peraturan-peraturan perundangan tersebut sama tingkatnya,
maka yang dianggap berlaku adalah ketentuan dalam peraturan perundangan yang
diundangkan kemudian, kecuali apabila dalam peraturan perundangan itu dinyatakan lain (lex
posteriore derogate lex priori).Peraturan perundangan yang bersifat khusus
mengesampingkan undang-undang yang bersifat umum (lex specialis derogate lex
generalis).Peraturan perundangan hanya boleh dicabut/ diganti/ dibatalkan oleh peraturan
yang sama atau lebih tinggi tingkatnya. Dalam penyusunan peraturan perundangan
diperhatikan konsistensinya baik diantara peraturan perundangan yang mengatur hal yang
sama, maupun diantara pasal-pasal dalam satu peraturan perundangan. Dalam suatu peraturan
perundangan harus ada kejelasan dan ketegasan mengenai
yang ingin dicapai dari ketentuan yang bersangkutan. Peraturan perundangan dalam bentuk
undang-undang tidak diganggu gugat. Ini berarti tidak ada badan/ siapapun juga berhak atau
berwenang menguji secara materiil terhadap undang-undang tersebut. Penghayatan tentang
keadilan memunculkan penilaian bahwa dalam situasi kemasyarakatan tertentu, orang
seyogyanya berperilaku dengan cara tertentu, karena hal itu adil atau memenuhi rasa
keadilan. Keadilan merupakan nilai abstrak yang perlu perwujudan dalam bentuk norma
hukum sebagai sarana untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
bermasyarakat. Maka pada waktu hukum atau undangundang dikembangkan, asas hukum
memberikan tuntunan dengan cara bagaimana dan ke arah mana sistem tersebut akan
dikembangkan Perundang-undangan
Menurut teori perundang-undangan, penyusunan peraturan perundang-undangan meliputi dua
masalah pokok, yaitu:Aspek materiil/Substansial, berkenaan dengan masalah pengolahan isi
dari suatu peraturan perundang-undangan. Aspek Formal/Prosedural, berhubungan dengan
kegiatan pembentukan peraturan perundang-undangan yang berlangsung dalam suatu negara
tertentu.

B. Permasalahan Sesuai Tema


Membentuk suatu peraturan perundang-undangan tentunya membutuhkan rencana atau plan
yang baik untuk menentukan ke arah mana peraturan perundang-undangan tersebut dibentuk.
Dengan rencana yang baik, maka akan terbentuk pula suatu peraturan perundang-undangan
yang baik. Dalam merencanakan pembentukan peraturan perundang-undangan, tentunya
tidak lepas dengan apa yang disebut dengan konsep. Konsep inilah yang nantinya memiliki
peran aktif dalam membentuk peraturan perundang-undangan yang baik. Dapat membentuk
suatu peraturan perundang-undangan yang memiliki kepastian, keadilan, dan
manfaat.Pembentukan peraturan perundang-undangan tentunya membutuhkan konsep
sebagai modal awal dalam membentuk peraturan perundang-undangan yang baik. Konsep
inilah yang nantinya akan mengarahkan perturan perundang-undangan yang dibentuk
menjadi peraturan perundang-undangan yang baik, yang terarah, yang memiliki keadilan,
kepastian dan dapat mendistribusikan manfaat. Negara Kesatuan Republik Indonesia
(selanjutnya disingkat NKRI) merupakan negara hukum yang membutuhkan konsep dalam
membentuk hukum. Hukum yang
berlaku, jika dibentuk dengan menggunakan konsep yang baik, yang terencana dengan baik,
maka hukum yang berupa peraturan perundang-undangan yang dimiliki oleh NKRI akan
menjadi hukum yang baik yang mencerminkan keadilan. oleh karena itu, konsep
pembentukan peraturan perundang-undangan merupakan hal yang sangat penting dalam
membentuk suatu peraturan perundang-undangan yang baik. Pembentukan peraturan
perundang-undangan harus mengutamakan kejelasan tujuan, dalam arti tujuan pembentukan
peraturan perundang-undangan tersebut harus jelas, memenuhi keinginan masyarakat banyak
agar dapat menciptakan kepastian yang berkeadilan sehingga dapat mendistribusikan manfaat
bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain itu, konsep lembaga atau pejabat pembentuk peraturan
perundang. Pembentukan peraturan perundang-undangan harus menyesuaikan antara jenis,
hierarki, dan materi muatan serta asas yang sesuai dengan dasar pembentukan peraturan
perundang-undangan. Konsep muatan peraturan perundang-undangan harus mampu
memberikan pengayoman bagi manusia Indonesia pada umumnya. Mementingkan kehidupan
berbangsa dan bernegara mengandung prinsip kekeluargaan serta ke-bhinneka tunggal ika-
an yang memunculkan keadilan berdasar Pancasila sebagai falsafah dan ideologi bangsa
Indonesia yang memberikan perlindungan hukum kepada seluruh rakyat Indonesia dengan
menganut asas persamaan di hadapan hukum. Konsep dasar peraturan perundang-undangan
yang berdasarkan Pancasila, mengedepankan Hak Asasi Manusia termasuk hak keadilan bagi
warga negara serta memberikan persamaan di hadapan hukum bagi seluruh rakyat Indonesia.
Konsep ini tentunya menjadi pedoman bagi pembentukan peraturan perundang-undangan
yang baik bagi bangsa dan negara Indonesia, menciptakan kepastian yang mengadopsi nilai-
nilai Pancasila sehingga dapat mendistribusikan manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.
Keadilan akan terwujud jika selalu mengedepankan Hak Asasi Manusia yang bersumber dari
Pancasila yang berupa prinsip-prinsip keadilan.
Berangkat dari hal tersebut maka permasalahan seputar perundang-undangan kita saat ini
lebih
disebabkan beberapa hal sebagai berikut :
 Bergesernya Kedaulatan Rakyat menjadi sekadar Kedaulatan Hukum
Makna hakiki dari kedaulatan rakyat adalah dimanifestasikannya kehendak rakyat melalui
proses yang transparan dan akuntabel khususnya dalam mengisi struktur kekuasaan dalam
lembaga-lembaga negara. Agar kedaulatan rakyat berjalan dalam mekanisme sistem yang
teratur sehingga tidak kontradiktif dengan tujuan bernegara dan agar terpeliharanya ketertiban
dan keteraturan maka konstitusi memberi rambu-rambu pembatasan kekuasaan negara.
Bahkan konstitusi memberi akses kontrol setiap cabang kekuasaan negara terhadap cabang
kekuasaan negara lainnya. Prinsip hubungan ini secara teoritis dikenal sebagai pemisahan
kekuasaan negara dalam Triac Politica yang dikemukakan oleh John Lock maupun
Montesqiue.
 Hirarki Peraturan dalam UUD 1945
Tata urutan Peraturan yang pernah berlaku di Indonesia masing-masing berbeda mulai dari
Tap
MPRS No. XX/MPRS/1966, Tap MPR No. III/MPR/2000, UU No. 10 Tahun 2004 terakhir
dengan UU No. 12 tahun 2011 sama sekali tidak member kejernihan untuk menegaskan
kembali pemahaman yang benar terhadap Tata Urutan Peraturan di Indonesia. Belum lagi
banyaknya produk hukum yang dimasukkan dalam Tata Urutan Peraturan yang sebenarnya
tidak dikenal oleh UUD 1945. Penerapan Asas Hukum dan Politik Kodifikasi Hukum solusi
mengatasi Konflik Norma Hukum.

BAB III
SOLUSI DAN PEMBAHASAN

Konsep pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik harus mengedepankan


persamaan di hadapan hukum sesuai dengan asas equality before the law. Persamaan di
hadapan hukum merupakan hak bagi manusia dalam memperoleh keadilan hukum. Hukum
tidak memandang strata sosial seseorang di dalam hukum, akan tetapi hukum harus
memberikan persamaan bagi semua manusia dalam memperoleh keadilan. Pembentukan
peraturan perundang-undangan tentunya harus mengedepankan persamaan di hadapan hukum
karena hukum dibentuk untuk melindungi manusia dari kesewenang-wenangan sehingga
dalam proses perlindungannya, hukum tidak memandang kondisi strata sosial seseorang
dalam memperoleh perlindungan hukum. Pembentukan peraturan perundang-undangan jika
mengedepankan asas equality before the law akan mewujudkan peraturan perundang-
undangan
yang mampu melindungi seluruh rakyat Indonesia dalam memperoleh perlindungan hukum
termasuk perlindungan dalam memperoleh keadilan.Konsep pembentukan peraturan
perundang-undangan yang baik harus sesuai dengan asas-asas pembentukan peraturan
perundang-undangan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh undang-undang. Asas-asas
pembentukan peraturan perundang-undangan merupakan asas yang digunakan dalam
membentuk suatu aturan perundang-undangan. Pembentukan peraturan perundang-undangan
sudah menjadi kewajiban dalam pembentukannya untuk menggunakan asas-asas peraturan
perundang-undangan agar peraturan perundang-undangan yang dibentuk mempunyai
kepastian yang memiliki keadilan dan manfaat bagi orang banyak. Asas-asas peraturan
perundang-undangan merupakan landasan bagi terbentuknya peraturan perundang-undangan
yang baik, jika suatu peraturan perundang-undangan dibentuk dengan mengindahkan asas-
asas peraturan perundang-undangan tersebut, maka peraturan perundang-undangan tidak akan
memberikan tujuan hukum yang baik, tidak memberikan keadilan dan manfaat bagi orang
banyak. Oleh karena itu, asas-asas peraturan perundang-undangan sangat dibutuhkan
dalam membentuk peraturan perundang-undangan.Pembentukan peraturan perundang-
undangan harus dibuat oleh lembaga yang kredibel yang dipilih secara demokrasi oleh rakyat
Indonesia. Lembaga kredibel ini meliputi pemegang kekuasaan yang mempunyai
kewenangan untuk membentuk peraturan perundang-undangan. Berdasar modal demokrasi,
maka konsep pembentukan perundang-undangan dibentuk oleh pemegang kekuasaan yang
sah, yang dipilih oleh rakyat, dan dengan mandat yang sah dari rakyat memiliki kewenangan
untuk membentuk
peraturan perundang-undangan, sehingga peraturan perundang-undangan yang dibentuk
memiliki kekuatan hukum yang sah yang diakui oleh seluruh masyarakat dalam memberikan
kepastian, keadilan, dan manfaat.Terkait dengan hal tersebut, makasolusinya
 Pertama,Peraturan Menteri mempunyai kedudukansebagai salah satu jenis peraturan
perundang-undangan. Peraturan Menteri merupakan salah satu peraturan yang diakui
keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh
peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi atau dibentukberdasarkan kewenangan
(Pasal 8 UU No.12Tahun 2011).
 Kedua, Menteri merupakan pembantu Presiden sesuai dengan ketentuan Pasal 17 ayat
(1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan dalam Pasal 17 ayat
(3) dinyatakan bahwa Setiap Menteri membidangi urusantertentu dalam pemerintahan.
Dengandemikian, dari rumusan tersebut dapat dinyatakan ada kewenangan yang secara
atributif (melekat) pada Menteri, sehingga sesuai dengan kewenangannya tersebut seharusnya
melekat juga kewenangan untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahanyang menjadi tugas
dan fungsinya melalui Peraturan Menteri.
 Ketiga, Peraturan Menteri merupakan Peraturan Pusat yang harus dijadikan dasar
hukum bagi pembentukan peraturan daerah. Peraturan Menteri merupakan Peraturan Pusat
yang dibuat oleh Pemerintah Pusat dan bersifat pelaksanaaneraturan yang lebih tinggi dan
sekaligus merupakan pelaksanaan kewenangan pusat mempunyai kedudukan yang lebih
tinggi dari peraturan yang dibuat di Peraturan Daerah (Perda) di daerah-daerah tentu harus
mengacu kepada Peraturan Menteri.
 Keempat, dengan kedudukan Peraturan daerahaten/Kota dibawah Peraturan Daerah
Provinsi dalam tata urutan peraturan perundang-undangan sebagaimana diatur dalam Pasal
7Ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011, sebagaiuensinya apakah sebelum dibentuk Perda
Kabupaten/Kota harus terlebih dahulu ada Perda Provinsinya. Dalam praktek ada provinsi
yang tidak memperbolehkan perda (kabupaten) tertentu dibuat dengan alasan perda
provinsinya belum ada.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep pembentukan peraturanperundangu ndangann yang baik harus mengedepankan
persamaan di hadapan hukum sesuai dengan asas equality before the law. Persamaan di
hadapan hukum merupakan hak bagi manusia dalam memperoleh keadilan hukum.
Persamaan di hadapan hukum berfungsi sebagai tolak ukur persamaan hak dalam
memperoleh keadilan tanpa memandang kedudukan dan derajat seseorang. Kedudukan yang
sama di hadapan hukum tentunya membutuhkan asas atau dasar dalam merealisasikan asas
equality before the law tersebut. Konsep pembentukan peraturan perundang-undangan yang
baik harus sesuai dengan asas-asas pembentukan peraturan perundang- undangan yang telah
ditetapkan sebelumnya oleh undang-undang. Asas asas pembentukan peraturan perundang-
undangan merupakan asas yang digunakan dalam membentuk suatu aturan perundang-
undangan. Untuk selanjutnya, konsep pembentukan perundang-undangan dibentuk oleh
pemegang kekuasaan yang sah, yang dipilih oleh rakyat secara demokrasi.

B. Rekomendasi
Sebagai masyarakat dan warga negara Indonesia yang baik sebaiknya kita harus lebih
mengenal ilmu Perundang Undangan yang ada di Negara kita. Karena menurut saya dengan
mengetahui Peraturan-peraturan yang ada di Indonesia khususnya Peraturan Perundang
Undangan kita akan lebih leluasa dan lebih mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk itu saya sangat merekomendasikan kepada pembaca untuk membaca tulisan ini agar
memberikan pengetahuan yang bermanfaat kepada pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, Jimly dan M. Ali Safaat, 2006, Teori Hans Kelsen tentang Hukum, Jakarta:
Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI.

Hardiman, F. Budi. Melampaui Positivisme dan Modernitas, Diskursus Filosofis tentang


MetodeIlmiah dan Problem Modernitas. Yogyakarta: Kanisius, 2003

Attamimi, A. Hamid S., 1990, “Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia dalam
Penyelenggaraann Pemerintahan Negara: Studi Analisis mengenai Keputusan Presiden
yang Berfungsi Pengaturan dalam Kurun Waktu PELITA I-PELITA IV”, Disertasi
Doktor, Jakarta, Universitas Indonesia.

http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/55550

https://www.gresnews.com/mobile/berita/tips/118521-asas-pembentukan-peraturan-
perundang-undangan/

Anda mungkin juga menyukai