Kelompok 7
Achmad Zulfikar Luthfi (3016210
Bernadetha Febriana (3016210
Yesica Amalia (3016210314)
DELIK ADAT
Hukum adat delik (adatdelicten recht) dan dapat juga disebut Hukum Pidana Adat, atau
Hukum Pelanggaran Adat, ialah aturan-aturan hukum adat yang mengatur peristiwa atau
perbuatan kesalahan yang berakibat terganggunya keseimbangan masyarakat, sehingga perlu
diselesaikan agar keseimbangan masyarakat tidak terganggu.
Terjadinya Delik Adat apabila tata tertib adat setempat dilanggar, atau dikarenakan
adanya suatu pihak merasa dirugikan, sehingga timbul reaksi dan koreksi dan
keseimbangan masyarakat menjadi terganggu. Contoh: perbuatan mencuri buah di
aceh jika pelakunya memetik buah-buahan itu dari pohon yang tidak dipelihara maka
si pencuri dihukum dengan membayar harga buah tsb.
Untuk menyelesaikan tuntutan dari pihak yang merasa dirugikan harus ada
pengaduan, berupa pemberitahuan dan permintaan untuk diselesaikan kepada kepala
adat. Tanpa adanya pengaduan, pemeriksaan tuntutan tidak dilakukan.
Tujuan adanya tindakan reaksi dan koreksi terhadap peristiwa atau perbuatan delik
adalah untuk dapat memulihkan kembali keseimbangan masyarakat yang terganggu.
a. Ganti kerugian mmaterial, misalnya paksaan menikah bagi gadis yang telah
tercemar kehormatannya;
b. Membayar uang adat (denda) kepada pihak yang dirugikan atau berupa denda suci
sebagai kerugian rohani;
c. Mengadakan selamatan (sedekah,kurban) untuk membersihkan masyarakat dari
segala kekotoran ghaib;
d. Memberi penutup malu, permintaan maaf;
e. Berbagai macam hukuman badan, hingga hukuman mati (di masa sekarang sudah
tidak berlaku lagi;
f. Di asingkan dari masyarakat serta menempatkan orangnya diluar tata hukum.
(dilanjutin lagi ya)
Sumber: Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia edisi revisi karangan Prof. H.
Hilman Hadikusuma, SH.