Anda di halaman 1dari 5

Nama : M.

Berryl Choliq Arrohman

NIM : 11201120000116

Kelas : POL5C

HAH, GANJAR ELEKTABILITASNYA TINGGI? BAGAIMANA POLITICAL


MARKETINGNYA?

Gubernur Jawa Tengah sekaligus kader PDI Perjuangan, yaitu Ganjar Pranowo
sampai sekarang belum mendapatkan izin restu dari partai untuk maju dalam bursa PilPres
2024 yang akan datang. Meskipun belum mendapatkan izin restu dari partainya, tapi ia sudah
mempunyai relawan yang solid yang bernama Sahabat Ganjar. Relawan ini yang secara
terus-menerus ngebranding sosok dari yang ia bakal usung dalam PilPres yang akan datang,
yang dalam hal ini ia mendapatkan dukungan dari sekelompok warga di berbagai daerah.

Meskipun Ganjar masih menjabat sebagai Gubernur dan belum mengantongi surat
izin nyapres dari partainya, ia sudah memperoleh banyak dukungan yang akhirnya
berpengaruh terhadap persentase elektabilitasnya yang semakin tinggi, sehingga ia masuk
dalam beberapa sosok yang akan digadang-gadang nyapres pada PilPres. Apalagi ditambah
dengan hasil survei yang di dapatkan dari Provinsi Jawa Tengah, menyebutkan bahwa
masyarakat lebih bahagia dengan masa kepimpinan Ganjar, yang mana dalam persentase
menyebutkan tingkat kebahagiaan masyarakat dalam lepimpinannya adalah 71,73 poin.
Sehingga hal ini juga menjadi tolak ukur yang bisa dijadikan patokan dalam kemenangan
dalam setiap daerah dan bisa di sebut bahwa Ganjar akan menang dalam Provinsi tersebut,
dan juga ditunjang dengan basis PDI Perjuangan juga di Jawa Tengah

Dalam hal lain juga, Ganjar memenangkan hasil survei kepopularitasan dari beberapa
tokoh yang masuk dalam bursa calon yang akan maju dalam PilPres yang akan datang, yaitu
Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, dan bahkan mengalahkan ketua umum
partainya sendiri yaitu Puan Maharani yang menjadi satu-satunya kandidat perempuan yang
bakal maju dalam bursa PilPres 2024 nanti. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Saiful
Munjani Research and Consulting (SMRC) pada tanggal 3 sampai dengan 9 Oktober 2022
secara tatap muka mendapatkan bahwa Ganjar Pranowo mendapatkan hasil elektabilitas
menempati posisi tertinggi yaitu dedngan 32,1% disusul oleh calon lain yang dari beberapa
periode maju juga dalam PilPres 2014 dan 2029 yaitu Prabowo Subianto dengan hasil 27,5%
dan yang menempati posisi ketiga adalah yang sekarang menjadi mantan Gubernur DKI
Jakarta sekaligus calon yang bakal diusung oleh Partai NasDem yaitu Anies Baswedan
dengan perolehan 26%. Meskipun Ganjar mendapatkan hasil survei yang paling tinggi,
sampai sekarang dia belum mendapatkan lampu hijau untuk mencalonkan dirinya sebagai
calon Presiden di PilPres 2024 yang akan datang.

Analisis Political Marketing yang di lakukan oleh Ganjar Pranowo

Meskipun dalam hal inni Ganjar belum mengantongi surat izin, personal branding
yang dilakukan oleh Ganjar sangatlah bagus. Hal ini dibuktikan dengan progres elektabilitas
yang ia dapatkan, hal ini bisa kita lihat dalam hasil survei. Yang mana ia mengalami kenaikan
elektabilitas dari tahun lalu, yaitu pada Mei 2021 ia memperoleh hasil dukungan Ganjar
sebesar 25,5% dan pada Oktober 2022 menjadi 32,1%. Sehingga bisa kita simpulkan bahwa
ia telah melakukan proses political marketing ini dengan sistematis, seperti halnya yang
diungkapkan oleh Niffenegger1, bahwasanya dalam melakukan political marketing harus
memperhatikan elemen-elemen penting yang ada yaitu antara lain, 1) Product, 2) Place, 3)
Price, 4) Promotion. Yang pertama adalah product, dalam hal ini yang di maksud product
adalah barang yang akan di jual yaitu model kepimpinan Ganjar. Ganjar memiliki model
kepimpinan yang ramah terhadap masyarakat, pembawaan yang menarik, dan juga religius.
Selain itu juga ia mempunyai track record yang bagus, ia sebelum menjadi Gubernur Jawa
Tengah ia merupakan pengusaha, dan juga ia pernah menjabat sebagai Anggota DPR-RI
Komisi IV Periode 2004-2009, dan selanjutnya ia menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah
selama dua periode, yaitu periode 2013-2017 dan juga 2018-2023. Hal ini bisa menjadi saku
untuk mencalonkan dirinya sebagai calon pada PilPres nanti, karena track record yang ia
lakukan cukup bagus apalagi ditambah dengan tingkat kebahagian masyarakat pada masa
kepimpinannya dan juga atingkat elektabilitas yang tinggi.

Poin kedua adalah Price, Niffenegger mengemukakan bahwa price meliputi beberapa
hal, mulai dari nilai ekonomis, citra psikologis dan citra nasional. Dalam beberapa
pemberitaan dan konten-konten yang ia buat, ia selalu berusaha untuk mengedepankan nilai-
nilai yang bisa untuk mendapatkan hati masyarakat, ditambah juga ia selalu menjangkau dari
berbagai kalangan. Sifat ramah yang ia tunjukan juga bisa membuat daya harga jual seorang
pemimpin menjadi naik karena jarang ada tokoh pemimpin yang merakyat dan ramah.

1
Firmanzah, Marketing politik: Antara Pemahaman dan Realitas (Jakarta: Yayasn Pustaka Obor Indonesia,
2012), h. 200-208
Dalam masa ia menjabat sebagai seorang politisi birokrasi, ia sempat beberapa kali
menjadi salahsatu orang yang masuk dalam kasus dugaan korupsi yaitu kasus aliran dana
bank Indonesia (BI) dan juga kasus Korupsi E-KTP. Lagi dan lagi, citra positif yang ia
bangun tida runtuh. Karena dalam dugaan-dugaan korupsi yang ia peroleh hanya sebagai
dugaan saja dan tidak terbukti bahwa ia melakukan tindak pidana korupsi ini. Hal ini bisa
menjadi tolak ukur para pemilih nanti untuk melihat bahwa track record dari Ganjar sendiri
tidak ada yang buruk.

Selanjutnya adalah Place (tempat), apabila melihat partai yang berada di belakangnya
adalah partai yang besar dan dibuktikan dengan pada pemilu 2019 kemarin yang menang
dalam PilPres dan Pileg dari PDI-Perjuangan. Tapi tidak semudah itu juga, karena apabila
melihat kasus yang terjadi dalam Pemilu 2019 ia menang di provinsi yang memang sudah
bisa ditebak akan kemenanganya. Maka, Ganjar juga harus memperhatikan tempat-tempat
yang belum bisa untuk memenangkan partainya pada pemilu 2019 harus menjadi
kemenanganya, bisa juga di bantu dengan branding-branding di mulai sedari dini mungkin
dinatu juga dengan relawan yang berada di belakangnya, yaitu sahabat ganjar untuk
menjangkau daerah-daerah di luar Jawa.

Dan yang terakhir adalah promotion, proses branding jangan dilupakan juga meskipun
nilai persentase elektabilitas Ganjar lebih tinggi dari yang lain. Karena dunia politik itu
dinamis, dengan promosi branding diri dilakukan secara berkesinambungan maka akan bisa
untuk mempertahankan nilai elektabis dan bahkan bisa juga untuk meningkatkan lebih tinggi.
Dalam promosi ini bisa juga dilakukan dengan berbagai cara, salahsatunya adalah melalui
jalur udara (media sosial), karena perubahan globalisasi masyarakat lebiih menyukai hal-hal
yang simple. Apalagi survei menunjukan Indonesia menjadi negara paling konsumtif akan
penggunakan media sosial ini.

Berlawanan dengan teori yang dikemukakan oleh Niffenegger, Adman Narsel 2


menemukan bahwa ada tiga strategi pendekatan pasar dalam political marketing yaitu, push,
pull, dan pass dalam political marketing. Push Political marketing adalah bentuk pemasaran
politik yang mengacu pada pertemuan kandidat atau partai politik secara langsung dengan
pemilih, biasanya melalui penyebaran brosur, pamflet, stiker, atau interaksi langsung dengan

2
Sutrisno, Neneng Yani Yuningsih, dan Leo Agustino, “Komparasi Teori Marketing Politik 4p Menurut
Niffenegger dan 3p Menurut Adman Nursal” Jurnal of Governance and Political Social UMA), vol. 6, No. 2
(2018): 108-109
pemilih. Pull political marketing adalah strategi pemasaran politik di mana seorang kandidat
atau partai politik memasarkan melalui media massa seperti media sosial, elektronik dan
cetak. Pass political marketing adalah strategi pemasaran politik yang mempekerjakan tokoh
masyarakat atau organisasi yang memiliki pengaruh besar di daerah yang bersangkutan.

Dan untuk political marketing yang dilakukan oleh Ganjar dalam prespektif Nursal ini
tidak ada kecondongan dalam melakukan pemasaran untuk political markting menggunakan
yang mana, karena bisa kita ketahui bahwasanya Ganjar sering melakukan kegiatan sapa
masyarakat (Pull Political Marketing) yang mana dalam hal ini adalah untuk lebih dekat
dengan masyarakat dan mengetahui apa yang sedang terjadi di lingkungan masyarakat.
Ganjar juga punya akun-akun media sosial untuk berinteraksi sama pengguna media sosial
atau netizen (Pull Political Marketing), di buktikan juga ia sangat terbuka dengan masyarakat
yang mencoba untuk berinteraksi dengannya melalui akun twitter pribadinya, dan yang
terkahir juga ia menggunakan model political marketing yang di utarakan oleh Nursal, yaitu
Pass political marketing. Hal ini di bisa dilihat juga apa yang dilakuka Ganjar ketika nyalon
sebagai calon petahana dalam PilGub Jawa Tengah, ia menggandeng salah satu puta dari
Kyai karismatik di Jawa Tengah, Mbah Maimoen Zubair. Sehingga hal ini juga bisa
memantik para pemilih unntuk memilih Ganjar dan pasangannya (TajYasin) dalam pemilihan
gubernur di Jawa Tengah pada periode 2018 kemarin.
Daftar Pustaka

Firmanzah, Marketing politik: Antara Pemahaman dan Realitas (Jakarta: Yayasn Pustaka
Obor Indonesia, 2012), h. 200-208

Sutrisno, Neneng Yani Yuningsih, dan Leo Agustino, “Komparasi Teori Marketing Politik
4p Menurut Niffenegger dan 3p Menurut Adman Nursal” Jurnal of Governance and
Political Social UMA), vol. 6, No. 2 (2018): 108-109

Anda mungkin juga menyukai