Anda di halaman 1dari 38

PENGARUH PERSONAL BRANDING DALAM MEMBENTUK

CITRA CALON GUBERNUR (STUDI KASUS WAHIDIN HALIM


PADA PILGUB BANTEN 2017 DI KELURAHAN SEPANG
KECAMATAN TAKTAKAN KOTA SERANG)

Mike Amalia
6662130811

Jurusan Ilmu Komunikasi


Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jalan Raya Jakarta Km 4, Penancang Kec. Cipocok Jaya Kota Serang, 42124
accfafa@gmail.com

ABSTRAK

Konsep dan strategi pemasaran salah satunya adalah branding, bukan


hanya pada usaha memasarkan produk, konsep branding juga dianut oleh setiap
calon kepala daerah yang diharapkan dapat mendengar dan melaksanakan seluruh
aspirasi mereka. Trend kampanye ini mengutamakan pendekatan secara personal.
Kegiatan ini kemudian dikenal dengan istilah personal branding. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana personal branding bakal calon
Gubernur Banten yaitu Wahidin Halim dalam membentuk citra calon Gubernur
pada Pilgub Banten 2017 dan seberapa besar pengaruh yang dibawa, dimata
masyarakat Kelurahan Sepang Kecamatan Taktakan Kota Serang. Penelitian ini
bertitik pada teori Personal Branding dari Mc Nally & Speak dan RUU Pilkada
Pasal 13 Ayat 01. Teori Personal Branding memfokuskan pada tiga aspek penting
dalam membangun sebuah citra diri yaitu; khas atau perbedaan diri baik
keunggulan dan kualitas diri, relevansi atau memiliki hubungan yang kuat dengan
apa yang diinginkan masyarakat, konsistensi atau terus menerus dibentuk
sehingga yang dihasilkan adalah hubungan baik jangka panjang dan citra yang
baik dan positif.

Metode Penelitian yang digunakan yaitu tipe penelitian eksplanatif dengan


pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan
Sepang yaitu 9305 orang dan sampel yang didapatkan adalah sebesar 376 orang
dengan menggunakan teknik sampel random sederhana. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah menyebarkan angket dan melakukan observasi. Hasil yang
didapat dari penelitian ini yaitu: Personal Branding yang dilakukan Wahidin
Halim pada masa kampanye baik itu pada kampanye terbuka atau tertutup
menurut masyarakat Kelurahan Sepang, membentuk pengaruh yang positif dan
signifikan dalam membentuk sebuah citra sebagai seorang Gubernur pada Pilgub
Banten 2017. Personal Branding yang dilakukan meliputi; Singkatan nama,
kampanye yang menekankan pada kualitas dan keunggulan diri, kampanye yang

1
telah menyentuh kelas strata masyarakat, dan pengaruh dari bakal calon
pasangannya. Hal ini kemudian menunjukkan hasil positif melalui persepsi
masyarakat di Kelurahan Sepang tentang personal branding Wahidin Halim
membawa pengaruh sebesar 77% dalam membentuk citra calon Gubernur pada
Pilgub Banten 2017.
Kata Kunci: Personal Branding, Wahidin Halim, Komunikasi Pemasaran Politik.

ABSTRACT

Concepts and marketing strategies one of them is branding, not only in the
business of marketing the product, the concept of branding is also embraced by
every candidate who is expected to hear and carry out all their aspirations. This
campaign trends prioritize personal approach. This activity became known as
personal branding. The purpose of this study is to find out how personal branding
prospective candidate of Banten Governor Wahidin Halim in shaping the image of
the candidate for Governor at Pilgub Banten 2017 and how much influence
brought in the eyes of society Sepang District Taktakan District Serang City. This
research focuses on personal branding theory of Mc Nally & Speak and RUU
Pilkada Pasal 13 Paragraph 01. Personal Branding Theory focuses on three
important aspects in building a self-image that is; characteristic or self-differences
in both superiority and quality of self, relevance or have a strong relationship with
what the community wants, consistency or continuous shaped so that the resulting
is a good long-term relationship and a good and positive image.

The research method used is the type of explanative research with


quantitative approach. The population of this research is the society of Kelurahan
Sepang is 9305 people and the sample is 376 people using simple random
sampling technique. Data collection techniques used are spreading the
questionnaire and making observations. The results obtained from this research
are: Personal Branding conducted by Wahidin Halim during campaign period
either in open or closed campaign according to society of Sepang Village, formed
a positive and significant influence in forming an image as a Governor at Pilgub
Banten 2017. Personal Branding conducted include; Name abbreviations,
campaigns that emphasize quality and self-efficacy, campaigns that have touched
the strata of society, and the influence of prospective partners. This then shows
positive results through public perception in Sepang village about personal
branding Wahidin Halim brings influence of 77% in shaping the image of the
candidate for Governor at Pilgub Banten 2017.

Keywords: Personal Branding, Wahidin Halim, Political Marketing


Communication.

2
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Konsep dan strategi pemasaran salah satunya adalah branding, bukan

hanya pada usaha memasarkan produk. Tetapi konsep branding juga dianut oleh

setiap calon kepala daerah yang diharapkan dapat mendengar dan melaksanakan

seluruh aspirasi mereka. Trend kampanye mulai bergeser dari pengerahan massa

kepada kegiatan kampanye yang lebih mengutamakan pendekatan secara personal.

Kegiatan ini kemudian dikenal dengan istilah personal branding.

Dalam setiap pemilihan kepala daerah atau pilkada, banyak usaha para

kandidat berkampanye untuk menarik dukungan sebesar-besarnya. Dimulai

dengan kegiatan blusukan, penyebaran spanduk, poster, iklan di surat kabar dan

majalah hingga konvoi massal, acara puncak biasanya berupa pidato di lapangan

lengkap dengan hiburan artis dan bagi-bagi sembako yang biasanya kegiatan ini

disebut dengan kampanye terbuka. Kegiatan kampanye seperti tidak terkontrol,

menarik massa secara luas dan bebas, tanpa tahu apa yang akan terjadi dengan

pengerahan massa secara massal tersebut.

Wahidin Halim adalah mantan Walikota Kota Tangerang periode 2003 –

2013, sekaligus anggota DPR yang menjabat sebagai wakil ketua Komisi II DPR-

RI. Sebelumnya ia pernah mengikuti pemilihan calon Gubernur Banten pada

tahun 2011 bersama calon Wakil Gubernur Irna Narulita yang merupakan istri

dari mantan Bupati Pandeglang, namun kalah telak dengan Ratu Atut yang

memilih Rano Karno sebagai Wakil Gubernur. Hingga akhirnya, dengan

menggandeng Andika Hazrumi yang pernah ia jadikan lawan politik, Wahidin

3
Halim kemudian kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur Banten dengan

Andika Hazrumi sebagai wakilnya pada periode 2017 – 2022 dengan berbagai

macam strategi personal branding yang ia bangun guna membentuk persepsi

masyarakat.

Menurut RUU Pilkada pasal 13 ayat 1, terdapat 28 syarat untuk menjadi

calon kepala daerah, dimana disebutkan salah satunya pada point i berbunyi : (i)

tidak pernah melakukan perbuatan tercela. Hal ini tentu berkaitan dengan sebuah

image atau citra yang harus ada pada bakal calon kepala daerah salah satunya

adalah Gubernur yang mana disebutkan bahwa tidak pernah melakukan perbuatan

tercela tentu saja dalam bentuk apapun. Dengan penyebutan kalimat yang jelas

dan tegas pada RUU pilkada tersebut, bahwa bakal calon seorang Gubernur tidak

pernah atau tidak memiliki riwayat atau pengalaman dimana ia pernah melakukan

perbuatan tercela secara hukum. Dapat disimpulkan, bahwa bakal calon Gubernur

harus memiliki citra yang baik, baik dimata hukum ataupun dimata masyarakat.

Begitu pula sosok Wahidin Halim, kini dikenal dengan sebutan WH ketika

ia mulai menjadikan dirinya sebagai sebuah brand dalam mengkomunikasikan

dirinya sebagai bakal calon Gubernur Banten pada pilgub 2017. Wahidin Halim

tidak henti-hentinya gencar melakukan kampanye-kampanye terbuka guna

membangun dan menciptakan persepsi masyarakat terhadap dirinya dan bahkan

mengembangkan citra dirinya yang dikenal dengan Walikota sukses Kota

Tangerang periode 2003-2013.

4
Dalam membangun sebuah citra Gubernur, tentu saja diperlukan strategi

personal branding yang tepat dan baik guna membentuk persepsi masyarakat dan

publik mengenai aspek-aspek yang ada didalam diri dari bakal calon Gubernur.

Diantaranya adalah kepribadian, kepemimpinan, nilai-nilai, intergritas diri, dan

stimulus-stimulus lain yang kemudian semua itu membentuk dan membangun

persepsi dan sikap positif dari masyarakat, sehingga pada akhirnya semua hal itu

dapat dijadikan sebagai alat pemasaran dari strategi personal branding itu sendiri.

Personal branding dapat membantu Wahidin Halim untuk dikenal lebih

luas dan lebih dalam kepada publik. Dalam hal membentuk citra calon Gubernur,

tentu saja strategi personal branding yang baik dan benar lah yang akan

menciptakan dan membangun brand atau citra positif terhadap sosok WH. Dari

latar belakang inilah, yang kemudian mendasari penulis ingin melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Personal Branding Dalam Membentuk

Citra Calon Gubernur” studi kasus Wahidin Halim pada Pilgub Banten 2017,

dengan masyarakat Kelurahan Sepang yang dijadikan sebagai responden dalam

penelitian.

1.2 Rumusan Masalah

Melihat dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan
masalah dalam penelitian ini antara lain :
a. Bagaimana personal branding Wahidin Halim dalam membentuk citra

calon Gubernur di kelurahan Sepang. ?

5
b. Seberapa besar pengaruh personal branding Wahidin Halim dalam

membentuk citra calon Gubernur pada pilgub 2017 menurut persepsi

masyarakat di kelurahan Sepang ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana personal branding yang dilakukan Wahidin

Halim dalam membentuk citra calon Gubernur menurut persepsi

masyarakat kelurahan Sepang.

b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh personal branding Wahidin

Halim dalam membentuk citra calon Gubernur menurut persepsi

masyarakat kelurahan Sepang, yang akan dianalisis secara deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif.

II. KERANGKA TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS


II.1 Definisi Komunikasi
Komunikasi (communication) berasal dari bahasa Latin communis yang
berarti sama. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat
sama (make to common). Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada
kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Manusia
berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum
komunikasi manusia yaitu bahasa, sinyal, bicara, tulisan, gerakan dan penyiaran.
Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan atau tak bertujuan.

Paradigma Harold Lasswell mengenai ilmu komunikasi, ditunjukkan

dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society.

6
Dimana, Lasswell menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai

berikut: Who Says What I Which Channel To Whom With Effect?

Paradigma Lasswell diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima

unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu:

1. Komunikator (communicator, source, sender)

2. Pesan (message)

3. Media (media, channel)

4. Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient)

5. Efek (effect, impact, influence)

Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses


penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media dan
menimbulkan efek dan pengaruh tertentu.

2.2 Komunikasi Massa

Komunikasi Massa adalah proses interaksi social dan penyampaian pesan


dan informasi dari komunikator kepada komunikan melalui media massa. Tan dan
Wright dalam Liliweri (1991) mengemukakan bahwa komunikasi masa
merupakan komunikasi yang menggunakan media dalam menghubungkan
komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal
yang jauh berpencar, sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu.
Komunikasi massa pada dasarnya merupakan proses pengoperan lambang-

lambang yang dilakukan melalui saluran (channel), yang kemudian ditunjukkan

kepada massa, terbuka dan luas. Lasswell mengungkapkan bahwa ada lima unsur,

dimana unsur tersebut terdiri atas beberapa komponen yang ada dalam proses

komunikasi massa, yaitu :

7
a. Who (Siapa?) : Dalam proses komunikasi massa, komunikator atau orang

yang menyampaikan pesan bisa individu atau perwakilan dari suatu

organisasi atau lembaga maupun instansi. Dimana dalam prosesnya,

komunikasi massa memerlukan riset pasar atau lapangan dalam melakukan

proses komunikasi massa itu sendiri.

b. Says what (Apa yang dikatakan?) : Berupa segala pesan dan informasi

yang telah dibentuk dan disusun berdasarkan analisis pesan.

c. In wich channel (Melalui saluran apa?) : Media yang bersifat massa yang

digunakan untuk melakukan proses komunikasi itu sendiri.

d. To whom (Untuk siapa?) : Audiens atau komunikan yang menjadi sasaran

komunikasi, berdasarkan riset pasar dan analisis pesan, dalam hal ini

diperlukan analisis audiens. Namun seiring berkembangnya jaman, jumlah

audiens kian luas, banyak dan beragam. Jadi, sangat diperlukan inovasi

dalam proses komunikasi massa.

e. With what effect (Dengan efek apa?) : Feedback atau hasil yang dicapai

dari usaha penyampaian informasi dan pesan dalam proses komunikasi

massa.

2.3 Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah sarana di mana


perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen
secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual.
Komunikasi pemasaran mempresentasikan "suara" perusahaan dan mereknya serta
merupakan sarana di mana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun
hubungan dengan konsumen.

8
Komunikasi pemasaran berkontribusi pada ekuitas merek dengan
menanamkan merek dalam ingatan dan menciptakan citra serta mendorong
penjualan dan bahkan mempengaruhi nilai pemegang saham. Pemasaran pada
dasarnya mencakup segala kegiatan tersebut, namun demikian pemasaran ternyata
lebih dari sekedar kegiatan-kegiatan tersebut. Berbagai kegiatan seperti
pembujukan, promosi, publikasi dan apapun yang bersifat persuasif merupakan
kegiatan pemasaran. Pemasaran bukanlah semata mata menjual dan
mempromosikan sesuatu. Melainkan, pemasaran merupakan suatu konsep yang
menyangkut suatu sikap mental, suatu cara berpikir yang diarahkan untuk
melakukan sesuatu. Oleh karena itu, komunikasi pemasaran bukan hanya menjual
produk atau jasa, melainkan juga gagasan-gagasan.

2.4 Marketing Mix atau Bauran Pemasaran

Salah satu strategi utama dalam menentukan keberhasilan mencapai tujuan

kegiatan pemasaran perusahaan adalah penentuan marketing mixnya. Penentuan

ini secara lansung berhubungan dengan langkah operasi perusahaan didalam

pelaksanaan kegiatan berhubungan dengan langkah operasi. Sehingga

apabila marketing mix yang ditetapkan perusahaan tersebut akan mengalami

kegagalan dalam nencapai tujuan operasinya

Marketing mix atau bauran pemasaran yaitu proses pertukaran dan

pengembangan hubungan dengan konsumen dengan cara mengamati secara

cermat kebutuhan dan keingian konsumen yang dilanjutkan dengan

megembangkan suatu produk (product) yang memuaskan kebutuhan konsumen

dan menawarkan produk tersebut pada harga (price) tertentu serta

mendistribusikannya agar tersedia ditempat-tempat (place) yang menjadi pasar

bagi produsen atau produk yang bersangkutan, kemudian perlu dilakukan sebuah

9
program promosi (promotion) atau komunikasi guna mengembangkan atau

menciptakan kesadaran dan ketertarikan konsumen terhadap produk yang

bersangkutan. Proses ini disebut dengan marketing mix atau bauran pemasaran

yang terdiri atas elemen-elemen, yaitu product, price, place dan promotion.

2.5 Brand atau Merek

Brand adalah salah satu atribut yang sangat penting dari sebuah produk
yang penggunaanya pada saat ini sudah sangat meluas karena beberapa alasan,
dimana merek suatu produk berarti memberikan nilai tambah produk tersebut..
Merek tidak hanya kesan – kesannya, tetapi merek juga harus menempati suatu
posisi khusus dalam pikiran untuk benar – benar menjadi sebuah merek.

Merek yang melabeli sebuah produk dan sebagai wakil dari sesuatu yang

dipasarkan menjadi penanda bagi sebuah produk sekaligus pembeda dengan

produk-produk lainnya. Merek sendiri berfungsi sebagai value indicator yaitu

menggambarkan seberapa kokoh value atau nilai yang ditawarkan kepada

pelanggan. Jadi, merek menggambarkan nilai yang ditawarkan dan mempunyai

peranan penting bagi konsumen dalam menetapkan pilihannya.

Oleh karena itu, persaingan merek saat ini begitu dominan. Merek

dianggap sebagai aset perusahaan yang paling berharga. Merek mempunyai

kontribusi yang sangat penting bagi jalannya sebuah industri, apapun bentuknya.

Merek mempunyai berbagai peran, diantaranya adalah:

- Merek yang sukses dapat menjadi penghambat munculnya merek-merek

baru yang mewakili produk-produk dari pesaing

- Menjadi pembeda dengan produk lainnya.

10
- Sebagai alat bagi perusahaan untuk mencapai nilai ekonomis.

2.6 Personal Branding

Definisi kata "personal" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

adalah pribadi atau perseorangan, sedangkan kata “branding” sendiri merupakan

sebuah kata yang berasal dari kata dasar Brand, yang berarti merek. Fungsi dasar

dari sebuah merek adalah sebagai pembeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Namun, dengan adanya dinamika didalam derasnya kompetisi pasar, sebuah

merek membutuhkan kekuatan dan pengelolaan. 

Pengertian personal branding sangatlah luas. Bisa juga personal branding

merupakan suatu proses seseorang untuk membentuk dan menciptakan dirinya

(pribadinya). Yang pada akhirnya dapat meningkatkan citra dirinya dengan

keunggulan (nilai/value) dan keistimewaan/keunikan/perbedaan yang tidak

dimiliki kebanyakan orang serta membuat orang lain mau menghargai dirinya. 

Agar brand suatu produk itu meresap kuat dalam hati khalayak sesuai

dengan harapan yang punya produk maka dibutuhkan upaya dengan proses yang

terus menerus untuk menancapkan brand kedalam hati publik, istilah ini disebut

branding. Branding sebagai sebuah upaya memperkenalkan produk hingga

produk itu dikenal, diakui, dan digunakan oleh khalayak. Hal ini dimaksudkan

untuk menciptakan pecitraan yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh

pemilik produk.

Branding adalah keseluruhan aktivitas untuk menciptakan brand yang

unggul (brand equity), yang mengacu pada nilai suatu brand berdasarkan

11
loyalitas, kesadaran, persepsi kualitas dan asosiasi dari suatu brand. Pada

dasarnya, branding bukan hanya menampilkan keunggulan produk semata,

melainkan juga untuk menanamkan brand ke dalam benak konsumen.

2.7 Kepemimpinan Politik

Kata politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis yang artinya Negara

dan teta yang berarti urusan. Pengertian dan makna politik secara umum yaitu

sebuah tahapan dimana untuk membentuk atau membangun posisi-posisi

kekuasaan didalam masyarakat yang berguna sebagai pengambil keputusan-

keputusan yang terkait dengan kondisi masyarakat. Hakikat dari pengertian politik

itu sendiri merupakan sebuah usaha untuk mengelola dan menata sistem

pemerintahan untuk mewujudkan cita-cita atau kepentingan suatu Negara.

Sedangkan definisi dari kepemimpinan menurut Robbins (2003: 163)

mengatakan bahwa, kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi suatu

kelompok ke arah pencapaian (tujuan). Pendapat ini memandang semua anggota

kelompok atau organisasi sebagai suatu kesatuan, sehingga kepemimpinan diberi

makna sebagai kemampuan mempengaruhi anggota nya agar bersedia melakukan

kegiatan untuk mencapai tujuan kelompok atau organisasi tersebut.

Istilah kepemimpinan tidak terlepas dari kata “memimpin”. Dan

“pemimpin” adalah yang menunjukkan penunjuk kepada orang yang terpimpin.

Pada dasarnya kepemimpinan menjadi bagian dari kekuasaan. Kepemimpinan

merupakan suatu hubungan antara pihak yang memiliki pengaruh dan orang yang

dipengaruhi, dan juga merupakan kemampuan menggunakan sumber pengaruh

12
secara efektif. Namun kekuasaan diartikan sebagai kemampuan seseorang atau

suatu kelompok guna mempengaruhi serta mempersuasifkan pikiran dan perilaku

seseorang atau kelompok, sesuai keinginan pelaku yang memiliki kekuasaan

tersebut.

2.8 Komunikasi Pemasaran Politik

Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan

untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan

memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Sedangkan politik adalah proses

pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat dan Negara.

Sehingga dapat dikatakan marketing politik atau pemasaran politik adalah

variasi dari kebijakan komunikasi pemasaran untuk mempromosikan seorang atau

proyek politik dengan menggunakan model teknik pemasaran komersial sebagai

mewakili seperangkat metode yang dapat digunakan oleh organisasi-organisasi

politik untuk pencapaian tujuan dalam hal program politik atau dalam

memengaruhi perilaku para pemilih dengan melakukan propaganda. Atau

singkatnya pemasaran politik merupakan usaha dari pelaku politik untuk

berpromosi atau menjual suatu gagasan atau proyek politik ke masyarakta dengan

menggunakan cara cara yang umumnya digunakan untuk kepentingan komersial

demi mencapai tujuan sekelompok organisasi atau pelaku politik tersebut, untuk

merubah perilaku masyarakat agar sesuai dengan apa yang pelaku politik

inginkan.

Proses Marketing Politik :

13
- Melakukan riset khalayak/pemilih

- Mengembangkan strategi pemasaran politik

- Menetapkan program pemasaran politik

- Evaluasi & perbaikan model pemasaran politik

2.9 RUU Pilkada Pasal 13 Ayat 01

Ada 28 syarat yang diatur. Berikut syarat calon kepala daerah yang di draft

RUU Pilkada tanggal 8 September 2014 yang diperoleh dan diakses dari

detikcom.

Pasal 13

(1) Warga negara Republik Indonesia yang dapat ditetapkan


menjadi calon gubernur, bupati dan wali kota adalah yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut:

a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945, cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia;

c. berpendidikan paling rendah sekolah lanjutan tingkat atas atau


sederajat;

d. telah mengikuti uji publik kompetensi dan integritas;

e. berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun untuk calon gubernur dan
25 (dua puluh lima) tahun untuk calon bupati/walikota;

14
f. mampu secara jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan
kesehatan menyeluruh dari tim dokter;

g. tidak pernah dijatuhi pidana penjara karena melakukan tindak pidana


maker dan tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima)
tahun atau lebih, kecuali yang bersangkutan telah selesai menjalani
pidana lebih dari 5 (lima) tahun dan mengumumkan secara terbuka dan
jujur kepada publik bahwa dirinya pernah menjadi terpidana serta tidak
akan mengulang tindak pidananya.

h. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan


yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; 

i. tidak pernah melakukan perbuatan tercela;

j. menyerahkan daftar kekayaan pribadi;

k. tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan/atau


secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan
keuangan negara;

l. tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang


telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

m. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan memiliki laporan


pajak pribadi; 

n. belum pernah menjabat sebagai gubernur, bupati, dan/atau walikota

15
selama 2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama; 

o. tidak berstatus sebagai Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati


atau Walikota/Wakil Walikota dari daerah lain;

p. berhenti dari jabatannya bagi Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil


Bupati dan Walikota/Wakil Walikota yang mencalonkan diri di daerah
lain.

q. tidak berstatus sebagai penjabat gubernur/penjabat bupati/penjabat


walikota;

r. memiliki visi, misi dan program strategis mengacu pada RPJPD;

s. mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat didaerahnya;

t. tidak memiliki ikatan perkawinan atau garis keturunan 2 (dua) tingkat


lurus ke atas, ke bawah, ke samping dengan petahana;

u. berhenti sementara dari jabatannya bagi Gubernur/Wakil Gubernur,


Bupati/Wakil Bupati, Walikota/Wakil Walikota petahana sejak
pendaftaran sampai dengan penetapan calon terpilih oleh KPU provinsi
dan KPU kabupaten/kota; 

v. berhenti sementara/non aktif dari jabatannya bagi pimpinan DPR,


DPD, dan DPRD yang mencalonkan diri sejak pendaftaran sampai
dengan penetapan calon terpilih oleh KPU provinsi dan KPU
kabupaten/kota;

w. memberitahukan pencalonannya sebagai gubernur dan bupati/walikota


kepada Pimpinan DPR, DPD, atau DPRD bagi anggota DPR, DPD, atau

16
DPRD;

x. berhenti dari jabatan organik/jabatan struktural maupun fungsional


bagi anggota TNI/Polri dan PNS;

y. berhenti dari jabatan pada Badan Usaha Milik Negara atau Badan
Usaha Milik Daerah; 

z. melampirkan Kartu Tanda Penduduk Electronik (KTP El) dengan


Nomor Induk Kependudukan (NIK); dan

aa. menyerahkan daftar riwayat hidup.

bb. tidak berstatus sebagai anggota Panlih gubernur, bupati, dan wali
kota

2.10 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.10
Penelitian Terdahulu

Perbedaan dan

No. Nama Judul Universitas persamaan

1. Adiartanti Pengaruh Personal Universitas Perbedaan:


Setyono Branding Terhadap Pendidikan Objek dan
Putri Keberhasilan Usaha Indonesia tempat
(Skripsi) Clothing Company (2014) penelitian dan
Peter Says Denim variabel y atau
dependen nya.

Persamaan:
penelitian
kuantitatif,
variabel satu

17
garis, dan teori
personal
branding.

2. Ana Dwi Personal Branding Universitas Perbedaan: Objek


Iryani Jokowi Dalam Muhammadiyah dan tempat
(Naskah Media (Analisis Isi Surakarta (2013) penelitian dan
publikasi) Kuantitatif Personal menggunakan
Branding Jokowi analisis isi dalam
Dalam Harian media.
Umum Solopos
Periode Terbit Persamaan:
Maret - Juli 2012) penelitian
kuantitatif, dan
teori personal
branding pada
tokoh politik.

3. Ridho Personal Branding Universitas Perbedaan:


Agung Kandidat Politik Padjadjaran Kualitatif, studi
Nugraha, (Studi Kasus (2015) kasus strategi
Trie Tentang Strategi komunikasi
Damayanti Komunikasi melalui personal
(Essay, Vol Melalui Personal branding.
11 No. 1) Branding Anies
Baswedan Dalam Persamaan: Tokoh
Konvensi Partai politik atau
Demokrat Menuju kandidat calon
Pemilihan kepala daerah.
Presiden Tahun
2014)

4 Puspita Strategi Brand Universitas Perbedaan:


Angga Communication Pembangunan Kualitatif, objek
Kusumawa Dalam Nasional penelitian.
rdani Membangun “Veteran” Jawa
(Skripsi) Brand Timur (2013) Persamaan:
Awareness(Studi Branding dan
Kualitatif Strategi strateginya.
Brand
Communication
Dalam

18
Membangun
Brand Awareness
Rumah Makan
Seafood D’cost
Surabaya)

2.11 Kerangka Pemikiran Penelitian

Personal
Citra calon Gubernur
branding

X Y
Variabel Independen Variabel Dependen

Personal branding Wahidin Halim pada


pilgub 2017 di kelurahan Sepang

Landasan teori: Desain penelitian:


-Komunikasi. -Metode penelitianekspalanatif
-Komunikasi massa. pendekatan kuantitatif.
-Komunikasi pemasaran. -Analisis data deksriptif analisis
-Marketing mix. korelasi dan analisis regresi.
-Personal branding. -Teknik pengumpulan data
-Brand atau merek. menggunakan kuisioner dan SPSS
-Komunikasi pemasaran politik versi 20.
-RUU Pilkada pasal 13 ayat 1. -Alat ukur yang digunakan, uji
validitas instrumen dan uji
Haa
Personal branding Wahidin Halim pada
pilgub 2017 mempengaruhi citra calon
Gubernur
Tabel 2.11 Kerangka penelitian

19
2.12 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah praduga ataupun asumsi yang harus diuji melalui data

atau fakta yang diperoleh melalui penelitian. Dengan demikian hipotesis

merupakan penuntun bagi peneliti dalam menggali data yang diinginkan.

Sekalipun demikian perlu diingat bahwa peneliti harus senantiasa memegang

teguh prinsip obyektif agar jangan timbul “bias” dalam pencarian data. Hipotesis

atau praduga pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Ho = Tidak ada pengaruh signifikan personal branding Wahidin

Halimdalam membentuk citra calon Gubernur.

b. Ha = Ada pengaruh signifikan personal branding Wahidin Halimdalam

membentuk citra calon Gubernur.

III. METODE PENELITIAN


III.1 Objek dan Metode Peneitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian eksplanatori atau eksplanatif


dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 21), jenis penelitian
menjelaskan hubungan kausal atau sebab akibat bertujuan untuk menguji suatu
teori atau hipotesis guna memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotesis
dari suatu hasil penelitian. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk
didapatkan sebuah informasi mengenai penelitian tersebut.
Penelitian kuantitatif yang bersifat eksplanatif merupakan penelitian yang

menjelaskan hubungan, perbedaan dan pengaruh dari variabel satu dengan

variabel yang lain. Penelitian yang bersifat eksplanatif memiliki kredibilitas untuk

mengukur, menguji hubungan sebab dan akibat dari dua variabel atau lebih,

20
dengan menggunakan analisis statistik inferensial. Oleh karena itu, dalam

penelllitian ini nanti akan dijelaskan mengenai adanya hubungan timbal balik

antara variabel yang akan diteliti dan sejauh mana hubungan tersebut saling

mempengaruhi. Dalam hal ini, akan diketahui seberapa besar pengaruh personal

branding Wahidin Halim dalam membentuk citra calon Gubernur pada pilgub

Banten 2017 di Kelurahan Sepang.

III.2 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2009: 60), variabel penelitian pada dasarnya adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

kemudian dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, yang

kemudian ditarik kesimpulannya.

Sugiyono (2009: 61), menyampaikan bahwa variabel penelitian dalam

penelitian kuantitatif dbedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Variabel bebas (independen variable) Variabel bebas, merupakan variabel

yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan dan timbulnya variabel

dependen (terikat). Variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah personal

branding Wahidin Halim.

2. Variabel terikat (dependen variable) Variabel terikat merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas.

Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah citra calon Gubernur.

21
III.3 Teknik Pengambilan Sampel

Masyarakat Kelurahan Sepang, memiliki beragam macam latar belakang

strata sosial dan ekonomi yang berbeda-beda, namun cara pengambilan sampel

dari populasi penelitian akan dilakukan secara acak atau random dengan

menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Artinya, teknik

ini digunakan bila populasi memiliki anggota atau unsur homogen dan berstrata

secara proporsional. Jadi, sampel ini dipilih bukan berdasakan strata melainkan

karena tujuan tertentu.

Untuk menentukan sampel, penelitian ini menggunakan rumus metode

Slovin (Sevilla et. al., 1960:182). Untuk menggunakan rumus ini, pertama

ditentukan berapa batas toleransi kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini

dinyatakan dengan persentase. Semakin kecil toleransi kesalahan, semakin akurat

sampel menggambarkan populasi. Misalnya, penelitian dengan batas kesalahan

5% berarti memiliki tingkat akurasi 95%. Penelitian dengan batas kesalahan 2%

memiliki tingkat akurasi 98%. Dengan jumlah populasi yang sama, semakin kecil

toleransi kesalahan, semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan.

N
1 + Ne 2
6301
n=
1 + ( 6301 . ( (0.05) 2 )
= 1 + ( 6301 . 0.0025 )
= 1 + 15.7525
= 6301
16.7525

22
n = 376
Keterangan :

N : Jumlah populasi
n : Jumlah sampel
e : Batas toleransi kesalahan (error tolerance)

III.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang telah terkumpul dengan menggunakan instrumen akan

dideskripsikan, dilampirkan atau digunakan untuk menguji hipotesis yang

diajukan dalam suatu penelitian.

1. Metode angket (questionnaire) adalah metode yang akan digunakan dalam

penelitian ini dengan instrumen berupa angket atau kuisioner. Menurut

Arifin (2014:228), angket adalah instrumen penelitian yang berisi

serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau

informasi yang harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan

pendapatnya.

III.5 Teknik Analisis Data


1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif menggambarkan apa yang ditunjukkan . Hal ini

digunakan untuk menunjukkan data deskriptif kuantitatif dalam bentuk

yang dapat dibaca dengan mudah. Statistika deskriptif akan digunakan

untuk menggambarkan ciri-ciri dasar dari data hasil penelitian yang berupa

tabel dan grafik yang telah dihitung, dengan memberikan rangkuman

23
sederhana tentang sampel dan ukuran. Disertai dengan grafik analisis

sederhana, statistik deskriptif secara sederhana menggambarkan apa yang

ditunjukkan oleh data. 

2. Analisis Inferensial

Analisis statistik inferensial adalah statistik yang digunakan dalam


penelitian sosial sebagai alat untuk menganalisis data untuk tujuan-tujuan
eksplanasi. Dengan kata lain bahwa penelitian ini bertujuan utama untuk
menguji hipotesis penelitian.

III.6 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan


penghitungan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions),
karena program ini memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta
sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu
deksriptif. Dalam pemberian skor digunakan skala Likert yang merupakan
salah satu cara untuk menentukan skor.

III.7 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah masyarakat Kelurahan Sepang

Kecamatan Taktakan Kota Serang. Tempat penelitian ini dipilih karena

berawal dari studi pendahuluan, peneliti menemukan bahwa di wilayah ini

memiliki suara pro dan kontra terhadap sosok Wahidin Halim. Penelitian ini

dilaksanakan pada semester delapan selama masa studi aktif perkuliahan

berlangsung.

24
IV. ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN
IV.1 Hasil Data Laporan Keuangan

Hasil data laporan keuangan Perputaran piutang dan Perputaran modal


kerja terhadap Profitabilitas (ROE) pada perusahaan sektor pembiayaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2016.

VARIABEL
KODE
TAHUN PERPUTARAN WCT ROE
PERUSAHAAN
PIUTANG

ADMF 0,9 0,47 30,6

BBLD 0,51 0,59 15,37

BFIN 0,45 1,58 17,12

CFIN 0,78 0,23 14,4


2012
MFIN 3,24 1,5 24,54

TRUS 0,4 0,4 11,48

VRNA 0,58 0,28 15,14

WOMF 1,13 0,95 1,34

ADMF 0,85 0,47 31,2

BBLD 0,51 0,57 12,81

BFIN 0,52 0,44 10,29

CFIN 0,62 0,23 14,7


2013
MFIN 3,49 1,41 23

TRUS 0,38 0,39 7,7

VRNA 0,6 0,33 13,63

WOMF 0,92 0,94 13,6

ADMF 2014 0,88 0,56 15,8

BBLD 0,35 0,56 10,04

25
BFIN 0,53 0,28 16,82

CFIN 0,87 0,24 13,2

MFIN 3,4 1,04 21,42

TRUS 0,35 0,18 3,8

VRNA 0,6 0,47 8,65

WOMF 0,72 0,57 6,7

ADMF 0,97 0,58 15,8

BBLD 0,37 1,39 5,66

BFIN 0,23 5,67 16,17

CFIN 0,67 0,27 8,3


2015
MFIN 3,16 1,21 15,46

TRUS 0,28 0,13 4,23

VRNA 0,65 0,55 0,85

WOMF 1,22 0,53 2,75

ADMF 1,03 0,63 21,6

BBLD 0,44 0,44 4,89

BFIN 0,55 5,53 18,75

CFIN 0,64 0,24 5,6


2016
MFIN 2,96 1,36 14,08

TRUS 0,34 0,2 4,53

VRNA 0,61 0,34 2,9

WOMF 0,97 0,54 7,4


Sumber : Laporan keuangan yang diolah

IV.2 Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov

26
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std.
6,64846595
Deviation
Absolute ,118
Most Extreme
Positive ,118
Differences
Negative -,089
Kolmogorov-Smirnov Z ,745
Asymp. Sig. (2-tailed) ,635
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa :

Nilai kolmogorov-smirnov dan signifikan dari data yang telah ditransformasi


menggunakan akar kuadrat, apabila nilai signifikan dari Unstandardized Residual
lebih besar dari 5% berarti bahwa nilai tiap variabel terdistribusi secara normal.
Hasil pengujian tersebut menjukan bahwa nilai signifikan Unstandardized
Residual 0,635 > 0,05. Maka dapat disimpulkan untuk data berdistribusi normal.

b. Uji Multikoleniariatas

Hasil Uji Multikoleniariatas

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity


Coefficients Statistics
Coefficients

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(C (Constant) 8,305 1,736 4,784 ,000

27
PERPUTARAN_PIUTAN 3,198 1,208 ,388 2,647 ,012 ,993 1,007
1G

WC WCT 1,355 ,936 ,212 1,447 ,156 ,993 1,007

a. Ddependent Variable: ROE

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel Perputaran piutang


dan Perputaran modal kerja (WCT) memiliki nilai tolerance diatas 0,01 dan VIF
dibawah 10,0. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa variabel independen yang
digunakan dalam model regresi ini terbatas dari multikoleniaritas atau tidak
terdapat multikoleniaritas atau dapat dipercaya dan objektif.

c. Uji Heteroskedastisitas

Hasil Perhitungan uji Heterodeksitas menggunakan Uji Glejser

Coefficientsa

Model Un standardized Coefficients Standardized T Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 5,827 1,094 5,325 ,000

PERPUTARAN_PIUTANG -,122 ,762 -,026 -,160 ,874

28
W WCT -,823 ,590 -,224 -1,394 ,172

a. Dependent Variable: RES2

Sumber : data sekunder yang di olah

Dan pada tabel, dapat diketahui bahwa nilai sig untuk variabel X1
(Perputaran piutang) sebesar 0,874. Nilai sig untuk variabel X2 (Perputaran modal
kerja) sebesar 0,172. Dapat di simpulkan bahwa semua variabel mempunyai nilai
sig. > 5% (0,05), maka dapat dipastikan model tidak mengandung
heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Hasil Uji Autokorelasi – Uji Runs Test

Runs Test

Unstandardized Residual

Tes t Valuea ,34487

Cases < Test Value 20

Cases >= Test Value 20

29
Total Cases 40

Number of Runs 16

-1,442

Asymp. Sig. (2-tailed) ,149

a. Median

Dari hasil tersebut menunjukan bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar
0,149 > 0,05 yang berarti tidak ada korelasi antar residual sehingga dapat
disimpulkan bahwa residual bersifat random atau acak atau dengan kata lain tidak
terjadi autokorelasi dalam model regresi.

IV.3 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Hasil Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients
Coefficients

B Std. Error Beta

( (Constant) 8,305 1,736 4,784 ,000

30
PERPUTARAN_PIUTANG 3,198 1,208 ,388 2,647 ,012

WCT 1,355 ,936 ,212 1,447 ,156

a. Dependent Variable: ROE

Persamaan regresi dari perhitungan di atas sebagai berikut :

Y= 8,305 +3,198 X 1 + 1,355X 2

Persamaan regresi diatas memiliki arti sebagai berikut :

a) Nilai intercept (konstanta atau a) = 8,305 menunjukan Profitabilitas jika

Perputaran piutang ( X 1 ) dan Perputaran modal kerja ( X 2 ) di anggap nol

b) b1 = 3,198 menunjukan koefisien regresi Perputaran piutang ( X 1 ) terhadap

Profitabilitas (Y), jika Perputaran modal kerja ( X 2 ) di anggap konstan. Karena


nilainya positif maka setiap kenaikan perputaran piutang sebesar 1% maka akan
menaikan Profitabilitas sebesar 3,198 % begitu pun sebaliknya

c) b 2 = 1,355 menunjukan koefisien regresi Perputaran modal kerja ( X 2 )

terhadap Profitabilitas (Y), jika Perputaran piutang ( X 1 ) dianggap konstan.


Karena nilainya positif maka setiap kenaikan Perputaran modal kerja sebesar 1%
maka menaikan nilai perusahaan sebesar 1,355% begitu juga sebaliknya.

IV.4 Hasil Uji Koefesien Determinan

Koefesien Determinasi
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted Std. Error of the


Estimate
R Square

,458a ,210 ,167 6,82579

a. Predictors: (Constant), WCT, PERPUTARAN_PIUTANG

31
b. Dependent Variable: ROE

Sumber : data sekunder yang diolah


Berdasarkan hasil model summary dari data tersebut membuktikan bahwa
koefesien determinasi yang menunjukan nilai Adjusted R-Square sebesar 0,167.
Hal tersebut memberi arti bahwa 16,7% variasi indeks Profitabilitas (ROE) dapat
dijelasakan oleh variabel Perputaran piutang dan Perputaran modal kerja (WCT)
sedangkan 83,3% Profitabilitas dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak di
masukan dalam penelitian. Selanjutnya R = 0,458 menunjukan variabel
Profitabilitas sebesar 45,8% yang di artikan bahwa hubungan antar variabel
independen dengan variabel dependen memiliki posisi yang baik.

IV.5 Hasil Uji Hipotesis

a. Uji Parsial t
Hasil Uji t
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

32
( (Constant) 8,305 1,736 4,784 ,000

PERPUTARAN_PIUTANG 3,198 1,208 ,388 2,647 ,012

WCT 1,355 ,936 ,212 1,447 ,156

Dependent Variable: ROE

Berdasarkan tabel, maka diperoleh nilai thitung untuk variabel Perputaran


piutang 2,647. Karena nilai t hitung 2,647 > 2,027 t tabel , dan nilai signifikan 0,012 <
0,05 dengan demikian H1 di terima dan H0 ditolak. Jadi dapat di artikan bahwa
Perputaran piutang berpengaruh positif terhadap Profitabilitas. Ketika nilai
Perputaran piutang naik maka Profitabilitas mengalami kenaikan.
Berdasarkan tabel, maka diperoleh nilai thitung 1,447 > 2,027 ttabel dan nilai
signifikasi 0,156 > 0,05 maka dapat disimpulkan Perputaran modal kerja (WCT)
tidak berpengaruh secara tidak signifikan terhadap Profitabilitas.

b. Uji F Simultan
Hasil Uji F
ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

R Regression 457,708 2 228,854 4,912 ,013b

Residual 1723,882 37 46,591

33
T Total 2181,590 39

a. Dependent Variable: ROE

b. Predictors: (Constant), WCT, PERPUTARAN_PIUTANG

Hasil pengolahan data dapat terlihat bahwa nilai dari F hitung sebesar 4,912
dan Ftabel adalah 3,25. Karena Fhitung > Ftabel dan nilai signifikan sebesar 0,013 <
0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa gabungan dua variabel independen yang
terdiri dari Perputaran piutang dan Perputaran modal kerja (WCT) secara
bersama-sama mempengaruhi dan signifikan terhadap Profitabilitas.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


V.1 Kesimpulan
- Perputaran Piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Profitabilitas yang pada perusahaan sektor pembiayaan yang terdaftar di
BEI tahun 2012-2016, karena dalam penelitian diperoleh nilai thitung sebesar
2,647 sedangkan t tabel sebesar 2,027. Sehingga, nilai thitung > ttabel (2,647 >
2,027) dan nilai signifikannya lebih kecil dari 5% ( sig. 0,012 < 0,05 ).

- Perputaran modal kerja (WCT) tidak berpengaruh secara tidak signifikan


terhadap Profitabilitas pada perusahaan sektor pembiayaan yang terdaftar di
BEI tahun 2012-2016, karena dalam penelitian diperoleh nilai thitung sebesar
1,447 sedangkan ttabel sebesar 2,027. Sehingga, nilai thitung < ttabel (1,447 <
2,027) dan nilai signifikannya lebih besar dari 5% ( sig. 0,156 > 0,05 ).

- Perputaran piutang dan Perputaran modal kerja (WCT) secara simultan


berpengaruh terhadap Profitabilitas pada perusahaan sektor pembiayaan
yang terdaftar di BEI tahun 2012-2016, karena dalam penelitian diperoleh
nilai Fhitung sebesar 4,912 sedangkan Ftabel sebesar 3,25. Sehingga, nilai Fhitung
> Ftabel (4,912 > 3,25) dan nilai signifikannya lebih kecil dari 5% ( sig.
0,013 < 0,05 ).

V.2 Saran

34
1. Bagi Perusahaan
Sehubungan dengan hasil penelitian Perputaran piutang merupakan
variabel yang berpengaruh terhadap Profitabiltas. Perhitungan Perputaran
piutang menunjukan bahwa kemampuan perusahaan secara keseluruhan di
dalam menghasilkan keuntungan/laba, mengahadapi persaingan dan
meningkatkan penjualan. Semakin perputaran piutang diolah dengan baik
mana profitabilitas yang didapat akan lebih baik. Dan Perputaran modal kerja
menurut hasil penelitian ini tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap
proditabiltas, walapun demikian perusahaan haarus lebih mengolah hal-hal
tidak diinginkan, modal kerja sangat penting bagi suatu perusahaan,
perusahaan yang tidak memiliki kecukupan modal kerja akan sulit untuk
menjalankan kegiatannya, atau akan macet operasinya. Tanpa modal kerja
yang cukup, perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk meningkatkan
kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan. Jika hal itu terjadi, ia akan
ditinggalkan pelanggan, dan menderita kerugian

2. Bagi Investor
Bagi investor diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dalam
pengambilan keputusan untuk berinvestasi dan untuk mengambil keputusan
dalam suatu perusahaan, agar resiko yang ditanggung sesuai dengan hasil
yang ingin diharapkan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya


Disarankan untuk peneliti selanjutnya, perusahaan yang akan di jadikan
objek penelitian hendaknya berjumlah lebih banyak, dan juga berasal dari
sektor tertentu, dan periode penelitian dalam kurun waktu yang lebih banyak
lagi. Diharapkan penelitian selanjutnya tidak hanya memperhatikan faktor
Perputaran piutang dan Perputaran modal kerja saja tetapi faktor-faktor
lainnya seperti NPM, Debt to equity ratio, EPS, Current Ratio (CR) dan
faktor lainnya yang dapat mempengaruhi Profitabilitas.

35
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku

Adisaputro, Anggarini. 2007. Anggaran Bisnis Analisa, Perencanaan, dan

Pengendalian Laba. Penerbit UPP STIM YKPN: Yogyakarta.

Agnes. Sawir. 2000. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan

Keuangan Perusahaan. Cetakan kedua, PT Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Hasan, M.Iqbal. 2002. Metode Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Harahap, Sofyan Syafri, 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan.

PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Bambang, riyanto, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi

Keempat, Cetakan Ketujuh, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Frredy Rangkuti, Manajemen Persediaan Aplikasi Dibidang Bisnis.

Manajemen PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995.

M. Munandar. 2006. Pokok-Pokok Intermadiate Accounting. Gadjah Mada

University Press; Yogyakarta.

Prawirosentono, Sujadi. 2005. Riset Operasi Dan Ekonofisika. Jakarta:

Bumi Aksara.

Prihadi, Tato. 2008. 7 Analisis Rasio Keuangan. PPM. Jakarta.

Soemarso. 2002. “Akuntansi Statu Pengantar”, Buku 1. Edisi Lima.

Jakarta : Salemba Empat.

Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 2001, Dasar-Dasar Manajemen

Keuangan. UPP AMP YKPW Gajah Mada: Yogyakarta.

36
Warren, Reeve, Fess. 2006. Pengantar Akuntansi, Buku Satu, Edisi ke 21,

diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrahani, Taufik

Hendrawan, Jakarta: Salemba Empat.

2. Jurnal

Julkarnain. “Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja,

Perputaran Kas, dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada

Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2008-2011”. Universitas Maritim Raja Ali Haji: Tanjung

Pinang. 2011.

Rianto Adi Putra. “Pengaruh Ukuran Perusahaan Danprofitabilitas


Terhadap Nilai Perusahaan”. Universitas Kristen Duta Wacana.2014.

Putri Ayu Diana dan Bambang Hadi Santoso. “Pengaruh


Perputaran Kas, Piutang, Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada
PerusahaanSemen Di BEI”. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
(STIESIA): Surabaya. 2016

Bangun Prakoso, Zahroh Z.A Nila Dan Firdausi Nuzula.


“Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Perputaran Piutang Terhadap
Profitabilitas (Studi Pada Perusahaan Pembiayaan Listing Di Bei Periode
2009-2013)”. Universitas Brawijaya. 2014

Lutfi Jaya Putra. “Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap


Profitabilitas ( Studi Kasus : PT Indofood Sukses Makmur Tbk)”.
Universitas Gunadarma. 2014.

Wati Aris Astuti dan Muhammad Amrul Muttaqin. “Pengaruh


Perputaran Piutang Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas (Return On

37
Assets) Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2014”. Universitas Komputer Indonesia. 2015.

38

Anda mungkin juga menyukai