Anda di halaman 1dari 87

Eep Saefulloh Fatah

DIGITALISASI
POLITICAL
MARKETING
Memanfaatkan Tekonologi Digital
untuk Kerja Pemenangan Pemilu
Berharap menjangkau pemilih
Pemilu 2024 dan mendapatkan
dukungan suara mereka tanpa
menggunakan teknologi digital
sama dengan berpidato di
Gelora Bung Karno tanpa
pengeras suara!
PEMILIH 2024:
TERDIGITALISASI
• Lebih dari separuh pemilih
Pemilu 2024 adalah mereka
yang berusia 17-40 tahun atau
Pemilih Muda.
• Di kalangan Pemilih Muda ini,
yang termuda (17 tahun) lahir
pada 2007 dan yang tertua
(40 tahun) lahir pada 1984.
• Mereka adalah Generasi
Politik Pasca Reformasi karena
tidak punya pengalaman
terlibat langsung dalam
pergerakan Reformasi pada
tahun 1998. Yang tertua dari
mereka saja pada saat itu baru
berusia 14 tahun.
• Dari sisi rentang generasi
atau cohort meraka adalah
Generasi Millenial dan
Generasi Z. Selain
mandiri, mereka adalah
pengguna teknologi
digital, netizens,
pengguna aktif media
sosial.
• Berharap menjangkau
mereka dan mendapatkan
dukungan suara mereka
tanpa menggunakan
teknologi digital sama
dengan berpidato di GBK
tanpa pengeras suara!
Isi Keynote Ini
Pelajaran
Dunia dan Pilkada
Indonesia Jakarta
dilanda 2012 &
Digitalisasi 2017
SLIDE 14-25 SLIDE 37-69

SLIDE 75-86
SLIDE 2-3

PENGANTAR PENUTUP
Proyeksi Pemilih SLIDE 26-36 Sumber Data &
Pemilu 2024 Digitalisasi Pertanggung-
Political jawaban Me-
SLIDE 5-13 Marketing di todologi
Dari Political Indonesia: SLIDE 70-74

Marketing Tak Terhin- Ikhtiar


Ke Digital darkan! Digitalisasi
Political
Marketing
GAMBAR SAMPUL DIADAPTASI DARI SUMBER:
http://www.uottawa.ca/gazette/en/news/we-need-talk-
about-politics-technology-and-democracy

marketing
marketing dan
Dari kampanye

digital political
politik ke political
Hillary, Obama dan Trump
Pada tahun 2008, Hillary Clinton (yang hendak menjadi Presiden Perempuan Pertama AS)
dikalahkah dalam Primary (pemilihan internal tahap awal) di Partai Demokrat oleh Barack
Obama (yang kemudian menjadi Presiden Kulit Hitam Pertama AS.
Mengapa Hillary kalah? Bukankah ia disebut-sebut memiliki memiliki kendaraan politik
terbaik abad ke-20? Ternyata sebabnya sederhana saja: Obama menang karena
menggunakan kendaraan terbaik abad ke-21!
Political marketing dikalahkan oleh Digital Political Marketing.
Lalu Hillary kembali bertarung melawan Donald Trump dalam Pemilu Presiden AS 2016.
Hillary menggunakan semua intrumen pemenangan yang Obama miliki.
Kenapa Hillary kalah (lagi)? Ternyata Trump memperdalam dan mempertajam senjata-senjata
Digital Political Marketing (yang sudah digunakan Hillary) dengan mengoptimalkan
penggunaan artificial intelligence.
Digital Political Marketing dikalahlan oleh Advanced Digital Political Marketing!
Pemetaan dan Pemenangan Pemilih
Mazhab Mazhab Mazhab
Columbia Michigan Pilihan Rasional
Sosiologis Psikologis Rasionalitas
Jenis kelamin, usia, pendidikan, Identifikasi Orientasi isu
pekerjaan, status sosial ekonomi dan partai
kelas sosial, etnik-ras-agama-daerah Orientasi kandidat
asal, keluarga, kelompok bermain Ikatan emosional dan personal

Political Marketing
Political Marketing tidak “berkompetisi” dengan ketiga Mazhab Pemetaan Pemilih itu.
Political Marketing memanfaatkan ketiganya untuk kerja pemenangan pemilih yang beorientasi pada pemilih.
Political Marketing?
POLITICAL MARKETING IS NOT POLITICAL MARKETING IS

just about political ads about the design of the political


just about political ‘product’
communication about how politicians and parties behave
just about campaigns about what they offer to the public
about spin-doctoring/media about how much this responds to what
management the public wants
Political Marketing BUKAN
Politik Berbasis Transaksi
MAZHAB VS MAZHAB
TRANSAKSI PERTUKARAN

Bekerja pada “masa kampanye”, yaitu hanya di seputar waktu Berkampanye sepanjang waktu: Percaya bahwa pikiran, ucapan dan
penyelenggaraan Pemilu”. tindakannya adalah kampanye sepanjang saat.
Percaya pada determinisme uang: Politik uang adalah penentu Percaya bahwa political financing penting untuk dikelola sebagai
kemenangan. salah satu unsur pendukung kerja pemenangan.
Percaya bahwa kerja pemenangan dan kemenangan bisa Percaya bahwa kerja pemenangan dan kemenangan hanya bisa
dilakukan dan dicapai secara instant; bahwa kerja pemenangan dicapai melalui kerja tahap demi tahap dalam durasi waktu yang
adalah lari sprint 100 meter. layak; sebuah marathon.
Menganggap kerja political marketing cukup dilakukan dengan Percaya bahwa pencitraan saja sama sekali tak cukup; harus padu-
pencitraan; percaya bahwa kinerja marketing bisa diperbaiki padan dengan pembentukan identitas dan penguatan integritas.
dengan perubahan pada kemasan. Percaya bahwa kerja penggalangan pemilih harus dimulai jauh-jauh
Menganggap kerja penggalangan pemilih adalah sekadar kerja hari sebelum pemilihan dengan membangun modal sosial yang
mobilisasi massa pendukung menjelang waktu pemilihan. membuat kandidat punya akar kuat di kalangan calon pemilihnya.
Cakupan Kerja Pemenangan
Berbasis Political Marketing
PUSH
POLITICAL
Melakukan kegiatan penggalangan langsung ke para calon
MARKETING
pemilih.

PULL
POLITICAL
Melakukan kegiatan penggalangan pemilih dengan
MARKETING
menggunakan media.

PASS
POLITICAL Melakukan penggalangan pemilih melalui tokoh, organisasi
MARKETING
dan jaringan berpengaruh.
KERJA PEMENANGAN
PRODUK
POLITIK
PEMILIH
1 PUSH POLITICAL MARKETING

1.PERSON: POLITISI, KANDIDAT


KANDIDAT
2.PARTY: PARTAI POLITIK 2 PULL POLITICAL MARKETING
(BAIK SECARA MANDIRI
MAUPUN SEBAGAI PARTAI POLITIK
PENGUSUNG SOCIAL
PENGUSUNG KANDIDAT) PENDUKUNG
MEDIA

PEMILIH YANG
3.POLICY: VISI-MISI, MEDIA
DITARGETKAN
RENCANA KEBIJAKAN, RENCANA
KEBIJAKAN
JANJI KERJA JANJI 3 PASS POLITICAL MARKETING
KERJA
4.PRESENTATION: TOKOH
PENGEMASAN, PENGEMASAN ORGANI-
KOMUNIKASI PUBLIK DARI SASI
KETIGA PRODUK DI ATAS. KOMUNIKASI
PUBLIK
JARINGAN
DIGITALISASI POLITICAL MARKETING
DIGITAL
MARKETING:
“Pemanfataan
teknologi digital untuk
mencapai tujuan-
tujuan marketing”
(Dave Chaffey, PR
Smith, 2017)
DIGITAL POLITICAL
MARKETING:
Pemanfaatan teknologi
digital untuk mencapai
tujuan-tujuan political
marketing.
TARGET KERJA (DIGITAL) POLITICAL MARKETING
PILIHAN
Elektabilitas
6 Mantap Dipilih
PEMANFATAN
FINAL TEKNOLOGI
DIGITAL
Kandidat

5 Dipilih PUNYA PREFERENSI


PILIHAN JELAS

4 Didukung SUKA DAN TERLIBAT MEN-


SOSIALISASIKAN PREFERENSINYA

Kedisukaan
3 Disukai
SECARA EMOSIONAL
PUNYA PREFERENSI Kandidat

2 Dikenal MENGENALI SOSOK,


KIPRAH DAN KINERJA

Popularitas
1 Diketahui SEKEDAR
TAHU SAJA
Kandidat
Pengakses internet
di dunia bertambah
lebih dari 1 juta
setiap hari!
Pengakses internet
di Indonesia rata-
rata menghabiskan
8,5 jam di internet
setiap hari!
Digitalisasi political
marketing bukan
hanya dibutuhkan
tapi juga tak
terhindarkan!
CATATAN TENTANG DATA PEMILIH
PILEG 2019 YANG DIGUNAKAN
• Data-data preferensi pemilih Pileg 2019 yang digunakan dalam Keynote ini berasal dari Satu
Paket Survei Daerah Pemilihan (Dapil) dalam satu rentang waktu: 7 Oktober 2018 hingga 12
Februari 2019.
• Survei Dapil ini merupakan bagian dari kerjasama pendampingan PolMark Indonesia untuk Partai
Amanat Nasional (PAN) dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2019.
• Pemaparan data ini tidak melanggar kesepakatan dalam kerjasama karena seluruh
data yang disajikan di sini sudah dipaparkan kepada publik sebelumnya melalui
rangkaian Forum Pikiran, Akal dan Nalar yang diadakan oleh PAN dan PolMark Indonesia di enam
(6) kota di Indonesia dalam rentang waktu 5 Maret - 11 April 2019.
• Sebanyak 32.560 responden diambil secara random dengan menggunakan metode Multistages
Random Sampling. Wilayah yang tercakup meliputi 93% populasi pemilih Pileg 2019.
• Data 73 Survei Dapil diagregasi menjadi sebagai satu kesatuan data dengan Margin of Error
(MoE) + 0,75%. Pertanggungjawaban metodologi, termasuk metode perhitungan MoE terlampir
di bagian akhir Keynote ini.
PEMILIH MENENTUKAN PILIHANNYA SIAPAKAH
DIPENGARUHI LINGKUNGAN YANG MEM- Kampanye hanya akan bisa efektif jika
TERKECIL DI SEKITAR MEREKA.
MAKA, HANYA KAMPANYE YANG PENGARUHI dilakukan dalam skala mikro yang
SAMPAI KE ORANG PER ORANG,
RUMAH DAN PERTETANGGAAN PARA PE- menjangkau pemilih dalam
YANG EFEKTIF! MILIH? lingkungannya yang terkecil.

LINGKUNGAN
TERKECIL — DIRI
SENDIRI,
KELUARGA, SEBARAN PER WILAYAH
TETANGGA,
KETUA RT/RW
PILIHAN
PILIHAN DIBENTUK DIPENGARUHI
DALAM LINGKUNGAN BERBAGAI JENIS
TERKECIL: DIRI SENDIRI, TOKOH TIDAK TAHU/
KELUARGA, TETANGGA, TIDAK MENJAWAB
KETUA RT/RW

TIDAK TAHU/ TOKOH — TOKOH MASYARAKAT JAWA SUMATERA WILAYAH LAINNYA


TIDAK MENJAWAB AGAMA-PARPOL, LURAH-
CAMAT, DLL.
PEMILIH YANG PILIHANNYA
DITENTUKAN OLEH DIRINYA PIHAK-PIHAK LAIN YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PEMILIH
SENDIRI
LINGKUNGAN TERKECIL PEMILIH
LURAH/ TOKOH TOKOH TOKOH TEMAN TAK TAHU/TAK
WILAYAH CAMAT MASYA- PARTAI SEKOLAH/ LAIN-LAIN
KELUARGA TETANGGA KETUA RT/ KADES AGAMA RAKAT POLITIK KAMPUS MEN-JAWAB
RW

14,6 2,8 2,6 2,8 0,5 6,0 5,2 1,0 0,5 0,2 5,7
WILAYAH LAINNYA
JAWA
SUMATERA
73 DAPIL
JAWA

SUMATERA 18,8 1,7 1,0 2,7 0,3 3,1 2,8 1,4 0,5 0,3 4,6

WILAYAH
LAINNYA 19,9 1,7 1,4 4,5 0,5 3,1 5,3 1,3 0,6 0,2 6,9

73 DAPIL 16,4 2,3 2,0 3,1 0,4 4,9 4,7 1,1 0,5 0,2 5,6
“Pemilih mandiri” — yang bergantung
pada dirinya sendiri ketika membuat
pilihan — ada dalam jumlah sangat
signifikan.
PIHAK-PIHAK YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PARA PEMILIH
PIHAK YANG KELOMPOK
KELOMPOK PENGHASILAN BERUSIA 40 BERUSIA BERUSIA
MEMPENGA- PENGHASILAN MENENGAH- TAHUN KE 41-55 DI ATAS
RUHI PEMILIH BAWAH ATAS BAWAH TAHUN 55 TAHUN

BERBAGAI
JENIS TOKOH 13,3 14,8 13,1 14,7 13,6 14,4 15,1
KELUARGA,
TETANGGA,
KETUA RT/RW
26,4 15,2 15,9 20,9 21,5 20,4 19,5
79,9 79,0 81,6 79,6 80,1 79,8 77,6
DIRI
SENDIRI 53,5 63,8 65,7 58,7 58,6 59,4 58,1
LAIN-LAIN, TIDAK
TAHU/TIDAK
MENJAWAB
6,8 6,2 5,3 5,7 6,3 5,8 7,3
AKSES PEMILIH KE MEDIA,
MEMILIKI
HANDPHONE
DAN SMART-
INTERNET DAN MEDIA SOSIAL
PHONE)

75,3%
Pemilih di Indonesia sudah memiliki akses
yang luas ke televisi, perangkat komunikasi
pribadi serta internet dan dan media sosial.

Jumlah pemilih yang memiliki akses ke


internet serta aktif mengelola akun-akun media
sosial sudah signifikan. Di antara mereka adalah
influencer yang bisa mempengaruhi pemilih
lain yang belum terdigitalisasi.

HANYA
MENONTON TV MEMILIKI MENGAKSES
SETIAP HARI HANDPHONE SETIAP HARI
ATAU HAMPIR (BUKAN MEMILIKI ATAU HAMPIR AKTIF MENG-
SMARTPHONE) SMARTPHONE PUNYA AKUN PUNYA AKUN PUNYA AKUN MEMBACA MENDENGAR-
TIAP HARI TIAP HARI GUNAKAN KORAN KAN RADIO PUNYA AKUN
AKSES INFORMASI DAN KOMUNIKASI
BERDASARKAN GUGUS KEPULAUAN / WILAYAH

Di Indonesia, digitalisasi di kalangan pemilih sudah meluas


ke seluruh wilayah secara cukup merata. Maka, digitalisasi
political marketing berpotensi dikelola di semua wilayah —
tentu dengan tetap menimbang kekhususan-kekhususan
wilayah/daerah tersebut.

SMART INTER FB WA
TV HP PHONE NET

TV HP
SMART INTER
PHONE NET FB
WA

TV HP SMART INTER
PHONE NET FB WA
47,7% AKSES PEMILIH KE MEDIA, Umumnya Pemilu Pemula (21 tahun ke
TOTAL PEMILIH
MUDA (BERUSIA INTERNET DAN MEDIA SOSIAL bawah) dan Pemilih Muda (40 tahun ke
bawah) memiliki akses yang sangat besar ke
HINGGA 40 TAHUN)
PEMILIH PEMULA & MUDA TV, smartphone, internet dan media sosial.

40,7
90

86,9 89,4
83,9 83,9 85,2
PEMILIH BERUSIA 81,7 PEMILIH PEMULA
21-40 TAHUN
PEMILIH MUDA
72

57,6 57,8 59,6


52,1
48,6
43,2 43,2

MENONTON MENGAKSES
SETIAP HARI MEMILIKI SETIAP HARI ATAU AKTIF MENG-
ATAU HAMPIR SMARTPHONE HAMPIR TIAP GUNAKAN PUNYA AKUN PUNYA AKUN PUNYA AKUN
TIAP HARI HARI

7
PEMILIH BERUSIA
0 TV SMARTPHONE INTERNET WA FB YOUTUBE IG

HINGGA 21
TAHUN
Digitalisasi kampanye
sudah mulai dilakukan.
Tapi belum efektif karena
belum menggunakan
pendekatan political
marketing: Belum
diorientasikan pada
pemilih!
Penggunaan teknologi
digital harus in-line
dengan Strategi
ISU PRIORITAS DI MATA PEMILIH
Political Marketing
• Menggunakan teknologi digital saja
tidak cukup. Penggunaannya harus
terpandu oleh strategi political
marketing yang terjaga.
• Berkat teknologi digital, pesan
kampanye bisa diviralkan secara super
cepat, murah dan massif. Tapi
semuanya menjadi tak banyak
gunanya secara elektoral jika
pesan yang diviralkan BUKAN
berkaitan dengan isu-isu prioritas
di mata pemilih.
• Masih banyak politisi di Indonesia yang
lebih sibuk menyampaikan sekadar isi
pikirannya sendiri sambil abai pada
pikiran-aspirasi-harapan para pemilih.
Mereka lebih berorientasi pada
produk dan bukan pada pemilih.
• Menggunakan media sosial TIDAK
SERTA MERTA menenuhi syarat PERBAIKAN
untuk disebut “sudah melakukan
digital political marketing”. Disebut EKONOMI DAN PENYEDIAAN PERBAIKAN
dgital political marketing manakala
orientasi ke pemilih terjaga dengan
baik, dengan berdisiplin. KESEJAHTERAAN LAPANGAN JALAN/ INFRA-
MASYARAKAT KERJA STRUKTUR
ISU PRIORITAS DI MATA PEMILIH
BERDASARKAN GUGUS KEPULAUAN/WILAYAH

PERBAIKAN EKONOMI &


KESEJAHTERAAN 14,3%
PENYEDIAAN LAPANGAN
KERJA 14,5%
19,0% PERBAIKAN EKONOMI &
KESEJAHTERAAN
PERBAIKAN JALAN/
INFRASTRUKTUR 16,2%
14,2% PENYEDIAAN LAPANGAN
KERJA
19,3% PERBAIKAN JALAN/
INFRASTRUKTUR

19,5% PERBAIKAN EKONOMI &


KESEJAHTERAAN
16,8% PENYEDIAAN LAPANGAN
KERJA
11,4% PERBAIKAN JALAN/
INFRASTRUKTUR
Dalam kerja
pemenangan Pemilu di
Indonesia, digitalisasi
political marketing
adalah pilihan jalan
yang menantang
sekaligus menjanjikan!
Jokowi, Ahok, Anies
Salah satu aspek penting dibalik kemenangan Jokowi-Ahok dalam Pilkada Jakarta 2012 adalah:
Jokowi menggunakan micro targeting. Peta Zona Pemenangan Jakarta dibuat dengan menyusun
algoritma yang tepat untuk meng-overlay tujuh variabel penentu kelurahan-
kelurahan tempat pertarungan utama terjadi dan harus dimenangkan.
Strategi political marketing juga digunakan secara ketat antara lain dengan berdisiplin hanya
mengelola pesan-pesan kampanye sederhana dan personal.
Political marketing lebih powerful dari kampanye politik konvensional.
Dalam Pilkada 2017, Ahok-Djarot menggunakan metode kerja political marketing. Bahkan diback-
up oleh resources (politik dan ekonomi) yang luar biasa besar. Tapi, Anies-Sandi mulai
mengoptimalkan digital political marketing. Teknologi digital digunakan optimal.
Orientasi pad pemilih — yang ingin pemimpin yang layak diteladani, membela rakyat kecil dan
lebih mempersatukan — dijaga secara sangat berdisiplin. Isu kampanye hanya berfokus pada 3
isu pokok warga Jakarta: Perluasan lapangan kerja, pendidikan yang berkualitas dan tuntas, serta
biaya hidup lebih murah serta.
Digital Political Marketing lebih powerful dari sekadar Political Marketing!
PERKEMBANGAN DIGITALISASI POLITICAL MARKETING
DIGITALISASI-AWAL DIGITALISASI-LANJUT
Pemanfaatan-Awal Teknologi Pemanfaatan lebih advanced
digital yang tersedia sebagai 2012 2017 Teknologi digital karena ketatnya
penyiasatan dari keterbatasan kompetisi dan kebutuhan efisiensi
resources. kerja political marketing.

WAR
ROOM
2012

PILKADA
JAKARTA
2012
• Tersedia “pilihan strategis” yang unik bagi Jokowi-

WIL
Ahok dalam Pilkada 2012: Pilkada diramaikan oleh PENGUATAN DATA DAN

WIL
AYA
banyaknya pasangan kandidat; dan di dalamnya ada

AYA
DIGITALISASI-AWAL:

H
petahana.
2012

H
KAM
Keterbatasan resources yang dimiliki

BAK
• “Pilihan strategis” itu adalah:

PAN
Jokowi-Ahok, kebutuhan tak

US
ERA
YE D
1. Tidak perlu agresif-ofensif menyerang tertawarkan untuk berkampanye

NG
IR I
petahana karena bisa dipastikan sudah ada secara disiplin, memerlukan

SEN
empat pasang kandidat lain yang melakukannya penguatan basis data dan

DIR
digitalisasi-awal (dalam bentuk

I
2. Cukup fokus mengkampanyekan diri sendiri
dengan memberikan respons minimal-secukupnya sangat awal, berupa pemanfaatan
saja pada “serangan” yang datang dari petahana seoptimal mungkin teknologi yang
maupun empat pasang kandidat yang lain saat itu tersedia).
3. Dalam posisi itu, maka Jokowi-Ahok menegaskan

SI F
EN SI
F
OF RE
positioningnya dengan pesan-pesan

N- -AG
NO ON
kampanye yang konkret, sederhana dan

N
personal: KJS dan KJP. Jokowi-Ahok wajib
berdisiplin soal fokus ini. MINIM WAJAH.
FOKUS KE KOTAK-KOTAK
4. Dalam posisi itu, Jokowi-Ahok menegaskan
diferensiasinya vis a vis empat pasang kandidat
lain dan petahana: non-agresif, tahu persis
kebutuhan warga, siap bekerja melayani
kebutuhan warga itu.
5. Maka terbentuk terkuatkanlan branding Jokowo- NON-AGRESIF
Ahok yang kemudian diwakili dengan sangat tepat NON-OFENSIF
oleh pilihan cerdas Jokowi untuk memakai
“baju yang sangat tidak Pilkada” (pada
waktu itu): Kotak-kotak (dengan
menampilkan wajah kandidat semimin
mungkin). Baju “yang sangat Pilkada” adalah Jas,
batik, baju koko, seragam Pilkada yang dibuat-
buat, baju adat daerah setempat. (Setelah dipakai
di Jakarta 2012, kotak-kotak pun ikut menjadi
“baju Pilkada” — tak lagi bisa jadi diferensiator yang
mengejutkan).
• Akhir Maret sampai dengan akhir April
2012 adalah periode krusial dalam Pilkada
TREND AWAL ELEKTABILITAS
Jakarta 2012. Enam pasang kandidat SURVEI 1 SURVEI 2 SURVEI 3
sudah resmi berkompetisi di Jakarta.
Pemetaan elektabilitas pun sudah bisa
dilakukan secara layak.
• Trend awal elektabilitas yang tergambar
pada fase awal ini menyediakan data yang
sangat penting:
1. Tiga pasang kandidat memimpin:
Foke-Nara, Jokowi-Ahok, dan Hidayat-
DIdik.
2. Sejumlah lembaga survei
mengambbarkan bahwa petahana
terlalu perkasa dan sulut 2012
dikalahkan. Tetapi data 3 survei di
fase awal ini justru menunjukkan
bahwa Jokowi-Ahok sedang mendaki
naik, dan petahana sebaliknya sedang
mengalami kemerosotan elektabilitas.
Sulut dimengerti, mengapa berbagai
pihak tak mengendus gejala yang
sangat penting ini.
3. Tim pemenangan Jokowi-Ahok
membuat kesepakatan untuk tidak
mempublikasikan hasil-hasil
survei yang menunjukkan gejala
pasang naik Jokowi-Ahok vs pasang
turun petahana. Pertimbangan: Macan
tidur jangan dibangunkan.
ANTARA LAIN: Penggunaan Skype dan proyektor untuk kampanye • Pilkada Jakarta 2012 adalah kompetisi yang sama sekali tak mudah bagi Jokowi-
virtual-murah-massal dalam Putaran Kedua. Jokowi yang tertahan di Solo
(antara lain karena sulitnya izin dari Gubvernur) jadi tetap bisa saling Ahok. Empat faktor yang secara awam disebut sebagai "biang
sapa dengan calon pemilih di Jakarta. kemenangan Pilkada” tak dimiliki pasangan ini. Ke-4 faktor itu adalah:
petahana, paling banyak dana, diusung koalisi partai terbesar, dan “punya
tampang”.
• Maka, satu-satunya jalan unutk menang adalah berkompetisi secara cerdas
dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia. Salah satu bagiannya yang
terpenting adalah mengoptimalkan penggunaan teknologi untuk mengefisienkan
kerja pemenangan. Semacam Digitalisasi Political Marketing pada tingkat
yang sangat awal. Targetnya: Menang dengan murah sekalipun tak
mudah.
• Berikut beberapa langkah yang diambil:
1. Untuk kedua kalinya, PolMark Indonesia membuat dan menggunakan
Peta Digital (GIS - Geographic Information Systems). GIS pertama kali
digunakan PolMark Indonesia, bekerja sama dengan Mars Indonesia, di Pilkada
Bengkulu 2010.
2. Mulai menggunakan mobile campaign secara serba terbatas --
menyesuaikan diri dengan keterbatasan resources. Antara lain: Penggunaan
Skype dan proyektor untuk kampanye virtual-murah-massal dalam
Putaran Kedua. Jokowi yang tertahan di Solo (antara lain karena sulitnya izin
dari Gubvernur) jadi tetap bisa saling sapa dengan calon pemilih di Jakarta.
DIGITALISASI-AWAL 3. Mulai mengembangkan quick real count (yang di kemudian hari makin
Pemanfaatan-Awal Teknologi disempurnakan). Sayangnya terkendala oleh antara lain terbatasnya
2012 digital yang tersedia sebagai
pengorganisasian saksi TPS.
penyiasatan dari keterbatasan
resources. 4. Seorang relawan, Juanda, meramaikan digitalisasi-awal ini dengan membuat
applikasi Games Jokowi-Ahok yang bisa dimainkan dan komputer.
PETA ZONA PEMENANGAN JALAN KELUAR!
2012 dibuat berbasis algoritma
sederhana untuk meng-overlay PETA ZONA
seluruh (7) variabel yang
digunakan. PEMENANGAN
• Justru dalam kesempitan kita biasanya menemukan
jalan. Inilah cerita tentang kerja pemenangan Jokowi-Ahok
dalam Pilkada Jakarta 2012.
• Petahana, Sang Kompetitor, memiliki segalanya, termasuk
keleluasaan berkampanye sepanjang hari, baik sebagai Gubernur
maupun kemudian sebagai kandidat. Pada saat yang sama,
dihitung dari 1 April 2012 (hari pencoblosan adalah 11 Juli
2012), Jokowi hanya memiliki waktu 38 hari
berkampanye. Sebab, di hari kerja, ia menjalani hari-hari
sebagai Walikota Solo. Hanya di akhir pekan ia bisa berkampanye
di Jakarta.
• Tak mungkin merambah semua tempat dan semua segmen
pemilih. Waktu sama sekali tak cukup. Dalam kesempitan
inilah, PolMark Indonesia menciptakan satu intrumen
kerja pemenangan yang kemudian menjadi salah satu
signature kerja PolMark Indonesia di mana-mana setelah
itu: Peta Zona Kelurahan. Semacam Peta Kelurahan Prioritas.
• Peta Zona Pemenangan adalah penentuan lokasi utama
kampanye (roadshow kandidat, kerja relawan, sebaran atribut,
dan lain-lain). Fokus diarahkan ke kelurahan yang menjadi lokasi
PEMAHAMAN STRATEGI utama pertarungan (semacam battle ground villages).
POLITICAL MARKETING
dibutuhkan untuk menemukan • Titik krusialnya adalah menentukan kriteria yang tepat
variabel-variabel yang tepat serta untuk memilih Kelurahan Prioritas itu. Untuk Pilkada
Jakarta 2012, akhirnya digunakan 7 kriteria sebagaimana
memberikan pembobotan untuk tergambar dalam diagram di samping. Dengan cara ini, terpilihlah
setiap variabel tadi dan
menyusunnya ke dalam algoritma- PETA ZONA 77 Kelurahan Zona 1 (prioritas kerja pemenangan) dari 267
Kelurahan di Jakarta.
overlay yang tepat. PEMENANGAN
Dipakai antara lain untuk Salah satu
menentukan prirotas kekeliruan
lokasi roadshow umumnya Partai 2012
kandidat, Politik adalah
penempatan senang berkam-
relawan dan panye di basis-
konsendistribusi basis terkuat
atribut kampanye. mereka. Alasannya
sederhana: SUpaya
JOKOWI-AHOK dan kampanyenya meriah.
jaringan relawan fokus
berkampanye di 77 Dsari sisi political
Kelurahan Zona 1. marketing, kampanye
seperti itu sama sekali
Zona 2 dan 3 dikelola tak efektif. Itu ibarat
oleh Partai Pengusung penerbit koran
(PDIP dan Gerindra). yang berjualan di
Sebagiab besar Zona 3 depan para
bahkan “:dilepas”. pelanggannya. Pasar
tentu saja tak akan
meluas.

PETA ZONA
PEMENANGAN Prioritas
Pertama | 77 KELURAHAN
PETA KELURAHAN Prioritas
Kedua | 36 KELURAHAN
PRIORITAS Prioritas
Ketiga | 154 KELURAHAN
2012 Suara yang Ditargetkan vs yang Diraih
Peta Kelurahan Prioritas Peta Pemenang Kelurahan

Prioritas
Pertama
Prioritas
Kedua
Prioritas
Ketiga
HASIL PUTARAN PERTAMA DI 77 KELURAHAN ZONA 1 (PRIORITAS 1)

Penggunaan Peta Zona Pemenangan secara disiplin membuah hasil. Peta ini terutama dengan disiplin digunakan untuk
memanage roadshow (blusukan) Jokowi dalam periode April - Juli 2012. Dari 77 Kelurahan Zona 1, 70 Kelurahan berhasil dimenangkan.
Ada 7 Kelurahan gagal dimenangkan tapi itupun dengan kekalahan amat sangat tipis. Sesuai dengan kalkulasi awal, kemenangan di Zona 1
memberikan kontribusi sangat besar bagi kemenangan Jokowi-Ahok karena di Zona ini terjadi konsentrasi pemilih. 2012
TARGET RAIHAN SUARA 2012

Target Raihan Suara ini dipresentasikan oleh PolMark Indonesia di hadapan Jokowi-Ahok
dan Boy Sadikin beserta Tim Pemenanga pada awal Mei 2012. Basisnya adalah hasil survei
PolMark Indonesia 19-23 April 2012. Salah satu seni yang menantang dalam kerja
pendampingan political marketing adalah membuat proyeksi seakurat mungkin berbasis
seluruh data yang tersedia. Dalam kasus Pilkada Jakarta 2012 ini, tingkat kemelesetannya hanya
+1,6% saja. Teknologi tentu sangat membantu untuk mencapai akurasi ini.
Peta Kompetisi Peta Sebaran Golput
Putaran Kedua Putaran Pertama

Beberapa hari setelah


pencoblosan Putaran
Pertama, PolMark
Indonesia
mendigitalisasi hasil
Putaran Pertama dengan
membuat Peta Kompetisi
Putaran Pertama (untuk
mendetailkan kantong suara
sendiri dan kompetitor) dan
Peta Sebaran Golput Putaran
Pertama (untuk mengakses
kantong-kantong Golput yang
populasinya besar, 2.625.862
pemilih!)
Fokus Penggalangan 2012 Kelurahan Prioritas
di Putaran Kedua Putaran Kedua
1. Menjaga Captive Market. Mempertahankan pemilih Putaran 1,
terutama pemilih yang loyal (94,5% menurut data Exit Poll).
2. Menggalang Pemilih Muslim. Mengantisipasi isu SARA yang
akan menjadi andalan kubu lawan, penggarapan pemilih Muslim
harus dilakukan secara khusus, terutama di wilayah prioritas dan
pada segmen sosial prioritas.
3. Menggarap Pemilih Foke-Nara. Masuk ke wilayah basis
dukungan Foke-Nara, terutama di Wilayah Prioritas II dan III
(menurut Peta Wilayah Prioritas Putaran I).
4. Menggarap Pemilih melalui Social Media. Target
terpokoknya adalah memperluas basis dukungan dari pemilih
muda, kalangan menengah-atas, dan public opinion leaders.
5. Fokus pada Wilayah Kerja Prioritas. Akan ada perubahan
wilayah prioritas di Putaran 2 dibandingkan Putaran I. Fokus pada
wilayah prioritas harus dijaga.
HASIL
PUTARAN
KEDUA
FOKE-
NARA
JOKOWI-
AHOK
2.120.815
2.472.130

Hasil tak pernah


mengkhianati
ikhitiar.
PolMark Indonesia sendiri
memegang prinsip bahwa
kemenangan dalam
PUTARAN PUTARAN
Pemilu/Pilkada selalu PERTAMA KEDUA
merupakan karya TPS: 15.059 buah. PPS: 267. TPS: 15.059 buah. PPS: 267.
kerja kolosal. Banyak PPK: 44. DPT: 6.962348 PPK: 44. DPT: 6.996.951
sekali pihak terlibat di
2012 dalamnya. Tak ada pemilih. Partisipasi Pemilih:
4.4.429.533. Suara Sah:
pemilih. Partisipasi Pemilih:
4.647.304. Suara Sah:
superhero. Tak ada yang 4.336.486 suara (62,28%). 4.592.946 suara (65,64%).
berhak mengklaim diri Golput: 2.625.862 (37,72%). Golput: 2.404.005 (34,36%).
sebagai pencipta sukses.
2017

PILKADA
JAKARTA
2017
"TOTAL FOOTBALL" PRESENTASI POLMARK INDONESIA AWAL NOVEMBER 2016 2017

✤ ANIES-SANDI sadar sepenuhnya bahwa


memenangkan kompetisi dalam Pilkada 2017 JARINGAN JARINGAN-
sama sekali tak mudah. Di satu sisi, ada petahana RELAWAN JARINGAN
SAYAP DI BAWAH RELAWAN
dengan political branding yang sudah KERJA KOORDINASI DARI SEMUA
sangat kuat dan disokong oleh jaringan resources BOY SADIKIN WILAYAH DAN
yang luar biasa besar. Di sisi lain, kompetitor non- SEGMEN
petahana (Agus-Sylvi) juga tak bisa dianggap
enteng sama sekali karena memiliki banyak
modal untuk bisa merebut momentum.
✤ Walhasil, Anies-Sandi hanya punya peluang
menang jika ditopang oleh metode kerja
political marketing yang sangat khusus.
Sekali lagi, dalam kesempitan, kreativitas biasanya
terpicu.
✤ Kompetisi amat sangat ketat. Karena itu, Anies-
Sandi harus bermain “Total Football”. Semua PETA
lini harus dijaga; semua bermain aktif di semua ZONA
sudut lapangan, semua segmen pemilih harus
disasar dengan mengaktivasi sayap-sayap kerja
yang tersedia.
✤ Maka, jika dalam Pilkada 2012, PolMark
Indonesia hanya membuat Satu Peta Zona
Pemenangan (dengan mengoverlay 7 variabel
itu), dalam Pilkada 2017 PolMark Indonesia
membuat Empat Peta Zona Pemenangan: Peta
Zona Pemenangan Umum, Peta Zona Petahana, HASIL SURVEI
Peta Zona Pemilih Prabowo, dan Peta Zona SITUASI
KOMPE- POLMARK
Perempuan dan Kaum Muda. TISI RESEARCH
✤ Setiap Peta Zona digunakan oleh Sayap Kerja CENTER - AKHIR
berbeda. Masing-masing Peta Zona OKTOBER 2016
menyasar segmen pemilih yang berbeda,
dengan (tak terhindarkan) terjadi tumpang-tindih di HARUS AHOK (+ 30%) PEMILIH YANG DIPEREBUTKAN (+40%) HARUS BUKAN AHOK (+30%)
sejumlah Kelurahan.
PETA ZONA PEMENANGAN (1)
✤ Peta Zona Pemenangan (Umum) dibuat untuk menyasar para
pemilih di Kelurahan-kelurahan yang menjadi tempat pertarungan
utama ketiga pasang kandidat. Memenangkan Kelurahan-
kelurahan Zona 1 di sini (88 Kelurahan dari total 267 Kelurahan)
membuka peluang besar memenangkan Pilkada.
✤ Ada 5 (empat) variabel yang dioverlay (dengan menggunakan
algoritma tertentu) untuk menentukan Zonasi: kepadatan
pemilih, besaran mata pilih per rumah tangga/KK,
konsentrasi warga miskin, konsentrasi pemilih Jawa, dan
Konsentrasi pemilih Betawi.
✤ Konsentrasi Pemilih Perempuan dan Muda tidak dimasukkan
sebagai variabel sebab akan dipetakan dalam Zona Pemenangan
tersendiri.
✤ Sementara itu, pemilih Jawa dan Betawi menjadi variabel yang
penting karena survei menunjukkan bahwa preferensi pilihan
mereka ke Agus-Sylvi cukup tegas terlihat.
✤ Peta Zona Pemenangan ini digunakan terutama oleh
Sayap-sayap kerja yang dikelola oleh PKS.
2017 PETA ZONA PETAHANA (2)
✤ Peta Zona Petahana dibuat untuk menyasar para pemilih di
Kelurahan-kelurahan yang dapat disebut sebagai kantong-
kantong pendukung Jokowi dan Ahok. Survei-survei
PolMark Indonesia menunjukkan bahwa para pemilih Jokowi-
Ahok (Pilkada 2012) dan pemilih Jokowi-JK (Pilpres 2014)
punya preferensi yang kuat untuk memilih Ahok-Djarot. Karena
itu, segmen ini harus menjadi target penggalangan yang
penting.
✤ Dalam Tim Pemenangan Anies-Sandi sendiri tergabung
sejumlah relawan yang pada 2012 adalah relawan
pendukung Jokowi-Ahok. Bahkan Ketua Tim Pemenangan
Jokowi-Ahok saat itu, Boy Sadikin, mengundurkan diri dari
partainya dan secara terbuka memberikan
dukungannya untuk Anies-Sandi. Boy Sadikin bahkan
menjadi Koordinator Relawan secara resmi dalam Tim
Pemenangan Anies-Sandi.
✤ Peta Zona Petahana digunakan untuk memandu kerja jaringan
relawan tersebut dan Boy Sadikin dan tim memimpin langsung
penggalangan pemilihdi Kelurahan-kelurahan Zona 1.
2017 PETA ZONA PEMILIH MUDA & PEREMPUAN (3)
✤ Peta Zona Pemilih Muda dan Perempuan dibuat
untuk menyasar para pemilih di Kelurahan-kelurahan
yang memiliki konsentrasi pemilih muda (17-40
tahun) dan perempuan yang lebih besar
dibandingkan kelurahan-kelurahan lainnya.
✤ Ada 5 (empat) variabel yang dioverlay (dengan
menggunakan algoritma tertentu) untuk menentukan
Zonasi: kepadatan pemilih, besaran mata pilih
per rumah tangga/KK, konsentrasi warga
miskin, konsentrasi pemilih perempuan, dan
konsentrasi pemilih muda.
✤ Zona 1 (Biru Tua) adalah target utama kegiatan
penggalangan pemilih untuk segmen pemilih muda
dan perempuan ini.
✤ Peta Zona ini digunakan oleh jaringan-jaringan
relawan yang memang dikelola khusus untuk tujuan
penggalangan dua segmen pemilih yang berdasarkan
survei dan pemetaan PolMark Indonesia menjadi
kantong besar undecided voters dan pemilih
belum mantap.
PETA ZONA PEMILIH PRABOWO (4) 2017

✤ Peta Zona Pemilih Prabowo dibuat


untuk menyasar para pemilih di Kelurahan-
kelurahan yang bisa disebut sebagai
kantong-kantong pendukung Prabowo.
✤ Ada 4 (empat) variabel yang dioverlay
(dengan menggunakan algoritma tertentu)
untuk menentukan Zonasi: kepadatan
pemilih, besaran mata pilih per rumah
tangga/KK, konsentrasi warga miskin,
dan konsentrasi pemilih Prabowo-
Hatta Radjasa dalam PIlpres 2014.
✤ Zona yang ditargetkan adalah yang
berwarna abu-abu muda dan abu-abu tua.
✤ Peta Zona ini digunakan oleh jaringan kerja
Partai Gerindra, termasuk (tetapi bukan
hanya) jaringan relawan Roemah
Djoeang.
2017
✤ Di dalam Empat Koridor itulah dikelola
Pesan Utama. Tiga isu primadona
Jakarta 2017 adalah lapangan kerja,
2017 pendidikan dan biaya hidup. Dua hal yang
tak warga temukan dalam
kepemimpinan petahana adalah
Pemimpin yang mempersatukan dan yang
memihak dan membela warga. Sebagai
✤ Menyebutkan Anies-Sandi diferensiator penting dipilih sikap tegas
menang karena kapitalisasi Tolak Reklamasi.
kampanye SARA adalah
sebuah tuduhan yang ✤ Kerja pemenangan berjalan dalam Tiga
mengidap kekeliruan serius. Fase Kerja yang berbeda: Putaran 1
Serius-keliru, karena fakta kerja sebelum bergulir tuduhan penistaan
pemenangan Anies-Sandi agama, Putaran 1 setelah itu bergulir dan
memang tak seperti yang Putaran 2. Anies Sandi berayun-ayun
dituduhkan. Serius-keliru, sebab dari tengah ke kanan dan kembali ke
itu melecehkan banyak sekali tengah, sejalan dengan dinamika
unsur dalam kerja kolosal elektoral yang tertangkap radar survei
pemenangan. PolMark Indonesia.
✤ Kerja pemenangan Anies-Sandi ✤ Dalam Fase Kedua, Anies-Sandi harus
adalah kerja pemenangan yang mengayun ke Kanan, bukan untuk
relatif terjaga kedisiplinannya membuat dikotomi dengan petahana, tapi
berkat peranan Empat Koridor untuk merebut suara pemilih Kanan
Kerja Pemenangan: (1) riset- dari Agus-Sylvi.
riset dan survei yang punya
kredibilitas, (2) strategi ✤ Strategi Kerja Anies-Sandi disederhanakan
pemenangan yang disusun, diuji oleh PolMark Indonesia menjadi: Sentuh
dan dijalankan secara layak, (3) hatinya, patahkan logikanya — Kepung
fokus kerja di zona pemenangan atapnya, ketuk pintunya.
yang sudah ditentukan, dan (4) ✤ Karena ketatnya kompetisi, maka PolMark
ada kerja monitoring dan evaluasi Indonesia bukan hanya menyusun satu peta
(Monev) berkesinambungan sejak zona pemenangan seperti pada Pilkada
di hulu, sementara di hilir dijaga Jakarta 2012, melainkan Empat Peta Zona
oleh sistem pengamanan suara. Pemenangan.
2017 MENGOPTIMALKAN ✤ Tim IT berbagai Sayap Kerja
Pemenangan Anies-Sandi
ELECTION PLATFORM memainkan peranan penting
dalam kerja pemenangan Anies-
Sandi, baik dalam Putaran
iCount Warga DPS/DPT Analysis
Pertama maupun Kedua.
iCount Saksi
Aplikasi untuk petugas saksi Aplikasi untuk masyarakat Analisa hasil DPS/DPT untuk ✤ Sayap-sayap Kerja yang
mengirimkan hasil suara umum dapat ber-partisipasi meminimalisir kecurangan dan memfokuskan diri pada
secara real-time dalam mengirimkan hasil optimalisasi suara pemilih penggalangan Netizens
suara memberikan kontribusi besar
iCount Korsak
dalam sukses elektoral Anies-
Salam Bersama (iSurvey)
Aplikasi untuk kordinator saksi Reporting Sandi. Mereka bekerja terutama
Aplikasi untuk melakukan
pemetaan suara secara aktual
dalam memantau kinerja saksi Laporan hasil suara dan melalui Media Sosial.
berdasarkan DPS/DPT
di lapangan kinerja tim pemenangan
✤ Salah satu bentuk konkret hasil
secara aktual dan up-to-date
kerja Tim IT adalah sejumlah
Dashboard Central "election platform” yang
iCount Executive (Next) Web Dashboard sebagai menandai digitalisasi kerja
SMS Gateway
Aplikasi untuk memantau hasil
pusat kendali data dan
Sistem penerimaan hasil suara
pemenangan Anies-Sandi.
monitoring
dan laporan pergerakan kerja
TPS menggunakan SMS ✤ Tanpa pemanfaatan
pemenangan
War Room
teknologi digital ini,
pemenangan Pilkada di
Web Dashboard untuk meng-
Jakarta akan sangat mahal.
input dan memantau
pergerakan tim pemenangan
Digitalisasi mengefisienkan
kerja pemenangan.
STRATEGI POLITICAL 5 LANGKAH MENUJU 60,03%
MARKETING PUTARAN 2 2 3 4
1 "MEMINDAHKAN" LAWAN KAMPANYE PRAGMATIS- 5
✤ AHOK-DJAROT memang berhasil unggul PEMILIH AGUS-SYLVI
KARANTINA DAN REDUKSI
PEMILIH BASUKI-DJAROT MANIPULATIF PETAHANA
dalam Puataran Pertama, 15 Maret 2017. PARTISIPASI
TEKAN & MINIMALISASI
Tetapi, Anies-Sandi berpeluang merebut PEMILIH 85,3%
KEJAHATAN PEMILU
momentum dalam Putaran Kedua sebagai
konsekuensi dari antiklimaks wacana “Ahok-
Djarot menang satu putaran” yang keras
ditiupkan menjelang pencoblosan Putaran - Kredit rumah DP Rp 0
Pertama. Tema Kampanye: - OK OCE
Mengakomodasi Merajut Tenun Pendidikan berkualitas dan tuntas
✤ Namun harus diakui adanya ketimpangan Sejumlah Janji
-
REMBUG REBOAN
resources antara Ahok-Djarot (yang disokong Kebangsaan - Turunkan biaya hidup
oleh dukungan politik dan finansial raksasa) Gerakan Kerja Agus-Sylvi - Tolak Reklamasi
Ayo Memperkuat barisan
dengan Anies-Sandi (yang pada akhirnya harus Pesan-pesan untuk - KJP lanjut dan ditambahi fasilitas dan pengamanan suara
bersandar pada kemampuan kandidaty, Memilih Gerakan Umat pemilih yang sangat manfaatnya
terutama Sandiaga Uno, dalam mobilisasi Memilih: Shalat segmented, dengan - KJS lanjut dan ditambahi fasilitas dan
resourcesnya). Subuh Keliling manfaatnya Gerakan Warga
tema-tema mikro, Siaga:
Gerakan (sendiri-sendiri), dengan target ikatan - Pasukan Oranye (PPSU) lanjut,
✤ Kedua kubu dituntut untuk menyusun strategi Saatnya Shalat Jumat diperbanyak jumlahnya dan 1. Jaga Hak Saya
pemenangan secara saksama. Dalam kerangka rasional dan ditingkatkan insentif dan 2. Jaga Tetangga
ini, PolMark Indonesia mempresentasikan
Ummat Keliling (Anies dan emosional yang kesejahteraannya
semacam Roadmap Menuju Kemenangan Memilih Sandi) bersifat personal saya
- PHL dilanjutkan
di Putaran Kedua, dalam pertemuan pleno 3. Jaga TPS saya
- Tunjangan PNS lanjut 4. Jaga dan
Sayap Kerja pemenangan Anies-Sandi, 18 REMBUG REBOAN REMBUG REBOAN BETAWI: Madrasah, Taman Benyamin
Februari 2017. Roadmap ini diberi nama “Lima REMBUG -
Sueb, Museum Kebudayaan Betawi amankan suara
Langkah Menuju 60,03%”. REBOAN kita
- ETC
✤ Salah satu hikmah penting dari Putaran
Pertama adalah terbongkarnya sejumlah
modus operandi dugaan “Kejahatan Pemilu”.
Maka, kerja pemenangan antara lain diarahkan
untuk melawannya. Di Tim Pemenangan Anies-
Sandi, langkah ini dikenal sebagai RAIH 60,03%
"Penanganan TPS-TPS Berkebutuhan
Khusus”.
SUARA
2017
1,08%

2.631 SUARA
6.455 SUARA
1847 TPS
BERKEBU-
TUHAN
KHUSUS

235.323 SUARA

2017

JAKUT 258
JAKBAR 252 ✤ SELISIH SUARA TOTAL SE-JAKARTA Ahok-Djarot dan Anies-Sandi dalam Putaran
JAKPUS 16 Pertama hanya 167.244 suara. Sementara itu, selisih Ahok-Djarot dan Anies-Sandi di
542 TPS ini mencapai 228.868 suara.
JAKTIM 14 LOKASI
TPS
✤ Jumlah pemilih tambahan (DPTb) se-Jakarta adalah 240.578 orang. Khusus
JAKSEL 2 di 1847 TPS yang dimenangi Ahok-Djarot dengan telak ini, DPTb-nya mencapai
KEP SERIBU 0 44.076 orang atau rata-rata 4,56% dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) di 1847 TPS
tersebut.
TARGET RAIHAN SUARA
PUTARAN KEDUA
✤ TARGET RAIHAN SUARA PUTARAN KEDUA ini
dipresentasikan oleh PolMark Indonesia pada 18
Februari 2017 atau 3 hari setelah pencoblosan Putaran
Pertama, dalam Pertemuan Pleno Sayap-sayap Kerja
Pemenangan Anies-Sandi.
✤Empat Langkah Strategis dirancan: (1) merebut
suara Agus-Sylvi yang tak lolos ke Putaran Kedua, (2)
mengkarantina suara pemilih Ahok-Djarot sehingga
tidak terjadi pembesaran suara dalam Putaran Kedua,
(3) menggalang warga yang dalam Putaran Pertama
belum memilih, untuk menaikkan partisipasi pemilih
(data Survei PolMark Indonesia menunjukkan bahwa
warga yang tidak memilih sebetulnya memiliki
preferensi ke Anies-Sandi dibandingkan Ahok-Djarot), (4)
melawan “kejahatan pemilu” yang terdata dengan detail
dalam Putaran Pertama.
✤Berkat algoritma sederhana yang disusun untuk
menstrukturkan semua data hasil Putaran Pertama dan
hasil survei terakhir sebelum pencoblosan dan hasil Exit
Poll di Hari-H Putaran Putaran Pertama, PolMark
Indonesia bisa menyusun Target Raihan Suara Putaran
Kedua sedetail ini.
✤Hasil resmi Putaran Kedua
menunjukkan bahwa Anies-Sandi
meraih 57,96% suara, atau meleset - 2017
2,07% dari yang ditargetkan 960,03%)
✤SALAH SATU BAGIAN PALING
KRUSIAL DALAM PEREBUTAN
SUARA PUTARAN KEDUA adalah
BESARAN SUARA merebut 937.955 suara Agus-
AGUS-SYLVI
Sylvi.
✤Maka, satu pekan setelah
pencoblosan Putaran Pertama,
PolMark Indonesia menyampaikan
hasil pemetaan digital kantong-

PETA SUARA
kantong suara Agus-Sylvi
berbasis Kelurahan.
✤Peta Suara Agus-Sylvi ini menjadi

AGUS - SYLVI
Peta Zona Pemenangan penting
untuk Putaran Kedua. Baik Ahok-
Djarot maupun Anies-Sandi
hanya akan bisa memenangkan
Pilkada Jakarta 2017 jika
melakukan penetrasi ke
kantong-kantong suara Agus-
Sylvi.
✤Seluruh Sayap Kerja pemenangan
Anies-Sandi dikerahkan untuk
melakukan penetrasi tersebut.
Pendekatan khusus dilakukan
ke jaringan Nahdliyyin Jakarta.
Sekalipun PKB tidak mengusung
Anies-Sandi dan PWNU bersikap
independen (sebagaimana mestinya),
2017 simpul-simpul suara kalangan
Nahdliyyin Jakarta sebetulnya
bersifat cair.
2017 TAMPILAN FOTO RESMI - AWAL
TANPA PECI. DENGAN “SALAM
HASIL PUTARAN 2
BERSAMA”. HALUAN: MEREBUT 40%
SUARA SUARA DI TENGAH UNTUK
(REKAP KPUD)
BISA MAJU KE PUTARAN KEDUA.
HASIL SURVEI POLMARK INDONESIA OKTOBER 2016
Dibandingkan dengan Putaran
HARUS AHOK! PEMILIH YANG DIPEREBUTKAN HARUS BUKAN AHOK! OKT Pertama, Ahok-Djarot mengalami
30 40 30 penurunan jumlah pemilih
sebesar 14.211 suara.

KANAN TERBELAH Anies-Sandi mengalami kenaikan


411
Setelah dugaan penistaan FAKTOR SBY jumlah pemilih sebesar
agama bergulir menjadi SBY membantah keras tuduhan
1.143.654 suara.

AKSI-AKSI
gelombang isu besar, pemilih sebagai dalam di balik Aksi 411.

212
Kanan tetap terbelah antara Ruang Gerak Agus-Sylvi di
Anies-Sandi atau Agus-Sylvi. Kanan menyempit. Anies-Sandi
Maka, Anies-Sandi pun memanfaatkannya dengan Selisih suara kedua Pasangan
roadshow ke tokoh-tokoh Kandidat adalah 890.621 suara
mengayun ke kanan
vis a vis Agus-
Sylvi
1212 agama (Islam dan
agama lain).

BERPENDAPAT BAHWA AHOK MENISTA AGAMA 70

HARUS AHOK! UNDECIDED MENJAUH DARI AHOK HARUS BUKAN AHOK!


30 20 20 30
DES
HASIL SURVEI POLMARK INDONESIA JANUARI 2017
TAMPILAN FOTO RESMI - REVISI
DENGAN PECI. TETAP “SALAM
BERSAMA”. HALUAN: KE KANAN,
UNTUK MEREBUT 20% SUARA DI
KANAN DARI AGUS-SYLVI.
ELEKTABILITAS BASUKI VS SANDI
2017 DAN BASUKI-DJAROT VS ANIES-SANDI
Selama proses Pilkada Jakarta 2017, PolMark Indonesia mengadakan 7 (tujuh) 58,0
kali survei. Pada akhir Maret 2017 bahkan dalam waktu berdekatan PolMark SURVEI
Indonesia mengadakan 2 kali survei, karena ada kebutuhan untuk mendata MARET 2017

49,1
beberapa perkembangan terakhir. (Data elektabilitas Survei Maret hanya satu saja 19 APRIL 2017
[HITUNG SUARA
yang disertakan dalam grafik ini karena hasilnya memang identik. PUTARAN 2]

Dari ke-7 survei itu, survei Oktober 2016 serta Januari,


43,0 41,1 42,0
40,5
Februari dan Maret 2017 dikerjasamakan dengan

37,8
Anies-Sandi. Sementara Survei Februari dan Juli 2016
adalah hasil kerja sama dengan pihak lain.
40,0
Survei yang punya kredibilitas, yang metodologi dan
Sandiaga Uno adalah politisi yang luar penyelenggaraannya terjaga baik, tak akan terpengaruh
31,9 32,2
SURVEI 15 FEB 2017
FEBRUARI 2016 biasa tekun dan persisten. Antara Februari [HITUNG SUARA oleh faktor “dengan siapa lembaga penyelenggara
PUTARAN 1]
- September 2016, ia tak lelah melakukan survei itu bekerjasama”. Survei yang kredibel

27,1
roadshow sekalipun sambutan warga menangkap realitas politik dengan dingin.
Jakarta saat itu masih dingin dan sangat
23,2
minim. Ia juga tak terganggu oleh fakta
bahwa elektabilitasnya masih sangbat
25,3 Ketika PolMark Indonesia menyelenggarakan survei sebagai bagian dari
pendampingan, tanggung jawab profesional, etik dan moralnya jadi berlipat-lipat.
20,4
SURVEI

rendah. Justru ia tahu kemenangan


FEBRUARI 2017 Kualitas dan validitas hasilnya harus terjaga baik. Jika tidak, seluruh kerja
adalah kerja sedikit demi sedikit yang SURVEI pemenangan akan disesatkan menuju kekalahan.
OKTOBER 2016
lama-lama menjadi bukit. SURVEI
JANUARI 2017
SURVEI POLMARK RESEARCH CENTER (PRC) masing-masing
SURVEI dilakukan dengan metode multistages random sampling,
melibatkan 1.200 responden, dengan margin of error +
JULI 2016

4,1 2,9%, dengan interval kepercayaan 95%.


0,8
BABAK 1 BABAK 2 BABAK 3
Masa Persiapanan hingga Putaran Pertama - Putaran Pertama - Setelah Bergulirnya Putaran Kedua - Saat Posisi
Sebelum Bergulirnya Dugaan Penistaan Agama Dugaan Penistaan Agama Sudah Head to Head
SEBARAN WILAYAH YANG DIMENANGKAN 2017
KECAMATAN KELURAHAN TPS

TPS SISANYA, DIMENANGKAN OLEH AGUS-SYLVI

KUNCI KEMENANGAN BESAR ANIES-SANDI ATAS AHOK-DJAROT dalam Putaran Kedua Pilkada Jakarta 2017 terletak pada penggalangan pemilih pada level
pertarungan mikro, yaitu TPS. REMBUG REBOAN yang digalang pada level TPS memainkan peranan sangat penting. Sejarah 2012 kembali terulang di 2017:
Mereka yang melakukan kerja pemenangan paling mikro punya peluang untuk memenangkan Pilkada Jakarta.
2017
PUTARAN 1 PETA KOTA/KABUPATEN PETA KECAMATAN PETA KELURAHAN

ANIES- ANIES- ANIES-


2 SANDI 22 SANDI 131 SANDI

AHOK- AHOK-
3 DJAROT 22 AHOK-
DJAROT 135 DJAROT
PUTARAN 2

ANIES- ANIES- ANIES-


5 SANDI 36 SANDI 209 SANDI

AHOK- AHOK- AHOK-


0 DJAROT 8 DJAROT 58 DJAROT
SEBARAN PEMENANG
KELURAHAN 2012 DAN 2017

2012 2017

PEMENANG PEMENANG
KELURAHAN KELURAHAN
FOKE- ANIES-
NARA SANDI
JOKOWI- AHOK-
AHOK DJAROT
PolMark Indonesia
dan Ikhtiar Digitalisasi
Political Marketing
PolMark Indonesia sudah, sedang dan akan berikhtiar melakukan
digitalisasi political marketing. Tapi, tentu saja, kami tak bisa menari
Saman sendirian. Diperlukan lingkungan dan banyak pemangku
kepentingan lain dalam kerja pemenangan, yang bersedia bergerak
dalam rentak-rentak terpadu-padan.

Mulai Mulai optimalkan technology-


Pada 19 Oktober mengembangkan Memperkenalkan based campaign (digitalisasi
2009 PolMark Mobile Survey Voucher Pulsa political marketing, dengan Mulai
Indonesia resmi (menanamkan Multi Operator antara lain mengembangkan War mengembangkan
berdiri sebagai kuesioner dan (bekerjasama dengan Room). digitalisasi
pusat riset dan pelaporan hasil survei Jatis Mobile) untuk political
konsultasi politcal dalam bentuk aplikasi alat komunikasi dan Pemanfaatan teknologi digital marketing dalam
marketing berbasis di di Smartphone) , penggalangan untuk menggalang pemenangan
Jakarta bekerjasama dengan database calon opposition-based Dapil (Pileg 2019)
MITO dan Jatis pemilih. campaign.
Mobile.
2010 2012 2014 2018

2009 2011 2013 2015-2017 2019


SUR
Mulai memanfaatkan- VEI Digitalisasi-Awal Mengoptimalkan
teknologi untuk mendukung Political Marketing pada Mobile SMS
Mulai menggunakan Peta
door to door campaign. Zona Pemenangan yang level nasional (Pilpres Broadcasting
dirancang sebagai peta 2014) sebagai jalan keluar
Mulai menggunakan dari keterbatasan
Geographic Information digital.
Digitalisasi-Awal resources
Systems (pemetaan digital). Political Marketing pada
Digitalisasi-awal political
marketing untuk pemenangan Dapil
Mulai memanfaatkan teknologi (Pileg 2014)
digital sebagai bagian dari mendukung movement-
Sistem Pengamanan based Campaign.
Mulai memanfaatkan
Suara. digitalisasi untuk LIHAT
Sistem Monitoring dan SLIDE BE-
Evaluasi. RIKUTNYA
MOBILE SMS BROADCASTING
• Mobile SMS Broadcasting sangat berbeda dengan SMS
blasting atau masking yang sudah lama digunakan orang dalam
kerja pemenangan. Mobile SMS Broadcasting adalah hal baru dan Komponen pembiayaan yang perlu dikeluarkan kandidat ayau partai
belum banyak dilakukan dalam kerja pemenangan kandidat/partai
dalam Pilkada/Pemilu.
atau siapapun pengguna jasa Mobile SMS Broadcasting ini hanyalah
menyewa atau membeli broadcasternya. Dengan demikian, Mobile
• SMS Blasting atau Masking: Umumnya, alatnya menetap di satu
tempat, lalu blasting yang dilakukan melalui jasa providernya
SMS Broadcasting jauh lebih efisien atau murah.
sehingga terkena kewajiban pembayaran jasa layanan ke provider.
Untuk melakukan sms blasting/masking, kita harus memiliki database
nomor HP yang dituju. Database nomor HP ini bisa saja dibentuk
sendiri tanpa melibatkan pihak ketiga, tetapi tentu saja sulit dan
makan waktu. Untuk mempermudah dan mempercepatnya, perlu
kerjasama profesional dengan pihak ketiga dan/atau provider.
Konsekuensinya, ada pembiayaan khusus yang harus dikeluarkan dan
cukup mahal. Selain itu, SMS blasting/masking cenderung menjadi
pengiriman pesan satu arah tanpa ada peluang komunikasi atau
interaksi. Umumnya, tak tersedia fasilitas leluasa dan tak berbiaya bagi
si penerima untuk merespons. Jumlah karakter dalam pesan yang
dikirimkansangat terbatas sejalan dengan pembatasan yang dibuat
oleh provider.
• Mobile SMS Broadcasting: Broadcasternta atau alatnya mobile.
Ikut di mobil kita. Lalu, tak perlu database apapun tapi justru dengan
melakukan broadcasting itu kita akan memiliki database mereka yang
merespons. Jadi cukup menggunakan sim card provider tertentu di
dalam broadcaster, maka para pemilik nomor dengan provider yang
sama yang ada dalam radius 2 km dari broadcaster itu, akan dengan
sendirinya bisa menerima sms kita. Pengirimannya menggunakan
short cut dari broadcaster itu ke SIMcard para pemilik HP. Karena itu,
tak ada komponen pembiayaan pengiriman sms ke provider. Selain
itu, broadcasting ini memberi kemungkinan penerima sms
merespons. Bisa terjadi komunikasi atau interaksi. Jumlah karakter LIHAT
TENTU, MOBILE SMS BROADCASTING HANYA EFEKTIF
dalam pesan yang dibroadcast jauh lebih banyak. Alat yang terbaru SLIDE BE-
RIKUTNYA JIKA DIPANDU DATA DAN MENJADI BAGIAN STRATEGI
(November 2019) memberi keleluasan mengirim pesan maksimal POLITICAL MARKETING YANG TERJAGA!
400 karakter. Sangat leluasa.
BASIS DATA UNTUK SISANYA (54%)
BROADCASTING TIDAK TAHU DAN MUATAN PESAN
TIDAK MENJAWAB YANG DIHARAP- JAWA SUMA- WILAYAH 73
BERSEDIA MENERIMA SMS/WA TERA LAINNYA DAPIL
TETAPI HANYA AKAN MEMBACA SAJA KAN PEMILIH
APA YANG AKAN
BENTUK
DIKERJAKAN KANDIDAT/
PARTAI
23,8 22,4 21,5 23,1
PESAN YANG
DIHARAPKAN
TIDAK BERSEDIA
MENERIMA SMS/WA
AKTIVITAS KANDIDAT/
PARTAI 9,0 8,4 6,3 8,4
YANG BERMUATAN 17,2% 15,5% BERSEDIA
POLITIK/KAMPANYE FOTO VIDEO
MENERIMA
SMS/WA DAN PROFIL KANDIDAT/ PARTAI 6,7 5,8 6,2 6,4
12,1% 1,2% BERSEDIA
TEKS ATAU AUDIO: RE- MERESPONS NASIHAT, MOTIVASI,
TULISAN KAMAN
SUARA
ANJURAN DARI
KANDIDAT/ PARTAI
4,8 3,1 3,3 4,1
SIKAP KANDIDAT/PARTAI
TIDAK BERSEDIA
MENERIMA SMS/WA
TIDAK TAHU/
TIDAK MENJAWAB
TERHADAP ISU/ KEJADIAN
TERKINI
3,6 3,3 3,6 3,5
DARI SIAPAPUN YANG
BUKAN KONTAKNYA
TESTIMONI DUKUNGAN
TOKOH UNTUK KANDIDAT/
PARTAI
1,7 1,2 1,2 1,5

LAIN-LAIN 0,3 0,4 0,3 0,3


SIKAP PEMILIH TERHADAP KAMPANYE TIDAK TAHU/ TIDAK
MENJAWAB 50,0 55,4 57,7 52,5
MELALUI SMS / WA
CONTOH PENGINTEGRASIAN
DATA-DATA HASIL SURVEI INTEGRITAS POSISI % RENTANG MoE PUNYA PUNYA MEMIHAK PUNYA IKUT
MEMIHAK PEMIMPIN KADER INTENSIF
KE DALAM STRATEGI POSIT- DIFEREN- POPULARITAS 93,2 88.4 - 98.0
DAN JALAN
KELUAR /TOKOH DAN
MEMBELA
PILIHAN
SEBAGAI KELUARGA PERKENAL- MENGUSUNG
CAPRES/
IONING (TAGLINE - SIASI MEMBELA YANG CAPRES/ KAN DIRI
POLITICAL MARKETING HASHTAG) KEDISUKAAN 69,5 64.7 - 74.3
KEMAJE-
MUKAN
ATAS LAYAK
MASALAH DITELADA
UMAT
AGAMA PILIHAN
BESAR
CAWAPRES SEJAK DULU MELALUI
MEDIA
CAWAPRES
PILIHAN

2
WARGA NI SAYA SAYA SAYA
MANA- ID
DAPIL
ELEKTABILITAS 6,1 1.3 - 10.9
EN A PARTAI
JEMEN TI BRAND- TR ELEKTABILITAS TANPA
UNDECIDED UNDECIDED VOTERS 7,7 2.9 - 12.5 80,5 80,5 75,0 73,4 57,7 45,7 44,8 42,5

PRODUK TA ING CI
HASIL PEMILU 2014 S VOTERS:
20.0% JENIS KAMPANYE YANG
YANG DIPERTIMBANGKAN %
1 3 4 DIHARAPKAN
• Aksi Sosial: 35.2 %
• Pengajian: 21.4 %
PARPOL KURSI SUARA % JUJUR, BERSIH, TAK KORUPSI 91,1 KANDIDAT POPU- KEDISU- ELEKTA- RENTANG
PESAN PRESENTASI - • Olahraga Massal: 16.6 %
CALEG LARITAS KAAN BILITAS (+/-MOE)
KAMPANYE PENGEMASAN - • Turnamen Olahraga: 13.0 %
1 0 43.097 3%
DEKAT DENGAN WARGA 90,0
PAN A 33,6 30,0 12,5 7.7 - 17.3 KOMUNIKASI • Pertunjukan Seni Tradisional:
4.5 %
BERKEPRIBADIAN BAIK, LAYAK DITELADANI 86,6
B 9,1 7,0 1,8 0 - 6.6 • Perekonomian: 24.5% PUBLIK • Pentas Musik : 2.0 %
2 0 75.423 6% MEMPUNYAI RENCANA KERJA YANG JELAS 83,9
8,9 7,7 1,8 0 - 6.6
• Lapangan Kerja: 24.5%
PENTAS SENI YANG
3 1 138.029 11%
JALANKAN AGAMA SEHARI-HARI 81,6
C
• Penanganan OR PALING DIHARAPKAN DIHARAPKAN
D 8,9 7,3 1,8 0 - 6.6 kemacetan: 10.0% • Sepak Bola: 23.6 % • Dangdut: 15.9 %
SUDAH BERPENGALAMAN MEMIMPIN 80,2 • Penanganan banjir: • Jalan santai: 18.2 % • Pengajian: 15.7 %
4 1 301.010 23% SEAGAMA DENGAN PEMILIH 76,6 E 8,4 6,6 0,7 0 - 5.5 7.0% • Senam: 14.8 % • Band: 10.7 %
• Ketertiban dan • Bulu tangkis: 11.8 % • Kesenian daerah: 9.3 %
5 1 116.472 9% ANGGOTA LEGISLATIF DI MASA SEBELUMNYA 70,2 F 12,7 10,5 0,5 0 - 5.3 keamanan: 5.2% • Volley: 3.9 % • Wayang: 4.1 %
6 1 158.604 12%

7 1 115.382 9% 1 LANGSUNG KE 2 MENGGUNAKAN


M
STRA- CALON PEMILIH 75.4% MEDIA & MEDIA SOSIAL
MELALUI TOKOH, ORGANISASI O
8 0 86.236 7%
TEGI 3 & JARINGAN BERPENGARUH
DIRI SENDIRI KELUARGA KETUA RT/RW TETANGGA TV INTERNET KORAN RADIO N
48,4 20,9 4,5 1,6
9 1 171.269 13% 96,1 65,7 12,0 7,5
I
10 0 68.217 5% T
14 0 15.733 1% Roadshow Relawan
Door to
Mobile
Campaign
Jaringan
Non-Partai
Media Luar Media Massa Media Sosial Tokoh
Berpengaruh
Organisasi/Jaringan Berpengaruh Tokoh
Partai
O
Kandidat Door
Ruang Pengaruh media massa • Facebook: 45.0% • Video: 35.7%
R
INS- NU M-TAKLIM PKK O-PEMUDA
• Punya HP: 23.2% dalam penentuan pilihan • Youtube: 40.5% • Foto: 26.8% Tokoh/Pejabat Publik yang berpengaruh
• Tanpa syarat: 42.0% Pengaruh kontak • Tanpa syarat: 44.8% • Punya Smartphone: • Paguyuban Pengaruh baliho/ pemilih: 14.3 % terhadap pilihan:
(hobby, OR, seni, spanduk/poster/ • Instagram: 30.7% • Teks/tulisan: 14.3% • Yang
I
• Caleg disukai: langsung • Caleg disukai: 16.6% 56.1% • Tokoh Agama : 9.3%
15 0 8.958 1% 19.1% dengan • Tidak Bersedia: rekreasi, keluarga, umbul-umbul • Twitter: 8.2% • Audio/Suara: 3.4% • Tokoh Masyarakat : 6.6%
31,0 25,5 7,8 6,1 dipengaruhi
TRU-
• Diajak tokoh: 9.8% kandidat dalam 10.5% • WA: 63.6% asal daerah, dll): • TV ONE: 25.7% • Lurah/Kepala Desa : 2.3%
• Tidak bersedia: penentuan • LINE: 11.6% dalam penentuan • RCTI: 15.9% pilihannya
N
• Tokoh meminta: 16.1 % • SCTV: 10.2% Visi misi dan program kerja partai/caleg: 37.0%
9.5% pilihan pemilih: : 5.7% pilihan pemilih: • KOMPAS TV: 9.8% Aktifitas partai/caleg: 13.4% S-BURUH, oleh Tokoh
• Dibagi uang: 6.8% 26.8% • Dibagi APK: 5.0% • Menerima SMS/WA tapi hanya
13.5 % • NET TV: 8.9% Tokoh, figur publik, selebritas, ulama/kyai, artis, yang MUH FPI Partai: 2.7%
MEN
membaca saja : 56.8% Nasihat partai/caleg: 12.0%
TOTAL 6 1.298.430 100% • Tidak mau menerima SMS/WA • Pemilih yang • KORAN KOMPAS: 4.3% diharapkan hadir kampanye:
S-TANI
G
• Ustad Abdul Somad: 14.5%
bermuatan politik dari partai/caleg :
12.5% dipengaruhi
• PRAMBORS: 1.4% Profil partai/caleg: 11.6% • Nissa Sabyan: 4.1%

JENIS APK YANG DIHARAPKAN


• Tidak mau menerima SMS/WA :
9.3%
• Menerima dan bersedia
pilihannya oleh teman
kerja/kampus/
• Joko Widodo: 3.6%
• Mamah Dedeh: 3.6%
• Prabowo Subianto: 3.4%
3,7 3,7 3,4
merespon : 7.3%
• Kaos: 22.7% • Payung: 11.8% sekolah: 0.5 %
• Kerudung: 18.9% • Mug/gelas: 9.8% • Kalender: 7.0%
DPT 1.987.232
PETA PEMILIH BELUM TIDAK PEMILIH YG E
Suara Sah 1.298.430
PEMILIH
MANTAP MANTAP TAHU
MASIH DIPE- EFEKTIVITAS POLITIK UANG V
Partisipasi 65% PEMETA- BASIS
61,1 19,8 19,1 REBUTKAN
38.9
BISA
DIBENARKAN
TIDAK BISA
DIBENARKAN TT/TJ A
AN PEMILIH 34,1 55,9 10,0 L
KERJA PEMILIH POSISI: 109,223 SUARA
MONITOR- RESPON POLITIK UANG : U
2019
OPTIMAL (PLUS MoE): • Menolak pemberian uang: 44.5%
DPT = 2,024,420 PEMILIH YANG DI- ING &
PARTISIPASI 70.3% =
177,573 SUARA
• KURSI KE 4: 120,348 SUARA EVALUASI
• Menerima uangnya namun memilih
dengan pilihan sendiri: 26.8% A
1,423,949 PEMILIH SURVEI DAPIL TARGETKAN • KURSI KE 3: 267,597 SUARA (MONEV)
• Menerima uangnya dan memilih calon
yang memberi uang tersebut: 10.0%
S
FOLLOWUP: PETA ZONA • Menerima uangnya namun memilih calon

PEMENANGAN DAPIL 9-16 DESEMBER PENGA-


yang memberi uang paling banyak: 5.7%
I
PARTISIPASI 65.3% = 1,322,728 PEMILIH 2018 MANAN
PARTISIPASI 60.3% = 1,221,507 PEMILIH SUARA

MEMENANGKAN KURSI DI DAPIL


Sumber Data &
Pertanggung-
jawaban
Metodologi
Survei
PERTANGGUNGJAWABAN METODOLOGI
• Data-data preferensi pemilih Pileg 2019 yang digunakan dalam Keynote ini berasal dari Satu Paket
Survei Daerah Pemilihan (Dapil) dalam satu rentang waktu: 7 Oktober 2018 hingga 12 Februari
2019.
• Survei Dapil ini merupakan bagian dari kerjasama pendampingan PolMark Indonesia untuk
Partai Amanat Nasional (PAN) dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2019.
• Pemaparan data ini tidak melanggar kesepakatan dalam kerjasama karena seluruh
data yang disajikan di sini sudah dipaparkan kepada publik sebelumnya melalui
rangkaian Forum Pikiran, Akal dan Nalar yang diadakan oleh PAN dan PolMark Indonesia di enam (6)
kota di Indonesia dalam rentang waktu 5 Maret - 11 April 2019.
• Sebanyak 32.560 responden diambil secara random dengan menggunakan metode Multistages
Random Sampling. Wilayah yang tercakup meliputi 93% populasi pemilih Pileg 2019.
• Data 73 Survei Dapil diagregasi menjadi sebagai satu kesatuan data dengan Margin of Error
(MoE) + 0,75%.
• Berikut pertanggungjawaban metodologi, termasuk metode perhitungan MOE untuk paket data
Survei Dapil ini.
DAERAH PEMIILIHAN
440 responden
(dan 880
METODOLOGI SURVEI
responden)
diambil secara 1.Populasi survei ini adalah WNI yang berdomisili di Dapil yang
KABUPATEN/KOTA proporsional disurvei dan telah mempunyai hak pilih yakni berusia 17 tahun
berdasarkan
jumlah pemilih di ke atas atau yang sudah menikah ketika survei dilakukan.
Kabupaten/Kota
2.Sampel berasal dari seluruh Kabupaten/Kota yang berada
KECAMATAN dalam Dapil tersebut yang terdistribusi secara proporsional
berdasarkan besaran jumlah pemilih.
44 (dan 88) Desa/
Kelurahan terpilih 3.Jumlah responden di masing-masing dari 72 Dapil adalah 440
secara random. DESA / KELURAHAN orang. Khusus di 1 Dapil (Jabar 3) responden berjumlah 880.
Masing-masing
kelurahan akan Proporsi responden laki-laki dan perempuan berimbang
diambil 10 responden (50:50).
2 RT di tiap desa/
RUKUN TETANGGA kelurahan terpilih 4.Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode
secara random multistage random sampling dengan margin of error ±4.8%
untuk masing-masing survei di 72 Dapil. Khusus untuk Dapil
Terpilih 5 KK di tiap
Jabar 3, margin of error-nya adalah ±3.4%. Selang kepercayaan
RT yang dipilih secara KEPALA KELUARGA survei ini adalah 95%.
random
5.Setiap responden terpilih diwawancarai dengan metode tatap
muka (face to face) oleh pewawancara yang telah dilatih secara
khusus.
RESPONDEN RESPONDEN
6.Quality Control dilakukan dengan mendatangi kembali
(rekonfirmasi) 20% responden yang terpilih secara acak (spot
check).
NOMOR KUESIONER GANJIL NOMOR KUESIONER GENAP
NO WAKTU JUMLAH DAERAH PEMILIHAN
WAWANCARA DAPIL YANG DISURVEI
JABAR 7, JABAR 11, RIAU 2, JATIM 6, JABAR 4, JATIM 9, BANTEN 1,
1 7-12 Oktober 2018 10 JATENG 1, JATENG 2, MALUKU
NTB 1, BANTEN 3, SULSEL 1, SULSEL 3, JATENG 9, JATENG 4, JABAR 6,
2 18-24 Oktober 2018 10 JABAR 8, SULUT, JATIM 3
JATIM 5, JATENG 5, GORONTALO, SULTRA, SUMSEL 2, DIY, JATENG 6,
3 20-28 Oktober 2018 10 JATIM 8, BENGKULU, JATENG 3

KALBAR 2, SUMUT 2, JABAR 5, SUMUT 3, JAMBI, SUMBAR 2, SUMBAR 1,


4 5-12 Desember 2018 20 KALBAR 1, JABAR 10, JABAR 2, SUMSEL 1, LAMPUNG 2, JATENG 7, RIAU
1, JABAR 9, JATENG 8, DKI 1, ACEH 1, JATIM 10, SULSEL 2

DKI JAKARTA 3, DKI JAKARTA 2, ACEH 2, BANTEN 2, JABAR 3, JATIM 1,


5 16-21 Januari 2019 11 JATIM 4, JATIM 7, JATIM 11, LAMPUNG 1, NTB 2
JABAR 1, JATIM 2, KALSEL 1, KALSEL 2, KALTARA, KALTENG, KALTIM,
6 5-12 Februari 2019 12 KEPRI, NTT 2, SULBAR, SULTENG, SUMUT 1
TOTAL 73 DAERAH PEMILIHAN
METODE AGREGASI DATA 73 SURVEI DAPIL
NO DAPIL DPT BOBOT AGREGASI NO DAPIL DPT BOBOT AGREGASI
1 DKI JAKARTA I 2.246.279 0,01 38 JATIM XI 3.266.382 0,02 • Agregasi data 73 Survei Dapil ini dilakukan dengan
2 DKI JAKARTA II 2.504.291 0,01 39 ACEH I 1.834.465 0,01 mempertimbangkan besaran Dapil masing-masing. Dengan
3
4
DKI JAKARTA III
BANTEN I
3.011.028
1.918.272
0,02
0,01
40
41
ACEH II
SUMUT I
1.689.309
3.528.993
0,01
0,02
membagi DPT Dapil dengan total DPT 73 Dapil, maka didapatkan
5 BANTEN II 1.932.700 0,01 42 SUMUT II 3.045.834 0,02 “bobot agregasi Dapil”. (Lihat Tabel di samping).
6 BANTEN III 4.261.505 0,02 43 SUMUT III 3.210.926 0,02
7
8
JABAR I
JABAR II
2.114.944
3.550.743
0,01
0,02
44
45
SUMSEL I
SUMSEL II
2.768.794
3.108.781
0,02
0,02 • Semua data Survei Dapil yang diolah dihitung dengan merujuk
9 JABAR III 2.383.452 0,01 46 SUMBAR I 2.091.448 0,01 pada total responden dalam setiap Dapil. Lalu, data itu dikalikan
10 JABAR IV 2.058.702 0,01 47 SUMBAR II 1.626.555 0,01 dengan bobot agregasi Dapil dan dijumlahkan dengan data sejenis
11 JABAR V 3.467.603 0,02 48 JAMBI 2.475.655 0,01
dari Dapil-dapil lain yang sudah dikalikan dengan bobot agregasi
12
13
JABAR VI
JABAR VII
2.991.458
4.410.605
0,02
0,02
49
50
KEPULAUAN RIAU
RIAU I
1.229.424
2.203.428
0,01
0,01
masing-masing Dapil itu.
14 JABAR VIII 3.293.881 0,02 51 RIAU II 1.659.769 0,01
15 JABAR IX 2.993.825 0,02 52
53
BENGKULU
LAMPUNG I
1.399.108
2.915.647
0,01
0,02
• Dengan demikian, data agregasi 73 Survei Dapil ini diperoleh
16
17
JABAR X
JABAR XI
2.258.999
3.746.633
0,01
0,02 54 LAMPUNG II 3.158.490 0,02 dengan menimbang besaran setiap Dapil secara proporsional.
18 DIY 2.731.874 0,02 55 KALBAR I 2.568.589 0,01 Dengan demikian, mekanisme agregasi dilakukan secara konsisten
19 JATENG I 2.868.846 0,02 56 KALBAR II 1.118.570 0,01 dengan mekanisme penentuan besaran responden setiap Kota/
20 JATENG II 2.384.451 0,01 57
58
KALSEL I
KALSEL II
1.560.438
1.308.728
0,01
0,01
Kabupaten di setiap Dapil yang juga didasarkan pada asas
21
22
JATENG III
JATENG IV
3.352.042
2.341.751
0,02
0,01 59 KALTENG 1.753.224 0,01 proporsionalitas.
23 JATENG V 2.904.540 0,02 60 KALTIM 2.480.741 0,01
24
25
JATENG VI
JATENG VII
2.976.228
2.609.089
0,02
0,01
61
62
KALTARA
SULBAR
450.108
865.244
0,00
0,00
• Data-data survei yang memerlukan pengolahan (crosstabulasi)
26 JATENG VIII 2.839.477 0,02 63 SULSEL I 2.205.190 0,01 diolah terlebih dahulu dalam kerangka sampel di tiap Dapil. Baru
27 JATENG IX 2.939.681 0,02 64 SULSEL II 2.232.370 0,01 kemudian data hasil crosstabulasi itu dikalikan dengan bobot
28 JATIM I 3.529.326 0,02 65 SULSEL III 1.721.815 0,01 agregasi Dapil yang bersangkutan.
29 JATIM II 2.379.078 0,01 66 SULUT 1.907.841 0,01
30 JATIM III 2.409.767 0,01 67 SULTENG 1.952.810 0,01
31 JATIM IV 2.698.531 0,02 68 SULTRA 1.723.539 0,01 • Data berskala Wilayah (dalam tiga kategori wilayah: Jawa, Sumatera
32 JATIM V 2.774.868 0,02 69 GORONTALO 812.801 0,00
dan Wilayah Lainnya) dihitung dengan membuat pembobotan
33
34
JATIM VI
JATIM VII
3.338.186
3.042.915
0,02
0,02
70
71
NTB I
NTB II
1.056.062
2.611.191
0,01
0,01
agregasi masing-masing Dapil terhadap Total DPT di dalam kategori
35 JATIM VIII 3.510.241 0,02 72 NTT II 1.862.663 0,01 wilayah masing-masing. Dengan demikian, konsistensi metode
36 JATIM IX 1.980.150 0,01 73 MALUKU 1.266.034 0,01 perhitungan data terjaga untuk semua level.
37 JATIM X 1.983.550 0,01 73 DAPIL 177.410.477 1
WILAYAH NO PROVINSI JUMLAH DAPIL JUMLAH RESPONDEN DPT BOBOT AGREGASI
1 BANTEN 3 1.320 8.112.477 0,046
7 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 1 440 2.731.874 0,015
3 DKI JAKARTA 3 1.320 7.761.598 0,044

JAWA 4 JAWA BARAT 11 5.280 33.270.845 0,188


5 JAWA TENGAH 9 3.960 25.216.105 0,142
6 JAWA TIMUR 11 4.840 30.912.994 0,174
6 PROVINSI 38 17160 108.005.893 0,609

SEBARAN 7
8
9
ACEH
BENGKULU
JAMBI
2
1
1
880
440
440
3.523.774
1.399.108
2.475.655
0,020
0,008
0,014

RESPONDEN SUMATERA
10
11
12
KEPULAUAN RIAU
LAMPUNG
RIAU
1
2
2
440
880
880
1.229.424
6.074.137
3.863.197
0,007
0,034
0,022

DAN BOBOT 13
14
15
SUMATERA BARAT
SUMATERA SELATAN
SUMATERA UTARA
2
2
3
880
880
1.320
3.718.003
5.877.575
9.785.753
0,021
0,033
0,055

AGREGASI 16 GORONTALO
9 PROVINSI 16
1
7040
440
37.946.626
812.801
0,214
0,005

PER
17 KALIMANTAN BARAT 2 880 3.687.159 0,021
18 KALIMANTAN SELATAN 2 880 2.869.166 0,016
19 KALIMANTAN TENGAH 1 440 1.753.224 0,010

PROVINSI WILAYAH
20
21
22
23
KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN UTARA
MALUKU
NUSA TENGGARA BARAT
1
1
1
2
440
440
440
880
2.480.741
450.108
1.266.034
3.667.253
0,014
0,003
0,007
0,021
LAINNYA 24 NUSA TENGGARA TIMUR 1 440 1.862.663 0,010
25 SULAWESI BARAT 1 440 865.244 0,005
26 SULAWESI SELATAN 3 1.320 6.159.375 0,035
27 SULAWESI TENGAH 1 440 1.952.810 0,011
28 SULAWESI TENGGARA 1 440 1.723.539 0,010
29 SULAWESI UTARA 1 440 1.907.841 0,011
14 PROVINSI 19 8360 31.457.958 0,179
GRAND TOTAL 29 PROVINSI 73 32.560 177.410.477 1
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN
• KEUNGGULAN: Berbeda dengan 1 survei nasional yang tak punya kemampuan memotret secara
detail daerah pemilihan (Dapil), laporan ini merupakan agregat survei Dapil yang menghimpun potret
detail setiap Dapil. Dengan demikian, agregat hasil survei 73 Dapil ini adalah himpunan data yang
sangat berdayaguna untuk menggambarkan kenyataan politik Indonesia berdasarkan detai
kenyataan-kenyataan politik lokal. Tentu saja, kemampuan menggambarkan kenyataan politik ini
dibatasi oleh keterbatasan yang tak terhindarkan sebagai sebuah survei. (Mengenai hal ini, lihat
bagian penjelasan Metodologi Survei).

• KELEMAHAN: Kelemahan utama agregat hasil survei 73 Dapil ini adalah tidak serentaknya
penyelenggaraan survei di seluruh Dapil. Padahal, data riset tidak pernah ada dalam situasi vakum-
politik. Untuk mengatasi kelemahan utama ini, penjelasan lebih saksama untuk data survei per Dapil
amat sangat diperlukan. PolMark Indonesia sudah membuat penjelasan-penjelasan saksama per Dapil
ini. Namun, publikasi laporan ini tak menjadikan penjelasan-penjelasan ini sebagai fokus. (Sebagai
pertanggungjawaban, Tabel Waktu Penyelenggaraan Survei disertakan). Dalam kerangka itu,
berkaitan dengan panjangnya rentang waktu survei ini, PolMark Indonesia TIDAK menyebut
data agregat ini sebagai Hasil Survei Februari 2019 (atau survei termutkahir), melainkan
HASIL SURVEI 7 OKTOBER 2018 HINGGA 12 FEBRUARI 2019.
KONSEKUENSI KETIDAKSERENTAKAN SURVEI
1. KONSEKUENSI 1: KE-73 Survei Dapil yang datanya diagregasikan ke dalam laporan ini dilakukan dalam rentang waktu 7 Oktober
2018 sampai dengan 12 Februari 2019. Ini rentang waktu yang cukup panjang: 4 bulan 5 hari. Konsekuensinya: Data agregat ini tak
bisa disebut sebagai “data mutakhir Februari 2019” — PolMark Indonesia sendiri sejak awal tidak memiliki pretensi untuk menyebutnya
demikian. Penyebutan yang layak untuk data agregat 73 Survei Dapil ini adalah “data 7 Oktober 2018 hingga 12 Februari 2019”.

2. KONSEKUENSI 2: Sepanjang Oktober 2018 hingga Februari 2019 terjadi dinamika politik yang tinggi sebagaimana layaknya terjadi di
tengah masa menjelang puncak penyelenggaraan pemilihan umum. Namun demikian, rentang waktu 4 bulan 5 hari itu tetap
dipersatukan oleh satu identitas: Masa Kampanye Pemilu — baik Pilpres mapun Pileg — 2019. Konsekuensinya: Agregat Data ini tak
bisa mewakili beragam dinamika politik yang berjalan di dalam rentang waktu 4 bulan 5 hari itu. Data agregat ini HANYA BISA
mewakili suasana umum kampanye Pemilu 2019 hingga 12 Februari 2019.

3. KONSEKUENSI 3: Mengingat rentang waktu yang panjang itu, maka agregat data 73 Survei Dapil ini BUKAN data termutakhir dari
perkembangan Pemilu 2019. TETAPI data agregat ini adalah (a) data menyeluruh karena cakupan wilayah surveinya sudah meliputi
93,0% pemilih dan 92,9% kursi DPR RI yang diperebutkan; dan (b) data yang sangat detail karena mewakili perkembangan politik
pada level daerah-daerah pemilihan.

4. MAKA: Data Agregat ini tidak cacat dari sisi validitas, sebagaimana disebutkan oleh sejumlah “komentator” melainkan memiliki
keterbatasan-keterbatasan dalam dirinya, sebagaimana disebutkan dalam 3 butir konsekuensi di atas. Sebaliknya, sebagai agregat, data
ini sangat berdaya (powerful) sebagai panduan kerja pemenangan sekaligus alat bantu prediksi hasil Pemilu 2019 pada tingkat
awal. Untuk membantu memprediksi secara lebih akurat diperlukan survei Dapil lain yang dilakukan pada saat Hari Pencoblosan (17
April 2019) sudah lebih dekat. (PolMark Research Center melakukan survei lanjutan ini di sejumlah Dapil tetapi hasilnya tidak
ditampilkan dalam Laporan Agregasi Data ini).
PERHITUNGAN MARGIN OF ERROR (1)
1. LAPORAN INI mengagregasikan data 73 Survei Dapil menjadi satu kesatuan data. Dengan demikian, laporan ini
meliputi satu kelompok riset perilaku pemilih yang melibatkan responden dalam jumlah sangat besar, yaitu
32.560 responden. Pertanyaannya: Bagaimanakah menghitung Margin of Error (MoE) data agregasi
ini?

2. Perhitungan MoE agregasi data ini kami lakukan dengan bertumpu pada kaidah-kaidah pokok metodologi
survei dan perhitungan statistik. Bedasarkan kaidah pokok ini maka sejumlah hal berikut mau tidak mau harus
ditimbang:

(i) Konsistensi Metodologi. Perhitungan statistik harus dilakukan dengan menjaga konsistensi
penggunaan metodologi multistages random sampling yang digunakan dalam setiap Survei Dapil
yang menjadi sumber data agregasi..

(ii) Proporsionalitas Wilayah Survei. Konsekuensinya, proporsional wilayah — besaran responden


sebanding dengan besaran Kabupaten/Kota di setiap Dapil — harus diberlakukan dalam agregasi data dan
perhitungan MoE data agregasi. Artinya, dalam perhitungan MoE harus dilibatkan pembobotan besaran
Dapil yang diagregasi. Pembobotan dilakukan berbasis asas proporsionalitas: bobot responden yang
dijadikan basis perhitungan MoE harus diproporsionalisasi terlebih dahulu sesuai besaran Dapil-nya.
PERHITUNGAN MARGIN OF ERROR (2)
3. Bersandar pada kaidah itu, maka Dapil terbesar, yaitu Jawa Barat 7 (dengan 4.410.605 pemilih dalam
Daftar Pemilih Tetap/DPT) kami jadikan patokan proporsionalitas besaran responden yang diperhitungkan.
Untuk Dapil ini, responden Survei Dapil (440 responden) ikut diperhitungkan seluruhnya. Sementara itu,
seluruh Dapil sisanya (72 Dapil) dihitung ulang jumlah responden yang dilibatkan dalam
perhitungan MoE dengan asas proporsionalitas terhadap Dapil Jabar 7. Semakin kecil DPT Dapil
tersebut semakin kecil pula jumlah responden yang ikut dilibatkan dalam perhitungan MoE ini. (Data
proporsionalisasi kami tunjukkan dalam Tabel di halaman/slide setelah ini).

4. Mendasarkan diri pada kaidah-kaidah itu, maka diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:

(i) Jumlah Agregat Responden yang Dilibatkan dalam Perhitungan MoE adalah 17.699
responden yang berasal dari 73 Dapil dengan menimbang asas proporsionalitas wilayah (besaran
satu Dapil dibandingkan Dapil yang lain).

(ii) Margin of Error = + 0,75%. Dengan menggunakan rumus (MoE= (z x s) / √n) maka diperoleh
hasil MoE agregat data survei ini adalah +/- 0,75%. Perhitungannya, MoE= (z x s) / √n = (1,96 x 0,5)
/ √17699 = 0,7516673. Dibulatkan menjadi + 0,75%. Keterangan: z = nilai tabel z untuk selang
kepercayaan tertentu, s = simpangan baku dan n = jumlah responden.
PERHITUNGAN PROPORSIONAL RESPONDEN SETIAP DAPIL
NO DAPIL JUMLAH DPT JUMLAH RESPONDEN NO DAPIL JUMLAH DPT JUMLAH RESPONDEN NO DAPIL JUMLAH DPT JUMLAH RESPONDEN
RESPONDEN PROPORSIONAL RESPONDEN PROPORSIONAL RESPONDEN PROPORSIONAL
1 BANTEN I 440 1.918.272 191 25 JATENG VI 440 2.976.228 297 49 SUMBAR II 440 1.626.555 162

2 BANTEN II 440 1.932.700 193 26 JATENG VII 440 2.609.089 260 50 SUMSEL I 440 2.768.794 276

3 BANTEN III 440 4.261.505 425 27 JATENG VIII 440 2.839.477 283 51 SUMSEL II 440 3.108.781 310

4 DIY 440 2.731.874 273 28 JATIM I 440 3.529.326 352 52 SUMUT I 440 3.528.993 352

5 DKI JAKARTA I 440 2.246.279 224 29 JATIM II 440 2.379.078 237 53 SUMUT II 440 3.045.834 304

DKI JAKARTA II 440 2.504.291 250 JATIM III 440 2.409.767 240 54 SUMUT III 440 3.210.926 320
6 30
55 GORONTALO 440 812.801 81
7 DKI JAKARTA III 440 3.011.028 300 31 JATIM IV 440 2.698.531 269
56 KALBAR I 440 2.568.589 256
8 JABAR I 440 2.114.944 211 32 JATIM IX 440 1.980.150 198
57 KALBAR II 440 1.118.570 112
9 JABAR II 440 3.550.743 354 33 JATIM V 440 2.774.868 277
58 KALSEL I 440 1.560.438 156
10 JABAR III 880 2.383.452 238 34 JATIM VI 440 3.338.186 333
59 KALSEL II 440 1.308.728 131
11 JABAR IV 440 2.058.702 205 35 JATIM VII 440 3.042.915 304
60 KALTENG 440 1.753.224 175
12 JABAR IX 440 2.993.825 299 36 JATIM VIII 440 3.510.241 350
61 KALTIM 440 2.480.741 247
13 JABAR V 440 3.467.603 346 37 JATIM X 440 1.983.550 198
62 KALTARA 440 450.108 45
14 JABAR VI 440 2.991.458 298 38 JATIM XI 440 3.266.382 326
63 MALUKU 440 1.266.034 126
15 JABAR VII 440 4.410.605 440 39 ACEH I 440 1.834.465 183
64 NTB I 440 1.056.062 105
16 JABAR VIII 440 3.293.881 329 40 ACEH II 440 1.689.309 169
65 NTB II 440 2.611.191 260
17 JABAR X 440 2.258.999 225 41 BENGKULU 440 1.399.108 140
66 NTT II 440 1.862.663 186
18 JABAR XI 440 3.746.633 374 42 JAMBI 440 2.475.655 247
67 SULBAR 440 865.244 86
19 JATENG I 440 2.868.846 286 43 KEPULAUAN RIAU 440 1.229.424 123 68 SULSEL I 440 2.205.190 220
20 JATENG II 440 2.384.451 238 44 LAMPUNG I 440 2.915.647 291 69 SULSEL II 440 2.232.370 223
21 JATENG III 440 3.352.042 334 45 LAMPUNG II 440 3.158.490 315 70 SULSEL III 440 1.721.815 172
22 JATENG IV 440 2.341.751 234 46 RIAU I 440 2.203.428 220 71 SULTENG 440 1.952.810 195
23 JATENG IX 440 2.939.681 293 47 RIAU II 440 1.659.769 166 72 SULTRA 440 1.723.539 172
24 JATENG V 440 2.904.540 290 48 SUMBAR I 440 2.091.448 209 73 SULUT 440 1.907.841 190
KONSISTENSI PERHITUNGAN MoE
DENGAN METODE AGREGASI DATARESPONDEN PROPORSI PEMBULAT- BOBOT BOBOT RESPONDEN PROPORSI PEMBULAT- BOBOT BOBOT
DAPIL SURVEI DPT RESP AN RESP RESP AGREGASI SELISIH DAPIL SURVEI DPT RESP AN RESP RESP AGREGASI SELISIH

PERTANYAAN: MoE BANTEN I


BANTEN II
440
440
1.918.272
1.932.700
191,37
192,81
191
193
0,0108
0,0109
0,0108
0,0109
0,0000
0,0000
JATIM X
JATIM XI
440
440
1.983.550
3.266.382
197,88
325,85
198
326
0,0112
0,0184
0,0112
0,0184
0,0000
0,0000
dihitung dengan menjaga BANTEN III 440 4.261.505 425,13 425 0,0240 0,0240 0,0000 ACEH I 440 1.834.465 183,01 183 0,0103 0,0103 0,0000
asas proporsionalitas DIY 440 2.731.874 272,53 273 0,0154 0,0154 0,0000 ACEH II
BENGKULU
440
440
1.689.309
1.399.108
168,52
139,57
169
140
0,0095
0,0079
0,0095
0,0079
0,0000
0,0000
responden antar-Dapil. DKI JAKARTA I
DKI JAKARTA II
440
440
2.246.279
2.504.291
224,09
249,83
224
250
0,0127
0,0141
0,0127
0,0141
0,0000
0,0000 JAMBI 440 2.475.655 246,97 247 0,0140 0,0140 0,0000
Artinya, tidak semua DKI JAKARTA III 440 3.011.028 300,38 300 0,0170 0,0170 0,0000 KEPULAUAN RIAU
LAMPUNG I
440
440
1.229.424
2.915.647
122,65
290,86
123
291
0,0069
0,0164
0,0069
0,0164
0,0000
0,0000
responden dilibatkan JABAR I
JABAR II
440
440
2.114.944
3.550.743
210,99
354,22
211
354
0,0119
0,0200
0,0119
0,0200
0,0000
0,0000 LAMPUNG II 440 3.158.490 315,09 315 0,0178 0,0178 0,0000
dalam perhitungan MoE JABAR III 880 2.383.452 237,77 238 0,0134 0,0134 0,0000 RIAU I
RIAU II
440
440
2.203.428
1.659.769
219,81
165,58
220
166
0,0124
0,0094
0,0124
0,0094
0,0000
0,0000
supaya asas JABAR IV
JABAR IX
440
440
2.058.702
2.993.825
205,38
298,66
205
299
0,0116
0,0169
0,0116
0,0169
0,0000
0,0000 SUMBAR I 440 2.091.448 208,64 209 0,0118 0,0118 0,0000
proporsionalitas jumlah JABAR V 440 3.467.603 345,93 346 0,0195 0,0195 0,0000 SUMBAR II
SUMSEL I
440
440
1.626.555
2.768.794
162,26
276,21
162
276
0,0092
0,0156
0,0092
0,0156
0,0000
0,0000
responden per wilayah JABAR VI
JABAR VII
440
440
2.991.458
4.410.605
298,43
440,00
298
440
0,0168
0,0249
0,0169
0,0249
0,0000
0,0000 SUMSEL II 440 3.108.781 310,13 310 0,0175 0,0175 0,0000
dalam metode multistages JABAR VIII 440 3.293.881 328,60 329 0,0186 0,0186 0,0000
SUMUT I
SUMUT II
440
440
3.528.993
3.045.834
352,05
303,85
352
304
0,0199
0,0172
0,0199
0,0172
0,0000
0,0000
random sampling bisa JABAR X
JABAR XI
440
440
2.258.999
3.746.633
225,36
373,76
225
374
0,0127
0,0211
0,0127
0,0211
0,0000
0,0000
SUMUT III 440 3.210.926 320,32 320 0,0181 0,0181 0,0000
terjaga konsistensinya. JATENG I 440 2.868.846 286,19 286 0,0162 0,0162 0,0000
GORONTALO
KALBAR I
440
440
812.801
2.568.589
81,08
256,24
81
256
0,0046
0,0145
0,0046
0,0145
0,0000
0,0000
Lalu, apakah metode JATENG II
JATENG III
440
440
2.384.451
3.352.042
237,87
334,40
238
334
0,0134
0,0189
0,0134
0,0189
0,0000
0,0000
KALBAR II 440 1.118.570 111,59 112 0,0063 0,0063 0,0000
perhitungan MoE ini JATENG IV 440 2.341.751 233,61 234 0,0132 0,0132 0,0000
KALSEL I
KALSEL II
440
440
1.560.438
1.308.728
155,67
130,56
156
131
0,0088
0,0074
0,0088
0,0074
0,0000
0,0000
konsisten dengan metode JATENG IX 440 2.939.681 293,26 293 0,0166 0,0166 0,0000 KALTENG 440 1.753.224 174,90 175 0,0099 0,0099 0,0000
agregasi data 73 Survei JATENG V
JATENG VI
440
440
2.904.540
2.976.228
289,76
296,91
290
297
0,0164
0,0168
0,0164
0,0168
0,0000
0,0000
KALTIM
KALTARA
440
440
2.480.741
450.108
247,48
44,90
247
45
0,0140
0,0025
0,0140
0,0025
0,0000
0,0000
Dapil yang ditampilkan JATENG VII 440 2.609.089 260,28 260 0,0147 0,0147 0,0000 MALUKU 440 1.266.034 126,30 126 0,0071 0,0071 0,0000
dalam laporan ini? JATENG VIII
JATIM I
440
440
2.839.477
3.529.326
283,26
352,08
283
352
0,0160
0,0199
0,0160
0,0199
0,0000
0,0000
NTB I
NTB II
440
440
1.056.062
2.611.191
105,35
260,49
105
260
0,0059
0,0147
0,0060
0,0147
0,0000
0,0000
JATIM II 440 2.379.078 237,34 237 0,0134 0,0134 0,0000 NTT II 440 1.862.663 185,82 186 0,0105 0,0105 0,0000
JATIM III 440 2.409.767 240,40 240 0,0136 0,0136 0,0000 SULBAR 440 865.244 86,32 86 0,0049 0,0049 0,0000
JAWABAN: Konsisten. JATIM IV 440 2.698.531 269,20 269 0,0152 0,0152 0,0000 SULSEL I 440 2.205.190 219,99 220 0,0124 0,0124 0,0000
Silakan perhatian Tabel di JATIM IX
JATIM V
440
440
1.980.150
2.774.868
197,54
276,82
198
277
0,0112
0,0157
0,0112
0,0156
0,0000
0,0000
SULSEL II
SULSEL III
440
440
2.232.370
1.721.815
222,70
171,77
223
172
0,0126
0,0097
0,0126
0,0097
0,0000
0,0000
slide/halaman ini. JATIM VI 440 3.338.186 333,02 333 0,0188 0,0188 0,0000 SULTENG 440 1.952.810 194,81 195 0,0110 0,0110 0,0000
JATIM VII 440 3.042.915 303,56 304 0,0172 0,0172 0,0000 SULTRA 440 1.723.539 171,94 172 0,0097 0,0097 0,0000
JATIM VIII 440 3.510.241 350,18 350 0,0198 0,0198 0,0000 SULUT 440 1.907.841 190,33 190 0,0107 0,0108 0,0000
Terima
Kasih
Kompleks Perkantoran Permata Senayan Blok C No.19
Jl Raya Patal Senayan Jakarta 12210
Telp +61 21 5794 9450 Fax +62 21 5794 9451

Anda mungkin juga menyukai