BAGIAN PERTAMA
LANDASANHISTORIS -
IDEOLOGIS
- Sejatinya PDI Perjuangan adalah partai politik yang memiliki tugas sejarah untuk memikul dan membumikan “idee-idee”
Bung Karno,
- Piagam Perjuangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebagai termaktub dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
Partai (2009 –2014) menyatakan bahwa: “Dalam upaya mewujudkan cita-cita Nasional,PDI Perjuangan menganut prinsip
demokrasi yang menempatkan Kepemimpinan Pusat Partai sebagai sentral gerakan, suatu kepemimpinan yang dipimpin
ideologi Pancasila 1 Juni 1945. Inilah yang menjadi pembeda dalam konsep demokrasi yang dianut oleh PDIPerjuangan
dengan konsep demokrasi berdasarkan faham liberalisme ataufasisme.”
ELEKTORAL TERPIMPIN
- Atas dasar pertimbangan-pertimbangan
ideologis tersebut, maka Rekomendasi
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan di Jakarta,
21 – 23 Juni 2022, di bidang Pemenangan
Pemilu dinyatakan dengan sebuah redaksi
yang segaris dengannya, yakni: “Rakernas
II PDI Perjuangan menetapkan strategi
dan kebijakan pemenangan elektoral
terpimpin berbasis gotong royong yang
bertumpu pada kekuatan mesin Partai,
yang ditetapkan dalam Peraturan Partai.”
LANDASAN BERPIKIR BUNG KARNO
AMANAT PRESIDEN SOEKARNO PADA ULAN TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA 17 AGUSTUS 1967
Ajaran-ajaran Bung Karno, dapat dirumuskan (tiga) lifeline Partai Nasional Indonesia (PNI) yang menjadi sumber rujukan lifeline PDI
Perjuangan, yakni:
- Pertama, amanat Bung Karno yang berbunyi: “tugas utama Partai Pelopor adalah menambah tenaga kaum miskin, tenaga
kaum marhaen.”
- Kedua, pola hubungan patron – klien, antara elite Partai dan akar rumputPartai, yang di dalam relasinya para patron memberikan
rasa nyaman(ngayemi), pengayoman (ngayomi), dan penguatan (ngayani) kepada klien-klien di tingkat akar rumput.
- Ketiga, pola interaksi kader Partai yang berprinsip pada: “mengakar kebawah, menganyam ke samping, dan berpucuk ke
puncak.” Konsep inimerupakan kultur relasi ideal di antara kader PDI Perjuangan.
KOMANDANTE STELSEL
BAGIAN KEDUA
LANDASANHUKUM DAN
PERATURAN PARTAI
BAGIAN KETIGA
RUANG LINGKUP
PENERAPAN
Strategi dan Kebijakan Pemenangan Elektoral Terpimpin Berbasis Gotong Royong wajib dilaksanakan oleh
DPC Partai yang perolehan suara dan/atau kursi Partai pada Pemilu Anggota DPRD Kabupaten/Kota
tahun 2019 sebesar > 20% sampai dengan < 50%.
KOMANDANTE STELSEL
BAGIAN KEEMPAT
KOMANDANTE SEBAGAI
CALEG UTAMA
BAGIAN KELIMA
WILAYAH TEMPUR
BAGIAN KEENAM
BAGIAN KETUJUH
• Khusus suara caleg partai sebagaimana dimaksud pada poin (3) dan poin (4) tersebut di atas dilakukan
pemberlakuan sebagai berikut:
a. Setiap perolehan suara caleg partai yang bukan caleg utama akan dinyatakan sebagai suara Partai;
b. Setiap perolehan suara caleg utama Partai (Komandante) yang mendapatkan suara di luar wilayah
tempurnya akan menjadi suara Partai di wilayah tempur terkait.
• Pembagian tugas dalam perolehan suara dilaksanakan secara proporsional kepada masing-masing
Komandante yang didasarkan kepada:
1) Analisis data primer terhadap perolehan suara Pemilu Legislatif Tahun 2019 di Daerah Pemilihan terkait;
dan/atau
2) Analisis data agregat dari hasil survai elektoral, yang dilakukan sebelum penetapan jumlah target kursi dan
penetapan jumlah Komandante.
• Berdasarkan kedua data tersebut setiap Komandante akan diberikan target suara yang berbeda berdasarkan
proporsionalitas peta potensi perolehan suara partai di wilayah tempurnya agar target perolehan kursi Partai di
setiap daerah pemilihan dapat tercapai.
KOMANDANTE STELSEL
BAGIAN KEDELAPAN
• Yang dimaksud dengan “Perolehan Suara Komandate Bintang II” adalah perolehan suara yang telah disahkan dalam Rarekhitsus
tingkat Cabang, yang terdiri dari:
1) Perolehan suara yang murni diperoleh oleh Komandante Bintang II bersangkutan yang didasarkan kepada jumlah surat suara
yang tercoblos atas nama dirinya di wilayah tempurnya; dan
2) Perolehan suara yang diperoleh dari surat suara yang tercoblos atas nama Komandante Bintang II dari wilayah tempur lain
namun masuk ke dalam wilayah tempurnya.
PEDOMAN PENETAPAN CALEG TERPILIH
• Setelah semua kursi Partai telah terbagi habis, DPC Partai langsung membuat Surat Keputusan tentang
penetapan caleg terpilih DPRD Kabupaten/Kota internal Partai.
• Apabila penetapan caleg terpilih internal partai nantinya akan berbeda dengan penetapan caleg terpilih
yang akan ditetapkan oleh KPU Kabupaten/Kota, maka DPC Partai selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
sebelum dilaksanakannya Rapat Pleno KPU Kabupaten/Kota tentang penetapan caleg terpilih harus
langsung berkirim surat kepada KPU Kabupaten/Kota yang dilampiri dengan Surat Pengunduran Diri dari
caleg Partai yang berbeda tersebut.
• Apabila KPU Kabupaten/Kota masih membutuhkan verifikasi terhadap kebenaran surat pengunduran diri caleg,
maka DPC Partai akan memberitahukan kepada caleg bersangkutan tentang pemberitahuan akan adanya
verifikasi yang akan dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota dan kepada caleg tersebut diperintahkan untuk loyal
dan mematuhi Keputusan DPC Partai.
• Apabila dari hasil verifikasi KPU Kabupaten/Kota, caleg bersangkutan tidak mengakui surat pengunduran dirinya,
maka DPC Partai langsung melaporkannya kepada DPP Partai secara lisan (melalui Sekretaris Jenderal DPP
Partai) dan disusul secara tertulis. Atas laporan DPC Partai tersebut, DPP Partai akan mengeluarkan Surat
Keputusan tentang pemberhentian caleg bersangkutan sebagai anggota Partai. Surat Keputusan DPP Partai
selambat-lambatnya sudah harus diserahkan kepada KPU Kabupaten/Kota 1 (satu) hari sebelum
dilaksanakannya Rapat Pleno KPU Kabupaten/Kota tentang Penetapan Caleg terpilih.
Terima Kasih
34