Anda di halaman 1dari 35

PEDOMAN PELAKSANAAN

STRATEGI PEMENANGAN ELEKTORAL


TERPIMPIN

Dewan Pimpinan Daerah


Provinsi Jawa Tengah
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
1
KOMANDANTE STELSEL

BAGIAN PERTAMA

LANDASANHISTORIS -
IDEOLOGIS

DEWAN PIMPINAN DAERAH JAWA TENGAH


PDI PERJUANGAN
1
KOMANDANTE STELSEL

- Sejatinya PDI Perjuangan adalah partai politik yang memiliki tugas sejarah untuk memikul dan membumikan “idee-idee”
Bung Karno,
- Piagam Perjuangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebagai termaktub dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
Partai (2009 –2014) menyatakan bahwa: “Dalam upaya mewujudkan cita-cita Nasional,PDI Perjuangan menganut prinsip
demokrasi yang menempatkan Kepemimpinan Pusat Partai sebagai sentral gerakan, suatu kepemimpinan yang dipimpin
ideologi Pancasila 1 Juni 1945. Inilah yang menjadi pembeda dalam konsep demokrasi yang dianut oleh PDIPerjuangan
dengan konsep demokrasi berdasarkan faham liberalisme ataufasisme.”
ELEKTORAL TERPIMPIN
- Atas dasar pertimbangan-pertimbangan
ideologis tersebut, maka Rekomendasi
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan di Jakarta,
21 – 23 Juni 2022, di bidang Pemenangan
Pemilu dinyatakan dengan sebuah redaksi
yang segaris dengannya, yakni: “Rakernas
II PDI Perjuangan menetapkan strategi
dan kebijakan pemenangan elektoral
terpimpin berbasis gotong royong yang
bertumpu pada kekuatan mesin Partai,
yang ditetapkan dalam Peraturan Partai.”
LANDASAN BERPIKIR BUNG KARNO
AMANAT PRESIDEN SOEKARNO PADA ULAN TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA 17 AGUSTUS 1967

Dilandasi oleh kerangka berpikir inilah “Strategi


dan Kebijakan Pemenangan Elektoral Terpimpin
Berbasis Gotong Royong” yang bertumpu pada
kekuatan mesin Partai dirumuskan, dilaksanakan,
dan dikembangkan, sebagai sebuah sintesa atas
dialektika zaman hari ini.
KULTUR KEBIJAKAN PEMENANGAN ELEKTORAL

Ajaran-ajaran Bung Karno, dapat dirumuskan (tiga) lifeline Partai Nasional Indonesia (PNI) yang menjadi sumber rujukan lifeline PDI
Perjuangan, yakni:
- Pertama, amanat Bung Karno yang berbunyi: “tugas utama Partai Pelopor adalah menambah tenaga kaum miskin, tenaga
kaum marhaen.”
- Kedua, pola hubungan patron – klien, antara elite Partai dan akar rumputPartai, yang di dalam relasinya para patron memberikan
rasa nyaman(ngayemi), pengayoman (ngayomi), dan penguatan (ngayani) kepada klien-klien di tingkat akar rumput.
- Ketiga, pola interaksi kader Partai yang berprinsip pada: “mengakar kebawah, menganyam ke samping, dan berpucuk ke
puncak.” Konsep inimerupakan kultur relasi ideal di antara kader PDI Perjuangan.
KOMANDANTE STELSEL

BAGIAN KEDUA

LANDASANHUKUM DAN
PERATURAN PARTAI

DEWAN PIMPINAN DAERAH JAWA TENGAH


PDI PERJUANGAN
LANDASAN HUKUM DAN PERATURAN PARTAI
a. Rakernas II PDI Perjuangan (21 - 23 Juni 2022) telah menetapkan “Strategi dan Kebijakan
Pemenangan Elektoral Terpimpin Berbasis Gotong Royong” yang bertumpu pada kekuatan mesin
Partai. Menindaklanjuti Rekomandasi Rakernas II Partai tersebut, DPP Partai telah Menyusun Peraturan
DPP Partai untuk mengatur secara khusus “Strategi dan Kebijakan Pemenangan Elektoral Terpimpin
Berbasis Gotong Royong”
b. Peraturan DPP Partai tersebut merupakan penjabaran lebih lanjut dan khusus dari Peraturan Partai
(PP) No. 25A Tahun 2018 tentang Rekrutmen dan Seleksi Caleg PDI Perjuangan.
c. PP No. 25A Tahun 2018 adalah peraturan partai yang mengatur tentang mekanisme rekruitmen dan
seleksi caleg. Sementara Peraturan DPP Partai tersebut mengatur tentang penugasan Calegnya
berikut strategi pemenangannya yang dilakukan secara terpimpin berbasis gotong-royong.
d. Dengan kata lain, jika menggunakan bahasa yang lebih lugas, jika PP No. 25A mengatur tentang
mekanisme rekruitmen dan seleksi calegnya, maka Peraturan DPP Partai (sebagai tindak lanjut
Rakernas II Partai, Juni 2022) tersebut mengatur tentang penugasan caleg-calegnya sekaligus
strategi pemenangannya.
KOMANDANTE STELSEL

BAGIAN KETIGA

RUANG LINGKUP
PENERAPAN

DEWAN PIMPINAN DAERAH JAWA TENGAH


PDI PERJUANGAN
RUANG LINGKUP PENERAPAN
▪ Menurut data DPP Partai, di seluruh Indonesia tercatat 132
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai masuk ke dalam
strategi pemenangan electoral terpimpin
▪ “Strategi dan Kebijakan Pemenangan Elektoral Terpimpin
Berbasis Gotong Royong” adalah strategi dan sistem
pemenangan partai yang mendasarkan pada semangat dan
kerja gotong-royong partai secara terpimpin dalam
menghadapi pemilihan umum.
▪ Strategi ini mewajibkan setiap caleg untuk secara
bersama-sama dan bergotong royong untuk meningkatkan
dan memperbanyak perolehan suara dan/atau kursi partai;
Memenangkan suara di TPS adalah kunci kemenangan
▪ “Strategi dan Kebijakan Pemenangan Elektoral Terpimpin
Berbasis Gotong Royong” dilaksanakan oleh Gugus tugas
(task force) yang ditugaskan oleh Partai di setiap TPS untuk
memetakan dan menjalankan agenda-agenda kampanye
pemenangan elektoral yang disusun secara hirarki
(bertingkat). Gugus Tugas ini dipimpin oleh masing-masing
Komandante di tiap tingkatan.
RUANG LINGKUP PENERAPAN

Strategi dan Kebijakan Pemenangan Elektoral Terpimpin Berbasis Gotong Royong wajib dilaksanakan oleh
DPC Partai yang perolehan suara dan/atau kursi Partai pada Pemilu Anggota DPRD Kabupaten/Kota
tahun 2019 sebesar > 20% sampai dengan < 50%.
KOMANDANTE STELSEL

BAGIAN KEEMPAT

KOMANDANTE SEBAGAI
CALEG UTAMA

DEWAN PIMPINAN DAERAH JAWA TENGAH


PDI PERJUANGAN
KOMANDANTE SEBAGAI CALEG UTAMA
• Komandante adalah anggota/kader partai yang
ditugaskan memimpin pertempuran untuk
memenangkan Pemilu Anggota DPRD Provinsi dan
Anggota DPRD Kabupaten/Kota di wilayah
tempurnya dengan menerapkan “Strategi dan
Kebijakan Pemenangan Elektoral Terpimpin
Berbasis Gotong Royong”, untuk selanjutnya
ditetapkan sebagai caleg utama. Komandante
dibagi ke dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu:
a. Komandante Bintang III ditugaskan
memimpin wilayah tempur di dalam Dapil
DPRD Provinsi;
b. Komandante Bintang II ditugaskan
memimpin wilayah tempur di dalam Dapil
DPRD Kabupaten/Kota;
c. Komandante Bintang I bertugas memimpin
wilayah tempur tingkat TPS dengan
ketentuan 1 (satu) TPS dipimpin oleh 1
(satu) orang Komandante Bintang I dan
dibantu sekurang-kurangnya oleh 1 (satu)
orang petugas partai.
2
KOMANDANTE SEBAGAI CALEG UTAMA
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KHUSUS KOMANDANTE
• Komandante yang telah ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Partai diwajibkan mengikuti pendidikan dan pelatihan khusus
Komandante yang diselenggarakan oleh BP Pemilu Pusat, yang diselenggarakan selambatlambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak
penetapan komandante di setiap tingkatan.
PAKTA INTEGRITAS KOMANDANTE
• Setiap Komandante wajib menandatangani Pakta Integritas dan diserahkan kepada Dewan Pimpinan Partai sesuai
tingkatannya.
PENGAWAS KOMANDANTE
• Pembentukan dan kinerja Komandante diawasi oleh suatu pengawas bersifat ad hoc yang dibentuk oleh BP Pemilu Pusat,
yang bertugas mengawasi komandante dalam hal sebagai berikut:
a. kedisiplinan dalam melaksanakan kewajibannya dalam pertempuran;
b. pelanggaran-pelanggaran yang diatur di dalam peraturan ini; dan
c. hal-hal lain yang diperintahkan oleh BP Pemilu Pusat.
PERGANTIAN KOMANDANTE
• Komandante berhenti karena:
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri; atau
c. dibebastugaskan dari jabatannya sebagai Komandante.
KOMANDANTE STELSEL

BAGIAN KELIMA

WILAYAH TEMPUR

DEWAN PIMPINAN DAERAH JAWA TENGAH


PDI PERJUANGAN
WILAYAH TEMPUR
KETENTUAN UMUM
• Wilayah Tempur ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Partai di
masing-masing tingkatan.
• Penetapan wilayah tempur menggunakan ketentuan
mencakup wilayah-wilayah administratif dengan total jumlah
DPT sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali angka koefisien
Bilangan Pembagi Pemilih (BPP) di Daerah Pemilihan
terkait. Cara penghitungan koefisien BPP yaitu jumlah DPT
pada Daerah Pemilihan dibagi dengan jumlah alokasi kursi.
• Ketentuan Umum ini berlaku di semua tingkatan tempur,
kecuali di Wilayah Tempur Komandante Bintang I.

PENETAPAN WILAYAH TEMPUR


• Wilayah tempur Komandante Bintang III ditetapkan oleh
DPD Partai dengan mempertimbangkan usulan DPC Partai
di wilayahnya.
• Wilayah tempur Komandante Bintang II ditetapkan oleh
DPC PartaI dengan luas wilayah yang setara dengan
sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali BPP di daerah pemilihan
terkait dengan meminta masukan dari PAC Partai.
• Wilayah tempur Komandante Bintang I ditetapkan oleh DPC
Partai dengaN luas wilayah tempur per 1 (satu) TPS di
setiap Desa/Kelurahan.
WILAYAH TEMPUR (KOMANDANTE BINT.3)
a. Komandante Bintang III Petahana
• Komandante Bintang III yang berstatus petahana diberi hak untuk memilih dan mengusulkan wilayah tempurnya di
daerah pemilihan masing-masing kepada DPD Partai dengan tetap memperhatikan usulan DPC Partai.
• Apabila dalam suatu daerah pemilihan terdapat lebih dari 1 (satu) Komandante Bintang III yang berstatus petahana
dan mengusulkan kabupaten/kota atau bagian kabupaten/kota yang sama sebagai wilayah tempurnya maka
diputuskan oleh DPD Partai dengan memperhatikan usulan DPC Partai serta kepentingan strategis partai lainnya
untuk selanjutnya diajukan kepada DPP Partai untuk mendapat persetujuan.
• Jumlah kabupaten/kota atau bagian kabupaten/kota yang diusulkan sebagai wilayah tempur setara dengan
sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali BPP di daerah pemilihan terkait.

b. Komandante Bintang III Bukan Petahana


• Komandante Bintang III yang bukan petahana juga diberi hak untuk memilih dan mengusulkan wilayah tempurnya di
daerah pemilihan masing-masing kepada DPD Partai.
• Apabila dalam suatu daerah pemilihan usulan kabupaten/kota atau bagian kabupaten/kota sama dengan usulan
Komandante Bintang III petahana maka diprioritaskan usulan yang diajukan oleh Komandante Bintang III petahana.
• Jumlah kabupaten/kota atau bagian kabupaten/kota yang diusulkan sebagai wilayah tempur setara dengan
sebanyak-banyaknya 1 ½ (satu setengah) kali BPP di daerah pemilihan terkait.
WILAYAH TEMPUR (KOMANDANTE BINT.2)
a. Komandante Bintang II Petahana
• Komandante Bintang II yang berstatus petahana diberi hak untuk memilih dan mengusulkan wilayah tempurnya di daerah pemilihan masing-
masing kepada DPC Partai.
• Apabila dalam suatu daerah pemilihan terdapat lebih dari 1 (satu) Komandante Bintang II petahana dan mengusulkan desa/kelurahan yang
sama sebagai wilayah tempurnya maka akan diberikan kepada Komandante Bintang II petahana yang bertempat tinggal atau berdomisili di
desa yang diusulkan.
• Apabila kedua Komandante Bintang II petahana bertempat tinggal di desa/kelurahan yang sama maka desa/kelurahan dimaksud akan dibagi
per dusun/RW dan pembagiannya atas dasar dusun tempat masing-masing Komandante Bintang II petahana bertempat tinggal (berdomisili).
• Jumlah desa/kelurahan yang diusulkan sebagai wilayah tempur setara dengan sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali BPP di daerah pemilihan
terkait

b. Komandante Bintang II Bukan Petahana


• Komandante Bintang II yang bukan petahana juga diberi hak untuk memilih dan mengusulkan desa/kelurahan sebagai wilayah tempurnya di
daerah pemilihan masing-masing kepada DPC Partai.
• Apabila dalam suatu daerah pemilihan, usulan desa/kelurahan sama dengan usulan Komandante Bintang II petahana maka prioritasnya
diberikan kepada Komandante Bintang II petahana. Ketentuan ini dikecualikan apabila desa/kelurahan yang diusulkan merupakan tempat
tinggal atau domisili Komandante Bintang II bukan petahana maka prioritas tetap diberikan kepada Komandante Bintang II bukan petahana.
• Apabila Komandante Bintang II petahana dan Komandante Bintang II bukan petahana bertempat tinggal di desa yang sama maka prioritas
diberikan kepada Komandante Bintang II Petahana.
• Jumlah desa/kelurahan yang diusulkan sebagai wilayah tempur Komandante Bintang II Bukan Petahana setara dengan sebanyakbanyaknya
1 ½ (satu setengah) kali BPP di daerah pemilihan terkait.
TUGAS DAN FUNGSI (KOMANDANTE BINT.1)
MEKANISME KOORDINASI
PERAN STRUKTURALPARTAI
KOMANDANTE STELSEL

BAGIAN KEENAM

LARANGAN, HAK DAN KEWAJIBAN


DALAM PERTEMPURAN

DEWAN PIMPINAN DAERAH JAWA TENGAH


PDI PERJUANGAN
LARANGAN DAN KEWAJIBAN DALAM PERTEMPURAN
LARANGAN DALAM PERTEMPURAN
1) Setiap Komandante dilarang melakukan kampanye, konsolidasI struktural Partai dan non-struktural Partai di luar wilayah
tempur di dapilnya dengan tanpa persetujuan Ketua Dewan Pimpinan Partai.
2) Setiap komandante dilarang melakukan kampanye di luar wilayah tempur dapilnya, kecuali dalam rangka konsolidasi
dan/atau kampanye di basis massa sektoral antara lain: petani, buruh, nelayan, pemuda dan basis massa sektoral sejenis
lainnya serta konsolidasi basis massa partai lawan di luar wilayah tempur dalam dapilnya dalam rangka memenangkan
partai dengan persetujuan Ketua Dewan Pimpinan Partai sesuai tingkatannya.

Kewajiban Tentang Program Aspirasi


• Bagi Komandante yang berstatus sebagai Petahana anggota DPRD dalam pertempuran wajib:
a. mengalokasikan dan menyalurkan program-program aspirasi di wilayah tempurnya; dan
b. menyerahkan kewenangan pengalokasian sekurang-kurangnya 15% program-program aspirasi yang
ditanganinya kepada Dewan Pimpinan Partai sesuai tingkatannya untuk dialokasikan di wilayah-wilayah tempur yang
dipimpin oleh Komandante yang bukan petahana.

Kewajiban Tentang Tim Siber


• Komandante Bintang III dan Komandante Bintang II dalam melaksanakan pertempuran wajib memiliki tim siber yang
bertugas membantu memenangkan pertempuran di media-media sosial.
KEWAJIBAN KOMANDANTE…!!!
HAK DALAM PERTEMPURAN
HAK DALAM PERTEMPURAN
• Komandante Bintang III dan Komandante Bintang
II dalam Pertempuran memiliki hak:
a. memperoleh data dan informasi yang
benar dari Dewan Pimpinan Partai sesuai
tingkatannya yang berkaitan dengan
Wilayah Tempurnya.
b. dilibatkan dalam rapat-rapat koordinasi
terkait monitoring pelaksanaan Strategi
dan Kebijakan Pemenangan Elektoral
Terpimpin Berbasis Gotong Royong di
Dewan Pimpinan Partai sesuai
tingkatannya.

• Bagi Komandante yang tidak berstatus sebagai


petahana diberi hak untuk mengelola dan
menyalurkan program-program aspirasi yang
dikelola oleh Dewan Pimpinan Partai sesuai
tingkatannya.
EVALUASI KOMANDANTE
KOMANDANTE STELSEL

BAGIAN KETUJUH

PENGHITUNGAN SUARA DAN


PEMBAGIAN KURSI

DEWAN PIMPINAN DAERAH JAWA TENGAH


PDI PERJUANGAN
PENGHITUNGAN SUARADAN PENETAPAN KURSI
a. Mekanisme Penghitungan Suara Secara Khusus dan Berjenjang
• “Strategi dan Kebijakan Pemenangan Elektoral Berbasis Gotong Royong” memiliki mekanisme penghitungan suara
secara mandiri yang tidak terikat dengan mekanisme ketentuan penghitungan/rekapitulasi penghitungan suara yang
dilaksanakan oleh KPU.
• Mekanisme rekapitulasi penghitungan suara dilaksanakan secara berjenjang di mulai dari tingkat Desa/Kelurahan,
Kecamatan, Kabupaten/Kota sampai dengan Provinsi.

b. Hak Masing-Masing Komandante atas Suara Partai


• Setiap Komandante Bintang II maupun Bintang III diberikan tugas dan tanggung jawab untuk mendapatkan perolehan suara
Partai yang telah ditugaskan kepada para Komandante di wilayah tempurnya masing-masing. Yang dimaksud Perolehan
Suara Partai adalah gabungan antara suara yang mencoblos gambar Partai dan suara caleg Partai dalam sebuah wilayah
tempur.
• Suara Partai di sebuah wilayah tempur terdiri dari gabungan 4 (empat) jenis, yaitu:
1) Surat suara yang mencoblos gambar Partai di wilayah tempur terkait;
2) Surat suara yang tercoblos di nama caleg utama Partai (komandante), yang menjadi Komandante di wilayah tempur
terkait;
3) Surat suara yang tercoblos di nama caleg utama Partai (komandante), yang bukan menjadi Komandante di wilayah
tempur terkait;
4) Surat suara yang tercoblos di nama caleg partai yang bukan caleg utama (bukan komandante).
PENGHITUNGAN SUARADAN PENETAPAN KURSI

• Khusus suara caleg partai sebagaimana dimaksud pada poin (3) dan poin (4) tersebut di atas dilakukan
pemberlakuan sebagai berikut:
a. Setiap perolehan suara caleg partai yang bukan caleg utama akan dinyatakan sebagai suara Partai;
b. Setiap perolehan suara caleg utama Partai (Komandante) yang mendapatkan suara di luar wilayah
tempurnya akan menjadi suara Partai di wilayah tempur terkait.
• Pembagian tugas dalam perolehan suara dilaksanakan secara proporsional kepada masing-masing
Komandante yang didasarkan kepada:
1) Analisis data primer terhadap perolehan suara Pemilu Legislatif Tahun 2019 di Daerah Pemilihan terkait;
dan/atau
2) Analisis data agregat dari hasil survai elektoral, yang dilakukan sebelum penetapan jumlah target kursi dan
penetapan jumlah Komandante.
• Berdasarkan kedua data tersebut setiap Komandante akan diberikan target suara yang berbeda berdasarkan
proporsionalitas peta potensi perolehan suara partai di wilayah tempurnya agar target perolehan kursi Partai di
setiap daerah pemilihan dapat tercapai.
KOMANDANTE STELSEL

BAGIAN KEDELAPAN

PEDOMAN PENETAPAN CALEG


TERPILIH

DEWAN PIMPINAN DAERAH JAWA TENGAH


PDI PERJUANGAN
PEDOMAN PENETAPAN CALEG TERPILIH
a. Penetapan Caleg Terpilih Partai Tingkat Kabupaten/Kota
• DPC Partai melaksanakan Rapat Pleno dalam rangka Penetapan Caleg Terpilih Internal Partai selambat-lambatnya 3 (tiga) hari
setelah KPU Kabupaten/Kota melaksanakan Rapat Pleno rekapitulasi penghitungan suara. Mekanisme Rapat Pleno dalam rangka
penetapan caleg terpilih internal Partai tingkat Kabupaten/Kota tersebut adalah sebagai berikut:
a. Rapat DPC Partai dipimpin langsung oleh Ketua DPC Partai dengan mengundang BSPN Cabang dan seluruh Komandante
Bintang II sebagai peserta.
b. Rapat Pleno terlebih dahulu menetapkan perolehan kursi Partai Di masing-masing daerah pemilihan yang didasarkan kepada
hasil Rapat Pleno KPU.
c. Perolehan kursi Partai akan diberikan kepada Komandante Bintang II yang memperoleh suara Partai terbanyak di
wilayah tempurnya masing-masing, secara berurutan sampai kursi terbagai habis. Yang dimaksud dengan suara Partai
dalam kaitan ini adalah “gabungan antara suara yang mencoblos gambar Partai dan suara caleg Partai di wilayah tempurnya”.
d. Apabila masih terdapat sisa kursi Partai dan semua caleg Komandante telah mendapatkan kursi, maka kursi akan diberikan
kepada Caleg Bukan Komandante yang perolehan suaranya terbesar secara berurutan.

• Yang dimaksud dengan “Perolehan Suara Komandate Bintang II” adalah perolehan suara yang telah disahkan dalam Rarekhitsus
tingkat Cabang, yang terdiri dari:
1) Perolehan suara yang murni diperoleh oleh Komandante Bintang II bersangkutan yang didasarkan kepada jumlah surat suara
yang tercoblos atas nama dirinya di wilayah tempurnya; dan
2) Perolehan suara yang diperoleh dari surat suara yang tercoblos atas nama Komandante Bintang II dari wilayah tempur lain
namun masuk ke dalam wilayah tempurnya.
PEDOMAN PENETAPAN CALEG TERPILIH
• Setelah semua kursi Partai telah terbagi habis, DPC Partai langsung membuat Surat Keputusan tentang
penetapan caleg terpilih DPRD Kabupaten/Kota internal Partai.
• Apabila penetapan caleg terpilih internal partai nantinya akan berbeda dengan penetapan caleg terpilih
yang akan ditetapkan oleh KPU Kabupaten/Kota, maka DPC Partai selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
sebelum dilaksanakannya Rapat Pleno KPU Kabupaten/Kota tentang penetapan caleg terpilih harus
langsung berkirim surat kepada KPU Kabupaten/Kota yang dilampiri dengan Surat Pengunduran Diri dari
caleg Partai yang berbeda tersebut.
• Apabila KPU Kabupaten/Kota masih membutuhkan verifikasi terhadap kebenaran surat pengunduran diri caleg,
maka DPC Partai akan memberitahukan kepada caleg bersangkutan tentang pemberitahuan akan adanya
verifikasi yang akan dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota dan kepada caleg tersebut diperintahkan untuk loyal
dan mematuhi Keputusan DPC Partai.
• Apabila dari hasil verifikasi KPU Kabupaten/Kota, caleg bersangkutan tidak mengakui surat pengunduran dirinya,
maka DPC Partai langsung melaporkannya kepada DPP Partai secara lisan (melalui Sekretaris Jenderal DPP
Partai) dan disusul secara tertulis. Atas laporan DPC Partai tersebut, DPP Partai akan mengeluarkan Surat
Keputusan tentang pemberhentian caleg bersangkutan sebagai anggota Partai. Surat Keputusan DPP Partai
selambat-lambatnya sudah harus diserahkan kepada KPU Kabupaten/Kota 1 (satu) hari sebelum
dilaksanakannya Rapat Pleno KPU Kabupaten/Kota tentang Penetapan Caleg terpilih.
Terima Kasih
34

Anda mungkin juga menyukai