============================
Anda Kandidat
Gubernur,
Bupati,
Walikota,
Legislatif atau DPD
RI..??
Kami Siap Membantu Anda Meraih Kesuksesan
Garansi: Menang Baru Bayar, Kalah Tidak Usah Bayar
Lembaga Konsultan Politik Indonesia (LKPI) adalah lembaga konsultan politik yang
memberikan garansi menang kepada kandidat pilkada yang menjadi kliennya. Bentuk
garansinya adalah : Bayar bila menang, kalah tidak usah bayar. Artinya LKPI tidak akan
meminta bayaran kepada kandidat bila kalah dalam pilkada. Dan LKPI hanya meminta
bayaran bila kandidat berhasil memenangkan pilkada saja.
Salah satu faktor utama mengapa seorang kandidat kalah dalam Pilkada adalah karena tidak
menerapkan strategi yang sudah terbukti jitu. Kebanyakan kandidat dan tim suksesnya
bertindak atas dasar ASUMSI belaka. Ditambah, kandidat hanya mengandalkan jaringan
partai politik sebagai mesin suara. Padahal sudah menjadi rahasia umum bahwa mesin partai
politik tidak berjalan efektif dalam mengalang suara di Pilkada. Lebih parah lagi, tim sukses
yang diharapkan bisa memberikan nasihat dan analisis justru selalu memberikan laporan yang
selalu manis atau ABS.
Disisi lain, lembaga survei atau konsultan politik memasang tarif setinggi langit walalupun
kerja mereka belum terbukti selama ini. Lembaga survei dan konsultan politik semacam ini
justru terkesan cenderung hanya mencari untung. Akibatnya kandidat buntung, tetapi
lembaga survei semacam ini justru untung.
Kami hadir dengan membawa konsep yang berbeda. Kami anggap kandidat adalah partner
atau mitra untuk meraih kemenangan dalam Pilkada. Bila kandidat menang kami ikut senang,
tetapi bila kandidat kalah kami ikut bersalah. Kami memberikan GARANSI MENANG
kepada kandidat. Artinya, kami hanya meminta fee bila hanya menang, bila kandidat kalah
kami tidak perlu diberi fee. Format kerja sama ini adalah fair untuk kedua belah pihak. Tidak
hanya kandidat, kami juga berinvestasi pikiran, tenaga dan waktu untuk meraih kemenangan.
Format kerja sama ini juga menunjukan bahwa kami serius, tidak main-main untuk meraih
kemenangan.
Mekanisme Kesepakatan
Bila kandidat sepakat menjalin kerja sama, maka kami akan menurunkan tim ke daerah. Tim
ini akan bekerja dan tinggal di lokasi hingga hari H Pilkada. Kandidat hanya perlu
menyediakan tim kami:
2. Basecamp
4. Alat transportasi
5. Pulsa telpon
Tim LKPI tidak mengelola dana operasional. Produksi alat peraga kampanye dan sebagainya
tetap dipegang oleh kandidat atau bendahara yang ditunjuk kandidat. Tim LKPI hanya
mengurusi budgeting, konten, desain dan strateginya.
Lembaga Konsultan Politik Indonesia ini didirikan oleh para ahli strategi dan riset yang
sudah berpengalaman banyak dalam pemenangan pemilu dan survei pemetaan politik, baik
untuk pemilu nasional, propinsi, dan kabupaten-kota. Melalui Institut Survei Perilaku Politik
(ISPP), lembaga dibawah payung LKPI, telah banyak melakukan survei pemetaan politik di
berbagai wilayah di Indonesia.
Pengalaman:
1. Mendampingi kandidat mendapatkan tiket pencalonan resmi (baik kandidat independen maupun
partai)
3. Pemetaan politik (pemetaan jaringan, media komunikasi dan survei prilaku pemilih)
7. Pelatihan saksi
8. Quick Count
LKPI adalah satu-satunya lembaga konsultan politik yang memberikan garansi kemenangan
kepada setiap kandidat yang menjadi kliennya. Bagi LKPI program pendampingan
pemenangan Pilkada adalah bertujuan tidak lain untuk memenangkan klienya. Oleh sebab itu,
kekalahan klien adalah suatu yang tidak bisa diterima karena itu menyakitkan bagi semua.
LKPI menyadari bahwa program pendampingan pemenangan pilkada ini adalah sebuah kerja sama
yang saling menguntungkan. Berbeda dengan lembaga survei atau konsultan politik lainya yang
"tetap sukses" walaupun kliennya kalah, LKPI berani menangggung bersama kerugian. Artinya dalam
program pendampingan ini, LKPI berani "berinvestasi" bersama dengan kliennya. LKPI berinvestasi
tenaga, pikiran dan waktu secara maksimal.
Dalam hal ini LKPI hanya meminta tarif jasa pendampingan hanya bila klien berhasil memenangkan
Pilkada. Dalam program pendampingan ini tim LKPI akan melakukan semua hal yang dibutuhkan
dibutuhkan oleh klien untuk memenangkan suatu Pilkada. Diantaranya, mulai dari perencanaan
budget, perencanaan program, scheduling, pengorganisasian kegiatan hingga set up jaringan dan
pembuatan visi dan misi.
ü Agar program kerja sama pendampingan pemenangan pilkada ini bisa berjalan dengan baik maka
ada beberapa hal yang perlu disepakati antara pihak LKPI dengan bakal calon.
Pada prinsipnya kesepakatan ini meliputi;
- Pihak klien hanya akan membayar kepada pihak LKPI hanya bila menang pilkada saja.
- Pihak klien hanya menyediakan biaya komunikasi, transportasi, akomodasi, dan perlengkapan
lainya yang dibutuhkan oleh tim LKPI - Pihak klien menyetujui Garis Besar Rencana Program dan
Anggaran Pemenangan Yang disusun Tim LKPI ü - Pihak Klien Menyetujui Besaran Nilai Success Fee
Yang Diajukan oleh tim LKPI ü
- Kandidat Menandatangani Kontrak Kerja Sama Dengan ISPP
Nah untuk mengetahui kemana sesungguhnya pilihan rakyat akan lari dalam pilihan langsung
kabupaten, diperlukan suatu metode survei pra pemilu. Survei ini akan secara jelas mengukur sejauh
mana seorang kandidat calon kabupaten diterima masyarakatnya, siapa pesaing-pesaing
terberatnya, dan yang paling penting adalah upaya apa yang harus dilakukan seorang kandidat agar
rakyat yang tadinya tidak mendukung berbalik memilihnya.
Melihat kemungkinan ini maka kami, Institut Survei Perilaku Pemilih yang terdiri dari orang-orang
yang berpengalaman di bidang survei, polling dan quick count mencoba menawarkan jasa
penyelenggaraan survei pra-pemilu kepada Anda. Sedini mungkin Anda mengetahui seberapa
populer Anda dimata masyarakat maka Anda akan memiliki kesempatan lebih banyak untuk
menggalang strategi. Pada akhirnya Anda juga akan memiliki peluang lebih besar untuk menang.
2. Tujuan
Secara lebih khusus survei ini bertujuan sebagai berikut:
1. Mengukur popularitas kandidat calon BUPATI dalam pilkada
2. Melihat persepsi dan penerimaan masyarakat terhadap kandidat
3. Menggagas upaya dan strategi yang harus dilakukan oleh kandidat untuk mendapatkan dukungan
lebih luas.
3. Metodologi
3.1. Wawancara
Survei ini dilakukan dengan wawancara tatap muka dan bukan wawancara melalui telepon.
Wawancara tatap muka mempunyai kelebihan dibanding wawancara telepon karena bisa
menjangkau semua pemilih baik kaya maupun miskin.
Dengan margin off error 3% maka hasil survei bisa dimungkinkan kurang atau lebih 3 %. Misalnya
kandidat diprediksikan mendapatkan dukungan dari 25% pemilih, maka dukungan rielnya bisa 22%
sampai dengan 28%. Apabila tingkat persaingan diantara kandidat sangat ketat, sebaiknya kandidat
memilih risiko kesalahan yang lebih kecil yaitu dengan memilih 1,250 reponden.
4. Kegiatan
4.1 Penyusunan Disain Studi dan Instrumen Penelitian
Tim peneliti akan merumuskan disain riset (termasuk metode sampling yang digunakan) dan
instrumennya yaitu kuesioner. Sebelum digunakan dalam survei, kuesioner akan diujicobakan
terhadap sedikitnya sepuluh orang dengan maksud untuk menyempurnakan formulasi pertanyaan,
melengkapi hal-hal yang belum tercakup dalam pertanyaan, dan mengukur lama wawancara.
Materi yang diberikan dalam training mencakup, latar belakang dan tujuan studi, pemahaman
terhadap instrumen penelitian, metodologi, teknik wawancara dan kiat dalam pengumpulan data.
5. Output Studi
Output dari kegiatan ini akan dituliskan laporan, yaitu tentang:
(1) Kandidat mana yang paling difavoritkan dan tidak terlalu difavoritkan oleh masyarakat.
(2) Segment atau kelompok sosial mana yang mendukung dan tidak mendukung masing-masing
kandidat
(3) Melalui media apa masyarakat mengenal para kandidat
(4) Cara-cara kampanye apa yang paling disukai dan tidak disukai oleh masyarakat.
(5) Citra positif dan negatif apa dari masing-masing kandidat di mata masyarakat.
(6) Citra ideal pemimpin yang bagaimana yang diinginkan oleh masyarakat
(7) Bagaimana cara-cara meningkatkan atau memperbaiki citra kandidat di mata masyarakat.
(8) Program-program pembangunan apa yang mesti diprioritaskan menurut masyarakat.
6. Jadwal Kegiatan
Semua aktifitas sebagaimana tersebut di atas akan dilakukan dalam masa 8 minggu atau dua bulan
terhitung sejak kontrak kerjasama ditandatangani.
7. Anggaran
Ada dua macam anggaran sesuai dengan jumlah sampel yang diambil.
1. Jumlah responden 600, diperkirakan membutuhkan biaya sekitar Rp 160 juta
2. Jumlah reponden 1,250 diperkirakan membutuhkan biaya sekitar Rp 200 juta
8. Tim Pelaksana
Tim pelaksana dipimpin oleh seorang team leader, 2 orang peneliti, satu
orang sekretaris proyek, satu orang IT, 4 orang supervisor dan 25 sampai dengan 60 orang
pewawancara.
Quick Count
Quick Count adalah salah satu bentuk partisipasi publiK dalam proses demokrasi. Munculnya quick
count dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah langsung bisa menjadi barometer kebangkitan
demokrasi di daerah. Pasalnya, Quick count bisa menjadi informasi alternatif yang bisa mencegah
kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh berbagai pihak termasuk kolaborasi kandidat tertentu
dengan panitia pemilihan kepala daerah langsung. Pada titik ini masyarakat mendapatkan
keuntungan dengan memperoleh informasi dari berbagai sumber yang berbeda. Artinya, kalau hasil
penghitungan suara dari kedua sumber sama, maka tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
kepala daerah terpilih akan semakin kuat.
Ada beberapa hal mengapa Quick Count layak dipercaya sebagai informasi alternatif dalam pilkada.
Pertama, Quick count dilakukan dengan metoda sampling statistik yang bisa dilakukan oleh siapapun
yang memiliki kualifikasi. Kedua, quick count memiliki catatan tentang perolehan suara di TPS-TPS
terpilih. Data ini terbuka untuk umum, siapa pun dapat mengecek secra langsung apakah data yang
yang direkam dalam komputer sama dengan data di TPS atau tidak. Ketiga, quick count juga
dilengkapi dengan metode pemantauan pemilu. Tanpa pemantauan terhadap kualitas pemilu di TPS
terpilih, bisa jadi quick count justru melegitimasi kecurangan. Oleh karena itu kegiatan pemantauan
sangat penting untuk mengetahui apakah di TPS terpilih terjadi mobilisasi massa ilegal, intimidasi,
money politics dan segala jenis kecurangan lainnya.
2. Tujuan
Secara lebih khusus Quick Count ini bertujuan sebagai berikut:1.Mengetahui hasil perolehan suara
pilkada secara cepat dan akurat2.Memantau jalanya proses pilkada
4. Kegiatan
Materi yang diberikan dalam training mencakup, latar belakang dan tujuan studi, pemahaman
terhadap instrumen penelitian, metodologi, teknik pencatatan data, kiat dalam pengumpulan data
dan sistem pelaporan data.
Tujuan
1. Untuk mengetahui macam kebutuhan dan jumlah dana rata-rata yang dibutuhkan oleh
sebuah sekolah setingkat SD, SLTP, dan SLTA negeri
2. Untuk mengetahui total dana yang dibutuhkan oleh sekolah-sekolah setingkat SD, SLTP,
dan SLTA negeri untuk dialokasikan ke dalam APBD
3. Untuk mengetahui persepsi sekolah setingkat SD, SLTP, dan SLTA negeri di Bogor
terhadap pengelolaan dana pendidikan yang mereka terima dari APBD
Metodologi
Studi ini menggunakan dua pendekatan yaitu kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif
dilakukan dengan metode survei, terutama untuk mencapai tujuan yang pertama dan kedua.
Survei
Sebagaimana tercantum dalam tujuan, tujuan pertama adalah untuk mengetahui jenis kebutuhan
dan rata-rata jumlah dana yang dibutuhkan oleh sebuah sekolah setingkat SD, SLTP, dan SLTA
negeri. Sementara tujuan kedua adalah Untuk mengetahui total dana yang dibutuhkan oleh
sekolah-sekolah setingkat SD, SLTP, dan SLTA untuk dialokasikan ke dalam APBD.
Pertama-tama peneliti mencari data sekunder tentang daftar nama dan alamat semua sekolah
setingkat SD, SLTP, dan SLTA sebagai basis data. Penelitian awal menunjukkan bahwa terdapat
282 SD negeri, 19 SLTP negeri, 10 SLTA negeri, dan 3 SMK negeri.
Metode yang digunakan adalah metode acak sederhana. Dari jumlah sekolah di atas, akan diambil
secara acak sejumlah 60 SD, 10 SLTP, dan 5 SLTA/ SMK negeri secara acak dari basis data yang
ada. Dari jumlah sampel di atas diharapkan akan dapat mewakili perkiraan rata-rata dana yang di
butuhkan oleh setiap sekolah setingkat SD, SLTP, dan SLTA.
Kualitatif
Pendekatan kualitatif akan dilakukan dengan metode indepth interview atau wawancara
mendalam. Metode ini diharapkan dapat menjawab tujuan yang ke tiga yaitu untuk mengetahui
persepsi pengelola sekolah setingkat SD, SLTP, dan SLTA terhadap pengelolaan dana pendidikan
yang mereka terima dari APBD Kota Bogor selama ini.
Wawancara mendalam ini akan dilakukan terhadap orang-orang yang mengetahui secara persis
pengelolaan dana ABPD untuk pendidikan di Kota Bogor. Antara lain adalah Pemda Bogor, Kanwil
Diknas Kota Bogor, Dinas Pendidikan, serta beberapa Kepala Sekolah SD, SLTP, dan SLTA.
Tahapan Kegiatan
1. Disain Penelitian Ada dua kegiatan dalam disain penelitian ini terdiri dari dua hal yaitu
pemilihan sampel dan pembuatan instrumen penelitian. Dalam pemilihan sampel, semua
nama sekolah diurutkan menurut lokasi mereka. Dari daftar sekolah yang ada kemudian
diambil sejumlah 60 SD, 10 SLTP, dan 5 SLTA/SMK secara acak menggunakan komputer.
Kegiatan yang kedua adalah pembuatan kuesioner untuk survei dan panduan wawancara
untuk indepth interview. Kuesioner dan panduan wawancara akan diujicobakan terlebih
dahulu sebelum dipergunakan dalam penelitian lapangan.
2. Pengambilan data Selain dua orang peneliti dan seorang asisten peneliti, 15 Tim Pencari
Data (TPD) akan direkrut dalam penelitian ini. Sebuah training sehari akan diadakan untuk
melatih TPD dalam mencari responden dan melakukan wawancara. Setelah siap para TPD
ditugaskan ke sekolah-sekolah terpilih dan melakukan wawancara dengan panduan sebuah
kuesioner. Dua orang peneliti dan asisten peneliti akan sekaligus menjadi supervisor bagi
TPD.
3. Pengolahan dan Analisis Data Sebuah sistem pengolahan data akan dibangun untuk
mengolah data. Data dari lapangan akan dimasukkan dan diolah. Setelah itu data akan
dianalisis oleh para peneliti.
4. Pelaporan Hasil analisis data akan dituliskan dalam bentuk laporan penelitian. Guna
keperluan presentasi peneliti akan menyajikannya dalam bentuk power poin.
Waktu Pelaksanaan
Kegiatan penelitian ini akan dilakukan dalam waktu 1 bulan, dimulai dari saat penandatanganan
kontrak dengan Pemda kota Bogor. Perincian waktunya adalah sebagai berikut:
No Kegiatan Waktu
1 Disain penelitian 1 Minggu
2 Pengambilan data lapangan 2 Minggu
3 Pengolahan data, analisis data dan penulisan laporan 1 Minggu
Organisasi Pelaksana
Penelitian ini dilakukan oleh ISPP (Lembaga Survei Perilaku Politik), sebuah lembaga penelitian
yang berlokasi di Jakarta.Untuk melakukan studi ini diperlukan sejumlah orang untuk mengisi
posisi sebagai berikut:
1. Pimpinan Proyek (1 orang)
2. Peneliti (2 orang)
3. Asisten peneliti (1 orang)
4. Sekretaris/ bendahara (1 orang)
5. Tim Pencari Data (15 orang)