Anda di halaman 1dari 3

Penggunaan media social sebagai sarana branding elektabilitas ganjar pranowo sebagai calon

presiden 2024

Pendahuluan

Pada dasarnya social media merupakan sebuah tempat untuk mengekspresikan citra diri
seseorang, didunia maya untuk menaikkan suatu citra dari public figure, dan juga akhir – akhir
ini social media dijadikan sebuah media untuk berkampanye, dikarenakan efektivitas dan biaya
yang lebih murah daripada menggunakan kampanye – kampanye konvensional pada
umumnya, hal ini pun terjadi di ganjar pranowo dengan media sosialnya untuk mencapai
sebuah citra yang baik dimata masyarakat. Lalu apa yang membuat ganjar pranowo
mendapatkan sebuah exposure yang tinggi dari masyarakat dan bagaimana ganjar pronowo
mendapatkan elektabilitas yang tinggi di social media dan mengalahkan nama – nama besar
lainnya seperti Prabowo subianto, anies baswedan, agus harimurti Yudhoyono, dan lain – lain.
Dan dirasa ini karena exposure media social beliau yang selalu mengikuti trend seperti Ridwan
kamil contohnya dalam melakukan citra di media social agar menaikkan sebuah exposure
social media kemasyarakat umum lewat akun pribadinya.

Lalu mengapa topik literature ini penting untuk dibahas? Dikarenakan topik ini menarik
dibahas dikarenakan apa yang ganjar pranowo lakukan dalam social media apakah hanya untuk
pencitraan saja ataukah memang itu apa adanya hal yg ditunjukkan ganjar, melalui survei
elektabilitas yang ada dan juga bagaimana ganjar memenangkan hati para milenial dalam
mendapatkan sebuah suara tersebut. Dan bagaimana ganjar untuk menaikkan elektabilitas
tersebut.

Metode yang saya gunakan adalah metode analisis kualitatif, dikarenakan cocok untuk meneliti
kasus ini, mulai bagaimana ganjar mendapatkan sebuah exposure, lalu apakah dari sebuah
elektabilitas ini masih ada sesuatu senjata yang ganjar pranowo pakai dalam social media dan
bagaimana ganjar menjaga sebuah stabilitas tersebut dan citra ganjar dalam social media.
Pembahasan

Dalam topik utama ini, kitab isa lihat sendiri bahwasannya melambung tingginya ganjar
pranowo dalam social media, dengan rambut putihnya yang khas memperkuat citra media
social yang ada dan membuat masyarakat mengira bahwasannya ganjar lah yang paling
menguasai anak muda dalam melakukan citra politik dalam social media yang biasanya
dibarengi oleh anies baswedan, serta Ridwan kamil sebagai top 3 dalam elektabilitas capres
2024 yang dikeluarkan oleh antara news. Dari semua yang tadi sebutkan masing masing
memiliki massa yang besar dalam social media dan juga menjadi sebuah perdebatan apakah
bisa menyaingi antara kedua capres tersebut dalam melambungkan sebuah salah satu partai,
ataukah ada calon aklamasi yang tidak menggunakan sebuah kendaraan dalam polemiik
perebutan kekuasaan, yang membuat hal ini dipertanyakan oleh public bahwa siapakah yang
mempunyai pengaruh lebih besar dalam social media dan menggaungkan nama (terlepas
mereka berlabuh ke partai a atau partai b) yang membuat para pemilih masih berdebat dalam
menentukan siapakah yang cocok untuk memimpin Indonesia di 2024 nanti dan bagaimana
polemic yang ada dalam kasus ini.

Lalu apa yang membuat studi ini menarik untuk dilanjutkan selain perebutan sebuah kekuasaan
yang memang dikuasai oleh elektabilitas ganjar, anies baswedan, serta Ridwan kamil ini adalah
bagaimana mereka mempertahankan citra mereka kepada para milenial dan anak muda untuk
mendapatkan dukungan yang sebanyak – banyaknya walaupun memang akhir – akhir ini
banyak pernyataan yang tidak sesuai dengan ketiga belah pihak dalam social medianya yang
mungkin bisa membuat elektabilitas turun serta tidak naik lagi melainkan terus menurun dalam
hal elektabilitas, lalu dalam social media sendiri ini. Dan bagaimana ketiganya tetap
mempertahankan para ‘fans’ mereka dan bagaimana cara mereka lebih meningkatkan sebuah
exposure dunia maya tersebut dengan menggunakan social media yang ada, dengan cara yang
mudah dan murah dapat menghasilkan sebuah elektabilitas yang tinggi dari masing – masing
personal branding di social media.

Kesimpulan

Dari hasil literature review yang bisa kita simpulkan bahwasannya elektabilitas merupakan
salah satu contoh yang bisa membuat sebuah personal diri kita naik dengan cepat, apalagi jika
kita memiliki exposure yang tinggi serta bagaimana kita membangun citra tersebut di media
social agar mendapatkan sebuah dukungan dengan cara yang mudah dan tepat bagi si pembuat
personal branding itu sendiri yang membuat tokoh tersebut mempunyai elektabilitas yang
tinggi.

Daftar Pustaka :

Ardha, B. (2014). Social Media sebagai media kampanye partai politik 2014 di Indonesia.
Jurnal Visi Komunikasi, 13(1), 105-120.

Soetomo, S. (2013). PERSONAL BRANDING DALAM PENINGKATAN ELEKTABILITAS


(STUDI KEKUATAN FOTO GANJAR PRANOWO PADA PEMILIHAN GUBERNUR
JAWA TENGAH 2013). Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna, 4(1), 50-70.

Munzir, A. A. (2019). Beragam peran media sosial dalam dunia politik di Indonesia. JPPUMA:
Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social
UMA), 7(2), 173-182.

Octafitria, Y. (2016). Media Sosial Sebagai Agen Sosialisasi Politik Pada Kaum Muda.
Indonesian Journal of Sociology and Education Policy, 1(1), 13-34.

Toni, A. (2022). ANALISIS PERCAKAPAN NETIZEN PADA INSTAGRAM GANJAR


PRANOWO MENJELANG KONTESTASI POLITIK 2024. Samvada: Jurnal Riset
Komunikasi, Media, dan Public Relation, 1(2), 1-15.

Akmal, A. D., Permana, I., Fajri, H., & Yuliarti, Y. (2022). Opini Masyarakat Twitter terhadap
Kandidat Bakal Calon Presiden Republik Indonesia Tahun 2024. Jurnal Manajemen dan Ilmu
Administrasi Publik (JMIAP), 4(4), 292-300.

Komariah, K., & Kartini, D. S. (2019). Media Sosial dan Budaya Politik Generasi Milineal
dalam Pemilu. ARISTO, 7(2), 228-248.

Anda mungkin juga menyukai