Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2

BAB I Pendahuluan ................................................................................................................................ 3

1. Latar Belakang ................................................................................................................................ 3


2. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 4
3. Tujuan ............................................................................................................................................ 4
4. Manfaat Penulisan .......................................................................................................................... 4

BAB II Pembahasan ................................................................................................................................ 5

1. Model Pasar Persaingan Monopolistik ........................................................................................... 5


1.1 Defenisi Pasar Monopolistik ..................................................................................................... 5
1.2 Ciri-ciri Pasar Persaingan Monopolistik ................................................................................... 5
1.3 Faktor-faktor yang Menyebabkan Terjadinya Pasar Persaingan Monopolistik ....................... 6
1.4 Kelebihan dan Kekurangan Pasar Persaingan Monopolistik ................................................... 7
1.5 Persaingan Monopolistik.......................................................................................................... 7
1.5 Jalan Masuk Persaingan Monopolistik ke Dalam Pasar .......................................................... 8
1.6 Permintaaan dalam Pasar Persaingan Monopolistik ................................................................ 8
1.7 Laba Persaingan Monopolistik................................................................................................. 8

2. Keputusan-keputusan Perusahaan dalam Pasar Persaingan Monopolistik ..................................... 8

3. Keseimbangan Pasar Jangka Panjang dan Jangka Pendek .............................................................. 9


3.1 Keseimbangan Pasar Jangka Pendek ........................................................................................ 9
3.2 Keseimbangan Pasar Jangka Panjang ....................................................................................... 9

4. Penyesuaian Jangka Panjang......................................................................................................... 11

5. Diferensiasi Produk....................................................................................................................... 11

6. Kritik Terhadap Teori Pasar Persaingan Monopolistik ................................................................. 12

BAB III Penutup .................................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 15

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah tentang “Pasar Persaingan
Monopolistik” ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan
ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari
itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi.

Medan, 11 Desember 2019

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Manusia hidup tidak lepas dari berbagai hal yang disebut kebutuan sehari-hari. Mulai dari
kebutuhan primer (kebutuhan yang paling utama atau kebutuhan tingkat satu seperti pangan, sandang
dan papan), kebutuhan sekunder (kebutuhan tingkat dua setelah kebutuhan primer seperti peralatan
mandi, obat-obatan dan alat tulis), sampai kebutuhan tersier (kebutuhan tingkat tiga setelah kebutuhan
primer dan sekunder seperti kendaraan, radio, dan alat rias wajah). Untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tersebut, manusia dapat mengandalkan hasil alam kemudian mengolahnya menjadi barang
yang memiliki daya guna lebih. Selain memanfaatkan hasil alam, manusia juga menggunakan ilmu
pengetahuan sebagai penunjangnya.

Namun seperi yang kita ketahui, tidak semua manusia memiliki keahlian atau kemampuan
untuk memenuhi kebutuhannya. Masyarakat Indonesia pernah melalui zaman dimana mereka
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan melakukan barter. Namun sistem barter kurang efektif karena
barang yang menjadi objek barter memiliki nilai tukar yang tidak sama. Oleh karena itu diciptakanlah
alat tukar yang disebut uang. Uang yang digunakan sampai saat ini adalah uang berbentuk uang kertas
dan uang logam. Mata uang yang menjadi mata uang di Indonesia adalah rupiah.

Adanya uang membuat manusia yang memiliki keahlian dan kemampuan menghasilkan
barang kebutuhan, membuka sistem jual beli atau berdagang. Para pedagang atau produsen menjual
barang atau jasa kepada para pembeli atau konsumen. Seiring dengan bertambah banyaknya produsen
maka dibentuklah suatu sistem yang disebut pasar. Pasar adalah adalah salah satu dari berbagai
sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan
tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Pasar terbagi menjadi dua yaitu pasar
persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna. Pasar persaingan tidak sempurna terbagi
lagi menjadi tiga yaitu pasar monopoli, pasar oligopoli dan pasar monopolistik.

Pasar di Indonesia didukung oleh sumber daya alam yang melimpah yang memungkinkan
untuk seseorang memproduksi barang dengan jumlah yang banyak sehingga dengan mudah setiap
produsen mendapat bahan untuk berproduksi. Ketika banyak produsen memproduksi barang yang
sama, walaupun dengan kemasan, merk dan kualiatas yang berbeda. Maka disnilah terjadi pasar
persaingan monopolistik. Dalam makalah ini, penulis makalah akan membahas lebih rinci mengenai
pasar monopolistik.

3
2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah seperti berikut :

1. Bagaimana penjelasan mengenai pengertian dan model pasar persaingan monopolistik?

2. Bagaimana keputusan-keputusan perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik?

3. Bagaimana keseimbangan jangka panjang dan pendek dalam pasar persaingan monopolistik?

4. Bagaimana penyesuaian jangka panjang dalam pasar monopolistik?

5. Apa saja kritik terhadap teori pasar persaingan monopolistik?

6. Bagaimana diferensiasi produk dalam pasar persaingan monopolistik?

3. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Menjelaskan pengertian dan model pasar persaingan monopolistik


2. Menjelaskan keputusan-keputusan perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik
3. Menjelaskan keseimbangan jangka panjang dan pendek dalam pasar persaingan monopolistik
4. Menjelaskan penyesuaian jangka panjang dalam pasar monopolistik
5. Menjelaskan kritik terhadap teori pasar persaingan monopolistik
6. Menjelaskan diferensiasi produk dalam pasar persaingan monopolistik

4. Manfaat Penulisan

Tentunya makalah ini memiliki manfaat baik bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut:

 Penulis bisa lebih memahami apa yang dimaksud dengan pasar persaingan monopolistik dan
perannya
 Pembaca bisa mengetahui lebih dekat mengenai pasar persaingan monopolistik

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Model Pasar Persaingan Monopolistik

1.1 Defenisi Pasar Monopolistik

Pasar monopolistik adalah salah satu bentuk pasar dimana terdapat banyak produsen yang
menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar
monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilakn pasti memiliki karakter tersendiri
yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah: shampoo, pasta gigi, kosmetik, dll.
Meskipun fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut, tetapi setiap produk yang
dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya perdaan aroma, perbedaan warna,
kemasan, dan lain-lain.

Pasar kosmetik merupakan contoh pasar monopolistik. Di Indonesia, pasar


ini dikuasai oleh beberapa produsen seperti Sari Ayu dan Mustika Ratu
Pada pasar monopolistik, produsen memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga walaupun
pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar monopoli atau oligopoli. Kemampuan ini berasal dari
sifat barang yang dihasilkan. Karena perbedaan dan ciri khas dari suatu barang, konsumen tidak akan
mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih merek tersebut walaupun produsen menaikkan
harga. Misalnya, pasar sepeda motor di Indonesia. Produk sepeda motor memang cenderung bersifat
homogen, tetapi masing-masing memiliki ciri khas sendiri. Sebut saja sepeda motor Honda, dimana
ciri khusunya adalah irit bahan bakar. Sedangkan Yamaha memiliki keunggulan pada mesin yang
stabil dan jarang rusak. Akibatnya tiap-tiap merek mempunyai pelanggan setia masing-masing.

Pada pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa mendongkrak penjualan.
Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra yang baik di dalam benak masyarakat,
sehingga membuat mereka mau membeli produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat
berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan yang berada dalam pasar
monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga citra perusahaannya.

1.2 Ciri-ciri Pasar Persaingan Monopolistik

1. Memiliki jumlah produsen yang sangat banyak


Seperti pada pasar persaingan sempurna, pasar monopolistik memiliki jumlah produsen yang
sangat banyak. Karena banyaknya produsen, maka tiap-tiap produsen memiliki pangsa pasar

5
(market share) yang cenderung kecil. Hal ini membuat produsen memiliki kekuatan yang terbatas
untuk menentukan harga mereka karena harga yang ditentukan dalam pasar ini adalah harga rata-
rata dari produk dari produsen lain. Selain itu, karena banyaknya produsen dalam pasar
monopolisitik maka praktik kolusi (beberapa produsen melakukan kesepakatan untuk menaikan
harga pasar) akan sulit dilakukan karena sulitnya koordinasi antar produsen.

2. Adanya diferensiasi produk


Diferensiasi produk adalah ketika produsen memproduksi produk yang sedikit berbeda namun
serupa dengan produk pesaingnya. Sebagai contoh; Adidas, Nike, Skechers, Fila, dan Puma sama-
sama memproduksi running shoes, namun tiap produk mereka memiliki ciri khas tersendiri.
Dalam pasar monopolistik, ketika harga dari salah satu produsen naik sedangkan harga produk
dari produsen lain tetap konstan, maka permintaan akan produk tersebut akan turun. Contoh
ketika Adidas menaikan harga running shoesnya namun Nike, Skechers, Fila, dan Puma tidak,
maka konsumer akan beralih untuk membeli produk substitusinya.

3. Masing-masing produsen bersaing dari segi kualitas, harga, serta cara pemasaran produk mereka
Karena produk yang ada pada pasar monopolistik cenderung serupa, maka produsen akan
bersaing dari segi kualitas, harga, serta cara pemasaran produk mereka masing-masing. Produsen
akan berlomba-lomba memperbaiki kualitas produknya seperti melalui desain produk mereka
ataupun servis yang diberikan kepada konsumen. Dari kualitas produk tersebut, produsen dapat
mengatur harga produknya. Ketika produk yang diproduksi memiliki kualitas yang tinggi, maka
produsen dapat memberikan harga yang tinggi pada produk tersebut. Namun, produsen harus
meyakinkan konsumen bahwa produk mereka adalah produk dengan harga yang tinggi tersebut
juga memiliki high quality. Oleh sebab itu, untuk meyakinkan konsumen, produsen harus
melakukan trik pemasaran yang tepat seperti membuat kemasan yang lebih mewah, memberikan
insentif seperti bonus produk lain, ataupun melalui iklan-iklan yang menyatakan bahwa produk
mereka lebih baik dibandingkan produk lain yang serupa.

4. Produsen bebas untuk keluar dan masuk kedalam pasar


Sama seperti pasar persaingan sempurna, dalam pasar monopolistik produsen dapat bebas
masuk dan keluar pasar. Bebas masuk dan keluar pasar yang dimaksud adalah tidak ada halangan
bagi produsen baru yang ingin menjual produk mereka dalam pasar atau produsen lama yang
ingin keluar dari pasar.

5. Promosi penjualan harus aktif


Di pasar ini harga bukanlah merupakan pendongkrak jumlah pembeli atau konsumen,
melainkan kemampuan produsen atau perusahaan untuk menciptakan citra yang baik dimata para
konsumen, sehingga dapat menimbulkan fanatisme terhadap produk. Jadi, iklan atau promosi
memiliki peran yang sangat penting dalam meraih dan mempertahankan banyak konsumen.

1.3 Faktor-faktor yang Menyebabkan Terjadinya Pasar Persaingan Monopolistik

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasar monopolistik adalah sebagai berikut :

a) Ketidakpuasan terhadap daya analisis model persaingan sempurna maupun monopoli

b) Sumber daya alam yang melimpah menyebabkan produsen memproduksi barang serupa tetapi

memiliki keunggulan yang berbeda

6
c) Differensiasi produk yang tidak terlalu besar mendorong perusahaan untuk melakukan

persaingan non harga

1.4 Kelebihan dan Kekurangan Pasar Persaingan Monopolistik

Kelebihan pasar monopolistik:


a. Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk dapat
memilih produk yang terbaik baginya.
b. Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu
melakukan inovasi dalam menghasilkan produknya.
c. Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan produk
yang akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk yang
dipilihnya.
d. Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar kebutuhan
sehari-hari tersedia dalam pasar monopolistik.

Kekurangan pasar monopolistik:


a. Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi harga,
kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal dan
pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar.
b. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik,
karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang cukup tinggi.
c. Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan meningkatkan
biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk yang harus dibayar oleh
konsumen.

1.5 Persaingan Monopolistik

Persaingan monopolistik merupakan suatu jenis pasar yang digolongkan berdasarkan:

 Sejumlah besar perusahaan


 Produk-produk yang dibedakan dan tidak dilihat sebagai pengganti sempurna oleh konsumen
 Beberapa kemampuan penjual untuk menetapkan harga yang mereka inginkan
 Bebas masuk dan keluar dari pasar tersebut
 Kepercayaan yang berat terhadap tindakan-tindakan non harga untuk membedakan produk
seseorang

Bentuk pasar persaingan monopolistik adalah keadaan biasa yang ekstrim. Sebagian besar
operasi-operasi eceran berada dalam bentuk pasar ini. Bisnis-bisnis kecil dari seluruh sektor jatuh
dalam pasar kategori ini. Memulai suatu bisnis secara relatif adalah mudah, tetapi untuk tetap
bertahan dalam bisnis tersebut adalah tidak mudah; hal itu memerlukan kemampuan untuk
meyakinkan konsumen bahwa produk tersebut adalah berbeda dan lebih baik daripada yang dimiliki
oleh para pesaing.

7
1.5 Jalan Masuk Persaingan Monopolistik ke Dalam Pasar

Tidak ada hambatan untuk masuk atau keluar ke dalam pasar persaingan monopolistik. Bagaimanapun
juga, kebutuhan untuk membuat produk seseorang dibedakan mungkin memerlukan tindakan non
harga, dimana jika tidak berhasil, maka akan menggerakkan perusahaan itu keluar dari pasar.

1.6 Permintaaan dalam Pasar Persaingan Monopolistik

Permintaan dari suatu perusahaan dalam persaingan monopolistik adalah condong menurun
karena preferensi konsumen terhadap fitur-fitur produk yang dibedakan tersebut. Akan tetapi, karena
terdapat beberapa barang pengganti dekat (jika tidak sempurna) yang langsung tersedia, maka
permintaanya menjadi sangat elastis. Secara grafik, ini berarti bahwa permintaan dalam pasar
persaingan monopolistik lebih datar daripada monopoli.

Misalnya, permintaan akan suatu restoran tampaknya menjadi sangat elastis karena terdapat beberapa
gerai makanan lainnya yang tersedia untuk konsumen. Namun permintaannya tidak elastis sempurna
(misalnya horisontal) seperti dalam kasus persaingan sempurna, karena setiap restoran mempunyai
sesuatu untuk ditawarkan sedangkan restoran lainnya tidak menawarkannya: sebagai contoh,
kenayamanan, lokasi, menu yang banyak, atau sekedar suasananya.

1.7 Laba Persaingan Monopolistik

Laba dari suatu perusahaan dalam persaingan monopolistik ditentukan dalam cara yang sama seperti
jenis pasar manapun dengan menemukan kuantitas optimalnya dimana pendapatan marjinal
berpotongan dengan biaya marjinal. Sebaliknya, tingkat optimal keluaran ini menentukan harga yang
dibebankan (pada kurva permintaan) dan biaya unit rata-rata (pada kurva biaya total rata-rata).
Labanya adalah kelebihan bidang pendapatan total terhadap bidang biaya total.

2. Keputusan-keputusan Perusahaan dalam Pasar Persaingan Monopolistik

Setiap perusahaan harus menentukan kuantitas, harga, dan derajat diferensiasi produknya (tampil
beda). Keputusan-keputusan tersebut saling berkait, dengan biaya dan permintaan, artinya usaha
untuk mendiferensiasikan produk membutuhkan biaya, sedangkan harga-harga yang lebih tinggi
menurunkan kuantitas yang diminta (cateris paribus). Oleh karena itu, perusahaan harus
“menempatkan diri”-nya dalam pasar dengan memilih harga, kuantitas dan derajat diferensiasi
produk yang dapat memaksimalkan keuntungan mereka. Bentuk keistimewaan diferensiasi produk
antara lain karakteristik produk, citra produk, dan karakteristik penjual.

Pemilihan karakteristik produk, citra produk dan karakteristik para penjual akan mempengaruhi letak
dan slope kurva permintaannya. Diferensiasi produk yang berhasil akan menggeser kurva permintaan
ke kanan atau menurunkan elastisitas harga. Iklan yang berhasil untuk suatu produk atau citra akan
menggeser kurva permintaan ke kanan, dan perusahaan tersebut akan menghasilkan pernerimaan yang
lebih banyak.

Kegiatan untuk diferensiasi produk juga akan mempengaruhi baiya seperti biaya iklan, Akibatnya
kurva AC akan bergeser ke atas dengan semakin tingginya tingkat persaingan yang memerlukan biaya
periklanan cukup mahal. Sebaliknya kurva AC akan bergeser kebawah jika biaya periklanan yang
dibutuhkan tidak begitu mahal. Ada banyak kemungkinan kurva permintaan dan kurva biaya yang
tersedia begitu perusahaan yang menjual suatu produk yang didiferensiasikan. Keputusan perusahaan
akan mempengaruhi kurva permintaan dan kurva biaya dalam pasar tersebut.

8
3. Keseimbangan Pasar Jangka Panjang dan Jangka Pendek

3.1 Keseimbangan Pasar Jangka Pendek

Untuk menjelaskan keseimbangan jangka pendek di pasar persaingan monopolistik, kita akan
melihat dari perspektif penjual secara individual, baik yang memperoleh profit maupun yang
menderita kerugian.

Untuk mempermudah penjelasan, kita bisa melihat gambar dibawah ini!

Keterangan:

 Pada gambar sebelah kiri, penjual memperoleh laba dari penjualan produk dengan harga
sebesar P1 dan kuantitas sebanyak Q1 (pada titik ini maksimalisasi profit terpenuhi, yakni
ketika MC berpotongan dengan MR).
 Besaran profit yang didapatkan adalah area segiempat P1-A-B-C.
 Sementara pada gambar sebelah kanan, kurva AC berada diatas kurva permintaan (D),
sehingga harga (P) lebih rendah daripada average total cost (AC). Dengan demikian, penjual
mengalami kerugian.
 Adapun minimalisasi kerugian terpenuhi dengan penjualan produk sebanyak Q2 dan harga
sebesar P2.
 Besarnya kerugian minimal terlibat pada area segiempat P2-J-K-L

3.2 Keseimbangan Pasar Jangka Panjang

Berangkat dari keseimbangan jangka pendek diatas, kita bisa menggambarkan ekuilibrium
jangka panjang di pasar persaingan monopolistik melalui dua sudut pandang.

Sudut pandang pertama, saat penjual memperoleh profit:

 Apabila ini terjadi, maka dalam jangka panjang akan menarik minat penjuak baru untuk
masuk ke pasar.

9
 Masuknya penjual-penjual baru akan menggeser kurva permintaan (D) dan kurva marginal
revenue (MR) ke kiri, sekaligus mengurangi profit penjual lama.

Sudut pandang kedua, ketika penjual mengalami kerugian:

 Apabila ini terjadi, yakni saat penjual mengalami kerugian, maka dalam jangka panjang akan
mempengaruhi keputusan penjual-penjual yang ada untuk tetap bertahan atau keluar dari
pasar.
 Ketika jumlah penjual berkurang, pembeli memiliki lebih sedikit pilihan, ini akan
mengakibatkan pergeseran kurva D dan kurva MR ke kanan, yang pada gilirannya akan
meningkatkan profit bagi penjual yang bertahan di pasar (dengan kata lain, penjual yang
bertahan di pasar akan mengalami penurunan kerugian).

Proses dari masing-masing sudut pandang diatas akan terus berlangsung hingga didapatkan zero
economic profit, yakni ketika harga (P) sama dengan average total cost (AC). Pada saat itulah
ekuilibrium jangka panjang terpenuhi. Ekuilibrium tersebut menggambarkan tidak tersedianya insentif
bagi penjual untuk masuk atau keluar pasar.

Perhatikan Gambar Berikut!!

Keterangan:

 Dari proses yang berlangsung di masing-masing sudut pandang diatas, pada akhirnya akan
mencapai keseimbangan jangka panjang, dimana kurva D bersingungan dengan kurva AC di
satu titik (e).
 Pada titik e tersebut terpenuhi kondisi zero economic profit, yakni ketika P=AC, dalam hal ini
ketika harga sebesar Pe dan sebanyak Qe.

10
4. Penyesuaian Jangka Panjang

Keluar masuknya perusahaan dalam industri akan menggeser kurva dd dan DD yaitu:

a) Masuknya perusahaan-perusahaan baru akan menggeser kedua kurva tersebut ke kiri


b) Keluarnya perusahaan-perusahaan akan menggeser kedua kurva tersebut ke kanan

Contoh: Jika laba positif, maka perusahaan-perusahaan baru akan masuk ke pasar. Akibatnya, pangsa
(share) sebuah perusahaan dalam industri akan menurun dan kurva permintaan yang proporsional
akan bergeser dari DD dan D’D’. Dengan D’D’ tersebut, perusahaan itu tidak akan mencapai tingkat
penjualan seperti yang ditunjukkan oleh kurva permintaan dd. Oleh karena itu, kurva permintaan
yang konvensional juga akan bergeser ke kiri menjadi d’d’.

Kedua kurva tersebut akan bergeser ke kanan jika perusahaan-perusahaan ada yang keluar dari
industri.

Pergeseran tersebut akan terjadi terus menerus sampai semua syarat keseimbangan jangka panjang
terpenuhi. Ilustrasinya adalah sebagai berikut:

5. Diferensiasi Produk

Setiap perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik akan berusaha untuk


memproduksikan barang yang mempunyai sifat yang khusus dan yang dapat dengan jelas dibedakan
dari produksi perusahaan-perusahaan lainnya. Maka dalam pasar akan terdapat berbagai barang yang
dihasilkan suatu industri yang mempunyai corak, mutu, desain, mode, dan merek yang berbeda-beda.
Terdapatnya berbagai variasi dari suatu jenis barang adalah sifat istimewa dari pasar persaingan
monopolistik yang tidak terdapat dalam persaingan sempurna.

Kepada setiap perusahaan, barang yang berbeda-beda sifat tersebut akan menjadi daya
penarik khusus keatas barang yang diproduksinya. Segolongan konsumen tertentu akan lebih suka
membeli barangnya (walaupun harganya lebih mahal) kalau dibandingkan dengan barang-barang
yang sejenis yang dihasilkan produsen-produsen lain. Dengan demikian diferensiasi produksi dapat
menciptakan suatu bentuk kekuasaan monopoli. Dengan menghasilkan suatu barang tertentu yang
berbeda dari barang lainnya, perusahaan menciptakan suatu penghambat kepada perusahaan-
perusahaan lain untuk menarik para langganannya.

11
Kepada para konsumen, barang yang sejenis tetapi berbeda corak tersebut menimbulkan suatu
keuntungan pula, yaitu pilihan mereka untuk membeli sesuatu barang menjadi lebih beraneka ragam.
Ini memungkinkan mereka memilih barang yang benar-benar sesuai dengan keinginannya.

6. Kritik Terhadap Teori Pasar Persaingan Monopolistik

Teori persaingan monopolistik mendapatkan kritik dari beberapa ekonom dalam beberapa hal:

 Defenisi kelompok produk sangat bermakna ganda (ambiguous) dalam model pasar
persaingan monopolistik ini.
 Asumsi-asumsi perilaku pasar tidak realistik. Model ini menganggap bahwa perusahaan-
perusahaan tidak pernah menyadari bahwa kurva permintaan proporsional (DD) itu ada.
 Kebutuhan akan model ini diragukan. Beberapa ekonom menunjukkan bahwa model pasar
persaingan sempurna, monopoli, dan oligopoli sudah cukup untuk menjelaskan dan
meramalkan perilaku pasar yang diamati.

Di dalam bagian ini analisis yang dibuat hanya meliputi penilaian atas efek dari pasar yang
bersifat persaingan monopolistik. Salah satu kegiatan penting yang dilakukan oleh perusahaan
monopolistik adalah melakukan promosi penjualan secara iklan.

a. Efisiensi dalam Menggunakan Sumber Daya

Walaupun perusahaan persaingan sempurna dan persaingan monopolistis sama-sama


mendapatkan keuntungan normal, tetapi dalam perusahaan monopolistis biaya produksi per unit lebih
tinggi, harga barang lebih tinggi, dan jumlah produksi lebih rendah (sehingga menyebabkan kapasitas
memproduksi yang digunakan adalah di bawah tingkat yang optimal).

b. Efisiensi dan Diferensiasi Produksi

Persaingan monopolistis bersifat berbeda corak , yaitu berbeda dari segi mutu, pengemasannya,
bentuk barangnya dan pelayanan setelah penjualan. Perbedaan – perbedaan ini menyebabkan para
konsumen mempunyai pilihan yang lebih baik dari pilihan yang dapat dibuat mereka di dalam pasar
persaingan sempurna. Namun, pilihan yang beraneka ragam terhadap suatu produk itu dipandang
sebagai kompensasi kepada penggunaan sumber-sumber daya yang kurang efisien dalam pasar
persaingan monopolistik oleh para ahli ekonomi.

c. Perkembangan Teknologi dan Inovasi

Pada umumnya ahli ekonomi berpendapat bahwa pasar persaingan monopolistik memberikan
dorongan yang sangat terbatas untuk melakukan perkembangan teknologi.Terbatasnya dorongan
tersebut disebabkan karena dalam jangka panjang perusahaan hanya memperoleh keuntungan
normal. Walaupun di dalam jangka pendek terdapat keuntungan yang melebihi normal sehingga
dapat mendorong kepada kegiatan mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi, tetapi tidak
akan bertahan lama karena keuntungan supernormal itu justru menarik perusahaan baru untuk masuk
dalam pasar. Akibatnya dalam jangka panjang keuntungan yang diperoleh dari perkembangan
teknologi dari perkembangan dan melakukan inovasi tidak dapat lagi dinikmati.

12
d. Distribusi pendapatan

Persaingan monopolistik mengakibatkan corak distribusi pendapatan yang sama sifatnya seperti
yang biasanya terdapat dalam persaingan sempurna, yaitu distribusi pendapatan adalah seimbang.
Karena tidak terdapat keuntungan yang berlebih – lebihan dalam jangka panjang, maka pengusaha
dan pemilik modal tidak mendapat pendapatan berlebihan pula dan pendapatan itu dibagikan kepada
semua pengusaha dan pemilik modal. Berdasarkan kepada kecenderungan ini ahli – ahli ekonomi
berpendapat bahwa pasar persaingan monopolistis menimbulkan corak distribusi pendapatan yang
lebih merata.

13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :

a) Pengaruh ekonomi persaingan monopolistik merupakan keseluruhan kerugian yang tidak


diinginkan dari efisiensi alokatif dan produktif: konsumen membayar lebih dan mampu untuk
membeli sedikit daripada persaingan sempurna. Bagaimanapun juga, pengaruhnya tidak
seserius monopoli dan produk-produk yang dibedakan menyediakan keragaman yang banyak
diminta. Meskipun demikian, beberapa pemborosan ditunjukkan dalam kelebihan kapasitas
dan dalam penggunaan persaingan non harga.
b) Setiap perusahaan dalam menentukan keputusannya tidak bergantung pada perusahaan
lainnya, karena itu setiap perusahaan menganggap bahwa harga-harga pesaing, iklan dari
pesaing tidak berbeda dengan tindakannya sendiri. Oleh karena itu perubahan harga oleh
suatu perusahaan dianggap tidak akan mempengaruhi perusahaan lain untuk beraksi
mengubah harga-harga mereka.
c) Jumlah perusahaan dalam suatu industri sangat banyak dan semuanya memproduksi produk
dasar yang sama. Namun demikian asumsi bahwa produk adalah homogen sempurna
dihilangkan, setiap perusahaan dianggap mampu untuk membedakan produknya paling tidak
dalam beberapa tingkat atau derajat dari produk-produk perusahaan saingannya. Dalam
persaingan monopolistik sejalan dengan waktu persaingan jangka panjang akan banyak
perusahaan yang akan memasuki pasar. Jika semakin banyak perusahaan yang memasuki
industri tersebut dan menawarkan barang pengganti yang sangat dekat (tetapi tidak sempurna)
maka pangsa pasar dari perusahaan yang pertama akan menurun.

Saran:

Berdasarkan makalah yang telah disusun, penulis menyarankan:

1. Bagi konsumen yang akan melakukan kegiatan konsumsi dari pasar persaingan monopolistik
sebaiknya memilah-milah barang atau jasa yang terbaik sebelum membeli barang atau
membayar jasa.
2. Sebaiknya pembaca memilih produk yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Mikro “Ikhtisar Teori & Soal Jawab”. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta

http://madeaguspramanaputra.blogspot.com/2017/01/pasar-persaingan-monopolistis.html

http://devidevristyana.blogspot.com/2014/11/makalah-pasar-persaingan-monopolistik.html

https://www.studiobelajar.com/pasar-monopolistik/

http://meidymutiara31.blogspot.com/2016/04/pasar-persaingan-monopolistik.html

https://www.scribd.com/doc/32509306/Makalah-Monopolistik

http://widodo13.blogspot.com/2014/06/makalah-pasar-monopolistik.html

15

Anda mungkin juga menyukai