DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 1
5. Diferensiasi Produk....................................................................................................................... 11
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah tentang “Pasar Persaingan
Monopolistik” ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan
ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari
itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia hidup tidak lepas dari berbagai hal yang disebut kebutuan sehari-hari. Mulai dari
kebutuhan primer (kebutuhan yang paling utama atau kebutuhan tingkat satu seperti pangan, sandang
dan papan), kebutuhan sekunder (kebutuhan tingkat dua setelah kebutuhan primer seperti peralatan
mandi, obat-obatan dan alat tulis), sampai kebutuhan tersier (kebutuhan tingkat tiga setelah kebutuhan
primer dan sekunder seperti kendaraan, radio, dan alat rias wajah). Untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tersebut, manusia dapat mengandalkan hasil alam kemudian mengolahnya menjadi barang
yang memiliki daya guna lebih. Selain memanfaatkan hasil alam, manusia juga menggunakan ilmu
pengetahuan sebagai penunjangnya.
Namun seperi yang kita ketahui, tidak semua manusia memiliki keahlian atau kemampuan
untuk memenuhi kebutuhannya. Masyarakat Indonesia pernah melalui zaman dimana mereka
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan melakukan barter. Namun sistem barter kurang efektif karena
barang yang menjadi objek barter memiliki nilai tukar yang tidak sama. Oleh karena itu diciptakanlah
alat tukar yang disebut uang. Uang yang digunakan sampai saat ini adalah uang berbentuk uang kertas
dan uang logam. Mata uang yang menjadi mata uang di Indonesia adalah rupiah.
Adanya uang membuat manusia yang memiliki keahlian dan kemampuan menghasilkan
barang kebutuhan, membuka sistem jual beli atau berdagang. Para pedagang atau produsen menjual
barang atau jasa kepada para pembeli atau konsumen. Seiring dengan bertambah banyaknya produsen
maka dibentuklah suatu sistem yang disebut pasar. Pasar adalah adalah salah satu dari berbagai
sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan
tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Pasar terbagi menjadi dua yaitu pasar
persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna. Pasar persaingan tidak sempurna terbagi
lagi menjadi tiga yaitu pasar monopoli, pasar oligopoli dan pasar monopolistik.
Pasar di Indonesia didukung oleh sumber daya alam yang melimpah yang memungkinkan
untuk seseorang memproduksi barang dengan jumlah yang banyak sehingga dengan mudah setiap
produsen mendapat bahan untuk berproduksi. Ketika banyak produsen memproduksi barang yang
sama, walaupun dengan kemasan, merk dan kualiatas yang berbeda. Maka disnilah terjadi pasar
persaingan monopolistik. Dalam makalah ini, penulis makalah akan membahas lebih rinci mengenai
pasar monopolistik.
3
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah seperti berikut :
3. Bagaimana keseimbangan jangka panjang dan pendek dalam pasar persaingan monopolistik?
3. Tujuan
4. Manfaat Penulisan
Tentunya makalah ini memiliki manfaat baik bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut:
Penulis bisa lebih memahami apa yang dimaksud dengan pasar persaingan monopolistik dan
perannya
Pembaca bisa mengetahui lebih dekat mengenai pasar persaingan monopolistik
4
BAB II
PEMBAHASAN
Pasar monopolistik adalah salah satu bentuk pasar dimana terdapat banyak produsen yang
menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar
monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilakn pasti memiliki karakter tersendiri
yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah: shampoo, pasta gigi, kosmetik, dll.
Meskipun fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut, tetapi setiap produk yang
dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya perdaan aroma, perbedaan warna,
kemasan, dan lain-lain.
Pada pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa mendongkrak penjualan.
Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra yang baik di dalam benak masyarakat,
sehingga membuat mereka mau membeli produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat
berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan yang berada dalam pasar
monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga citra perusahaannya.
5
(market share) yang cenderung kecil. Hal ini membuat produsen memiliki kekuatan yang terbatas
untuk menentukan harga mereka karena harga yang ditentukan dalam pasar ini adalah harga rata-
rata dari produk dari produsen lain. Selain itu, karena banyaknya produsen dalam pasar
monopolisitik maka praktik kolusi (beberapa produsen melakukan kesepakatan untuk menaikan
harga pasar) akan sulit dilakukan karena sulitnya koordinasi antar produsen.
3. Masing-masing produsen bersaing dari segi kualitas, harga, serta cara pemasaran produk mereka
Karena produk yang ada pada pasar monopolistik cenderung serupa, maka produsen akan
bersaing dari segi kualitas, harga, serta cara pemasaran produk mereka masing-masing. Produsen
akan berlomba-lomba memperbaiki kualitas produknya seperti melalui desain produk mereka
ataupun servis yang diberikan kepada konsumen. Dari kualitas produk tersebut, produsen dapat
mengatur harga produknya. Ketika produk yang diproduksi memiliki kualitas yang tinggi, maka
produsen dapat memberikan harga yang tinggi pada produk tersebut. Namun, produsen harus
meyakinkan konsumen bahwa produk mereka adalah produk dengan harga yang tinggi tersebut
juga memiliki high quality. Oleh sebab itu, untuk meyakinkan konsumen, produsen harus
melakukan trik pemasaran yang tepat seperti membuat kemasan yang lebih mewah, memberikan
insentif seperti bonus produk lain, ataupun melalui iklan-iklan yang menyatakan bahwa produk
mereka lebih baik dibandingkan produk lain yang serupa.
b) Sumber daya alam yang melimpah menyebabkan produsen memproduksi barang serupa tetapi
6
c) Differensiasi produk yang tidak terlalu besar mendorong perusahaan untuk melakukan
Bentuk pasar persaingan monopolistik adalah keadaan biasa yang ekstrim. Sebagian besar
operasi-operasi eceran berada dalam bentuk pasar ini. Bisnis-bisnis kecil dari seluruh sektor jatuh
dalam pasar kategori ini. Memulai suatu bisnis secara relatif adalah mudah, tetapi untuk tetap
bertahan dalam bisnis tersebut adalah tidak mudah; hal itu memerlukan kemampuan untuk
meyakinkan konsumen bahwa produk tersebut adalah berbeda dan lebih baik daripada yang dimiliki
oleh para pesaing.
7
1.5 Jalan Masuk Persaingan Monopolistik ke Dalam Pasar
Tidak ada hambatan untuk masuk atau keluar ke dalam pasar persaingan monopolistik. Bagaimanapun
juga, kebutuhan untuk membuat produk seseorang dibedakan mungkin memerlukan tindakan non
harga, dimana jika tidak berhasil, maka akan menggerakkan perusahaan itu keluar dari pasar.
Permintaan dari suatu perusahaan dalam persaingan monopolistik adalah condong menurun
karena preferensi konsumen terhadap fitur-fitur produk yang dibedakan tersebut. Akan tetapi, karena
terdapat beberapa barang pengganti dekat (jika tidak sempurna) yang langsung tersedia, maka
permintaanya menjadi sangat elastis. Secara grafik, ini berarti bahwa permintaan dalam pasar
persaingan monopolistik lebih datar daripada monopoli.
Misalnya, permintaan akan suatu restoran tampaknya menjadi sangat elastis karena terdapat beberapa
gerai makanan lainnya yang tersedia untuk konsumen. Namun permintaannya tidak elastis sempurna
(misalnya horisontal) seperti dalam kasus persaingan sempurna, karena setiap restoran mempunyai
sesuatu untuk ditawarkan sedangkan restoran lainnya tidak menawarkannya: sebagai contoh,
kenayamanan, lokasi, menu yang banyak, atau sekedar suasananya.
Laba dari suatu perusahaan dalam persaingan monopolistik ditentukan dalam cara yang sama seperti
jenis pasar manapun dengan menemukan kuantitas optimalnya dimana pendapatan marjinal
berpotongan dengan biaya marjinal. Sebaliknya, tingkat optimal keluaran ini menentukan harga yang
dibebankan (pada kurva permintaan) dan biaya unit rata-rata (pada kurva biaya total rata-rata).
Labanya adalah kelebihan bidang pendapatan total terhadap bidang biaya total.
Setiap perusahaan harus menentukan kuantitas, harga, dan derajat diferensiasi produknya (tampil
beda). Keputusan-keputusan tersebut saling berkait, dengan biaya dan permintaan, artinya usaha
untuk mendiferensiasikan produk membutuhkan biaya, sedangkan harga-harga yang lebih tinggi
menurunkan kuantitas yang diminta (cateris paribus). Oleh karena itu, perusahaan harus
“menempatkan diri”-nya dalam pasar dengan memilih harga, kuantitas dan derajat diferensiasi
produk yang dapat memaksimalkan keuntungan mereka. Bentuk keistimewaan diferensiasi produk
antara lain karakteristik produk, citra produk, dan karakteristik penjual.
Pemilihan karakteristik produk, citra produk dan karakteristik para penjual akan mempengaruhi letak
dan slope kurva permintaannya. Diferensiasi produk yang berhasil akan menggeser kurva permintaan
ke kanan atau menurunkan elastisitas harga. Iklan yang berhasil untuk suatu produk atau citra akan
menggeser kurva permintaan ke kanan, dan perusahaan tersebut akan menghasilkan pernerimaan yang
lebih banyak.
Kegiatan untuk diferensiasi produk juga akan mempengaruhi baiya seperti biaya iklan, Akibatnya
kurva AC akan bergeser ke atas dengan semakin tingginya tingkat persaingan yang memerlukan biaya
periklanan cukup mahal. Sebaliknya kurva AC akan bergeser kebawah jika biaya periklanan yang
dibutuhkan tidak begitu mahal. Ada banyak kemungkinan kurva permintaan dan kurva biaya yang
tersedia begitu perusahaan yang menjual suatu produk yang didiferensiasikan. Keputusan perusahaan
akan mempengaruhi kurva permintaan dan kurva biaya dalam pasar tersebut.
8
3. Keseimbangan Pasar Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Untuk menjelaskan keseimbangan jangka pendek di pasar persaingan monopolistik, kita akan
melihat dari perspektif penjual secara individual, baik yang memperoleh profit maupun yang
menderita kerugian.
Keterangan:
Pada gambar sebelah kiri, penjual memperoleh laba dari penjualan produk dengan harga
sebesar P1 dan kuantitas sebanyak Q1 (pada titik ini maksimalisasi profit terpenuhi, yakni
ketika MC berpotongan dengan MR).
Besaran profit yang didapatkan adalah area segiempat P1-A-B-C.
Sementara pada gambar sebelah kanan, kurva AC berada diatas kurva permintaan (D),
sehingga harga (P) lebih rendah daripada average total cost (AC). Dengan demikian, penjual
mengalami kerugian.
Adapun minimalisasi kerugian terpenuhi dengan penjualan produk sebanyak Q2 dan harga
sebesar P2.
Besarnya kerugian minimal terlibat pada area segiempat P2-J-K-L
Berangkat dari keseimbangan jangka pendek diatas, kita bisa menggambarkan ekuilibrium
jangka panjang di pasar persaingan monopolistik melalui dua sudut pandang.
Apabila ini terjadi, maka dalam jangka panjang akan menarik minat penjuak baru untuk
masuk ke pasar.
9
Masuknya penjual-penjual baru akan menggeser kurva permintaan (D) dan kurva marginal
revenue (MR) ke kiri, sekaligus mengurangi profit penjual lama.
Apabila ini terjadi, yakni saat penjual mengalami kerugian, maka dalam jangka panjang akan
mempengaruhi keputusan penjual-penjual yang ada untuk tetap bertahan atau keluar dari
pasar.
Ketika jumlah penjual berkurang, pembeli memiliki lebih sedikit pilihan, ini akan
mengakibatkan pergeseran kurva D dan kurva MR ke kanan, yang pada gilirannya akan
meningkatkan profit bagi penjual yang bertahan di pasar (dengan kata lain, penjual yang
bertahan di pasar akan mengalami penurunan kerugian).
Proses dari masing-masing sudut pandang diatas akan terus berlangsung hingga didapatkan zero
economic profit, yakni ketika harga (P) sama dengan average total cost (AC). Pada saat itulah
ekuilibrium jangka panjang terpenuhi. Ekuilibrium tersebut menggambarkan tidak tersedianya insentif
bagi penjual untuk masuk atau keluar pasar.
Keterangan:
Dari proses yang berlangsung di masing-masing sudut pandang diatas, pada akhirnya akan
mencapai keseimbangan jangka panjang, dimana kurva D bersingungan dengan kurva AC di
satu titik (e).
Pada titik e tersebut terpenuhi kondisi zero economic profit, yakni ketika P=AC, dalam hal ini
ketika harga sebesar Pe dan sebanyak Qe.
10
4. Penyesuaian Jangka Panjang
Keluar masuknya perusahaan dalam industri akan menggeser kurva dd dan DD yaitu:
Contoh: Jika laba positif, maka perusahaan-perusahaan baru akan masuk ke pasar. Akibatnya, pangsa
(share) sebuah perusahaan dalam industri akan menurun dan kurva permintaan yang proporsional
akan bergeser dari DD dan D’D’. Dengan D’D’ tersebut, perusahaan itu tidak akan mencapai tingkat
penjualan seperti yang ditunjukkan oleh kurva permintaan dd. Oleh karena itu, kurva permintaan
yang konvensional juga akan bergeser ke kiri menjadi d’d’.
Kedua kurva tersebut akan bergeser ke kanan jika perusahaan-perusahaan ada yang keluar dari
industri.
Pergeseran tersebut akan terjadi terus menerus sampai semua syarat keseimbangan jangka panjang
terpenuhi. Ilustrasinya adalah sebagai berikut:
5. Diferensiasi Produk
Kepada setiap perusahaan, barang yang berbeda-beda sifat tersebut akan menjadi daya
penarik khusus keatas barang yang diproduksinya. Segolongan konsumen tertentu akan lebih suka
membeli barangnya (walaupun harganya lebih mahal) kalau dibandingkan dengan barang-barang
yang sejenis yang dihasilkan produsen-produsen lain. Dengan demikian diferensiasi produksi dapat
menciptakan suatu bentuk kekuasaan monopoli. Dengan menghasilkan suatu barang tertentu yang
berbeda dari barang lainnya, perusahaan menciptakan suatu penghambat kepada perusahaan-
perusahaan lain untuk menarik para langganannya.
11
Kepada para konsumen, barang yang sejenis tetapi berbeda corak tersebut menimbulkan suatu
keuntungan pula, yaitu pilihan mereka untuk membeli sesuatu barang menjadi lebih beraneka ragam.
Ini memungkinkan mereka memilih barang yang benar-benar sesuai dengan keinginannya.
Teori persaingan monopolistik mendapatkan kritik dari beberapa ekonom dalam beberapa hal:
Defenisi kelompok produk sangat bermakna ganda (ambiguous) dalam model pasar
persaingan monopolistik ini.
Asumsi-asumsi perilaku pasar tidak realistik. Model ini menganggap bahwa perusahaan-
perusahaan tidak pernah menyadari bahwa kurva permintaan proporsional (DD) itu ada.
Kebutuhan akan model ini diragukan. Beberapa ekonom menunjukkan bahwa model pasar
persaingan sempurna, monopoli, dan oligopoli sudah cukup untuk menjelaskan dan
meramalkan perilaku pasar yang diamati.
Di dalam bagian ini analisis yang dibuat hanya meliputi penilaian atas efek dari pasar yang
bersifat persaingan monopolistik. Salah satu kegiatan penting yang dilakukan oleh perusahaan
monopolistik adalah melakukan promosi penjualan secara iklan.
Persaingan monopolistis bersifat berbeda corak , yaitu berbeda dari segi mutu, pengemasannya,
bentuk barangnya dan pelayanan setelah penjualan. Perbedaan – perbedaan ini menyebabkan para
konsumen mempunyai pilihan yang lebih baik dari pilihan yang dapat dibuat mereka di dalam pasar
persaingan sempurna. Namun, pilihan yang beraneka ragam terhadap suatu produk itu dipandang
sebagai kompensasi kepada penggunaan sumber-sumber daya yang kurang efisien dalam pasar
persaingan monopolistik oleh para ahli ekonomi.
Pada umumnya ahli ekonomi berpendapat bahwa pasar persaingan monopolistik memberikan
dorongan yang sangat terbatas untuk melakukan perkembangan teknologi.Terbatasnya dorongan
tersebut disebabkan karena dalam jangka panjang perusahaan hanya memperoleh keuntungan
normal. Walaupun di dalam jangka pendek terdapat keuntungan yang melebihi normal sehingga
dapat mendorong kepada kegiatan mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi, tetapi tidak
akan bertahan lama karena keuntungan supernormal itu justru menarik perusahaan baru untuk masuk
dalam pasar. Akibatnya dalam jangka panjang keuntungan yang diperoleh dari perkembangan
teknologi dari perkembangan dan melakukan inovasi tidak dapat lagi dinikmati.
12
d. Distribusi pendapatan
Persaingan monopolistik mengakibatkan corak distribusi pendapatan yang sama sifatnya seperti
yang biasanya terdapat dalam persaingan sempurna, yaitu distribusi pendapatan adalah seimbang.
Karena tidak terdapat keuntungan yang berlebih – lebihan dalam jangka panjang, maka pengusaha
dan pemilik modal tidak mendapat pendapatan berlebihan pula dan pendapatan itu dibagikan kepada
semua pengusaha dan pemilik modal. Berdasarkan kepada kecenderungan ini ahli – ahli ekonomi
berpendapat bahwa pasar persaingan monopolistis menimbulkan corak distribusi pendapatan yang
lebih merata.
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Saran:
1. Bagi konsumen yang akan melakukan kegiatan konsumsi dari pasar persaingan monopolistik
sebaiknya memilah-milah barang atau jasa yang terbaik sebelum membeli barang atau
membayar jasa.
2. Sebaiknya pembaca memilih produk yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Mikro “Ikhtisar Teori & Soal Jawab”. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta
http://madeaguspramanaputra.blogspot.com/2017/01/pasar-persaingan-monopolistis.html
http://devidevristyana.blogspot.com/2014/11/makalah-pasar-persaingan-monopolistik.html
https://www.studiobelajar.com/pasar-monopolistik/
http://meidymutiara31.blogspot.com/2016/04/pasar-persaingan-monopolistik.html
https://www.scribd.com/doc/32509306/Makalah-Monopolistik
http://widodo13.blogspot.com/2014/06/makalah-pasar-monopolistik.html
15