Anda di halaman 1dari 9

Anggota:

1. Puput Resza narolita (7211420079)


2. Widya Indri Hapsari (7211420087)
3. Yuni Nur Fadhila (7211420219)
4. Lusiana Dwi Rahmawati (7211420224)

PASAR OLIGOPOLI
A. Pengertian
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa
produsen atau penjual dalam satu wilayah area, dimana terdapat beberapa produsen
yang menghasilkan barang-barang yang saling bersaingan. Ini merupakan sifat utama
dari pasar oligopoli yang merupakan salah satu jenis dari pasar persaingan tidak
sempurna. Dimana pasar oligopoli hanya terdapat beberapa perusahaan atau penjual
yang memproduksi barang sejenis.
Oligopoli terjadi ketika hanya ada sejumlah kecil pengusaha dalam suatu industri
tertentu di mana keputusan masing – masing saling berpengaruh. (Pindyck &
Rubinfeld, 1998). Perusahaan membedakan produk yang dihasilkan dari produk
pesaingnya secara substantial melalui kombinasi rancangan produk, promosi, dan
distribusi (Douglas, 1995). Dalam pasar oligopoli manajer dituntut tidak hanya
membuat strategi persaingan yang istimewa, namun juga dituntut untuk selalu
memerhatikan reaksi pesaing terhadap setiap strategi yang diluncurkan perusahaan.
Sebagai contoh, ketika pesaing menurunkan harga, manajer dihadapkan pada banyak
pilihan untuk menjawab strategi pesaing tersebut, apakah ikut menurunkan harga, atau
tidak terpengaruh, atau bahkan menaikkan kualitas produk dan sekaligus menaikkan
harga. Kerterkaitan strategi antar-pelaku bisnis menjadi ciri khas pasar oligopoli.
Penjual berperan sebagai pembuat harga (price makers), sedangkan pembeli hanya
dapat menyepakati harga (price taker) yang dibuat oleh pengusaha. Setiap pengusaha
memiliki peran strategis. Sementara itu, entry ke pasar industri yang berstruktur
oligopoli relatif terbuka namun sulit untuk dimasuki oleh pemain baru.
Dua perusahaan dengan produk yang hampir identik dalam suatu industri secara
bersama – sama menghadang masuknya pemain baru. Perilaku seperti ini
menghasilkan marginal cost yang konstan. Apabila kondisi seperti ini terus
berlangsung akan menjurus pada pembentukan kartel. Namun demikian pembentukan
kartel secara penuh di mana perusahaan secara bersama mengatur harga menjadi sulit
dilakukan karena adanya peluang untuk mengingkari kesepakatan. Keseimbangan
antara di antara pelaku oligopoli terjadi pada perpotongan kurva reaksi. Setiap
perusahaan memilih strategi terbaik, yang selanjutnya dapat berpengaruh kepada
strategi perusahaan lainnya. Namun demikian jika semua pelaku oligopli dapat
konsisten dengan komitmennya untuk tidak melakukan pengingkaran, maka oligopoli
menjadi bentuk pasar yang dapat merugikan konsumen.
B. Contoh Perusahaan Oligopoli
Pada industri elektronika dunia, khususnya chip microprocessor tergolong industri
yang oligopoli karena dikuasasi oleh segelintir pemain. Dua pemain besar yang saling
bersaing sejak akhir tahun 60-an: Intel dan Advanced Micro Devices (AMD)
menguasai tak kurang dari 90% pangsa pasar, 10% sisanya harus dibagi untuk pemain
lainnya seperti Zilog, Motorola, NEC, National Semiconductor, Texas Instrument,
dan lain – lain. Berbeda dengan industri komputer yang merupakan hilir dari industri
chip micropocessor dan struktur pasarnya beranjak dari monopoli, oligopoli dan
akhirnya menjadi persaingan sempurna (Baye, 2006), dalam industri microprocessor
struktur pasarnya relatif stabil.
Dalam industri chip microprocessor, model yang tepat untuk menggambarkan
persaingan adalah Bertrand Oligopoli (Baye, 2006; halaman 336), hal ini karena
memenuhi persayaratan:
1. Ada sedikit perusahaan yang melayani banyak pelanggan;
2. Perusahaan yang bersaing menghasilkan produk yang identik dengan biaya
marginal yang konstan;
3. Perusahaan memilih terlibat dalam persaingan harga dan bereaksi secara
optimal terhadap perubahan harga yang dilakukan kompetitor;
4. Konsumen memiliki informasi yang mencukupi dan tidak ada biaya transaksi;
dan terdapat barrier to exist.
C. Masuknya Perusahaan Baru Pada Pangsa Pasar Oligopoli
Tiga orang mantan eksekutif di Apple diketahui mendirikan sebuah perusahaan
bernama NUVIA Inc. Mereka bertiga bekerja sama untuk mendirikan perusahaan
yang membuat chip dengan fokus pemrosesan Big Data. Ketiganya yaitu Gerard
Williams II, John Bruno, dan Manu Gulati dengan pengalaman kurang lebih 20 tahun
bekerja di Apple. Perusahaan tersebut bernama NUVIA Inc dan sedang
mengembangkan chip prosessor dengan kode nama Phoenix. Produk ini akan bersaing
dengan Intel atau AMD yang selama ini dikenal membuat CPU untuk komputer
rumahan dan server. Dikutip dari Reuters, bahkan Gerard Williams II dulunya adalah
salah satu kepala divisi di pengembangan chipset A-series yang digunakan pada
perangkat iPhone.
NUVIA Inc kabarnya telah mendapatkan sejumlah pendanaan. Diantaranya berasal
dari Dell Technologies Capital dan beberapa firma investasi di wilayah Silicon Valley
dengan nilai total $53 juta. Dana ini akan digunakan untuk memulai NUVIA Inc
dengan target 60 hingga 100 karyawan pertama hingga akhir tahun 2019.
NUVIA Inc akan fokus pada pengembangan chip CPU kecil yang selama ini
digunakan pada perangkat mobile device. Pengembangan chip ini akan digunakan
pada perangkat pemroses Big Data seperti server. Tujuannya adalah membuat server
yang lebih hemat daya, cepat dan lebih aman daripada prosessor data center yang ada
saat ini.

Nvidia Corp mengumumkan rencananya untuk memproduksi chipset prosesor server


berbasis teknologi karya Arm Inggris. Chipset server ini ditujukan sebagai menantang
untuk Intel Corp.
Nvidia dilaporkan telah bersiap membeli Arm senilai USD40 miliar untuk
mewujudkan rencana tersebut. Dengan prosesor server bertajuk Grace, Nvidia diklaim
akan menjadi perusahaan chipset terbesar hingga saat ini, yang menantang Intel di
pasar utamanya.
Sebagai informasi, Intel merupakan produsen prosesor sentral terbesar di dunia untuk
server data center, namun persaingan dari chipset berbasis Arm kian meningkat dan
diklaim mengancam posisi Intel tersebut.
Teknologi Arm telah digunakan di sebagian besar chipset pendukung smartphone,
meski selama beberapa tahun terakhir, teknologi Arm ini juga merambah ke ranah
data center. Langkah Arm memasuki ranah data center ini didorong oleh sejumlah
perusahaan seperti Amazon dan Ampere Computing yang dilaporkan tengan
merancang chipset untuk servernya.
Rencana Nvidia untuk merambah pasar chipset untuk server data center dinilai akan
mempercepat terobosan Arm di ranah tersebut. Sebagai pengingat, chipset Nvidia
sebelumnya telah digunakan sebagai akselerator bersamaan dengan prosesor sentral
karya Intel, Advanced Micro Devices Inc dan lainnya.
Kehadiran prosesor sentral karyanya akan menegaskan posisi Nvidia sebagai
kompetitor langsung dari Intel dan AMD. Dalam pidato pengumuman chip, CEO
Nvidia Jensen Huang menyebut chip server baru ini merupakan puzzle yang akan
menggabungkan grafis dan chip jaringan Nvidia untuk membentuk blok bangunan
dasar dari pusat data modern.
Nvidia juga mengatakan bahwa Swiss National Supercomputing Center akan
membuat superkomputer baru bertajuk Alps, yang akan menggunakan prosesor Grace
baru dan dibangun oleh Hewlett Packard Enterprise Co.
D. Lisensi antara Intel dan AMD
Intel dan AMD bekerja sama dalam upaya melawan Nvidia. Intel memang bersaing
sangat ketat dengan Nvidia dalam pasar AI, sementara AMD bentrok dengan Nvidia
di ranah gaming dan grafis.
Kesuksesan Intel berawal dari kesuksesan IBM PC di era 80an. Kala itu, IBM yang
ingin menjual PC sebanyak-banyaknya, melakukan strategi outsourcing. Sistem
operasi diserahkan ke Microsoft, sementara prosesor ke Intel. Kerjasama ini kemudian
membentuk ekosistem yang mendominasi selama lebih dari 35 tahun: DOS/Windows
milik Microsoft dioptimasi di atas prosesor Intel x86, prosesor x86 pun dioptimasi
untuk DOS/Windows.
Namun DOS/Windows adalah software yang relatif mudah digandakan. Sementara
Intel harus membuat hardware yang melibatkan proses manufaktur yang rumit. Agar
tidak tergantung terhadap satu supplier, IBM meminta Intel memberikan lisensi ke
pihak lain. Intel pun menggandeng AMD, yang mendapatkan lisensi untuk
memproduksi desain chip 8086, 8088, dan 80286 yang menjadi dasar pengembangan
prosesor x86 ke depan.
Sejak saat itu, Intel dan AMD pun menjadi duo yang mendominasi segmen prosesor
PC. Namun jika keduanya dibandingkan, Intel praktis jauh di atas AMD karena
memiliki keunggulan teknologi dan produksi. Apalagi Intel mengambil strategi
integrasi fabrikasi: mulai dari desain, manufaktur, dan pemasaran dilakukan sendiri.
Awalnya, AMD juga melakukan hal yang sama. Namun sejak tahun 2009, AMD
memutuskan untuk menjadi fabless alias hanya mendesain prosesor tanpa memiliki
pabrik. Untuk mentranslasikan desain menjadi produk prosesor, AMD
menyerahkannya kepada TSMC dan Global Foundaries, dua perusahaan khusus
fabrikasi prosesor.
Menjadi perusahaan fabless memang memiliki plus-minus tersendiri. Salah satu
keuntungannya adalah AMD tidak perlu mengeluarkan anggaran membuat pabrik
yang bisa mencapai US$10 milyar. Akan tetapi, menjadi fabless juga berarti
menggantungkan nasib ke pihak lain. Secanggih apapun desain prosesor yang
dihasilkan AMD, tidak akan berguna jika mitra fabrikasi tidak memiliki teknologi
yang memadai.
E. Lisensi sebagai Awal Persaingan
Persaingan Intel dengan AMD diawali pada tahun 1975 ketika Intel memberi lisensi
kepada AMD untuk membangun microprocessor-nya sendiri menggunakan rancangan
microprocessor 8080A karya Intel. Berangkat dari lisensi Intel inilah, AMD
membangun kompetensi barunya di industri microprocessor. Perjalanan waktu
membuktikan, pertarungan dua perusahaan ini dalam memengaruhi standar komputer,
agar produsen komputer menggunakan processor hasil produksinya, tidak saja
merupakan pergulatan membangun teknologi baru, tetapi juga melibatkan kegiatan
mata – mata (industrial spionage), perjuangan di pengadilan, serta melibatkan politisi
dan pejabat pemerintah di berbagai negara di mana kedua perusahaan ini eksis.
Dua produsen chip asal Amerika Serikat, AMD dan Intel terus berkompetisi meraup
pangsa pasar (market share) prosesor (CPU) dunia. Intel selama bertahun-tahun
mendominasi pasar CPU dunia, namun Seiring berjalannya waktu, kini pangsa pasar
Intel kian digerus oleh AMD. Bahkan kini, AMD berhasil mengungguli Intel.
Berdasarkan laporan terbaru dari firma benchmarking, PassMark, pangsa pasar AMD
disebut lebih unggul 1,6 persen di atas Intel.
Hasil riset PassMark pada 4 Januari 2021 menunjukan bahwa pangsa pasar AMD
tercatat di angka 50,08 persen, sementara Intel hanya memperoleh 49,2 persen.
Menurut PassMark, prestasi mengungguli Intel ini pertama kalinya dicapai oleh AMD
dalam 14 tahun terakhir.
Sebagai acuan, pada 2019 lalu, Intel memimpin pangsa pasar yang jauh lebih besar
dibanding AMD, yakni di angka 57,4 persen. Sementara AMD hanya memperoleh
pangsa pasar sekitar 42 persen. Di sektor PC, Intel masih mendominasi 83 persen
pangsa pasar CPU, sementara AMD berada di angka 17 persen, sebagaimana
dihimpun KompasTekno dari Digital Trends, Rabu (6/1/2021). Berdasarkan survei
yang dirilis Steam pada November 2020 lalu, disebutkan bahwa pengguna Steam
yang memakai CPU AMD tercatat di angka 26,91 persen.
Jumlah pengguna Steam yang memakai CPU Intel kala itu masih lebih banyak dari
CPU AMD, yakni berkisar 73,09 persen. Kendati demikian, perlu dicatat bahwa
survei ini tidak mendata seluruh pengguna Steam yang terdaftar di platform tersebut.
Alasan CPU AMD makin diminati oleh pengguna Steam tak lain karena harga yang
ditawarkan lebih terjangkau dibanding CPU bikinan Intel, di samping teknologi
fabrikasi milik AMD yang kini lebih unggul. Saat ini, prosesor seri Ryzen besutan
AMD sendiri sudah dimanufaktur menggunakan fabrikasi 7nm. Contohnya keluarga
Ryzen 5000 terbaru yang dibuat menggunakan arsitektur anyar, Zen 3. Sedangkan
prosesor tercanggih Intel dari keluarga Tiger Lake, masih dibuat dengan fabrikasi
10nm. Besaran angka fabrikasi ini berperngaruh dalam jumlah transistor yang bisa
ditampung, yang berpengaruh juga pada performa. Makin kecil angka fabrikasi, maka
semakin banyak jumlah transistor yang bisa dijejalkan.
F. Intel Terjerat Kasus atas Taktik Monopolinya
Pada bulan Mei tahun 2009, Komisi Eropa mengeluarkan tuntutan terhadap sebuah
perusahaan microprocessor terbesar yg produknya sangat sering kita dengar namanya
dan populer di Indonesia yaitu INTEL karena melanggar peraturan tentang
ANTITRUST. Selama ini Intel telah berusaha keras untuk menyembunyikan praktek-
praktek tersebut.
Meskipun sebelumnya Intel sudah mendapat hukuman dari regulator antitrust di
Jepang dan Korea, dan peningkatan pengawasan dari regulator di Amerika Serikat,
namun tetep aja ngotot banding atas keputusan tersebut meskipun Komisi Eropa telah
mengklaim bahwa Intel telah menolak atau mengabaikan bukti, dan juga telah
melanggar hak asasi manusia.
Pada akhirnya Komisi Eropa membalas banding tersebut dan sangat membuat publik
terkejut dengan bukti-bukti yang jelas-jelas tak terbantahkan oleh Intel.
Ini adalah pertama kalinya Intel sekarang harus menghadapi fakta-fakta yang ada dari
perilaku ilegal dan kelihatannya tuntutan ini belum menjadi yang terakhir. The US
Federal Trade Commission (Komisi Perdangan Federal Amerika Serikat dan
Kejaksaan Agung New York kemudian melanjutkan penyelidikan dan AMD kasus
perdata terhadap Intel akan memberikan petunjuk lain atas pergerakan Intel yang jelas
melanggar hukum.
Para produsen PC juga jelas korban atas kekuasaan Intel . Karena ketidakadilan pasar
sengaja direkayasa oleh Intel, produsen komputer dan toko-toko komputer yang
tersisa pada dasarnya rentan dan tak berdaya dalam menghadapi paksaan ekonomi
Intel yang luar biasa. Inilah sebabnya mengapa para produsen komputer diam-diam
mendukung perjuangan AMD untuk memulihkan persaingan adil dan terbuka ke
pasar; Mereka ingin mengontrol nasib mereka sendiri seperti halnya kita sendiri ingin
mengendalikan keinginan kita.
Sejak AMD berupaya mengangkat anti-trust Intel yang dimulai pada tahun 2000,
AMD telah menambahkan Dell sebagai partner, Toshiba juga telah bergabung dengan
AMD, dan AMD juga telah memperluas bisnisnya dengan HP, Lenovo, dan Acer.
Upaya ini merupakan bagian penting dari bisnis dan strategi AMD dengan tetap
berkomitmen pada sistem perdagangan yg adil dan anti monopoli terhadap produsen
maupun para pelanggan.
Unit antitrust Komisi Eropa pada hari Senin menerbitkan teks dari pesan e-mail, dari
tahun 2004, dan cuplikan dokumen serupa sebagai cadangan yang menyatakan bahwa
$ 1,5 miliar denda yang dikenakan terhadap Intel ( Mei ) dibenarkan.
Komisi Eropa regulator berpendapat, dokumen tersebut dengan jelas menunjukkan
bahwa produsen komputer yang amat takut untuk menyeberang Intel, yang memegang
77 persen dari pasar global untuk chip komputer, dengan membeli dari AMD yang
notabene merupakan saingan serius Intel, meskipun hanya sebesar 23 persen.
Selanjutnya, Intel menyerang balik pada hari Senin, menyatakan bahwa komisi sendiri
telah terlibat dalam taktik yang tidak adil. Intel telah menarik denda di pengadilan
Eropa, menyatakan terjadinya prosedur yang gagal dalam pemeriksaan oleh komisi
atas penjualan chip.
Yang dipertaruhkan adalah posisi pasar Intel yang lebih kuat dari AMD yang telah
lama dipertahankan, terutama jika ada regulator antitrust lain, seperti US Federal
Trade Commission yang mengikuti penguasa Eropa.
Pengacara antitrust Eropa mengatakan debat publik apapun yang mempengaruhi
keputusan pengadilan untuk melakukan naik banding tidak akan didengar oleh
Pengadilan Eropa di Luxembourg Pertama sampai tahun depan paling cepat.
Regulator Eropa pertama mulai menyelidiki Intel pada tahun 2001, setahun setelah
AMD mengajukan keluhannya kepada Otoritas Eropa di Brussels. Pada tahun 2007
dan 2008, komisi tersebut telah menuduh Intel menyalahgunakan posisi dominan
dalam chip komputer dengan memberikan rabat besar kepada produsen komputer,
dengan membayar para pembuat komputer untuk menunda atau membatalkan lini
produk dan dengan menawarkan chip untuk server komputer yang kuat pada harga di
bawah biaya yang sebenarnya.
G. Memenangi Persaingan
Setelah hampir empat dekade kedua perusahaan eksis, masing-masing memiliki
keunggulan kompetitif yang berbeda. Intel mengandalkan kecepatan masuk ke pasar
(time to market) sebelum AMD atau produk lain sejenis diluncurkan. Strategi ini
dapat pula dianggap sebagai sinyal agar para pesaingnya mulai merasa bahwa
produknya sudah ketinggalan jaman. Selain itu, meluncurkan produk baru dalam
siklus produk yang semakin cepat juga merupakan upaya isolasi untuk menjamin
perusahaan tetap memiliki keunggulan kompetitif. Citra sebagai perusahaan yang
selalu terdepan dalam menghasilkan produk TI dapat dijaga dengan strategi time to
market. Intel meraih keuntungan besar dari strategi ini.
Di sisi lain, Intel sulit mencegah terjadinya imitasi atas produk – produk yang
dihasilkannya. Pada umumnya pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dari
keterbukaan informasi menjadikan teknik membuat microprocessor sudah tidak dapat
dikategorikan sebagai tacit knowledge karena semuanya tersusun dalam suatu
dokumentasi yang terinci sehingga siapa saja termasuk pesaing dapat memelajarinya.
Makin berkembangnya penggunaan Internet sebagai jaringan terbuka memudahkan
pihak – pihak yang memiliki kepentingan terhadap industri microprocessor
mendapatkan informasi tentang bagaimana membuat microprocessor yang
berkualitas, reliable, dan murah.
Dibanding AMD, Intel tergolong first mover, dan oleh karenanya layak memperoleh
benefit yang lebih baik dari AMD. Di pihak lain, melalui strategi aliansi dengan
banyak produsen komputer, agar makin banyak komputer yang spesifikasi standard-
nya menggunakan microprocessor AMD; serta aliansi strategik dengan pembuat
teknologi lain seperti Sony untuk menghasilkan processor dengan teknologi CMOS,
atau dengan Fujitsu untuk menghasilkan Flash memory, dan penetrasi ke pasar China
untuk membangun kerja sama dengan Lenovo, Founder, Thunis, dawning, IBM, HP
dan SUN telah berhasil menempatkan AMD pada posisi yang sejajar dengan Intel.
Meski sedang saling tuntut di pengadilan untuk memperkuat posisi persaingan, kedua
perusahaan selama lima tahun terakhir selalau meraih keuntungan. Hal ini
membuktikan bahwa strategi persaingan yang selalu dikendalikan dengan baik, dapat
mengatasi berbagai persoalan yang menghadang laju tumbuhnya perusahaan. Artinya,
secara finansial kedua perusahaan tidak ada yang kalah. Dari sisi penguasaan pasar
Intel masih lebih dominan dibanding AMD. Hal ini menunjukkan industri
microprocessor masih terus tumbuh, walaupun persaingan di dalamnya sangat sengit.
Pertumbuhan ini diduga disebabkan oleh kuatnya permintaan terhadap PC, dan
dipengaruhi pula oleh inovasi perangkat lunak yang dihasilkan oleh pemain dominan
di sektor piranti lunak, yang selalu menerbitkan versi baru sebelum pesaing berhasil
menyamainya. Kemajuan teknologi perangkat lunak, pada gilirannya menuntut
peningkatan kemampuan dan kapasitas microporcessor. Dengan demikian aliansi
strategis antara produsen microprocessor dengan produsen sistem operasi dan piranti
lunak lainnya, serta dengan produsen PC menjadi faktor kunci suksesnya bisnis
microprocessor.
Dari aspek dukungan industri terkait, Intel memperoleh dukungan dari cluster industri
semikonduktor yang berlokasi di wilayah California yang sering disebut Lembah
Silicon. Di wilayah ini, beroperasi ratusan bahkan ribuan perusahaan TI yang saling
bekerja sama melahirkan karya inovatif. Sebaliknya, AMD memilih strategi yang
berbeda. Dengan lokasi pabrik tersebar di berbagai negara, AMD mengharapkan
makin mendekati konsumen di samping biaya produksi relatif lebih rendah dibanding
bila diproduksi di Amerika.

Anda mungkin juga menyukai