Anda di halaman 1dari 11

KONSEP STRATEGI INTEGRASI :

Strategi integrasi terbagi ke dalam dua jenis, integrasi vertikal dan horizontal. Integrasi vertikal
mengkonsolidasikan beberapa bisnis di tahap rantai pasokan berbeda (pemasok dan distributor) .
Sedangkan, integrasi horizontal mengkonsolidasikan bisnis di rantai pasokan yang sama
(pesaing). Untuk menjalankan integrasi horizontal, perusahaan mengakuisisi pesaing mereka.
Pilihan lain adalah melalui merger. Selain itu, perusahaan dapat mendirikan anak usaha di negara
lain dengan bisnis inti yang sama.

Di bawah integrasi horizontal, ukuran perusahaan tumbuh lebih besar, memungkinkannya untuk
memiliki lebih banyak kekuatan pasar, baik secara langsung maupun melalui anak usahanya.
Keuntungan seharusnya meningkat karena perusahaan memiliki lebih banyak pelanggan, yang
mana mendukung penjualan output dan skala ekonomi yang lebih tinggi.

Beberapa integrasi horizontal berhasil, dan beberapa gagal. Kegagalan bisa berasal dari konflik
budaya dan kegagalan mensinergikan kompetensi inti. Dalam kasus akuisisi, kegagalan juga
terjadi karena biaya pengambilalihan lebih tinggi daripada nilai akuisisi.

Dibandingkan dengan integrasi horizontal, integrasi vertikal kurang rentan terhadap pengawasan
yang lebih ketat oleh pemerintah. Itu tidak menjadikan kekuatan monopoli seperti pada integrasi
horizontal.

Sebaliknya, dalam integrasi horizontal, akuisisi dan merger dengan pesaing harus tunduk pada
ketentuan undang-undang anti monopoli. Keduanya meningkatkan kekuatan pasar dan rentan
terhadap praktik anti persaingan. Di pasar duopoli, misalnya, merger horizontal menghasilkan
monopoli dan itu ilegal di beberapa negara.

KONSEP STRATEGI INTENSIVE :


Strategi intensif ialah strategi yang membutuhkan upaya intensif untuk meningkatkan posisi
kompetitif perusahaan diantara pesaing. Upaya intensif ini butuh aksi intensif secara terus-
menerus seperti promosi, inovasi produk secara simultan, merekrut tenaga sales forces,
menjajaki outlet retail agar dapat meningkatkan pangsa pasar dan meningkatkan persaingan.

2. Mengapa Perlu Diterapkan Strategi Intensif?.


Perusahaan dalam memformulasikan rencana untuk menghasilkan keuntungan tidak hanya
sebatas perencanaan strategi integrasi, strategi diversifikasi, menetapkan target-target penjualan
dan batasan anggaran yang berdasarkan studi kelayakan namun perusahaan juga perlu
menerapkan strategi intensif yang diimplementasikan agar bisnis yang dijalankan perusahaan
dapat bersaing.

Memutuskan tipe-tipe strategi intensif yang tepat harus menjadi bahan diskusi manajemen untuk
mengetahui besaran anggaran yang dikeluarkan dan pencapaian target dari anggaran yang
dikeluarkan. Untuk memformulasikan tipe strategi intensif yang akan digunakan perlu peran
manajemen yang handal, manajemen harus dapat memahami kondisi eksternal, internal, produk
yang akan dipasarkan, riset produk, kondisi pasar dan persaingan agar tipe-tipe strategi yang
ditetapkan dapat optimal.

3. Memahami Strategi Intensif.


Sering terdengar untuk bisnis yang baru launching akan mengeluarkan dana secara besar-besaran
atau biasa yang disebut dengan strategi bakar uang untuk meningkatkan persaingan dan
menguasai pangsa pasar. Strategi bakar uang adalah tipe strategi penetrasi pasar yang masih
dalam kategori strategi intensif, strategi ini memang akan menghabis dana yang besar dan juga
strategi yang menyokong ujung tombak bisnis yakni pemasaran dan inovasi produk. Oleh karena
itu pencapaian strategi ini tergantung dari ketepatan implementasi formulasi konsep, strategi di
dalam tingkatan manajemen fungsional yakni manajer pemasaran, manajer operasional, manajer
SDM, manajer riset dan pengembangan. Contoh konsep dan strategi adalah target bisnis (turunan
dari visi dan misi), marketing mix, segmenting, targeting, positioning, brand development,
konsep generic strategic porter, differensiasi, kriteria sales forces rekrutmen, konsep career path,
kapasitas produksi, kualitas produk, sistem logistik, konsep pengembangan produk serta masih
banyak lainnya.

Konsep dan strategi yang berada pada posisi manajemen fungsional akan saling terkait dengan
strategi intensif yang akan diterapkan. Apabila produk sudah dalam kondisi mature maka perlu
diterapkan strategi pengembangan produk, apabila terdapat segmen pasar geografis baru maka
perlu diterapkan strategi penetrasi pasar, apabila bisnis masih baru berjalan maka perlu
diterapkan strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan pasar.

Tingkat keberhasilan strategi intensif tergantung dari manajemen fungsional dan juga upaya
intensif yang dilakukan untuk meningkatkan persaingan karena strategi ini berorientasikan
kepada produk dan pasar serta lebih diimplemantasikan dalam tingkatan teknis yang langsung
diterima oleh customer dibandingkan tipe strategi lainnya yang masuk kedalam tingkatan
perencanaan.

Strategi Penetrasi Pasar dan Pengembangan Pasar Perencanaan Anggaran Biaya Operasional,
Tujuan Penggunaan, Peran Manajer dan Parameter Keberhasilan.

Strategi Pengembangan Produk dan Pengembangan Pasar Perencanaan Capex, Tujuan


Penggunaan, Peran Manajer dan Parameter Keberhasilan 2.
Strategi Pengembangan Produk dan Pengembangan Pasar Perencanaan Capex, Tujuan
Penggunaan, Peran Manajer dan Parameter Keberhasilan.

4. Tipe Strategi Intensif.


Strategi intensif umumnya terbagi menjadi tiga yaitu:.

Strategi penetrasi pasar (market penetration strategy).


Strategi pengembangan pasar (market development strategy).
Strategi pengembangan produk (product development strategy).

4.1. Strategi Intensif Penetrasi Pasar.


Pengertian strategi penetrasi pasar adalah upaya meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau
layanan saat ini di pasar saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Strategi ini banyak
digunakan sendiri dan dikombinasikan dengan strategi lain. Penetrasi pasar meliputi peningkatan
jumlah tenaga penjualan, peningkatan pengeluaran iklan, penawaran barang promosi penjualan
yang luas, atau peningkatan upaya publisitas.

Lima pedoman berikut menunjukkan kapan penetrasi pasar mungkin merupakan strategi yang
sangat efektif:.
Pasar saat ini tidak jenuh dengan produk atau layanan tertentu.
Tingkat penggunaan pelanggan saat ini dapat meningkat secara signifikan.
Pangsa pasar dari pesaing utama telah menurun sementara total penjualan industri telah
meningkat.
Korelasi antara penjualan dan pengeluaran pemasaran secara historis tinggi.
Peningkatan skala ekonomi memberikan keunggulan kompetitif utama.

4.2. Strategi Intensif Pengembangan Pasar.


Pengembangan pasar melibatkan pengenalan produk atau layanan saat ini ke dalam area segmen
pasar baru. Segmen pasar baru dalam ini segmen geografi, segmen demografi, segmen perilaku
atau segmen psikografis.

Enam pedoman ini menunjukkan kapan pengembangan pasar mungkin merupakan strategi yang
sangat efektif :.

Saluran distribusi baru tersedia yang andal, murah, dan berkualitas baik.
Suatu organisasi berhasil pada produk atau jasa yang dijual pada salah satu wilayah target pasar.
Ada pasar baru yang belum dimanfaatkan atau tidak jenuh.
Organisasi memiliki modal dan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola operasi
yang diperluas.
Organisasi memiliki kapasitas produksi berlebih.
Industri dasar suatu organisasi dengan cepat menjadi lingkup global.

4.3. Strategi Intensif Pengembangan Produk.


Pengembangan produk adalah strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan
meningkatkan atau memodifikasi produk atau layanan yang ada. Pengembangan produk biasanya
memerlukan biaya penelitian dan pengembangan yang besar.
Lima pedoman berikut ini menunjukkan kapan pengembangan produk mungkin merupakan
strategi yang sangat efektif untuk dikejar :.

Organisasi memiliki produk yang sukses yang berada dalam tahap kematangan siklus hidup
produk; ide di sini adalah untuk menarik pelanggan yang puas untuk mencoba produk baru (yang
ditingkatkan) sebagai hasil dari pengalaman positif mereka dengan produk atau layanan
organisasi saat ini.
Organisasi bersaing dalam industri yang ditandai dengan perkembangan teknologi yang cepat.
Pesaing utama menawarkan produk berkualitas lebih baik dengan harga yang sebanding.
Perusahaan bersaing dalam industri dengan pertumbuhan tinggi.
Perusahaan memiliki kemampuan penelitian dan pengembangan yang kuat.

CONTOH KASUS STRATEGI :


STRATEGI PERTUMBUHAN/EKSPANSI Pada kategori strategi
pertumbuhan/ekspansi (growth/expansion strategy) ini dijalankan perusahaan dalam rangka
mengejar pertumbuhan korporat, yang dapat berupa kenaikan penjualan, profit, ekspansi usaha,
dan lain-lain yang akan berdampak pada pengembangan/pertumbuhan perusahaan. Berikut
beberapa strategi yang termasuk pada kategori strategi pertumbuhan.  

1. Strategi Intensif (Intensive Stategy) Disebut strategi intensif karena dilakukan dengan


mengerahkan berbagai usaha yang intensif dengan syarat perusahaan dapat memperbaiki posisi
kompetitif nya dengan produk yang ada saat ini. Strategi intensif dibagi menjadi 3, yaitu:

a. Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration Strategy) Strategi ini dijalankan untuk


meningkatkan market share dari produk yang ada saat ini pada pasar yang ada saat ini melalui
usaha-usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi penetrasi pasar paling sering digunakan dan
dikombinasikan dengan strategi lain. Cara melaksanakan strategi penetrasi pasar dengan
menggencarkan unsure bauran pemasaran promosi dan harga, yaitu melalui antara lain
menaikkan jumlah tenaga penjualan, meningkatkan anggaran iklan, menawarkan secara gencar
berbagai item promosi penjualan, atau bahkan meningkatkan aktivitas publisitas. Efektifitas
strategi penetrasi pasar tergantung pada beberapa factor, antara lain:
- Pasar belum jenuh
- Tingkat pemakaian pelanggan saat ini dapat ditingkatkan secara signifikan
- Market share pesaing turun, tetapi penjualan industri naik - Kenaikan skala ekonomi
berdampak pada keunggulan kompetitif
- Ada korelasi positif signifikan antara kenaikan penjualan dengan kenaikan biaya pemasaran

Contoh :
1.HM sampoerna melakukan aktivitas pemasarran dan promosi yg intensif dan besar-besaran
untuk produk rokok merk A-Mild,
2. Coca Cola menerapkan strategi penetrasi pasar untuk meningkatkan pangsa pasar dengan
melakukan upaya pemasaran yg lbh besar. Untuk mendukung strategi tersebut cocacola berusaha
menciptakan suatu trend an membuat iklan yg unik dan kreatif. Sebagai contoh nyatany, coca
cola meluncurkan iklan “ Coca-Cola brrrrrrr…” dilihat dri iklan ini, coca cola ingin menciptakan
suatu image bahwa dgn minum coca cola bisa membuat konsumen menjadi lebih bersemangat. 

b. Strategi Pengembangan Pasar (Market Development Strategy)Memperkenalkan produk yang


ada saat ini pada pasar baru (new market). Strategi Pengembangan pasar ke New market ini
dijalankan dengan memperluas area geografi baru, menambah segmen baru, mengubah dari
bukan pemakai menjadi pemakai, menarik pelanggannya pesaing. Beberapa pedoman yang akan
membuat strategi pengembangan pasar efektif:
- Saluran distribusi baru lebih andal, murah, berkualitas bagus
- Perusahaan sukses, apapun yang dilakukan - Pasar belum jenuh
- Ada kelebihan kapasitas produksi - Industri dasar menjadi global secara cepat

Contoh:
1. PT.Carrefour Indonesia membuka berbagai gerai ritel barunya di berbagai kota besar di
Indonesia. Saat ini Carrefour telah memiliki 30 toko di Indonesia. ,
2. PT . Garuda Indonesia membuka berbagai rute penerbangan baru baik domestic maupun
mancanegara, antara lain rute Jakarta-tanjung karang, Jakarta –malang , dll 

c. Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategy) Merupakan strategi yang


dijalankan untuk menaikkan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk yang ada
saat ini. Menjalankan strategi ini berarti melibatkan pengeluaran biaya penelitian dan
pengembangan yang besar. Pedoman yang harus dijalankan agar strategi pengembangan produk
efektif adalah:
- Produk berada pada tahap kedewasaan dari daur hidup produk
- Industri dicirikan oleh pengembangan teknologi yang cepat
- Pesaing menawarkan kualitas produk yang lebih baik pada harga yang bersaing
- Persaingan yang tajam dalam industri yang sedang tumbuh pesat
- Kemampuan yang kuat dibidang penelitian dan pengembangan

Contoh:
1. PT unilever Indonesia mengembangkan produk pepsodent dengan beberapa varian,
2. PT .TELKOM telah melakukan pengembangan pelayanan, dari jasa PSTN menuju hingga jasa
narrowband ISDN dan Intelligent Networks.

2. Strategi Integrasi (Integration Strategy) Strategi integrasi berarti menyatukan beberapa


rentang bisnis mulai dari hulu, jaringan pemasok hingga hilir, jaringan distributor serta secara
horizontal kearah pesaing. Strategi integrasi ada 3 bentuk yaitu: strategi integrasi ke depan ;
strategi integrasi ke belakang; strategi integrasi horizontal. Seringkali secara keseluruhan strategi
ini disebut sebagai strategi integrasi vertical yang dijalankan untuk memperoleh kendali atas
distributor, pemasok, dan pesaing.

a. Strategi Integrasi Ke Depan (Forward Integration Strategy) Strategi integrasi ke depan adalah


strategi yang dijalankan dengan meraih kendali atas jalur distribusi, mulai dari distributor hingga
retailer. Wujud dari kendali atas jalur distribusi adalah mendirikan sendiri jalur distribusi,
memperoleh kepemilikan atas jalur distribusi, atau memperoleh kendali. Semakin meningkatnya
jumlah manufaktur, atau dalam hal ini pemasok menyebabkan semakin meningkatnya
penggunaan strategi integrasi ke depan oleh manufaktur. E-commerce, franchise, factory outlet
adalah bentuk pengembangan strategi integrasi ke depan yang sedang tren saat ini. Beberapa
pedoman yang mempengaruhi efektifitas strategi integrasi ke depan antara lain:
- Distributor saat ini berbiaya mahal atau tidak andal
- Ketersediaan distributor yang berkualitas terbatas
- Perusahaan berada dalam industri yang tumbuh pesat
- Perusahaan memiliki modal dan sumber daya manusia yang mampu mengelola usaha baru
dibidang distribusi - Distributor saat ini menikmati profit margin yang terlampau tinggi

Contoh :
1. Perusahaan PT.Kimia farma membangun jaringan apotiknya sendiri yaitu Apotik Kimia
farma,
2. PT .Astra internasional menguasau saluran distribusi sampai hilirnya dengan mempunyai
outlet shop and drive yg memberikan pelayanan service dan menjual suku cadang.

b. Strategi Integrasi Ke Belakang (Backward Integration Strategy) Strategi integrasi ke belakang


digunakan dengan memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan
pemasok. Baik manufaktur maupun retailer membutuhkan bahan baku dari pemasok. Berkut
pedoman yang diikuti agar strategi integrasi ke belakang efektif:
- Jika perusahaan perlu memperoleh sumber daya yang dibutuhkan secara cepat
- Pemasok saat ini mahal dan tidak andal
- Jumlah pemasok terbatas, tetapi jumlah pesaing banyak
- Pertumbuhan tinggi di sector industri
- Perusahaan memiliki modal dan SDM untuk mengelola bisnis baru
- Pentingnya stabilitas harga pasokan
- Pemasok yang ada menikmati profit margin yang tinggi

Contoh :
1. kelompok Kompas Gramedia memiliki bnyk anak perusahaan media termasuk penerbitan,
2. Pt . Gudang Garam Internasional memiliki pabrik kertas rokok di afrika selain juga memiliki
pabrik kertas rokok di Kediri dgn nama PT Surya Zig Zag.
c. Strategi Integrasi Horisontal (Horizontal Integration Strategy) Strategi integrasi horisontah
mengarah pada strategi yang memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali atas
perusahaan pesaing. Merupakan strategi yang paling tren digunakan secara signifikan dalam
strategi pertumbuhan. Merger, akuisisi, pengambilalihan diantara para pesaing memungkinkan
semakin meningkatnya skala ekonomis dan transfer sumber daya dan kompetensi. Pedoman yang
harus diikuti agar strategi integrasi horizontal efektif:
- Perusahaan punya posisi monopolistic tanpa ada tentangan dari pemerintah
- Berkompetisi dalam industri yang sedang tumbuh
- Menaikkan skala ekonomi merupakan keunggulan kompetitif
- Kebimbangan yang terkait dengan kurangnya keahlian manajerial atau kebutuhan sumber daya
tertentu
- Memiliki modal dan SDM yang berbakat yang dibutuhkan untuk mengelola ekspansi bisnis

Contoh: 1. PT.indofood Sukses Makmur yg pertama kali popular dgn merek dagang indomie
membeli merk supermi, 2. PT Coca Cola Bottling Indonesia mengakusisi airminung merk lokak
Ades.

3. Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy) Sebenarnya ini adalah tipe strategi yang


kurang begitu popular karena sulitnya memanage aktivitas bisnis yang berbeda. Ada 3 bentuk
strategi diversifikasi yakni: strategi diversifikasi konsentris; horizontal, dan konglomerasi.  

a. Strategi Diversifikasi Konsentris (Concentric Diversification Strategy)Dijalankan dengan


menambah produk baru yang masih terkait dengan produk yang ada saat ini. Keterkaitan dalam
hal: kesamaan teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama, ataupun jaringan pemasaran yang sama.
Pedoman keberhasilan strategi diversifikasi konsentris adalah:
- Bersaing dalam industri yang tidak atau rendah pertumbuhannya
- Adanya produk baru yang terkait dengan produk yang ada saat ini dapat menaikkan penjualan
produk yang ada
- Produk baru ditawarkan pada harga yang kompetitif
- Produk yang ada saat ini berada pada tahap penurunan dalam daur hidup produk
- Memiliki tim manajemen yang kuat

Contoh:
1. Perusahaan mobil seperti Suzuki dan Honda juga memproduksi sepeda motor,
2. Kelompok usaha kompas gramedia masuk ke bisnis penerbitan (elexmedia komputindo), took
buku (gramedia) dan pentiaran ( radio Sonora dan TV7)

b. Strategi Diversifikasi Horizontal (Horizontal Diversification Strategy) Strategi diversifikasi


horizontal adalah strategi menambah atau menciptakan produk baru yang tidak terkait dengan
produk saat ini kepada pelanggan saat ini. Dasarnya adalah, bahwa perusahaan sudah sangat
familiar dengan pelanggannya saat ini dan pelanggan saat ini sangat loyal dengan merk/brand
perusahaan. Pedoman yang akan menjamin keberhasilan strategi diversifikasi horizontal adalah:
- tambahan produk baru akan meningkatkan revenue secara signifikan
- tingkat kompetisi yang tajam dalam industri yang tidak tumbuh, margin dan return rendah
- Saluran distribusi yang ada saat ini dapat dimanfaatkan
- Produk baru dapat mengkompensir pola penjualan yang siklikal

Contoh:
1. PT.Bank Lippo, Tbk sebagai cikal bakal group lippo memutuskan untuk bergerak di sector
property seperti lippo karawaci, lippo cikarang.
2. PT.Maspion Intonesia memiliki PT.Bank Maspion Indonesia, Maspion securities, dan
Maspion money changer.

c. Strategi Diversifikasi Konglomerasi (Conglomerate Diversification Strategy)Penambahan


produk baru dan dipasarkan pada pasar baru yang tak terkait dengan yang ada saat ini. Ide dasar
strategi ini terutama pertimbangan profit. Untuk menjamin strategi diversifikasi konglomerasi
efektif, ada beberapa pedoman yang perlu diikuti, yakni:
- Terjadi penurunan penjualan dan profit
- Kemampuan manajerial dan modal untuk berkompetisi dalam industri baru
- Tercipta sinergi financial antara perusahaan yang diakuisisi dengan yang mengakuisisi
- Pasar bagi produk saat ini sudah jenuh
- Ada peluang untuk membeli atau memperoleh bisnis baru yang tak terkait yang memiliki
peluang investasi yang menarik
- Jika ada tindakan antitrust atas bisnis yang terkonsentrasi pada bisnis tunggal

Contoh:
1. PT.Bank Lippo, Tbk sebagai cikal bakal group lippo memutuskan untuk bergerak di sector
property seperti lippo karawaci, lippo cikarang.
2. PT.Maspion Intonesia memiliki PT.Bank Maspion Indonesia, Maspion securities, dan
Maspion money changer.

3.STRATEGI DEFENSIF (DEFENSIVE STRATEGY) Dalam kondisi tertentu perusahaan


akan lebih memilih strategi defensive yang akan mempertahankan posisi yang ada saat ini atau
karena kondisi yang terbatas maka perusahaan paling tidak harus survive. Berikut beberapa
strategi defensive yang dapat diterapkan sesuai dengan urutan skala prioritas mulai dari strategi
yang paling awal yaitu strategi penghematan yang jika diterapkan tidak ada hasil maka strategi
berikutnya adalah divestasi jika strategi inipun tidak menolong perbaikan kondisi perusahaan
maka jalan dan strategi terakhir adalah likuidasi.

a. Strategi Penghematan/Retrenchment Penghematan terjadi ketika perusahaan melakukan


regrouping melalui pengurangan biaya dan asset untuk mengatasi penurunan penjualan dan
profit. Strategi ini disebut juga strategi turnaround, atau reorganisasi. Retrenchment didesain
untuk memperkuat basic kompetensi distingtif. Selama retrenchment, strategist bekerja dengan
sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari pemilik, karyawan, dan media. Langkah awal
dalam pelaksanaan strategi penghematan ini adalah menonaktifkan beberapa asset yang tidak
produktif, jika ini tidak berhasil, maka menonaktifkan asset yang produktif dengan syarat
perusahaan mengalami penurunan penjualan. Wujud nyata dari strategi ini juga berupa,
pemangkasan lini produk, penutupan unit bisnis, penutupan pabrik, otomatisasi proses,
pengurangan karyawan, system pengendalian biaya yang ketat. Pedoman yang harus dijalankan
agar strategi retrenchment efektif:
- Gagal mencapai tujuan dan sasaran secara konsisten, tetapi perusahaan memiliki kompetensi
distingtif
- Perusahaan adalah salah satu pesaing lemah
- Inefisiensi, profitabilitas rendah, moral karyawan buruk, serta tekanan dari pemilik untuk
melakukan reorganisasi
- Manajemen stratejik gagal dilaksanakan
- Pertumbuhan yang terlampau pesat, perlu reorganisasi internal

Contoh:
1. PT.Dirgantara Indonesia telah mem-PHK-kan sekitar 9.643 karyawannya  

b. Strategi Divestasi/Divesture Jika langkah penghematan tidak menolong perbaikan kondisi


perusahaan maka penjualan asset nonproduktif ataupun selanjutnya asset produktif seperti tanah,
bangunan, dan aktiva tetap lainnya perlu dilakukan untuk memperoleh dana segar. Strategi
divestasi juga sering dilakukan untuk menggali modal untuk selanjutnya digunakan mendanai
akuisisi atau investasi. Strategi divestasi dapat juga menjadi bagian dari keseluruhan strategi
penghematan untuk memangkas bisnis yang tidak profitable, yang membebani dan memerlukan
modal cukup banyak, dan yang tidak sejalan dengan misi dan aktivitas perusahaan. Pedoman
yang harus diikuti agar strategi divestasi berjalan efektif adalah:
- Penghematan gagal dilakukan untuk memperbaiki keadaan
- Divisi perlu sumber daya lebih dari yang ada
- Divisi bertanggungjawab atas keseluruhan performans perusahaan yang buruk
- Divisi tidak sejalan dengan organisasi
- Banyak dana kas yang dibutuhkan dan tidak dapat digali dari sumber lain

Contoh: PT Bank Niaga Tbk. Melepas seluruh kepemilikan saham (divestasi) di PT Bank
Sumitomo Mitsui Indonesia yg berkedudukan di Jakarta.  

c. Strategi Likuidasi Menjual seluruh asset perusahaan yang bernilai tangible merupakan strategi
likuidasi. Strategi likuidasi diakui sebagai suatu kekalahan dan memiliki konsekuensi secara
emosional. Akan tetapi, lebih baik berhenti operasi daripada terus menerus kehilangan sejumlah
uang. Sebelumnya perusahaan menyatakan diri bangkrut baru setelah itu, dijual asset-aset
tangible yang masih bernilai untuk memenuhi kewajiban terutama kepada kreditor. Pedoman
yang harus diikuti agar strategi likuidasi efektif adalah:
- Ketika strategi penghematan dan divestasi tidak berhasil
- Hanya alternative bangkrut, likuidasi adalah satu-satunya cara untuk memperoleh dana kas atas
asset perusahaan. Perusahaan pertama harus menyatakan diri bangkrut dan kemudian melikuidasi
divisi untuk memperoleh kas
- Pemilik perusahaan dapat meminimumkan kerugian dengan cara menjual asset perusahaan
Contoh:
1. Bank IFI dilikuidasi oleh Bank Indonesia,
2. PT Asahimas Flat Glass melakukan likuidasi terhadap anak perusahaanny, yakni Glavermas
Mirror Pte Ltd.  

Keuntungan strategi integrative :


1. Dapat menciptakan penghematan biaya kalau volume kebutuhan bahan baku yang diperlukan
cukup besar sehingga cukup ekonomis kalau di produksi sendiri.
2. Akan mampu memberikan konstribusi laba yang diharapkan karena memberikan keamanan
supply bahan baku utama yang dibutuhkan perusahaan dan perusahaan tidak mengalami
kesulitan menguasai teknologi yang diperlukan.
3. Integrasi ke belakang akan memberikan keunggulan bersaing atas dasar differensiasi jika
integrasi tersebut mampu meningkatkan kualitas produk akhir dan pelayanan kepada konsumen.

. Kelemahannya :
1. Adanya beban kelebihan kapasitas akibat tidak meratanya skala pabrik.
2. Koordinasi yang tidak jalan akan manikkan biaya dan menghilangkan sinergi.
3. Proses kadaluarsa
4. Menghalangi keluar pasar yang sudah kurang menguntungkan.
5. Kehilangan akses informasi dari supplier maupun dari distributor.  

Keuntungan difersifikasi
1. Perush dpt mengejar pertumbuhan dlm waktu yg relatif singkat
2. Manfaat dr adanya management team hasil proses akuisisi
3. peningkatan kinerja, posisi perusahaan, memanfaatkan strategic fit, mengarahkan sumber daya
korporasi pada unit bisnis yang paling menguntungkan dan perencanaan pajak.

Kelemahan diversifikasi
1. Biaya utk menguasai perush lain bisa melebihi manfaat yg diperoleh
2. Kemungkinan budaya kerja yg muncul dr 2 perush tdk saling mendukung
3. Memang diversifikasi dapat meletakkan anda pada jalan yang cepat untuk pertumbuhan,
namun sebaliknya bila gagal
4. Dengan memperluas rentang produk anda dan bahkan perputaran produk anda meningkat,
maka biaya-biayanya juga meningkat dan hal ini dapat pula berakibat menurunkan profit anda.
5. Dengan memperluas ke pasar yang baru, maka bahaya yang muncul pada target pelanggan
yang baru belum tentu anda ketahui. Untuk itu diperlukan suatu riset sebelum melakukan
diversifikasi.
6. Untuk melakukan diversifikasi diperlukan orang yang benar-benar menguasai karakteristik
bisnis tiap-tiap produk anda.

Anda mungkin juga menyukai