Strategi adalah suatu pendekatan kemasa depan yang mencakup proses menilai situasi saat ini dan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam kaitannya dengan pelanggan dan pesaing. Sedangkan korporat adalah suatu bentuk organisasi bisnis, sebagai kegiatan usaha yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan dengan melakukan kegiatan menghasilkan barang atau jasa. Strategi korporat adalah strategi yang dikembangkan di tingkat perusahaan atau korporasi. Strategi korporat digunakan untuk menentukan bisnis mana yang harus tumbuh, bisnis mana yang harus bertahan, dan bisnis mana yang harus ditinggalkan. Berdasarkan strategi bisnis, perusahaan akan membuat keputusan mengenai diversifikasi bisnis, metode diversifikasi (akuisisi, joint venture, dan lain-lain), serta cara keluar dari bisnis (likuidasi, sell- off, dan lainlain). Jenis Strategi Korporat 1. Growth Strategy (Strategi Pertumbuhan) Strategi pertumbuhan atau growth strategy adalah strategi yang digunakan ketika perusahaan memperluas pasar sasarannya atau menambah jumlah produk. Strategi ini dilakukan baik dengan melibatkan perusahaan yang sudah ada maupun dengan mendirikan perusahaan baru. Penerapan growth strategy akan berdampak pada peningkatan pendapatan perusahaan, peningkatan jumlah karyawan karena produktivitas perusahaan yang lebih tinggi, dan peningkatan pangsa pasar. Growth strategy dapat diimplementasikan dengan empat cara, yaitu: A. Konsentrasi Strategi pertumbuhan perusahaan diwujudkan dengan fokus pada bisnis inti yang sudah ada. Perusahaan perlu meningkatkan jumlah produk yang ditawarkan dan memperluas jangkauan target pasar utama. Contoh: Sebuah perusahaan Amerika, Bose Corporation, berfokus pada pengembangan produk audio yang inovatif. Saat ini, Bose Corporation adalah salah satu produsen terkemuka di pasar otomotif, hiburan rumah, dan peralatan audio lainnya. B. Integrasi Vertikal Ada dua jenis integrasi vertikal, yaitu maju dan mundur. Perusahaan dapat melakukan salah satu ataupun melakukan kombinasi keduanya. Integrasi vertikal mundur: Perusahaan mengontrol input dengan menjadi pemasoknya sendiri, bukan pemasok eksternal. Contoh: Indomaret memproduksi air kemasan sendiri untuk dijual di minimarket. Integrasi vertikal maju: Perusahaan mengontrol produksi dengan menjadi distributor sendiri. Contoh: Apple telah membangun toko resmi untuk mendistribusikan produknya. C. Integrasi Horizontal Integrasi horizontal adalah strategi untuk menumbuhkan bisnis dengan mengakuisisi atau menggabungkan dengan salah satu pesaing. Contoh: Merger antara Tri Indonesia dan Indosat Ooredoo yang awalnya saling bersaing. D. Diversifikasi Ada dua jenis diversifikasi, yaitu: Diversifikasi Berkaitan: Suatu perusahaan mengakuisisi atau bergabung dengan perusahaan lain yang beroperasi di industri yang sama atau terkait. Contoh: Facebook telah mengakuisisi Instagram dan Whatsapp, dimana tiga diantaranya merupakan penyedia layanan komunikasi online. Diversifikasi yang tidak berkaitan: perusahaan mengakuisisi atau bergabung dengan perusahaan lain yang beroperasi di industri yang berbeda atau tidak terkait. Contoh: Coca- Cola (produsen minuman kemasan) mengakuisisi Columbia Pictures (produser film).
2. Stability strategy (Strategi Kestabilan)
Stability strategy atau strategi kestabilan adalah strategi perusahaan untuk bertahan dalam suatu bisnis yang sedang dijalankan. Dengan kata lain, bisnis tidak tumbuh atau menyusut. Misalnya, layanan yang sama, pangsa pasar yang sama, dan aktivitas bisnis yang sama. Contoh: Perusahaan Boeing terus mengelola bisnis yang memproduksi pesawat terbang dan suku cadangnya. 3. Renewal Strategy (Strategi Pembaruan) Strategi pembaruan atau renewal strategy adalah strategi yang biasanya diterapkan ketika perusahaan terkena masalah dan perlu memulihkan atau membalikkan keadaan. Ada dua jenis renewal strategy: A. Retrenchment Strategy Strategi penghematan atau retrenchment strategy adalah strategi jangka pendek yang sering digunakan untuk memperbaiki masalah yang relatif kecil. retrenchment strategy berguna untuk menstabilkan operasi, memulihkan kemampuan dan sumber daya perusahaan, dan bersiap untuk bersaing lagi. Contoh: Biogen mengurangi hingga 11% tenaga kerjanya untuk memotong biaya. Pengurangan biaya dialokasikan untuk meningkatkan anggaran penelitian dan pengembangan untuk obat multiple sclerosis yang sangat hemat biaya. B. Turnaround Strategy Strategi putar balik atau turnaround strategy adalah salah satu strategi yang diterapkan ketika perusahaan menghadapi masalah yang relatif lebih serius. Dalam strategi ini, penghematan biaya dan restrukturisasi yang lebih dalam dan drastis tercapai. Dapat dikatakan bahwa turnaround strategy merupakan versi ekstrim dari retrenchment strategy. Contoh: Perusahaan keuangan CIT Group memangkas biaya hingga $125 juta karena keuntungan yang didapat lebih rendah. CIT Group menjual bisnis pembiayaan pesawatnya untuk lebih fokus pada bisnis pinjaman komersialnya. Komponen Kunci Strategi Korporat Ada empat elemen kunci yang terlibat dalam mengembangkan strategi korporat secara keseluruhan. Keempatnya adalah: 1. Visi 2. Tujuan 3. Alokasi Sumber Daya. 4. Prioritas
Perbedaan Strategi Korporat dan Strategi Bisnis
Perbedaan utama antara strategi bisnis dan strategi korporat dapat dilihat pada poin-poin berikut: • Strategi korporat merupakan tujuan akhir dari perusahaan, strategi korporat digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. • Strategi bisnis biasanya disiapkan oleh manajemen menengah. Sedangkan eksekutif senior seperti chief executive, CEO, dan direksi bertugas merumuskan strategi korporat. • Strategi bisnis berkaitan dengan organisasi dan implementasi rencana bisnis sementara strategi korporat lebih berkaitan dengan pengelolaan seluruh perusahaan, termasuk semua aspek operasi perusahaan. • Strategi bisnis dirancang untuk perencanaan jangka pendek dan strategi perusahaan dirancang untuk rencana jangka panjang. • Perusahaan yang dipilih oleh perusahaan ditunjuk pada saat menentukan tujuan perusahaan dalam membentuk strategi korporat. Pengembangan rencana bisnis yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan diatur oleh strategi bisnis. • Strategi bisnis terutama berfokus pada departemen, divisi, dan unit tertentu. Strategi korporat berfokus pada unit bisnis yang berbeda dan seluruh organisasi. • Bagaimana bisnis tumbuh dan menjadi menguntungkan ditentukan dalam strategi korporat, sedangkan persaingan di pasar ditentukan dalam strategi bisnis. • Strategi bisnis menggunakan pendekatan ke dalam untuk fungsi bisnis internal. Sedangkan strategi korporat mengambil pendekatan ekstrovert terhadap lingkungan perusahaan. • Strategi perusahaan mengikuti strategi penghematan, stabilitas dan ekspansi. Strategi bisnis mengikuti strategi diferensiasi, konsentrasi dan pengendalian biaya. STRATEGI BISNIS UMKM Konsep Umkm Usaha mikro kecil menengah merupakan salah satu dasar perekonomian nasional, karena mampu menerima tenaga kerja dan sangat membantu kelangsungan dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan undang-undang momor 20 tahun 2008 UMKM merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang mana dilakukan oleh perorangan dengan jumlah asset maksimal 0 sampai 50 juta dan omset 0 sampai 300 juta. Badan pusat statistik menjelaskan bahwa UMKM di bedakan berdasarkan jumlah tenaga kerjanya yaitu industri rumah tangga pekerja 1-4 orang, indusri kecil dengan pekerja 5- 19 orang, industri menegah dengan pekerja 20-99 orang, industri besar dengan pekerja 100 orang lebih. Oktiviani (2017) mengungkapkan bahwa semakin banyaknya usaha mikro kecil dan menengah, maka mengakibatkan semakin ketatnya persaingan yang membuat pelaku bisnis bertindak semakin unggul dan membuat pengusaha mencari kiat-kiat (ide) yang tepat agar mampu bertahan menghadapi persaingan. Dalam mengembangkan startegi dalam UMKM tentu tidak mudah, karena perlu adanya berbagai dukungan seperti peka akan keadaan lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Selaku pelaku UMKM harus bisa memanfaatkan TI (teknologi informasi), dengan memanfaatkan teknologi informasi maka akan mendorong pelaku UMKM agar bisa mendapatkan kesempatan mengeskspor peluang bisnis.
Kendala Umkm Mengembangkan Strategi Usaha
Risnawati (2017) mengungkapkan bahwa keterbatasan UMKM dalam mengakses sumber-sumber pembiayaan bagi pengembangan usahanya diakibatkan berbagai hal seperti : 1. Tidak dimilikinya aspek legalitas usaha yang memadai sesuai dengan tuntutan lembaga penyedia pembiayaan terutama lembaga perbankan. 2. Hambatan untuk mengakses kredit karena kurangnya informasi dan edukasi yang memadai. 3. Belum berfungsinya lembaga mediasi yang mampu menjembatani optimalisasi potensi UMKM dengan lembaga keuangan. 4. Sebaran UMKM yang tidak terjangkau lembaga keuangan. 5. Peraturan pemerintah yang belum memihak kepada UMKM. 6. Belum adanya karakteristik profil UMKM yang sesuai dengan profil usaha yang dipilih pihak lembaga keuangan. 7. Masih terbatasnya program-program pendampingan bagi UMKM dalam memberi penguatan manajemen usahanya. 8. Terbatasnya program-program yang mampu memberi penguatan SDM UMKM dalam mengubah mindset (pola pikir) pengelolaan usahanya, sehingga mampu mengoptimalkan potensi, kreativitas dan inovasi usahanya untuk menjadi UMKM yang unggul dan mandiri dengan pertumbuhan usaha yang berkelanjutan. Dari yang dipaparkan diatas dapat kita lihat pelaku UMKM perlu mendapatakan pelatihan dan Pendidikan untuk pengembangan kompetensi UMKM dalam mengembangkan usahanya. Sementara itu, Nurani (2019) mengungkapkan bahwa masalah-masalah yang sering dihadapi oleh UMKM antara lain: 1. Terbatasnya modal dan akses dari sumber dan lembaga keuangan. 2. Masih rendahnya kualitas SDM pelaku usaha. Kemampuan manajerial para pelaku UMKM perlu ditingkatkan. Begitu pula sistem kaderisasi perlu dibangun. 3. Kemampuan pemasaran yang terbatas. 4. Akses informasi usaha rendah. 5. Belum terjalin kemitraan yang baik yang saling menguntungkan antarpelaku UMKM, usaha besar, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Suhendar (daam Susila, 2017) menguraikan ada 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal terkait permasalahan yang dihadapi UMKM di antaranya: Faktor internal a. Kurangnya Permodalan dan Terbatasnya Akses Pembiayaan b. Kualitas SDM c. Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan Penetrasi Pasar d. Mentalitas Pengusaha UMKM e. Kurangnya Transparansi Faktor eksternal a. Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif b. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha c. Pungutan Liar d. Implikasi Otonomi Daerah e. Sifat Produk dengan Ketahanan Pendek f. Terbatasnya Akses Pasar g. Terbatasnya Akses Informasi Upaya UMKM Kembangkan strategi usahanya Membuat perencanaan strategis untuk UMKM memerlukan pengukuran yang tepat, salah satunya bisa menggunakan SWOT untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengembangan usaha yang efektif untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi kompetisi pasar bebas. Analisis SWOT merupakan metode perencanaan strategis yang berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam perumusan strategis bagi UMKM. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. kinerja UMKM dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kombinasi kedua faktor tersebut dapat menunjukkan upaya apa yang bisa dilakukan UMKM apakah menggunakan strategi SO, ST, WO, dan WT. Adanya hasil analisis ini dapat membantu strategi pengembangan usaha yang efektif untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi kompetitif pasar bebas. UMKM memiliki kekuatan yang dapat digunakan pada strategi tertentu serta memanfaatkan peluang yang tepat serta secara bersamaan meminimalkan atau menghindari kelemahan dan ancaman yang ada. Posisi ini akan menguntungkan bagi UMKM dengan memperbaiki kondisi di atas rata-rata kemampuan sehingga dari UMKM dapat mengendalikan semua faktor internal dan eksternal yang timbul. STRATEGI BISNIS Pengertian Strategi Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan, sedangkan strategi adalah proses penentuan rencana untuk jangka panjang organisasi dan cara atau upaya agar tujuan tercapai. Jadi, strategi bisnis adalah kegiatan perusahaan dalam penentuan rencana dalam mencapai tujuan, membentuk keunggulan, dan kemajuan persaingan bisnis. Dari pengertiannya, strategi bisnis perlu dirancang dan memaksimalkan implementasinya. Adapun fungsi stategi bisnis sebagai fungsi perencanaan, menilai kekuatan dan kelemahan, efisiensi, kontrol, dan menciptakan keunggulan kompetitif. Perlu pemahaman model bisnis, sumber daya tersedia hingga goals pencapaian sebelum penerapannya. Contoh penerapan strategi bisnis dapat dilakukan dengan cara cross-selling, produk atau layanan inovatif, pengembangan produk baru, pelayanan berkualitas, dan mengakuisisi perusahaan baru. Model Manajemen Strategi Manajemen strategi adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu perusahaan mencapai sasarannya. Model manajemen strategi terdiri atas : a. Merumuskan pernyataan visi dan misi perusahaan. b. Menganalisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan. c. Penetapan tujuan jangka panjang d. Penyusunan evaluasi dan pemilihan strategi e. Penetapan kebijakan dan tujuan tahunan f. Alokasi sumber daya g. Ukur dan evaluasi kerja Tahapan Formulasi Strategi Formulasi adalah perumusan atau susunan beberapa hal yang menjadi penyederhanaan dalam memberi kemudahan. Penyusunan dan pemilihan strategi harus dilakukan perusahaan agar dapat bersaing dengan kompetitor lainnya. Aplikasi untuk menentukan strategi utama melalui beberapa matriks dengan tiga tahapan, sebagai berikut : a. The Input Stage, yaitu tahap merangkum informasi dasar internal dan eksternal perusahaan yang dibutuhkan dalam perumusan strategi. 1) Matriks External Factor Evaluation (EFE), digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisa hal-hal menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industry dimana perusahaan berada. 2) Matriks Internal Factor Evaluation (IFE), digunakan untuk mengetahui factor- faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran. b. The Matching Stage, tahap mencocokkan informasi input berupa factor internal dan eksternal yang diperoleh sebagai alternative strategi. Matching menggunakan matriks Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threat (SWOT) dengan melalui matriks Threats-Opportunities-Weaknesses-Strengths (TOWS), yang merupakan matching tool yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu : 1) Strenghts-Opportunities (SO), yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk mengambil manfaat dari peluang (O) yang ada. 2) Weaknesses-Opportunities (WO), yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan peluang (O) untuk mengatasi kelemahan (W) yang ada. 3) Strenghts-Threats (ST), yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan untuk menghindari ancaman (T). 4) Weaknesses-Threats (WT), yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam mengurangi kelemahan (W) dan menghindari ancaman (T) c. Decision Stage, merupakan tahap pengambilan keputusan yang melibatkan metode Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM), yaitu teknik penetapan strategi alternatif yang diproritaskan secara obyektif. Komponen dari QSPM adalah sebagai berikut : 1) Key Factors (faktor utama) 2) Strategic Alternatives (alternatif strategi) 3) Weights (bobot) 4) Attractiveness Score (nilai ketertarikan relatif) 5) Total Attractiveness Score (total nilai ketertarikan) 6) Sum Attractiveness Score (jumlah nilai ketertarikan) 4. Konsep Analytical Hierarchy Process (AHP) AHP merupakan metode membuat urutan alternatif keputusan dan memilih yang terbaik pada saat pengambilan keputusan memiliki beberapa tujuan, atau kriteria tertentu untuk pengambilan keputusan, serta bagian metode Multicriteria Decision Making (MCDM), yaitu metode yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang banyak kriterianya. Langkah-langkah penggunaan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah sebagai berikut: a. Mendefinisikan struktur hierartki masalah yang akan dipecahkan. b. Memberikan pembobotan elemen-elemen pada setiap level dari hierarki. c. Menghitung prioritas terbobot (weighted priority) d. Menampilkan urutan/ranking dari alternatif yang dipertimbangkan. 5. Ciri-Ciri Strategic Business Unit (SBU) SBU adalah cara mengelola sebuah bisnis, sehingga tiap unit menjual sekumpulan produk/jasa kepada sekumpulan pelanggan dalam persaingan dengan sekumpulan pesaing. Ciri-ciri SBU terdiri atas lima aspek, sebagai berikut : a. External focus, adalah pengelolaan SBU mengacu pada permasalahan dari eksternal. b. Identifiable competitor, adalah SBU untuk mengidentifikasi pesaing. c. Autonomous profit center, adalah SBU yang beroperasi sebagai suatu bisnis, tujuan dan sasaran tersendiri oleh manajer. d. Distinct marketing strategy, adalah SBU memiliki strategi pemasaran tersendiri. e. Separate accounting adalah SBU yang bersaing sebagai unit independen dan harus dapat menghitung keuntungan dan biaya, serta system pembukuan sendiri.