a.
b.
- Analisis portofolio
c.
Parenting strategy
2. STRATEGI DIREKSIONAL
Staretgi ini merupakan orientasi menyeluruh perusahaan terhadap pertumbuhan
(growth), stabilitas (stability), atau pengurangan (rethenchment). Ketiga orientasi
tersebut biasanya dikenal dengan pengertian grand strategy.
a.
jangkauan produk dan jasa yang ditawarkan pada pasar saat ini.
(contoh: brownies Amanda)
2) Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy)
Perusahaan
mulai berpikir untuk melakukan diversifikasi ketika
pertumbuhannya tidak menunjukkan kemajuan dan tidak ada lagi peluang
untuk tumbuh dalam bisnis aslinya. Dua jenis strategi diversifikasi yaitu:
Diversifikasi Konsentrik (Concentric/Related Diversification)
Strategi yang dijalankan dengan menambah produk baru yang masih
terkait dengan produk yang ada saat ini baik keterkaitan dalam kesamaan
teknologi, pemanfaatan fasilitas bersama, ataupun jaringan pemasaran
strategi istirahat)
2) Strategi Tidak Ada Perubahan (No-Change Strategy)
Strategi tidak ada perubahan adalah sebuah keputusan untuk tidak
melakukan suatu hal yang baru - suatu pilihan untuk melanjutkan operasi
dan kebijakan saat ini sampai waktu tertentu di masa yang akan datang.
(contoh: warung kecil atau took kelontong di dalam perumahan)
3) Strategi Laba (Profit Strategy)
Strategi laba adalah suatu keputusan untuk tidak melakukan sesuatu yang
baru dalam suatu situasi yang buruk dan bertindak seolah-olah masalah
perusahaan hanya bersifat sementara. (contoh: perusahaan yg akan
melakukan go-public)
c.
Strategi pengurangan
Strategi ini digunakan perusahaan ketika perusahan memiliki posisi kompetisi yang
lemah pada beberapa
pada waktu yang sama (secara simultan) dalam berbagai unit bisnis
perusahaan.
2) Perusahaan merencanakan menggunakan beberapa strategi besar yang
berbeda pada masa yang akan datang (secara bertahap).
Penerapan strategi kombinasi ini memang tidak mudah tetapi strategi ini
sangat tepat bagi perusahaan yang menghadapi banyak lingkungan dan
lingkungan mengalami perubahan dengan kecepatan yang tidak sama, serta
produk perusahaan itu berada dalam tingkatan daur hidup produk (product life
cycle) yang berbeda.
3. ANALISIS PORTOFOLIO
Analisis ini merupakan Salah satu alat bantu untuk mengembangkan strategi
korporasi pada perusahaan dengan multi bisnis. Dalam analisis ini, manajemen
puncak memandang lini produk dan unit bisnisnya sebagai serangkaian investasi
yang diharapkan akan memberikan keuntungan.
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam analisis portofolio adalah:
a.
Matriks BCG
Matriks BCG (Boston Consulting Group Matrix) menunjukkan hubungan antara
tingkat pertumbuhan industri (growth rate of industry) di mana perusahaan bersaing,
dengan pangsa pasar relatifnya (relative market share).
b. Matriks GE
Matriks ini terdiri atas sembilan sel yang ditetapkan berdasarkan daya tarik industri
jangka panjang (long-term industry attractiveness) dan posisi kekuatan bisnis dalam
persaingan. Sebagai contoh, daya tarik industri mencakup parameter tingkat
pertumbuhan pasar, profitabilitas industri, ukuran, praktek penetapan harga, yang
merupakan kemungkinan peluang dan ancaman. Posisi kekuatan bisnis dalam
persaingan meliputi pangsa pasar, posisi teknologi, profitabilitas, dan ukuran, yang
merupakan kemungkinan kekuatan dan kelemahan.
c. Matriks Internal Eksternal (Matriks IE)
Matriks internal eksternal dikembangkan dari model matriks GE namun
menggunakan parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang
dihadapi. Tujuan penggunaan matriks IE ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis
di tingkat korporasi yang lebih detail.
4. STRATEGI PARENTING
Strategi parenting merupakan strategi yang memandang perusahaan sebagai
sumber daya dan kapabilitas yang dapat digunakan untuk membangun nilai bagi
unit bisnis sekaligus menghasilkan sinergi di antara berbagai unit bisnis tersebut.
Strategi ini focus pada kompetensi inti (core competencies) perusahaan induk
(parent corporation) dan pada nilai yang diciptakan dari hubungan antara induk
dan unit-unit bisnisnya.
McAfee WebAdvisor We tested this page and blocked content that comes
from potentially dangerous or suspicious sites. Allow this content
only if youre sure it comes from safe sites. McAfee WebAdvisor We
tested this page and blocked content that comes from potentially
dangerous or suspicious sites. Allow this content only if youre
sure it comes from safe sites. Dunia Berbagi web widgets Saturday, 12
July 2014 "Contoh Perusahaan Yang Melakukan Strategi Integrasi,
Intensif, Diversifikasi, dan Difensive". STRATEGI
PERTUMBUHAN/EKSPANSI Pada kategori strategi pertumbuhan/ekspansi
(growth/expansion strategy) ini dijalankan perusahaan dalam rangka
mengejar pertumbuhan korporat, yang dapat berupa kenaikan penjualan,
profit, ekspansi usaha, dan lain-lain yang akan berdampak pada
pengembangan/pertumbuhan perusahaan. Berikut beberapa strategi yang
termasuk pada kategori strategi pertumbuhan. 1. Strategi Intensif
(Intensive Stategy) Disebut strategi intensif karena dilakukan dengan
mengerahkan berbagai usaha yang intensif dengan syarat perusahaan
dapat memperbaiki posisi kompetitif nya dengan produk yang ada saat
ini. Strategi intensif dibagi menjadi 3, yaitu: a. Strategi Penetrasi
Pasar (Market Penetration Strategy) Strategi ini dijalankan untuk
meningkatkan market share dari produk yang ada saat ini pada pasar
yang ada saat ini melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih gencar.
dan return rendah - Saluran distribusi yang ada saat ini dapat
dimanfaatkan - Produk baru dapat mengkompensir pola penjualan yang
siklikal Contoh: 1. PT.Bank Lippo, Tbk sebagai cikal bakal group
lippo memutuskan untuk bergerak di sector property seperti lippo
karawaci, lippo cikarang. 2. PT.Maspion Intonesia memiliki PT.Bank
Maspion Indonesia, Maspion securities, dan Maspion money changer. c.
Strategi Diversifikasi Konglomerasi (Conglomerate Diversification
Strategy)Penambahan produk baru dan dipasarkan pada pasar baru yang
tak terkait dengan yang ada saat ini. Ide dasar strategi ini terutama
pertimbangan profit. Untuk menjamin strategi diversifikasi
konglomerasi efektif, ada beberapa pedoman yang perlu diikuti, yakni:
- Terjadi penurunan penjualan dan profit - Kemampuan manajerial dan
modal untuk berkompetisi dalam industri baru - Tercipta sinergi
financial antara perusahaan yang diakuisisi dengan yang mengakuisisi
- Pasar bagi produk saat ini sudah jenuh - Ada peluang untuk membeli
atau memperoleh bisnis baru yang tak terkait yang memiliki peluang
investasi yang menarik - Jika ada tindakan antitrust atas bisnis yang
terkonsentrasi pada bisnis tunggal Contoh: 1. PT.Bank Lippo, Tbk
sebagai cikal bakal group lippo memutuskan untuk bergerak di sector
property seperti lippo karawaci, lippo cikarang. 2. PT.Maspion
Intonesia memiliki PT.Bank Maspion Indonesia, Maspion securities, dan
Maspion money changer. 3.STRATEGI DEFENSIF (DEFENSIVE STRATEGY) Dalam
kondisi tertentu perusahaan akan lebih memilih strategi defensive
yang akan mempertahankan posisi yang ada saat ini atau karena kondisi
yang terbatas maka perusahaan paling tidak harus survive. Berikut
beberapa strategi defensive yang dapat diterapkan sesuai dengan
urutan skala prioritas mulai dari strategi yang paling awal yaitu
strategi penghematan yang jika diterapkan tidak ada hasil maka
strategi berikutnya adalah divestasi jika strategi inipun tidak
menolong perbaikan kondisi perusahaan maka jalan dan strategi
terakhir adalah likuidasi. a. Strategi Penghematan/Retrenchment
Penghematan terjadi ketika perusahaan melakukan regrouping melalui
pengurangan biaya dan asset untuk mengatasi penurunan penjualan dan
profit. Strategi ini disebut juga strategi turnaround, atau
reorganisasi. Retrenchment didesain untuk memperkuat basic kompetensi
distingtif. Selama retrenchment, strategist bekerja dengan sumber
daya terbatas dan menghadapi tekanan dari pemilik, karyawan, dan
media. Langkah awal dalam pelaksanaan strategi penghematan ini adalah
menonaktifkan beberapa asset yang tidak produktif, jika ini tidak
berhasil, maka menonaktifkan asset yang produktif dengan syarat
perusahaan mengalami penurunan penjualan. Wujud nyata dari strategi
ini juga berupa, pemangkasan lini produk, penutupan unit bisnis,
penutupan pabrik, otomatisasi proses, pengurangan karyawan, system
pengendalian biaya yang ketat. Pedoman yang harus dijalankan agar