Strategi korporasi adalah rencana untuk mencapai tujuan perusahaan. Strategi korporasi
adalah rencana jangka panjang yang dirancang oleh perusahaan untuk mencapai tujuan utama
dan menciptakan nilai bagi stockholder serta pemegang lainnya. Penggunaan strategi pada
berbagai aspek sangat penting untuk ditentukan, seperti contoh strategi korporasi. Dalam
korporasi atau perusahaan, penggunaan strategi yang berfungsi dengan baik dan tepat, dapat
menyelamatkan seluruh perusahaan. Oleh karena itu dalam menentukan strategi mana yang
ingin digunakan, perlu pemikiran dan perencanaan yang matang dari setiap pengambil
keputusan di dalam perusahaan tersebut.
Untuk menjelaskan secara singkat, strategi adalah suatu arah dan ruang lingkup yang
sewaktu-waktu akan berubah tergantung kepada sumber daya dan kemampuan yang dimiliki
oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk memenuhi harapan pemangku kepentingan.
Adanya definisi ini, kita jadi mengetahui bahwa dasar dari penentuan strategi yang ada di
tingkat korporasi adalah terpenuhinya harapan pemangku kepentingan.
Terdapat tiga strategi utama dalam strategi tingkat korporasi atau perusahaan. Strategi
tersebut adalah Growth Strategy, Stability Strategy, dan Retrenchment Strategy.
1. Growth Strategy
Growth Strategy atau strategi pertumbuhan berfokus kepada pertumbuhan dari
perusahaan dalam mencapai goal yang telah ditentukan. Pertumbuhan ini dilihat dari
peningkatan-peningkatan yang berhasil dicapai oleh setiap departemen yang ada.
Misalnya dalam satu tahun, perusahaan A memiliki tujuan bahwa akan ada
peningkatan dalam pendapatan sebesar 70% dari tahun sebelumnya. Maka di akhir
tahun tersebut, perusahaan akan melihat pertumbuhan perusahaan dari pendapatan
yang mereka dapatkan.
Concentration Strategy
Strategi ini berfokus kepada produksi perusahaan setiap tahunnya atau bahkan setiap
bulannya. Meskipun pertumbuhan tidak selalu bicara mengenai produksi, tapi mari
kita andaikan sebagai produksi untuk menjelaskan hal ini. Strategi konsentrasi
memilih satu dari sekian banyak peran untuk ia jalankan.
Misalnya seperti tadi di mana sebuah perusahaan berfokus pada produksi barang yang
tujuan akhirnya adalah masuk ke dalam value chain. Perusahaan ini biasanya memilih
produk yang esensial atau yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Strategi ini
terbagi menjadi dua lagi yaitu Vertical Growth Strategy dan Horizontal Growth
Strategy.
Strategi pertumbuhan vertikal terlihat seperti apa yang baru saja dijelaskan, di mana
suatu perusahaan berusaha berfokus kepada produksi yang dapat dilakukan
perusahaan. Hal ini dilakukan supaya perusahaan tersebut dapat masuk ke
dalam value chain. Perusahaan tersebut berusaha untuk menguatkan produksinya agar
mereka mendapatkan peran sebagai pemasok yang dibutuhkan oleh banyak pihak.
Diversification Strategy
Concentric Diversification
Strategi ini dilakukan perusahaan dengan membuat produksi barang yang baru, tetapi
masih dalam satu industri yang sama. Jadi setiap pengetahuan dari produksi
sebelumnya atau produksi aslinya, tetap dapat digunakan untuk membangun produk
yang baru. Perusahaan yang melakukan ini tidak perlu melakukan semuanya dari nol,
karena sudah memiliki pengetahuan yang dibutuhkan di industri tersebut.
Conglomerate Diversification
2. Stability Strategy
Seperti namanya, strategi ini digunakan oleh perusahaan yang berhasil beroperasi
dalam lingkungan yang stabil atau yang dapat diprediksi. Perusahaan ini berusaha
untuk mempertahankan strategi yang sudah dijalankan sebelumnya, agar hanya
melakukan sedikit atau tanpa perubahan sama sekali. Strategi ini terbagi menjadi tiga
strategi dasar.
No Change Strategy
Profit Strategy
Strategi ini dilakukan dengan berbagai cara yang dapat diambil oleh perusahaan
dengan tujuan mempertahankan keuntungan yang didapatkan. Baik dengan memotong
biaya yang ada atau menaikkan harga produk secara agresif. Strategi ini sangat
berguna saat perusahaan sedang melewati masa-masa yang tidak mudah seperti saat
krisis ekonomi 1998.
Strategi ini disebut juga masa percobaan. Sebuah perusahaan akan melakukan strategi
ini, saat mereka berada pada masa transisi untuk berganti strategi. Strategi ini hanya
digunakan dalam waktu yang sementara, sampai perusahaan melihat bahwa semuanya
sudah kembali normal.
3. Retrenchment Strategy.
Retrenchment Strategy atau strategi penghematan dilakukan oleh perusahaan saat
mereka mengalami kemunduran sebagai akibat dari adanya posisi mereka yang lemah
dalam bisnis yang kompetitif. Strategi ini diharapkan dapat mengembalikan posisi
perusahaan pada posisi yang kuat dan kembali kompetitif di dalam pasar.
Turnaround Strategy
Strategi ini adalah strategi pertama yang diambil saat perusahaan mengalami
penurunan. Strategi ini berusaha menekan efisiensi operasional.
Divestment Strategy
Strategi ini adalah strategi yang dilakukan dengan menjual aset untuk berbagai tujuan.
Bisa juga dilakukan dengan pemotongan departemen yang mengalami kerugian.
Liquidation strategy
Strategi ini adalah strategi terakhir yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan saat
setiap usaha yang mereka ambil tidak membuahkan hasil apapun untuk
mengembalikan posisi perusahaan. Strategi ini dilakukan dengan menjual seluruh aset
dan menghentikan aktivitas produksi secara total. Dalam kata lain perusahaan tersebut
ditutup untuk menghindari kerugian yang semakin besar.