BAB I
PENDAHULUAN
Dalam sebuah perusahaan harus mampu diciptakan sebuah organisasi yang mampu
mengantarkan setiap individu dalam perusahaan mencapai tujuan yang telah direncanakan
melalui pengaturan yang efektif terkait hal-hal yang berhubungan seperti sumber daya,
operasional dan kualitas. Perusahaan menjadi penentu bagaimana efektivitas dari tiap-tiap
organisasi mampu terwujud dalam mencapai tujuan bersama. Untuk mampu mewujudkan tujuan-
tujuan tersebut kemudian setiap perusahaan memiliki strateginya sendiri dalam memenuhi
pencapaian.
Strategi yang telah ditetapkan harus dilakukan secara berkelanjutan karena perannya yang
penting dalam berjalannya sebuah perusahaan, hal ini mencakup tujuan-tujuan utama dalam
organisasi sesuai dengan target yang telah diciptakan. Strategi yang dipilih tentu telah didasari
tujuan, sasaran, visi, misi dan pencapaian yang diharapkan melalui operasional, implementasi,
mekanisme, assessment dan evaluasi yang terjadi. Hal ini yang menyebabkan banyak perusahaan
berlomba-lomba menciptakan strategi terbaik demi berkembangnya perusahaan tersebut.
Pengaturan strategi tadi disebut juga sebagai sebuah manajemen strategik, dimana bertujuan
untuk mampu mencapai tujuan yang telah diharapkan melalui optimalisasi terkait sumber daya
yang dimiliki termasuk kebijakan-kebijakan didalamnya. Ada beragam hal yang dibahas
kemudian dalam sebuah manajemen strategik alternatif seperti langkah awal, pengakuisisi,
penyatuan usaha, kerjasama hingga lain hal yang berkaitan dengan proses usaha.
Hal ini menjadi poin penting dan harus dipahami dalam menjalankan usaha sehingga mampu
mengatasi resiko yang mungkin mampu berdampak secara signifikan yang berasal kurangnya
informasi dan pengetahuan. Bukan hanya manajemen yang bertanggungjawab dalam prosesnya
namun seluruh jajaran dalam perusahaan ikut mengambil peran dalam keberhasilan implementasi
strategi yang dilakukan. Kembali lagi, tujuan utamanya adalah mencapai harapan bersama
melalui proses dan keberhasilan perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Menjadi perusahaan yang pertama memungkinkan untuk membangun pengakuan merek atau
Brand Recognition yang kuat dan loyalitas pelanggan sebelum pesaing memasuki pasar.
First Mover membangun permintaan pelanggan sebelum para pesaing memasuki pasar.
menjadi perusahaan First Mover harus menanggung investasi dan resiko yang besar, seperti
menyangkut pengembangan produk, dan pembangunan jaringan distribusi. Ada banyak
perusahaan yang menjadi pionir di bidang industrinya. Contohnya adalah Gojek yang
menjadi pionir sedangkan Grab menjadi pengikut dibidang transportasi online. Pesaing
perusahaan ini muncul dengan harapan agar sesukses para First Mover.
First mover adalah perusahaan yang pertama kali yang mengenalkan suatu produk ke pasar
atau dapat disebut juga penggerak pertama. Sedangkan Late Mover adalah perusahaan yang
memperkenalkan produk dengan tipe sejenis setalah perusahaan First Mover. Perusahaan
yang menjadi First Mover akan dapat membangun brand recognition yang kuat dalam pikiran
pelanggan sebelum munculnya competitor serta tumbuhnya loyalitas terhadap produk dari
perusahaan Fisrt Mover. Keunggulan dari First Mover dapat menjadi kelemahan Late Mover,
dan berlaku sebaliknya keunggulan dari Late mover dapat menjadi kelemahan dari First
Mover. Sebagai pelopor di industrinya, First Mover akan mendorong munculnya banyak
perusahaan-perusahaan baru dengan konsep yang tidak jauh berbeda.
Keunggulan First Mover adalah apabila pasar bereaksi positif terhadap produk yang akan
dipasarkan, maka perusahaan dapat menjadi pionir atau pemimpin dan dapat memonopoli
pasar. Selain itu perusahaan dapat selangkah lebih maju dibandingkan dengan perusahaan
lainya dan mempunyai pelanggan dengan loyalitas yang tinggidan memperoleh tambahan
pemgetahuan dan pengalaman yang berkaitan dengan pelanggan, distribusi, serta teknologi.
Namun First Mover cenderung menghabiskan waktu dalam hal inovasi. Sementara itu Late
mover akan mengamati dan melakukan inovasi pada kelemahan-kelemahan yang dibuat oleh
First Mover sehingga dapat tampil lebih baik. Selain itu kelemahan dari First Mover adalah
memiliki biaya yang besar dalam research dan development dan lebih peka melakukan
kesalahan karena pasar di depan sulit ditebak lalu pendatang Late Mover kemudian belajar
dari kesalahan First Mover
Keuntungan dari Late Mover adalah tidak perlu melakukan research karena sudah dilakukan
oleh First Mover, Late Mover hanya perlu mengubah beberapa tampilan agar lebih baik dari
First Mover. Tetapi Late mover mempunyai potensi merebut pasar First Mover.
Barries to entry atau hambatan untuk masuk adalah hambatan bagi perusahaan untuk ikut
berusaha dalam bidang usaha yang sama atau dapat juga berarti hal-hal yang menghalangi
suatu perusahaan masuk kedalam bidang tertentu. Barriers to entry muncul agar tidak banyak
pesaing yang mengganggu. Hambatan yang dimaksud adalah akses pelanggan, distribusi,
modal, dan competitor ({Formatting Citation}Semakin tinggi Entry Barriers dari sebuah
industri, menandakan bahwa industri tersebut memiliki daya tarik yang tinggi pula, dan
sebaliknya semakin rendah Entry Barriers maka daya tarik dari industry tersebut rendah.
Para first mover dapat mempertahankan posisimya dengan cara menaikkan entry barriers
dengan:
(a) beroperasi pada skala-ekonomi (economies of scale) menjadikan biaya per unit produk
sangat rendah (lowest-cost) sehingga tidak tertandingi,
(b) mempertinggi tingkat keunikan (differentiation) produk yang ditawarkan, berinovasi pada
produk yang sudah ada
(c) Switching-cost dibuat setinggi mungkin sehingga perlu biaya mahal untuk mensubstitusi
produk yang sudah dipasok first-movers,
(d) Membangun distribution channel yang kuat sehingga pesaing sulit mendapatkan akses
pasar,
(e) Mendaftarkan “paten” proses, teknologi dan brand produk kepada pemerintah sehingga
sampai waktu tertentu terlindungi dan tidak dapat ditiru (costly to imitate)
Disisi laim Late Mover dapat memanfaatkan jalan yang telah ditempuh dan dibuka oleh para
First Mover yang telah melakukan riset tentang produk sehingga sangat memudahkan para
Late mover untuk memasuki pasar.
Saat ini, semua perusahaan dituntut agar menjadi perusahaan yang berkembang, semakin
banyak perusahaan maka semakin banyak juga para pesaing. Dalam pengembangan
perusahaan, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan seperti dengan penggabungan usaha
antar perusahaan. Dengan menggabungkan usaha diharapkan dapat meningkatkan pangsa
pasar, memperluas usaha. Agar perusahaan semakin besar dan berkembang dan mampu
bersaing, tentunya membutuhkan salah satu strategi yaitu ekspansi perusahaan. Dalam
ekonomi akutansi terdapat 3 bentuk penggabungan usaha yaitu: merger, konsolidasi dan
akuisi.
A. Merger
Merger adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih yang setuju menyatukan beberapa
perusahaan menjadi satu perusahaan yang utuh, kemudian perusahaan yang diambil alih tidak
lagi beroperasi menjadi perusahaan sendiri melainkan menjadi bagian perusahaan yang telah
manjadi satu, biasanya yang tetap bertahan yakni perusahaan yang lebih besar atau
perusahaan yang melakukan merger terhadap perusahaan lain. Baker (2010:9) mengartikan
“merger sebagai penggabungan usaha dimana hanya akan ada satu perusahaan yang bertahan
dari berbagai perusahaan yang bergabung dan perusahaan lainnya dibubarkan. Aset
perusahaan yang diambil alih ditransfer ke perusahaan yang mengambil alih dan perusahaan
yang diambilalih tersebut dibubarkan dan diikuidasi.”
Merger Horizontal adalah penggabungan dua perusahaan yang memiliki jenis usaha
yang sama. Misalnya, merger antara Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan PT
Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BBNP). Hal ini dilakukan agar mengurangi biaya,
memperluas penawaran produk, dan mengurangi eksistensi persaingan. Efek dari
merger horizontal adalah semakin terkonsentrasinya struktur pasar pada industri
tersebut.
1. Skala ekonomi
Merger biasanya terjadi ketika diharapkan bahwa entitas gabungan akan memiliki
penilaian lebih dari penilaian gabungan entitas individu. Perusahaan melakukan
merger horizontal untuk membawa skala ekonomi dengan pengurangan biaya.
Pengurangan biaya dapat terjadi dengan menghilangkan proses, operasi, atau biaya
tenaga kerja yang berlebihan. Dengan demikian, perusahaan dapat menawarkan lebih
banyak produk atau layanan dengan cara yang lebih efisien dan hemat biaya.
2. Pengurangan kompetisi
Perusahaan juga dapat melakukan merger jenis ini untuk mengurangi persaingan.
Dengan demikian, ini juga dapat mengarah pada konsolidasi industri yang
terfragmentasi.
Ketika dua perusahaan yang menyediakan produk atau layanan yang sama/serupa
yang memiliki pangsa pasar masing-masing dan audiens di pasar bergabung menjadi
satu kesatuan, itu mengarah pada peningkatan pangsa pasar dan dengan demikian
meningkatkan pendapatan.
4. Diversifikasi Bisnis
Perusahaan dapat melakukan merger ini untuk mencari diversifikasi bisnis baik dalam
hal jangkauan produk/layanan dan keberadaan geografis. Ini juga dapat membantu
perusahaan untuk memasuki pasar baru dan meningkatkan jangkauannya secara
demografis.
b) Merger Vertikal
Merger Vertikal terjadi pada saat perusahaan bergabung dengan perusahaan yang
memproduksi barang atau jasa yang berbeda atau dapat juga diartikan penggabungan
operasi dua perusahaan atau lebih yang sebenarnya beroperasi pada level berbeda
dalam rantai pasokan industri. Misalnya perusahaan mobil merger dengan perusahaan
ban, maka sinergi akan mudah tercipta ketika dua perusahaan atau lebih tersebut
tergabung dalam satu operasi serta lebih efisien. Merger Vertikal menggabungkan
perusahaan yang tidak bersaing satu sama lain tetapi tetap pada rantai pasokan
industry yang sama namun level yang berbeda.
c) Merger Konglomerat
Kerjasama antar dua perusahaan atau lebih yang masing-masing bergerak dalam
industri yang tidak terkait. Tujuan dari Merger Konglomerat adalah untuk tercapainya
pertumbuhan perusahaan secara cepat dan memperoleh hasil yang lebih baik. Merger
Konglomerat dibagi menjadi dua yaitu, Merger Konglomerat Murni dan Merger
Konglomerat Campuran. Contoh dari Merger Konglomerat adalah perusahaan
pakaian merger dengan perusahaan elektronik.
B. Acquisition
Akuisisi berasal dari kata latin yaitu Acquisitio dan dari bahasa inggris yaitu Acquisition.
Acquisition atau akuisisi adalah pengambilan alih suatu kemilikan atau pengendalian
asset perusahaan. Akuisisi juga dapat dilakukan dengan membeli voting stock
perusahaan, atau dapat juga membeli secara tunai, sahan perusahaan, atau surat berharga
lainnya.
C. Konsolidasi
Konsolidasi adalah suatu keputusan menggabungkan dua perusahaan atau lebih menjadi
satu perusahaan baru, kemudian perusahaan yang lama akan dibubarkan dengan tujuan
meningkatkan profitabilitas dan pangsa pasar. Tujuan dari konsolidasi agar strategi
perusahaan tidak stagnan atau mengalami kemunduran, memperluas jaringan bisnis
dengan menggabungkan pengalaman-pengalaman perusahaan sebelumnya agar tidak
terulang dan meminimalisir resiko, menciptakan inovasi serta kreativitas.
Ciri-ciri Konsolidasi:
1) Bubarnya perusahaan lama, perusahaan-perusahaan yang sudah bergabung
meninggalkan indentitas lama nya karena sudah melebur menjadi perusahaan baru
2) Tidak ada likuidasi, pembayaran hutang menjadi tanggungan bersama
Vertical Intergration adalah trategi dimana perusahaan mendapatkan kendali atas pemasok
atau distributornya atau kepemilikan dari inputs untuk kegiatan produksi dan distribusi.
Strategi ini terjadi pada saat perusahaan mengambil alih kendali atas lankah produksi dan
distribusi. Vertical Intergration dilakukan agar semakin meningkat efisiensi perusahaan
dengan mengurangi biaya, dan mengontrol proses. Strategi integrasi vertikal adalah strategi
kompetitif yang menghasilkan bisnis mengambil kendali penuh atas satu atau banyak tahap
dalam siklus produksi atau distribusi. Umumnya, strategi tersebut melibatkan dua perusahaan
berbeda yang bermitra untuk meningkatkan efisiensi dan mempertahankan kepemilikan fase
tersebut. Vertical Intergration Strategies memeliki beberapa jenis, yaitu:
1) backward integration
2) forward integration.
Forward Integration dapat juga disebut perusahaan menjual atau mendistribusikan
sendiri produknya. Stategi untuk memperoleh kepemilikan dan meningkatkan control
atas pelanggan atau dapat juga disebut pengecer atau distributor.