Kelas : A
NIM : 152114032
( BUSSINESS COMBINATION)
Sebagian perusahaan berusaha untuk memperluas usahanya sebagai cara untuk bertahan
dan mendapatkan keuntungan. Pemilik dan manager perusahaan memilki kepentingan untuk
meningkatkan ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan adalah skala perusahaan yang dilihat
dari total aktiva perusahaan pada akhir tahun. Total penjualan juga dapat digunakan untuk
mengukur besarnya perusahaan. Ukuran perusahaan ini menimbulkan skala ekonomis terkait
dengan proses produksi maupun distribusi. Melalui perluasan pasar baru atau melalui akuisisi
perusahaan yang sudah ada dipasar tersebut, perusahaan dapat mengembangkan potensi
perolehan laba baru dan bagi industri yang memiliki siklus usaha dapat meningkatkan laba
melalui diversifikasi. Contoh : Bank Danamon , salah satu bank komersial terbesar,
mengakuisisi Adira Finance , sebuah perusahaan pembiayaan yang kuat dalam portofolio
pembiayaan konsumen. Dalam ukuran manajemen perusahaan seringkali diberikan
penghargaan berupa gaji yang lebih tinggi sejalan dengan kenaikan ukuran perusahaan.
Dalam mengembangkan perusahaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1) Synergy
Sinergi dapat tercapai ketika penggabungan badan usaha menghasilkan tingkat skala
ekonomi (economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya
overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan
perusahaan ketika tidak melakukan penggabungan. Sinergi tampak jelas ketika
perusahaan yang melakukan penggabungan berada dalam bisnis yang sama karena
fungsi r2dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.
2) Keringanan pajak
Pertimbangan pajak telah mendorong pula terjadinya sejumlah penggabungan badan
usaha. Sebagai contoh, perusahaan yang menguntungkan dan berada di rentang pajak
tertinggi dapat mengakuisisi sebuah perusahaan yang memiliki akumulasi kerugian
pajak dalam jumlah besar. Kerugian secara pajak ini selanjutnya dapat langsung
diubah menjadi penghematan pajak daripada dibawa ke tahun berikutnya dan
digunakan di masa mendatang. Jika perusahaan mengalami kekurangan peluang
investasi internal jika dibandingkan dengan arus kas bebas yang tersedia, maka
perusahaan dapat membayarkan dividen tambahan, berinvestasi pada sekuritas,
membeli kembali sahamnya, atau membeli perusahaan lain.
3) Diversivikasi usaha
Para manajer sering kali menyebutkan diversifikasi sebagai salah satu alasan dari
penggabungan badan usaha. Mereka berpendapat bahwa diversifikasi akan membantu
menstabilisasi keuntungan perusahaan dan akibatnya memberikan keuntungan bagi
para pemiliknya. Stabilisasi keuntungan sudah pasti merupakan hal yang
menguntungkan bagi para karyawan, pemasok dan pelanggan, namun dari sudut
pandang pemegang saham, stabilisasi merupakan nilai yang kurang pasti.
4) Pembagian asset
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi internal,
tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal. Perusahaan
tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi
sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan penurunan
kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya
rendah. Dengan adanya penggabungan badan usaha para pemegang saham juga akan
mendapatkan bagian dari asset yang telah diinvestasikannya.
Dasar penentuan jumlah dan pembagian modal saham yang dapat digunakan ada tiga
yaitu:
Syarat-syarat:
1) Tingkat kapitalisasi tidak melebihi tingkat laba terendah dari perusahaan yang
melakukan penggabungan badan usaha.
2) Diterbitkan jumlah modal saham , yaitu modal saham biasa dan modal saham
utama.
2. Metode penggabungan badan usaha
Terdapat dua metode yang dapat digunakan dalam mencatat penggabungan
badan usaha, yaitu metode akuisisi aset bersih (acquisition of net assets) atau akuisisi
saham / pembelian saham ( acquisition of stocks) .
Akuisisi asset (acquisition of net assets) terjadi melalui negosiasi langsung
dengan manajemen. Perjanjian ini menyebabkan perusahaan pengakuisisi
menanggung liabilitas dari perusahaan lain. Perusahaan pengakuisisi mencatat
kombinasi bisnis dengan mencatat tiap aset yang diperoleh, tiap liabilitas yang
ditanggung dan asset atau efek yang diberikan dalam pertukaran.
Penggabungan saham melalui akuisisi saham tidak harus mengakibatkan
akuisisi semua saham yang berhak yang beredar. Akuisisi ini dapat dilakukan apabila
memiliki lebih dari 50% dari saham berhak yang beredar. Dengan mengakuisisi
sebesar itu sehingga penggakuisisi dapat memiliki kontrol dalam penggendalian.
Pemakaian metode bergantung pada hakekat dari penggabungan badan usaha
tersebut.
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu badan usaha menstransfer harta
kekayaan bersih kepada badan usaha lain. Pemilik lama BU akan menyerahkan seluruh asset
bersihnya kepada badan usaha lain yang lebih kuat atau besar. Atas penyerahan asset tersebut
, pemilik lama akan menerima sejumlah uang tunai atau asset lain. Komposisi modal dapat
berubah sebagai berikut:
Rp Rp
Imbalan yang efektif dialihkan 1600
Nilai netto aset dan liabilitas terindentifikasi
Entitas A yang diakui
Aset lancar 500
Aset tidak lancar 1500
Liabilitas jangka pendek (300)
Liabilitas jangka panjang (400) (1300)
Goodwill 300
Jadi Goodwill adalah selisih dari FV of consideration > FV aset bersih.
Pembelian dengan diskon PSAK 22 (2015) terjadi yaitu suatu kombinasi bisnis
dimana jumlah netto dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang
diambil melebihi jumlah gabungan dari nilai wajar pada saat tanggal akuisisi.
Pihak pengakuisisi menelaah prosedur yang digunakan untuk mengukur
jumlah yang dipersyaratkan PSAK ini untuk diakui pada tanggal akuisisi untuk
seluruh hal-hal berikut ini :
a. Aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih
b. Kepentingan nonpengendali pada pihak diakuisisi, (jika ada)
c. Untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, kepentingan ekuitas
pihak pengakuisisi yang dimiliki sebelumnya pada pihak diakuisisi dan
d. Imbalan yang dialihkan.
Contoh
Jumlah aset netto teridentifikasi yang diperoleh PS adalah Rp 200 ( Rp 250- Rp
50) melebihi nilai wajar imbalan yang dilaihkan ditambah nilai wajar kepentingan
non pengendalian pada PS. Oleh karena itu PP mengkaji ulang prosedur yang
digunakan untuk mengidentifikasi dan mengukur aset yang diperoleh dan liabilitas
yang diambil alih dan untuk mengukur nilai wajar baik kepentingan non
pengendalian pada PS maupun imbalan yang dialihkan. Setelah dikaji ulang , PP
memutuskan untuk mengukur keuntungan pembeliannya atas 80% kepentingan
sebagai berikut:
Rp Rp
Jumlah netto asset yang teridentifikasi yang 200
diperoleh ( Rp 250- Rp 50)
Dikurangi :
Nilai wajar imbalan yang dialihkan 150
untuk 80% kepentingan PP dan PS
Ditambah :
Nilai wajar kepentingan non 42 (192)
pengendali pada PS
Keuntungan dari pembelian dengan diskon atas 80%
8
kepentingan
Total
Tanggal Nama Akun Keterangan
Debit Kredit
20xx
xxxx xx Beban Merger 40.000.000
Kas 40.000.000
(mencatat biaya terkait
pembelian PT Songkok)
Total
Tanggal Nama Akun Keterangan
Debit Kredit
20xx
Biaya penerbitan saham
xxxx xx tangguhan 25.000.000
Kas 25.000.000
(mencatat biaya terkait
penerbitan modal saham
biasa)
- Merger : PT A + PT B = PT A’
Pada saat Merger Asset, Liabilities, dan Share Capital Ordinary PT C dicatat
sebesar Book value sedangkan Assets dan liabilities PT D dicatat sebesar fair
value.
Book Value atau Nilai Buku adalah nilai sebuah aset atau kelompok aset
dikurangi dengan sejumlah penyusutan nilai yang dibebankan selama umur
penggunaan aset tersebut. Nilai buku suatu aset dalam periode tertentu bisa
berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya:
PT C PT D
AKUN
BV FV BV FV
Assets Rp Rp Rp Rp
Cash 50.000 50.000 75.000 75.000
account receivable 75.000 70.000 100.000 95.000
Inventory 90.000 110.000 150.000 190.000
Equipment 135.000 170.000 175.000 230.000
total aktiva 350.000 400.000 500.000 590.000
current liabilities 100.000 100.000 150.000 140.000
share capital ordinary 200.000 250.000
share premium ordinary 20.000 40.000
retained earning 30.000 60.000
total liabilities and equity 350.000 500.000
- Konsolidasi : PT C + PT D = PT E
Pada saat konsolidasi Asset, Liabilities, dan Share Capital Ordinary PT C dicatat
sebesar fair value sedangkan Assets dan liabilities PT D dicatat sebesar fair
value.
PT A PT B
AKUN
BV FV BV FV
Assets Rp Rp Rp Rp
Cash 50.000 50.000 75.000 75.000
Account receivable 75.000 70.000 100.000 95.000
Inventory 90.000 110.000 150.000 190.000
Equipment 135.000 170.000 175.000 230.000
Total aktiva 350.000 400.000 500.000 590.000
- Afiliasi : PT C + PT D = PT C + PT D
Pada saat Afiliasi Asset, Liabilities, dan Share Capital Ordinary PT C dicatat
sebesar fair value sedangkan Assets dan liabilities PT D dicatat sebesar fair
value.
Keterangan :
- PT C dan PT E adalah combinor, perusahaan yang membeli asset bersih.
- PT D combinee adalah perusahaan yang dibeli asset bersihnya
- PT C’ dan PT E adalah Combined Enterprise , perusahaan hasil penggabungan
badan usaha.
Metode pembelian ( acquisition of stocks)
Penggabungan perusahaan adalah pembelian perusahaan, yang terdiri atas
sekelompok aktiva dan utang. Aktiva, utang dan modal akan dicatat berdasarkan
harga perolehan. Harga perolehan akan mencerminkan nilai wajar pada saat itu.
Metode ini biasanya dipakai apabila syarat –syarat pengakuan kepentingan / akuisisi
tidak terpenuhi.