Anda di halaman 1dari 11

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BENGKULU

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH : MANAJEMEN STRATEGIK


DOSEN : Dr. SLAMET WIDODO, M.S.
TANGGAL : 3 JUNI 2022
KELAS : C
NAMA : LOLA PITA LOKA
NPM : C1B019025
SOAL :

1. Bagaimanakah hirarki strategi bagi organisasi yang memiliki multiple bisnis?


Jelaskandisertai contoh kongkrit
2. Salah satu bentuk Strategic Business Unit (SBU) adalah “Cost Leadership”. Apakah
keunggulan dan syarat yang diperlukan agar strategi ini efektif ? Jelaskan berdasarkan
konsep yang relevan
3. Apakah keunggulan implementasi strategi “Integrasi Vertikal dan Horizontal” ? Jelaskan
masing-masing strategi tersebut
4. Apakah perbedaan mendasar antara strategi bisnis perusahaan besar dengan strategi
bisnis usaha kecil ? Jelaskan dengan didasari konsep yang relevan
5. Bagaimanakah langkah–langkah menetapkan program dan kegiatan dalam implementasi
strategi ? Jelaskan dengan didasari konsep yang relevan
6. Bagaimanakah langkah-langkah dalam evaluasi strategi ? Jelaskan didasari konsep yang
relevan
7. Mengapa dalam implementasi strategi perlu dilakukan pengendalian ? Jelaskan
alasannya dengan argumen yang rasional

Catatan :
1. Harap bekerja sendiri, jika ada jawaban yang sama tidak diberikan penilaian.
2. Jawaban agar dikirim lewat e-mail: swidodo@unib.ac.idpaling lambat hari ini :
Jum’at, Tanggal 3 Juni 2022, Jam 09.30. Bagi yang terlambat dari waktu ini
dianggap tidak mengikuti ujian.
3. File yang dikirim dikasih : KODE KELAS C
JAWABAN SOAL
1. Hirarki strategi adalah Hierarki pengambilan keputusan dari suatu perusahaan
umumnya terdiri atas tiga tingkatan. Pertama adalah tingkatan korporasi, yang terdiri
atas dewan komisaris, eksekutif puncak, dan direktur administratif, berada di puncak
hirarki. Mereka bertanggung jawab atas kinerja keuangan serta pencapaian tujuan
nonkeuangan perusahaan, seperti mempertahankan citra perusahaan dan memenuhi
tanggung jawab sosialnya. Sebagian besar sikap pada tingkat korporasi mencerminkan
pandangan pemegang saham dan masyarakat secara luas.
Yang kedua adalah tingkat bisnis, yang terutama terdiri atas manajer bisnis dan
korporasi. Para manajer ini harus menerjemahkan pernyataan arah dan maksud yang
dirumuskan pada tingkat korporasi menjadi tujuan dan strategi yang nyata bagi setiap
divisi bisnis individual atau SBU.
Bagian paling bawah atau terakhir dari hierarki pengambilan keputusan adalah tingkat
fungsional, yang terutama terdiri atas manajer produk, manajer geografis atau manajer
area fungsional. Mereka mengembangkan tujuan tahunan serta strategi jangka pendek
untuk bidang-bidang seperti produksi, operasi, penelitian dan pengembangan,
keuangan dan akuntansi, pemasaran serta hubungan masyarakat. Namun, tanggung
jawab utama mereka adalah menerapkan atau melaksanakan rencana strategis
perusahaan. Sementara para manajer di tingkat korporasi atau bisnis memusatkan
perhatiannya pada “melakukan hal yang benar”, para manajer di tingkat fungsional
memusatkan perhatian mereka pada “melakukan dengan benar”. Dengan demikian
mereka menangani masalah-masalah seperti efisiensi dan efektivitas sistem pada
bagiannya masing-masing dalam meningkatkan pangsa pasar perusahaan.
Hirarki strategi ini adalah yang ada di dalam perusahaan dengan diversifikasi
atau bagian-bagian operasional yang luas. Modelnya agak berbeda jika untuk
perusahaan dengan bisnis tunggal (single business company) walaupun secara esensi
sama. Untuk perusahaan bertipe single business company, hirarkinya secara esensi
sama, namun lebih sederhana. Dalam perusahaan dengan hanya satu badan tanpa
badan korporasi (contohnya sebuah kantor lokal tunggal tanpa cabang), hirarki teratas
bisa langsung berupa strategi bisnis tanpa harus mengembangkan strategi korporat.
2. Cost leadership strategy atau strategi kepemimpinan biaya adalah strategi perusahaan
yang mengedepankan pada struktur biaya yang lebih rendah daripada rata-rata
industri. Perusahaan secara agresif mencari fasilitas yang efisien, memangkas biaya
dan menggunakan kontrol biaya yang ketat untuk menjadi lebih efisien daripada
pesaing. Biaya rendah penting untuk memastikan harga lebih kompetitif dibandingkan
dengan pesaing.
– keunggulan
 Memungkinkan perusahaan untuk menjadi pemimpin pasa atau setidaknya
memiliki pangsa pasar yang besar
 Pemimpin biaya terlindungi dari tekanan kompetitif pesaing karena memiliki
biaya terendah.
 Jika perang harga terjadi pemimpin berbiaya rendah akan menjadi perusahaan
terakhir yang berdiri, sementara pesaing lain akan terdesak dan tertekan
karena margin keuntungan semakin kecil
- Syarat penerapan
Untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah, sebuah perusahaan harus mampu
memenuhi persyaratan di dua bidang, yaitu sumber daya (resources) dan
organisasi. Strategi ini hanya mungkin dijalankan jika dimiliki beberapa
keunggulan di bidang sumber daya perusahaan, yaitu kuat akan modal, trampil
pada rekayasa proses (process engineering), pengawasan yang ketat, mudah
diproduksi, serta biaya distribusi dan promosi rendah. Sedangkan dari bidang
organisasi, perusahaan harus memiliki: kemampuan mengendalikan biaya dengan
ketat, informasi pengendalian yang baik, insentif berdasarkan target (alokasi
insentif berbasis hasil). (Umar, 1999). Contoh perusahaan yang menerapkan
Strategi Biaya Rendah (cost leadership) : Toyota, dilihat dari implementasi JIT
(Just in Time) sehingga proses produksi bisa dipotong, efisiensi dapat tercapai.
3. - Vertikal
Biasanya, perusahaan mengadopsi strategi integrasi vertikal untuk mendapatkan
kontrol yang lebih kuat atas jaringan pasokan atau jaringan distribusi. Dan rincian
keuntungan dari integrasi vertikal adalah sebagai berikut:

Penjualan dan profitabilitas yang lebih tinggi. Perusahaan dapat menangkap lebih
banyak laba dan nilai di setiap rantai pasokan. Paska integrasi berarti
mengkonsolidasikan pendapatan dan keuntungan, yang mana sebelumnya dinikmati
oleh pemasok atau distributor mereka.
Biaya produksi yang lebih rendah. Di bawah satu kontrol, perusahaan dapat
menghemat biaya terkait dengan produksi, transportasi, inspeksi kualitas input, dan
waktu pengiriman. Perusahaan dapat mentransfer penghematan biaya di salah satu
rantai pasokan ke konsumen (melalui harga yang lebih rendah).
Mengurangi ketergantungan terhadap pihak eksternal. Itu penting ketika pihak
eksternal mengalami kesulitan keuangan atau kegagalan bisnis. Dengan demikian,
integrasi mengurangi gangguan karena pihak eksternal tidak dapat diandalkan.
Posisi tawar yang lebih kuat. Melalui integrasi, pasokan dan distribusi di bawah
kendali perusahaan. Perusahaan mungkin memiliki ruang untuk menegosiasikan
spesifikasi kualitas, harga atau persyaratan kredit; yang mana mungkin tidak mereka
dapatkan sebelum integrasi.
Memperoleh umpan balik pelanggan. Perusahaan mendapatkan informasi tentang
pemasaran dan persaingan, yang mana berguna untuk mengembangkan produk baru
dan memberikan penawaran yang unggul.
Meningkatkan keandalan. Misalnya, perusahaan memastikan produk sampai ke
pelanggan sesuai pesanan dan tepat waktu dengan meningkatkan sinergi dan
koordinasi antara pasokan, produksi dan distribusi.
Membangun kekuatan pasar dan hambatan masuk. Perusahaan dapat memonopoli
pasar di seluruh rantai dan memberikan akses yang lebih sedikit kepada pesaing.
- Horizontal
 Penghematan biaya
Skala operasi perusahaan menjadi lebih besar, memungkikannya untuk
meraih skala ekonomi yang lebih tinggi. Dalam industri dengan struktur
biaya tetap yang tinggi, mencapai skala ekonomi melalui output besar
sangat penting dalam menurunkan biaya. Perusahaan dapat menyebarkan
biaya tetap sejumlah besar output, menghasilkan penurunan biaya rata-
rata.
 Peningkatan kekuatan pasar
Integrasi horizontal mengarah ke konsolidasi industri. Karena berada pada
tahap yang sama dalam rantai nilai industri, integrasi ini dapat
meningkatkan posisi strategis perusahaan.
 Untuk membantu mendapatkan dan mempertahankan keunggulan
kompetitif, penciptaan nilai bersih dari integrasi horizontal harus positif.
Misalnya, merger dapat meningkatkan skala bisnis perusahaan, yang mana
mengarah pada penguasaan pangsa pasar yang lebih besar. Karena jumlah
perusahaan berkurang, intensitas persaingan juga melemah.
 Eliminasi duplikasi bisnis
Perusahaan induk fokus pada bisnis inti. Sedangkan, anak perusahaan
menggarap pasar yang selama ini menjadi bisnis non-inti perusahaan.
 Meningkatkan kapasitas keuangan
Ketika mengakuisisi atau mendirikan anak usaha, perusahaan
mengkonsolidasikan pendapatan dari entitas yang berada di bawah
kendali. Kapasitas keuangan menjadi lebih besar, memungkinkan
perusahaan untuk memperoleh peringkat kredit yang lebih baik. Oleh
karena itu, perusahaan dapat memperoleh pendanaan yang lebih murah.
 Pengurangan intensitas persaingan
Secara keseluruhan, struktur industri menjadi lebih terkonsolidasi dan
berpotensi lebih menguntungkan. Integrasi mengubah struktur industri
yang mendasari dan mendukung perusahaan yang ada. Persaingan
cenderung menurun, dengan asumsi tidak ada pendatang baru.
 Meningkatkan diferensiasi
Integrasi horizontal memberikan peluang bagi perusahaan untuk mengisi
kesenjangan dalam penawaran produk. Entitas gabungan dapat
menawarkan rangkaian lengkap produk dan layanan.

4. Perusahaan besar memiliki struktur organisasi yang lebih mapan dan formal, termasuk
departemen HR. Dengan kata lain, HR hanya bagian kecil dari perusahaan. Meskipun
ini mungkin bermanfaat dengan mengurangi beban kerja dan kebutuhan untuk
melakukan banyak tugas, struktur organisasi ini dapat menyulitkan untuk
menghubungkan hasil-hasil HR ke garis bawah perusahaan
Perusahaan kecil biasanya tidak memiliki struktur organisasi yang mapan, sehingga
setiap orang dapat menangani pekerjaan apa saja yang diminta. Beberapa orang
mungkin menganggap gaya kerja ini menantang, sementara yang lain mungkin
menyukainya. Namun, karena bisa memiliki akses kepada pembuat keputusan, HR
dapat menunjukan dengan tepat berapa uang yang dapat dihemat dan produktivitas
ditingkatkan untuk setiap keputusan. Akibatnya, Anda cenderung mendapatkan
kesempatan untuk belajar perencanaan HR jangka panjang. Pada intinya, aspek
terpenting HR berbeda secara signifikan dari perusahaan kecil hingga besar, yaitu
perusahaan kecil memiliki sumber daya yang terbatas, lebih banyak tanggung jawab,
dan metode perekrutan yang belum sempurna, mereka menawarkan lebih banyak
fleksibilitas dan lingkungan kerja yang beragam. Perusahaan besar, cenderung
menawarkan beban kerja yang ditargetkan, lebih sedikit ruang untuk kreativitas, dan
lingkungan kerja yang lebih terstruktur.
Perusahaan Besar
Perusahaan besar tentunya memiliki ciri-ciri yang sangat terlihat jelas. Jumlah
pegawai mencapai ratusan higga ribuan, memiliki kantor yang besar, dan efek bisnis
yang terasa di tengah-tengah masyarakat, apapun produk yang dijual. Selain itu,
perusahaan besar sudah pasti dikelola atau dipimpin oleh manajer profesional yang
bukan bagian dari pemilik. Kemudian struktur perusahaan lebih kompleks dengan
spesialisasi pekerjaan yang sesuai serta pasti. Tidak ada divisi yang saling bertabrakan
dari segi pekerjaan karena semua sudah tahu porsi dan tugasnya masing-masing.

Dari segi kelangsungan perusahaan sendiri, sudah pasti persentase kegagalannya lebih
rendah karena sudah memiliki pondasi bisnis yang jauh lebih kuat. Perencanaan
jangka panjang dan jangka pendek yang ingin dilakukan lebih mudah untuk dicapai
karena sudah ada modal, sumber daya manusia, dan kekuatan bisnis. Inilah mengapa
banyak orang yang memilih masuk ke perusahaan besar karena kelangsungan bisnis
lebih terjamin. Posisi sebagai karyawan di dalamnya juga jauh lebih pasti terjaga,
khususnya ketika ada terpaan masalah ekonomi dunia yang besar.

Namun dari segi kelemahannya sendiri, banyak perusahaan besar yang membuat para
karyawannya tidak bisa berkembang dengan lebih cepat. Ada beberapa alasan
mengapa hal ini bisa terjadi. Pertama, karena birokrasi dan kedua, karena setiap orang
sudah porsi pekerjaannya sendiri sehingga tidak boleh terlalu eksplorasi di dalamnya.
Inilah mengapa banyak anak-anak muda yang memutuskan untuk mencari pekerjaan
di perusahaan lain yang lebih kecil.

Perusahaan Kecil
Perusahaan kecil juga memiliki ciri-ciri yang mencolok ketika diperhatikan. Dari segi
banyaknya karyawan, hanya mencapai belasan atau puluhan saja. Kemudian
pemiliknya sendiri yang langsung memimpin dan mengelola perusahaan. Selain itu,
persentase kegagalan usaha yang dijalankan relatif cukup tinggi karena dari segi
kekuatan bisnis masih kecil. Ditambah lagi, untuk melakukan ekspansi bisnis yang
lebih luas, perlu usaha yang lebih keras karena dari segi biaya tidak terlalu banyak
sehingga melakukan pinjaman menjadi jalan keluar yang harus dilakukan.

Dari sisi karyawan sendiri, bekerja di perusahaan kecil menawarkan kelebihan yang
cukup besar yaitu mampu melakukan eksplorasi kemampuan di sana. Di luar itu,
karyawan dituntut untuk inisiatif, mau belajar, dan mau memegang tanggung jawab
yang lebih besar lagi. Terkadang, membantu divisi lain pun harus dilakukan agar
pekerjaan bisa selesai. Untuk itu, cukup banyak anak muda yang memilih masuk ke
perusahaan kecil terlebih dahulu agar mereka bisa menaikkan kemampuan lebih cepat
dibandingkan langsung masuk ke perusahaan besar.
5. Implementasi strategi adalah tahapan manajemen strategis yang terdiri dari
kemampuan manajerial, administratif, dan persuasif dalam sebuah tindakan. Di
dalamnya terdapat proses dimana rencana strategis dan kebijakan dituangkan ke
dalam tindakan seperti pengembangan program, anggaran, dan prosedur.
Implementasi strategis ini harus dilakukan sebuah perusahaan karena dengan
menerapkannya, maka perusahaan akan mampu menentukan perkiraan alokasi biaya
dari awal hingga akhir termasuk evaluasi dan komunikasi rencana strategis,
pengembangan struktur implementasi, pengembangan kebijakan dan program
dukungan implementasi, penganggaran dan alokasi sumber daya, serta melaksanakan
fungsi dan kegiatan. Berikut adalah cara mengimplementasikan strategi bisnis yang
efektif:
1. Analisis lingkungan eksternal dan internal
Analisis lingkungan eksternal seperti analisis pasar, komunitas, kompetitor, supplier,
kebijakan pemerintah baik makro maupun mikro serta mengidentifikasi arah trend
dalam bidang teknologi, sosial, politik, ekonomi, budaya, pertahanan dan keamanan.
Sedangkan analisis lingkungan internal meliputi kemampuan SDM, suasana
lingkungan kerja, aset penunjang, dan modal lainnya.
2. Lakukan analisis SWOT dan STP
Identifikasi Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan),
Opportunity (peluang), dan Threat (ancaman). Setelah itu lakukan analisis STP yang
meliputi: segmenting, yaitu segmentasi pasar yang membagi-bagi target konsumen
berdasarkan kriteria tertentu; targeting, yaitu menentukan konsumen mana yang
menjadi target utama; positioning, yaitu menentukan promosi dan metode penjualan
yang tepat. 
3. Formulasikan strategi
Perhatikan visi, misi jangka pendek, menengah, dan panjang.
4. Implementasikan strategi
Implementasikan strategi dalam kegiatan korporasi, bisnis, dan fungsional.
5. Monitor dan evaluasi
Awasi seluruh aktivitas perusahaan apakah telah berjalan sesuai rencana strategis
dalam kurun waktu tertentu baik mingguan, bulanan, dan tahunan agar jika terdapat
penyimpangan dapat segera diperbaiki.
6. Salah satu cara melakukan evaluasi strategi adalah dengan mengevaluasi posisi
perusahaan . Di dalam evaluasi strategi, terdapat metode obyektif untuk menguji
efisiensi juga efektivitas strategis bisnis. Evaluasi ini juga menentukan apakah strategi
yang sedang dilaksanakan sudah menggerakan usaha Anda ke arah tujuan yang sudah
direncanakan atau tidak.

Selain itu, evaluasi strategis dapat membantu mengidentifikasi kapan, dan tindakan
korektif apa yang perlu Anda lakukan untuk membawa kinerja usaha Anda kembali
sejalan dengan tujuan yang sudah dibangun sebelumnya. Terdapat empat petunjuk
berdasarkan Kriteria Rumelt sebagai petunjuk mengevaluasi strategi usaha Anda yaitu
Konsistensi, Kesesuaian, Keunggulan, dan Kelayakan.
1. Konsistensi

Untuk mengevaluasi konsistensi dari strategi, yang perlu Anda pertanyakan adalah
apakah operasi internal usaha Anda (contoh: pemasaran, penjualan, dan pelayanan) dan
proses alokasi sumber daya sudah konsisten satu sama lain?
Apakah operasi internal usaha Anda konsisten dengan pasar ekonomi dan sasaran bisnis
Anda?

2. Kesesuaian

Untuk mengevaluasi kesesuaian strategi dengan lingkungan pasarnya, yang perlu Anda
pertanyakan adalah siapa dan di mana pelanggan dan potensial pelanggan Anda?
Adakah kendala dalam penyesuaian usaha Anda?
Apa yang menjadi kekuatan ekonomi pokok yang bekerja di pasar usaha Anda?
Apa pemicu kesediaan konsumen untuk membayar?
Apa perbedaan segmen pelanggan yang Anda layani dan apa pemicu manfaat dan biaya
dalam tiap segmen?
Aktivitas mana yang menciptakan uang untuk usaha Anda?
Kesesuaian adalah kunci penting, tetapi terkadang masih sering terlewatkan karena secara
umum hanya fokus kepada kompetitor.

3. Keunggulan

Sebuah strategi yang baik harus mampu menciptakan suatu keunggulan kompetitif. Jika
sebuah perusahaan memiliki keunggulan kompetitif, maka perusahaan tersebut akan
selalu menangkap sebagian nilai ekonomis yang diciptakan. Untuk menilai apakah suatu
strategi bisnis mengarah ke suatu keunggulan kompetitif, yang perlu Anda pertanyakan
adalah apakah usaha Anda menciptakan nilai ekonomis yang lebih dari pada pesaing
Anda dalam pasar yang sama?

4. Kelayakan

Untuk mengevaluasi kelayakan, yang perlu Anda pertanyakan adalah apakah usaha Anda
mempunyai akses ke sumber daya finansial yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
aktivitasnya?

Apakah usaha Anda mempunyai kemampuan menyelesaikan masalah untuk menjalankan


strategi?

Apakah para manajer dapat mengintegrasikan dan mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas


yang berlainan yang dibutuhkan untuk menjalankan strategi?
7. Montanari (1990) menjelaskan sebagai berikut:
Bagian penting dari keberhasilan penerapan strategi adalah pelaksanaan
pengendalian. Sebuah strategi tidak mengalami kegagalan strategi bukan hanya
dikarenakan kelemahan strategi itu sendiri, tetapi faktor kegagalan bisa muncul
karena dorongan dari lingkungan ekonomi, politik, teknologi, dan faktor sosial
yang mengalami perubahan. Juga para pimpinan perusahaan tidak terlalu cerdas
dalam mengetahui kepentingan terbaik perusahaan. Biasanya mereka tidak
memahami apa yang diharapkan / karena kurangnya informasi dan kemampuan
untuk melakukan apa yang diharapkan, karena ada kejadian yang tidak sesuai
dengan harapan yang telah direncanakan. Dalam hal ini organisasi harus
melakukan pengendalian.
Menurut Djuwita (2008 :59) Tujuan utama evaluasi dan pengendalian strategi
adalah untuk memonitor dan mengevaluasi perkembangan organisasi dalam
mencapai tujuan atau sasarannya

Anda mungkin juga menyukai