PERTEMUAN KE-10
ENTAR SUTISMAN
3. Sumber Sinergi
Berikut sumber sinergi terdiri atas:
a. Penggabungan Operasional
Integrasi proses produksi, rantai pasokan, dan distribusi untuk
meningkatkan efisiensi.
b. Penggabungan Teknologi
Kombinasi keahlian dan teknologi dari perusahaan yang berbeda
untuk menciptakan inovasi dan efisiensi.
c. Pemasaran dan Penjualan bersama
Kolaborasi dalam pemasaran dan penjualan untuk mencapai
keuntungan dari basis pelanggan yang lebih besar dan peningkatan
pangsa pasar.
d. Penggabungan Keuangan
Integrasi keuangan untuk mendapatkan akses ke modal tambahan,
mengoptimalkan struktur modal, dan meningkatkan efisiensi
keuangan.
e. Sumber daya manusia bersama
Gabungan keterampilan, keahlian, dan budaya organisasi untuk
meningkatkan produktivitas dan kreativitas.
f. Manajemen resiko bersama
Kolaborasi dalam manajemen risiko untuk mengurangi dampak risiko
dan memaksimalkan peluang.
4. Merger
Merger adalah cara bagi perusahaan untuk memperluas jangkauannya,
memperluas ke segmen baru, atau memperoleh pangsa pasar. Merger
perusahaan dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti tujuan
strategis, pertumbuhan bisnis, efisiensi operasional, atau konsolidasi
dalam industri tertentu.
Tujuan Merger
Tujuan utama dari merger adalah untuk menciptakan entitas yang lebih
besar, lebih kuat, atau lebih efisien dengan potensi untuk mencapai
keuntungan yang lebih besar daripada jika perusahaan-perusahaan
tersebut tetap beroperasi secara terpisah.
a. Pertumbuhan bisnis
Merger adalah salah satu cara efektif untuk memperluas bisnis.
Dengan menggabungkan dua perusahaan atau lebih, entitas hasil
merger dapat memiliki pangsa pasar yang lebih besar, mengakses
pasar baru, dan mendapatkan pelanggan tambahan.
b. Efisiensi opersional
Selanjutnya, tujuan utama merger adalah mencapai efisiensi
operasional yang lebih baik. Dengan menggabungkan sumber daya,
teknologi, dan proses bisnis, perusahaan yang baru terbentuk dapat
mengurangi biaya produksi dan meningkatkan produktivitas.
c. Diversifikasi portofolio
Selain itu, merger juga bertujuan untuk membantu perusahaan
mengurangi risiko dengan diversifikasi portofolio mereka. Dengan
bergabung dengan perusahaan yang beroperasi dalam industri atau
pasar yang berbeda, perusahaan dapat mengurangi
ketergantungannya pada satu segmen bisnis.
d. Peningkatan keuntungan
Merger dapat menghasilkan skala ekonomi yang lebih besar, yang
pada gilirannya dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.
Dengan mengurangi biaya operasional per unit, perusahaan dapat
mencapai margin laba yang lebih besar.
Jenis Merger
a. Merger Horizontal
Merger ini terjadi antara dua perusahaan yang beroperasi dalam
industri yang sama dan menghasilkan produk atau layanan yang
serupa atau sejenis. Contoh: merger antara dua produsen otomotif.
b. Merger Vertikal
Merger vertikal terjadi ketika dua perusahaan yang beroperasi dalam
tahap produksi yang berbeda dalam rantai pasokan bergabung.
Misalnya, perusahaan yang memproduksi komponen otomotif bisa
bergabung dengan perusahaan otomotif yang memasang komponen
tersebut dalam mobil jadi.
c. Merger Konglomerat
Merger konglomerat terjadi antara dua perusahaan yang tidak
memiliki hubungan bisnis yang signifikan satu sama lain. Mereka
mungkin beroperasi di industri yang berbeda sepenuhnya.
Contohnya merger antara perusahaan makanan dengan perusahaan
media.
Contoh Merger
Adapun contoh merger perusahaan di Indonesia. Salah satunya merger bank
syariah BUMN yaitu PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank BNI Syariah, dan PT
Bank Syariah Mandiri menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Merger
tiga bank syariah BUMN tersebut terjadi pada 1 Februari 2021.
Contoh lain perusahaan hasil merger adalah GoTo. Perusahaan ini
merupakan gabungan dua startup raksasa, yaitu Gojek dan Tokopedia.
Kedua perusahaan tersebut mengumumkan merger pada tanggal 17 Mei
2021 lalu.
Jika NPV positif, ini menunjukkan bahwa nilai sekarang dari arus kas masuk
melebihi investasi awal, dan oleh karena itu, merger memiliki potensi untuk
menciptakan nilai tambah. Sebaliknya, jika NPV negatif, merger mungkin
dianggap tidak ekonomis atau kurang menguntungkan.
6. Restrukturisasi
Mengutip laman OJK, restrukturisasi adalah langkah perbaikan yang
dilakukan dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang berpotensi
mengalami kesulitan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
Sedikit informasi, debitur merupakan pihak yang mengajukan dan
mendapatkan pinjaman dari pihak bank. Ketika pinjamannya sudah cair,
maka debitur harus membayar seluruhnya sesuai tenggat waktu yang
ditentukan. Namun, dalam kondisi tertentu debitur mengalami kejadian tak
terduga secara tiba-tiba, sehingga sulit untuk membayar kewajibannya.
Alhasil, pihak pemberi pinjaman (bank atau lembaga pembiayaan)
memberikan restrukturisasi sebagai bentuk keringanan agar debitur dapat
melunasi pinjamannya.
Kebijakan Restrukturisasi Kredit
Masih dikutip dari laman OJK, berikut sejumlah kebijakan restrukturisasi
kredit yang dilakukan pihak bank kepada debitur :
a. Penurunan suku bunga kredit
b. Perpanjangan jangka waktu kredit
c. Pengurangan tunggakan bunga kredit
d. Pengurangan tunggakan pokok kredit
e. Penambahan fasilitas kredit
f. Konversi kredit menjadi Penyertaan Modal Sementara
7. Divestasi
Strategi divestasi adalah kebalikan dari investasi. Lebih lengkap lagi,
divestasi merupakan aktivitas mengurangi beberapa jumlah aset dalam
rangka memperoleh keuntungan lebih besar di masa mendatang.
Dalam hal ini, bukan berarti divestasi merupakan hal yang merugikan. Sebab
tujuan dari divestasi yaitu mendapatkan keuntungan lebih tinggi dari
sebelumnya.
Secara sederhana, contoh divestasi adalah menjumlah sejumlah lot saham
ketika harga di pasar sedang tinggi. Hal ini dilakukan agar investor
mendapatkan profit lebih besar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
strategi divestasi adalah beberapa langkah-langkah strategis yang dilakukan
untuk mengurangi aset agar memperoleh laba semakin besar.
Tujuan Divestasi
Adapun tujuan divestasi adalah berikut ini :
a. Normalisasi Aset
Pertama, tujuan divestasi adalah normalisasi aset. Biasanya suatu aset
memiliki beban biaya tambahan seperti biaya pajak, biaya perawatan,
dan sejenisnya. Agar pengeluaran-pengeluaran tersebut tidak terlalu
besar, maka perusahaan perlu melakukan tindakan pengurangan aset
atau disebut divestasi.
b. Mengurangi Beban Kerugian
Tujuan divestasi berikutnya adalah mengurangi beban kerugian. Tidak
semua investasi menghasilkan keuntungan sesuai harapan. Daripada
harus menanggung kerugian, biasanya investor akan melakukan
divestasi.
c. Efisiensi Profit Jangka Panjang
Tujuan divestasi terakhir adalah efisiensi profit untuk jangka panjang.
Setiap investor menginginkan profit maksimal, sehingga terkadang perlu
melakukan pengorbanan. Divestasi adalah salah satu pengorbanan
paling umum dilakukan.
Akan tetapi, biasanya sebelum melakukan divestasi, investor akan
melakukan perhitungan agar tahu sebesar apa risiko divestasi yang
dihadapinya.