Anda di halaman 1dari 10

RESUME MK: MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

PERTEMUAN KE-10
ENTAR SUTISMAN

MERGER, AKUISISI, RESTRUKTURISASI, DAN DIVESTASI


Setelah mempelajari topik ini, maka mahasiswa diharapkan mampu untuk
menjelaskan:
1. Akuisisi Dan Dampaknya
2. Konsep Sinergi
3. Sumber Sinergi
4. Merger
5. NPV Dari Merger
6. Restrukturisasi
7. Divestasi
8. Mengevaluasi Pengambilalihan Perusahaan (Friendly Versus Hostile
Takeovers)

1. Akuisisi dan Dampaknya


Akuisisi adalah proses antara dua pihak, yaitu pihak yang melakukan akuisisi
dan pihak yang akuisisi. Pihak yang melakukan akuisisi akan menjadi
pengendali dari pihak yang diakuisisi.
Manfaat Akuisisi:
Setelah mengetahui akuisisi adalah proses pengambilalihan perusahaan,
berikut beberapa manfaat akuisisi bagi perusahaan, yaitu:
a. Menciptakan Sinergi
Penggabungan dua perusahaan sejenis atau lebih secara horizontal dapat
menimbulkan sinergi dalam berbagai bentuk. Misalnya, perluasan produk,
transfer teknologi, sumber daya manusia yang tangguh, sumber modal yang
semakin kuat, dan lainnya.
b. Meningkatkan Kekuatan
Perusahaan-perusahaan yang terlampau kecil untuk mempunyai fungsi
penting bagi perusahaannya dapat meningkatkan fungsi tersebut dengan
akuisisi. Misalnya, sebuah perusahaan memiliki keterbatasan di bidang riset
dan pengembangan karena merupakan perusahaan kecil dengan modal yang
sedikit.
c. Menyelamatkan Perusahaan dari Kebangkrutan
Akuisisi juga dapat digunakan untuk menyelamatkan perusahaan dari
kebangkrutan. Manfaat ini berlaku bagi perusahaan yang kesulitan likuiditas
atau pendanaan dan terdesak oleh kreditor. Dengan akuisisi, perusahaan
bisa mendapat tambahan modal dari perusahaan lain sehingga tidak jadi
bangkrut dan operasional tetap berjalan.
Dampak Akuisisi:
a. Perubahan dalam Struktur Modal
Perusahaan yang mengakuisisi mungkin memerlukan dana tambahan
untuk membiayai akuisisi tersebut. Ini bisa dilakukan melalui pinjaman,
penerbitan saham baru, atau menggunakan kas internal. Seiring dengan
itu, struktur modal perusahaan bisa berubah.
b. Efisiensi Operasional
Akuisisi sering kali dilakukan untuk mencapai efisiensi operasional.
Perusahaan yang mengakuisisi berharap dapat menggabungkan operasi,
menghilangkan duplikasi, dan mencapai skala ekonomi, yang pada
gilirannya dapat meningkatkan profitabilitas.
c. Perubahan dalam Pengeluaran dan Pendapatan
Akuisisi dapat mempengaruhi pengeluaran dan pendapatan perusahaan.
Terkadang, biaya integrasi dan restrukturisasi mungkin diperlukan, tetapi
di sisi lain, akuisisi dapat membawa tambahan pendapatan dari
portofolio bisnis baru.
d. Manajemen Risiko Keuangan
Risiko keuangan perusahaan dapat berubah setelah akuisisi. Dengan
diversifikasi portofolio bisnis, risiko perusahaan dapat berkurang.
Namun, jika akuisisi dilakukan dengan menggunakan utang yang
signifikan, risiko keuangan terkait hutang dapat meningkat.
e. Peningkatan Nilai Perusahaan
Jika akuisisi berhasil, dapat menciptakan nilai tambah bagi pemegang
saham. Namun, jika akuisisi tidak dikelola dengan baik, nilainya bisa
berkurang, dan pemegang saham dapat merasakan dampak negatifnya.
f. Manajemen Kas dan Likuiditas
Pembiayaan akuisisi dapat mempengaruhi posisi kas dan likuiditas
perusahaan. Manajemen kas yang efektif diperlukan untuk memastikan
bahwa perusahaan dapat memenuhi kewajibannya dan menjaga
kestabilan keuangan.
g. Dampak pada Karyawan
Akuisisi dapat memengaruhi karyawan baik dari perusahaan yang
mengakuisisi maupun yang diakuisisi. Perubahan dalam struktur
organisasi dan budaya perusahaan dapat memerlukan penyesuaian, dan
dapat ada perubahan dalam kebijakan karyawan, termasuk program
insentif dan tunjangan.
h. Evaluasi Kembali Nilai Aset dan Utang
Setelah akuisisi, perusahaan perlu mengevaluasi kembali nilai aset dan
utang yang dimiliki oleh perusahaan yang diakuisisi. Hal ini dapat
mencakup penyesuaian nilai buku, yang dapat memengaruhi laporan
keuangan.
2. Konsep dan Sumber Sinergi
Sinergi adalah suatu konsep, yang menggambarkan interaksi dua
variabel atau lebih secara bersamaan untuk mencapai hasil yang lebih
baik, dibandingkan dengan hasil yang diperoleh secara individual.
Konsep sinergi dapat diterapkan pada berbagai bidang kehidupan dan
bisnis. Berikut beberapa jenis sinerginya :
a. Sinergi Pendapatan
Sinergi pendapatan didasarkan pada konsep dua perusahaan yang
meningkatkan total arus kas setelah integrasi dibandingkan dengan
jumlah arus kas ketika beroperasi secara terpisah. Satu-satunya
alasan terjadinya sinergi pendapatan adalah peningkatan
pendapatan setelah pembeli strategis dan perusahaan target
bersatu.
Sinergi pendapatan paling sering terjadi antara perusahaan yang
menjual di industri yang sama. Misalnya perusahaan A menjual
laptop baru dengan harga murah, dan perusahaan B menjual laptop
bekas. Mereka bukan pesaing langsung tetapi beroperasi di pasar
yang sama. Perusahaan A merupakan organisasi kecil dengan modal
lebih rendah, namun tetap bersaing dengan perusahaan B yang
merupakan perusahaan besar yang mencari peluang untuk
memperoleh pendapatan lebih besar.
Perusahaan yang lebih menguntungkan mengakuisisi perusahaan
target, dan sinergi pendapatan yang diharapkan meningkatkan arus
kas perusahaan gabungan.
b. Sinergi Perusahaan
Dalam konteks bisnis, sinergi adalah konsep bahwa nilai dan kinerja
dua perusahaan akan mencapai hasil yang lebih baik, jika kerja
secara bersama-sama dibandingkan hasil secara mandiri. Sinergi
adalah istilah yang umum digunakan dalam merger dan akuisisi
perusahaan (M&A). Sinergi atau potensi keuntungan finansial yang
dapat dicapai dalam suatu merger perusahaan, seringkali menjadi
latar belakang terjadinya merger. Efek sinergi yang dicapai melalui
merger terkait dengan berbagai faktor, seperti peningkatan
penjualan, kombinasi pengetahuan dan teknologi, serta
pengurangan biaya.
Selain melakukan merger dengan perusahaan lain, suatu perusahaan
juga dapat menciptakan sinergi dengan menggabungkan produk
atau pasar. Misalnya saja ketika suatu perusahaan melakukan cross-
sell produk perusahaan lain, untuk meningkatkan penjualan.
Organisasi juga dapat menciptakan sinergi antar departemen yang
berbeda, dengan menciptakan kelompok kerja interdisipliner, tempat
tim bekerja sama untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi.
c. Sinergi Keuangan
Interaksi sinergis para pelaku ekonomi terletak pada kedalaman
fenomena perekonomian. Sebab sinergi ini memberikan dimensi lain
pada daya saing, strategi, dan identitas online, yang merupakan
senjata untuk memanfaatkan potensi sistem perekonomian secara
maksimal. Dengan mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas
(langkah-langkah yang diambil) dalam kontrak sinergi, jaringan
sinergi menjadi bagian integral dari sistem keuangan. Secara
ekonomi, jaringan sinergi dibedakan menjadi jaringan sinergi
horizontal dan jaringan sinergi vertikal.

3. Sumber Sinergi
Berikut sumber sinergi terdiri atas:
a. Penggabungan Operasional
Integrasi proses produksi, rantai pasokan, dan distribusi untuk
meningkatkan efisiensi.
b. Penggabungan Teknologi
Kombinasi keahlian dan teknologi dari perusahaan yang berbeda
untuk menciptakan inovasi dan efisiensi.
c. Pemasaran dan Penjualan bersama
Kolaborasi dalam pemasaran dan penjualan untuk mencapai
keuntungan dari basis pelanggan yang lebih besar dan peningkatan
pangsa pasar.
d. Penggabungan Keuangan
Integrasi keuangan untuk mendapatkan akses ke modal tambahan,
mengoptimalkan struktur modal, dan meningkatkan efisiensi
keuangan.
e. Sumber daya manusia bersama
Gabungan keterampilan, keahlian, dan budaya organisasi untuk
meningkatkan produktivitas dan kreativitas.
f. Manajemen resiko bersama
Kolaborasi dalam manajemen risiko untuk mengurangi dampak risiko
dan memaksimalkan peluang.

4. Merger
Merger adalah cara bagi perusahaan untuk memperluas jangkauannya,
memperluas ke segmen baru, atau memperoleh pangsa pasar. Merger
perusahaan dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti tujuan
strategis, pertumbuhan bisnis, efisiensi operasional, atau konsolidasi
dalam industri tertentu.
Tujuan Merger
Tujuan utama dari merger adalah untuk menciptakan entitas yang lebih
besar, lebih kuat, atau lebih efisien dengan potensi untuk mencapai
keuntungan yang lebih besar daripada jika perusahaan-perusahaan
tersebut tetap beroperasi secara terpisah.
a. Pertumbuhan bisnis
Merger adalah salah satu cara efektif untuk memperluas bisnis.
Dengan menggabungkan dua perusahaan atau lebih, entitas hasil
merger dapat memiliki pangsa pasar yang lebih besar, mengakses
pasar baru, dan mendapatkan pelanggan tambahan.
b. Efisiensi opersional
Selanjutnya, tujuan utama merger adalah mencapai efisiensi
operasional yang lebih baik. Dengan menggabungkan sumber daya,
teknologi, dan proses bisnis, perusahaan yang baru terbentuk dapat
mengurangi biaya produksi dan meningkatkan produktivitas.
c. Diversifikasi portofolio
Selain itu, merger juga bertujuan untuk membantu perusahaan
mengurangi risiko dengan diversifikasi portofolio mereka. Dengan
bergabung dengan perusahaan yang beroperasi dalam industri atau
pasar yang berbeda, perusahaan dapat mengurangi
ketergantungannya pada satu segmen bisnis.
d. Peningkatan keuntungan
Merger dapat menghasilkan skala ekonomi yang lebih besar, yang
pada gilirannya dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.
Dengan mengurangi biaya operasional per unit, perusahaan dapat
mencapai margin laba yang lebih besar.

Jenis Merger
a. Merger Horizontal
Merger ini terjadi antara dua perusahaan yang beroperasi dalam
industri yang sama dan menghasilkan produk atau layanan yang
serupa atau sejenis. Contoh: merger antara dua produsen otomotif.
b. Merger Vertikal
Merger vertikal terjadi ketika dua perusahaan yang beroperasi dalam
tahap produksi yang berbeda dalam rantai pasokan bergabung.
Misalnya, perusahaan yang memproduksi komponen otomotif bisa
bergabung dengan perusahaan otomotif yang memasang komponen
tersebut dalam mobil jadi.
c. Merger Konglomerat
Merger konglomerat terjadi antara dua perusahaan yang tidak
memiliki hubungan bisnis yang signifikan satu sama lain. Mereka
mungkin beroperasi di industri yang berbeda sepenuhnya.
Contohnya merger antara perusahaan makanan dengan perusahaan
media.
Contoh Merger
Adapun contoh merger perusahaan di Indonesia. Salah satunya merger bank
syariah BUMN yaitu PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank BNI Syariah, dan PT
Bank Syariah Mandiri menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Merger
tiga bank syariah BUMN tersebut terjadi pada 1 Februari 2021.
Contoh lain perusahaan hasil merger adalah GoTo. Perusahaan ini
merupakan gabungan dua startup raksasa, yaitu Gojek dan Tokopedia.
Kedua perusahaan tersebut mengumumkan merger pada tanggal 17 Mei
2021 lalu.

5. NPV dari Merger


Net Present Value (NPV) adalah metode evaluasi keuangan yang digunakan
untuk menilai proyek atau investasi dengan menghitung selisih antara nilai
sekarang dari arus kas masuk dan keluar yang dihasilkan oleh investasi.
Dalam konteks merger, NPV dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah
penggabungan perusahaan atau bisnis akan menciptakan nilai tambah bagi
pemegang saham.
Formula NPV umumnya dinyatakan sebagai berikut :
NPV = ∑t = 0T (1+r) tCFt − Investasi Awal
NPV = Nilai Presenta Bersih
T = Waktu (biasanya diukur dalam tahun)
r = Tingkat diskonto atau tingkat pengembalian yang
diharapkan
CFt = Arus kas bersih pada periode waktu t

Jika NPV positif, ini menunjukkan bahwa nilai sekarang dari arus kas masuk
melebihi investasi awal, dan oleh karena itu, merger memiliki potensi untuk
menciptakan nilai tambah. Sebaliknya, jika NPV negatif, merger mungkin
dianggap tidak ekonomis atau kurang menguntungkan.

6. Restrukturisasi
Mengutip laman OJK, restrukturisasi adalah langkah perbaikan yang
dilakukan dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang berpotensi
mengalami kesulitan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
Sedikit informasi, debitur merupakan pihak yang mengajukan dan
mendapatkan pinjaman dari pihak bank. Ketika pinjamannya sudah cair,
maka debitur harus membayar seluruhnya sesuai tenggat waktu yang
ditentukan. Namun, dalam kondisi tertentu debitur mengalami kejadian tak
terduga secara tiba-tiba, sehingga sulit untuk membayar kewajibannya.
Alhasil, pihak pemberi pinjaman (bank atau lembaga pembiayaan)
memberikan restrukturisasi sebagai bentuk keringanan agar debitur dapat
melunasi pinjamannya.
Kebijakan Restrukturisasi Kredit
Masih dikutip dari laman OJK, berikut sejumlah kebijakan restrukturisasi
kredit yang dilakukan pihak bank kepada debitur :
a. Penurunan suku bunga kredit
b. Perpanjangan jangka waktu kredit
c. Pengurangan tunggakan bunga kredit
d. Pengurangan tunggakan pokok kredit
e. Penambahan fasilitas kredit
f. Konversi kredit menjadi Penyertaan Modal Sementara

Contoh Restrukturisasi kredit


Masih dikutip dari laman OJK, berikut contoh arti restrukturisasi kredit
sederhana yang dilakukan perusahaan leasing kepada masyarakat yang
memiliki cicilan kredit: Adi, seorang pengemudi ojek online yang sebelumnya
ramai penumpang, kini sejak adanya virus corona sulit mendapatkan
penumpang dan tidak sanggup membayar cicilan motor di leasing.
Adi bisa mendapatkan keringanan untuk penundaan pembayaran pokok dan
bunga. Misalnya 3, 6, 9, atau 12 bulan, sesuai kesepakatan bersama dengan
leasing.

7. Divestasi
Strategi divestasi adalah kebalikan dari investasi. Lebih lengkap lagi,
divestasi merupakan aktivitas mengurangi beberapa jumlah aset dalam
rangka memperoleh keuntungan lebih besar di masa mendatang.
Dalam hal ini, bukan berarti divestasi merupakan hal yang merugikan. Sebab
tujuan dari divestasi yaitu mendapatkan keuntungan lebih tinggi dari
sebelumnya.
Secara sederhana, contoh divestasi adalah menjumlah sejumlah lot saham
ketika harga di pasar sedang tinggi. Hal ini dilakukan agar investor
mendapatkan profit lebih besar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
strategi divestasi adalah beberapa langkah-langkah strategis yang dilakukan
untuk mengurangi aset agar memperoleh laba semakin besar.
Tujuan Divestasi
Adapun tujuan divestasi adalah berikut ini :
a. Normalisasi Aset
Pertama, tujuan divestasi adalah normalisasi aset. Biasanya suatu aset
memiliki beban biaya tambahan seperti biaya pajak, biaya perawatan,
dan sejenisnya. Agar pengeluaran-pengeluaran tersebut tidak terlalu
besar, maka perusahaan perlu melakukan tindakan pengurangan aset
atau disebut divestasi.
b. Mengurangi Beban Kerugian
Tujuan divestasi berikutnya adalah mengurangi beban kerugian. Tidak
semua investasi menghasilkan keuntungan sesuai harapan. Daripada
harus menanggung kerugian, biasanya investor akan melakukan
divestasi.
c. Efisiensi Profit Jangka Panjang
Tujuan divestasi terakhir adalah efisiensi profit untuk jangka panjang.
Setiap investor menginginkan profit maksimal, sehingga terkadang perlu
melakukan pengorbanan. Divestasi adalah salah satu pengorbanan
paling umum dilakukan.
Akan tetapi, biasanya sebelum melakukan divestasi, investor akan
melakukan perhitungan agar tahu sebesar apa risiko divestasi yang
dihadapinya.

Dampak Divestasi bagi Investor


Strategi divestasi adalah strategi yang dapat memunculkan dampak
langsung dan tidak langsung bagi investor. Ada yang berdampak positif,
namun ada pula yang berdampak negatif. Selengkapnya tentang dampak
divestasi adalah sebagai berikut :
a. Pengembalian Dana Investasi
Pertama, dampak divestasi adalah modal investasi milik investor dapat
kembali dalam jangka waktu pendek. Sebab begitu investor memutuskan
melepas aset, ia pun akan menerima uang yang diinvestasikan di awal.
Akan tetapi, hal ini tidak selamanya baik, karena jika ingin uang tersebut
berputar menjadi profit, investor harus mencari instrumen investasi
lainnya.
b. Pengurangan Pendapatan
Dampak selanjutnya divestasi adalah pendapatan rutin menjadi
berkurang. Investor biasanya akan memperoleh pendapatan rutin
berupa dividen atau return tiap periode tertentu. Akan tetapi, saat
divestasi, investor akan kehilangan salah satu sumber passive income.
Meski demikian, divestasi mungkin malah akan menambah pendapatan
jika instrumen investasi selama ini hanya mengalami kerugian.
c. Hilangnya Hak Atas Sebuah Perusahaan
Dampak divestasi berikutnya adalah hilangnya hak atas sebuah
perusahaan. Saat melakukan penanaman modal, seorang investor akan
mendapat sekian persentase kepemilikan perusahaan. Akan tetapi, saat
modal tersebut dicabut, otomatis investor juga akan kehilangan
kepemilikannya.
d. Potensi Redistribusi Kekayaan
Terakhir, dampak divestasi adalah berpotensi redistribusi kekayaan.
Maksudnya ialah hasil keuntungan dari aset yang dikurangi atau terjual,
dapat dimanfaatkan untuk aktivitas produktif lainnya sehingga mampu
menghasilkan keuntungan kembali. Akan tetapi, Anda perlu memastikan
analisa divestasi Anda akurat sehingga benar-benar menghasilkan profit.
Contoh Divestasi di Indonesia
Di Indonesia, kegiatan divestasi dapat dijumpai pada perusahaan-
perusahaan berskala besar, dengan berbagai tujuan melatarbelakanginya.
Adapun di Indonesia, beberapa contoh divestasi adalah sebagai berikut :
a. Divestasi PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM)
Pertama, contoh divestasi adalah perusahaan PT Aneka Tambang Tbk
(ANTAM) yang bergerak di bidang tambang tanah air melakukan
penjualan 20% saham kepemilikannya kepada PT Dairi Prima Mineral di
tahun 2018. Langkah ini diambil agar keuangan perusahaan semakin
kuat dan bisa berfokus pada bisnis inti perusahaan.
b. Divestasi Standard Chartered Bank (StanChart)
Selanjutnya, contoh divestasi adalah perusahaan Standard Chartered
Bank (StanChart) menjual saham kepemilikan senilai 45% kepada Bank
Permata di tahun 2019. Hal ini dilakukan sebagai tujuan perusahaan
untuk memperoleh modal lebih besar.

8. Mengevaluasi Pengambilalihan Perusahaan (friendly versus


hostile takeovers)
Mengevaluasi pengambilalihan perusahaan merupakan tugas yang kompleks
dan melibatkan analisis menyeluruh baik dari perspektif keuangan maupun
non-keuangan.
Berikut adalah beberapa langkah dan pertimbangan yang dapat membantu
dalam mengevaluasi pengambilalihan perusahaan:
a. Tujuan Strategis
Tentukan tujuan strategis dari pengambilalihan. Apakah ini untuk
mendapatkan akses ke pasar baru, diversifikasi produk, mencapai
efisiensi operasional, atau tujuan lainnya? Pastikan bahwa
pengambilalihan tersebut sejalan dengan strategi bisnis jangka panjang
perusahaan.
b. Identifikasi Calon Target
Identifikasi dan seleksi target yang sesuai. Pertimbangkan faktor-faktor
seperti ukuran perusahaan, kekuatan dan kelemahan operasional, posisi
di pasar, dan budaya organisasi.
c. Analisis Keuangan
Lakukan analisis keuangan menyeluruh terhadap perusahaan target,
termasuk laporan keuangan historis, proyeksi keuangan, dan penilaian
nilai perusahaan. Perhatikan rasio keuangan, margin laba, dan arus kas.
d. Evaluasi Nilai Perusahaan (Valuasi)
Gunakan metode valuasi seperti Discounted Cash Flow (DCF),
comparables analysis, atau precedent transactions untuk menilai nilai
perusahaan target. Ini membantu untuk menentukan apakah harga yang
diajukan adil dan masuk akal.
e. Sinergi
Evaluasi potensi sinergi dari penggabungan. Pertimbangkan apakah ada
peluang untuk meningkatkan efisiensi operasional, menggabungkan
teknologi, atau mendapatkan akses ke sumber daya tambahan.

Anda mungkin juga menyukai