PENDAHULUAN
Kemajuan IPTEK yang berbarengan dengan berbagai perubahan pada era globalisasi
tentu memberi beragam dampak bagi manusia. Hal ini tak luput masuk pada sektor ekonomi
yang terjadi, termasuk pada persaingan dan proses bisnis yang terjadi. Saat ini setiap
perusahaan harus berlomba mampu memiliki jati diri dan ciri utama sehingga mampu
bersaing pada arus perubahan yang besar ini untuk memberi daya jual terbaik pada konsumen
mereka melalui pelayanan atau produk yang dijual (Buchari, 2004). Strategi yang diharapkan
ini kemudian diharapkan mampu bersaing dengan mencapai target penjualan.
Jika tidak ingin kehilangan konsumen perusahaan harus mampu menciptakan sebuah
inovasi sesuai dengan kebutuhan dan permintaan yang terjadi dari keinginan pasar dan
produk yang dimiliki. Menumbuhkan atau mungkin mempertahankan konsumen adalah
sebuah hal yang sulit dan harus dilakukan secara penuh strategi. Inovasi inilah yang dalam
pengerjaannya perlu memerlukan sebuah strategi yang nyata. Philip Kotler berpendapat
bahwa pemasaran adalah sebuah proses menentukan produk yang tepat bagi konsumen bukan
justru menentukan konsumen apa yang tepat pada sebuah produk (Kotler, 2005). Inovasi
yang dilakukan dapat melalui menciptakan produk baru atau merubah produk yang telah ada
menjadi produk dengan bentuk dan nilai baru.
Ketatnya persaingan yang terjadi pada dunia bisnis saat ini memerlukan sebuah strategi
baru bagi perusahaan sebagai pembenda. Strategi diversifikasi produk menjadi salah satu dari
banyaknya strategi yang mampu perusahaan lakukan, strategi ini lebih pada strategi dimana
perusahaan menciptakan atau menawarkan produk yang baru dan berbeda sehingga mampu
bersaing dengan tujuan meningkatkan volume penjualan dari jasa atau produk yang dijual
(Candra, 2002). Keberagaman produk dari pengembangan produk-produk yang telah ada
menjadi produk baru yang lebih baru dan tentu inovatif menjadi nilai penting dalam proses
diversifikasi ini (Ismathono, 2003).
BAB II
PEMBAHASAN
Strategi diversifikasi adalah strategi yang diciptakan untuk mampu meningkatkan nilai
pertumbuhan dalam pasar luas ketika nilai dari produk tersebut telah sampai pada tahapan
kedewasaan diantara life cycle (PLC). Dalam strategi diversifikasi ini tentu terjadi
penyebaran risiko fluktasi laba namun dengan tujuan sederhana untuk menjaga stabilitas
pasar serta menjaga nilai kredibilitas dari pasar modal (Tjiptono, 2008).
Multi-bisnis sendiri dipaparkan oleh para ahli sebagai sebuah perusahaan yang
mengelola, membawahi atau memiliki beragam perusahaan lain dalam jenis yang berbeda.
Dalam perjalanan dan prosesnya sendiri perusahaan multibisnis berusaha tumbuh untuk
menambah nilai, keuntungan, laba dan investasi yang semakin besar dibandingkan dengan
biaya yang harus dikeluarkan dari menciptakan usaha baru (Basu, 2010; Landau dan Bock,
2013). Hal ini berarti bahwa dalam perusahaan multi bisnis pertambahan bukan hanya dari
unit-unit yang ada namun juga faktor yang jauh lebih kompleks diatasnya.
Ada dua jenis strategi lain yang dinilai cukup relevan pada proses pengembangan pasar
saat ini, strategi ini dibedakan menjadi dua jenis yang terdiri dari related diversification dan
unrelated diversification. Untuk dapat memahami lebih jelas berikut dijabarkan mengenai
jenis-jenis strategi ini :
1. Related Diversification
Salah satu jenis diversifikasi ini adalah bentuk dimana perusahaan menggunakan latar
bisnis yang telah ada seperti segmen dan aktivitas bisnis pada produk atau perussahaan
baru yang menuntut kedua perusahaan harus saling berhubungan (related). Pada jenis
deversifikasi ini perusahaan akan membuat sebuah ruang bagi peluang-peluang yang
sama dengan kemungkinan resiko lebih kecil (atau telah dianalisa) bagi lapangan pasar
kedepannya melalui penggunaan sumber daya yang sama.
2. Unrelated Diversification
Jenis diversifikasi ini adalah perusahaan mulai melakukan operasi dengan menciptakan
perusahaan yang berbeda termasuk pada segmentasi dan hubungan latar belakang
didalamnya sehingga perusahaan bersifat baru dan tidak ada hubungan dengan
perusahaan terdahulu (unrelated). Dalam jenis diversifikasi ini, perusahaan berhadapan
dengan resiko-resiko baru terkait unit usaha baru yang dilakukan, terlebih jika sector
usahanya berbeda dengan yang terdahulu. Pengelolaan model diversifikasi jenis ini perlu
sebuah manajemen yang baik dan spesifik karena proses didalamnya akan jauh lebih sulit
terlebih dalam pengelolaan.
Walaupun ada beragam keberhasilan yang mungkin menjadi peluang yang mampu
diperoleh oleh perusahaan, namun ada beberapa resiko lain yang mungkin mempengaruhi
keberhasilan dari proses diversifikasi ini. Pertama tentu berasal dari risiko keuangan
(financial) karena adanya fluktuasi keuangan. Kedua berasal dari tingkatan inflasi yang
berubah-ubah dalam kurun waktu tertentu. Ketiga berasal dari factor eksternal seperti
politik, kondisi pasar dan keadaan global. Hal ini perlu diperhatikan kembali dalam
proses pembentukan strategi diversifikasi yang tepat.
Chang & Hong (2002) berpendapat bahwa dalam sebuah lingkungan bisnis,
diversifikasi strategi menjadi sebuah proses dalam menelaah keunggulan dari lingkungan
baru baik terutama dari fungsi internal mereka terutama yang ditampilkan oleh pasar dan
institusi pada sebuah lingkup ekonomi yang maju. Dari hal ini dapat diperhatikan bahwa
menjadi sebuah hal yang tidak mudah untuk mampu memprediksi kerugian dan
keuntungan yang ada terkait kinerja perusahaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perlu adanya berbagai gagasan baru dalam pertumbuhan dan perkembangan bisnis dalam
ekonomi. Strategi diversifikasi salah satunya menjadi metode baru dalam meningkatkan
usaha melalui menciptakan pertumbuhan dari penjualan dan penciptaan produk baru ditengah
pasar ekonomi yang besar. Strategi diversifikasi mencakup metode diversifikasi konsentris,
horizontal dan konglomerat. Selain itu ada juga analisis related dan unrelated strategi yang
bisa dipertimbangkan oleh perusahaan.
Strategi yang diciptakan oleh perusaaah diversifikasi biasanya akan memiliki kecocokan
dan ketepatan analisis jika perusahaan sebelumnya mampu sesuai (fit) dengan pasar bisnis
yang terjadi sesuai unit pelaksanaan. Ini berarti pengalaman manajerial menjadi hal yang
penting. Walaupun ada beragam keberhasilan yang mungkin menjadi peluang yang mampu
diperoleh oleh perusahaan, namun ada beberapa resiko lain yang mungkin mempengaruhi
keberhasilan dari proses diversifikasi.
3.2 Saran
Perlu adanya proses analisa, uji coba dan evaluasi terkait strategi yang diimplementasikan
dalam diversifikasi sehingga peluang-peluang kegagalan mampu dihindari. Hal ini termasuk
pada ancaman internal maupun eksternal yang sedang terjadi dalam pasar secara luas.
DAFTAR PUSTAKA
Alma Buchari. (2004). Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta, h.6.
Buchari Alma. 2000. Manajemen Corporate & Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan. Bandung:
Alfabeta. Hal 101.
Campbell, A., M. Goold, dan M. Alexander. 1995. “Corporate Strategy: The Quest For Parenting
Advantage”. Harvard Business Review (March-April): 120-132.
Chang, S., & Hong, J. 2002. How Much Does the Business Group Matter in Korea? Strategic
Management Journal, Vol.23, pp.265-274
Ciabuschi, F., M. Forsgren, dan O. Martin. 2016. “Value Creation At The Subsidiary Level:
Testing The MNC Headquarters Parenting Advantage Logic”. Long Range Planning 50(1):
48-62.
Fandy, Tjiptono. (2008). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: CV. Andi Offset. hal 132.
Gregories Candra. (2002). Strategi Dan Program Pemasaran. Yogyakarta: Andi, h. 150.
Henricus W. Ismanthono. (2003). Kamus Istilah Ekonomi Populer. Jakarta: Kompas. Hal. 56
Landau, C., dan C. Bock. 2013. “Value Creation Through Vertical Intervention Of Corporate
Centers In Single Business Units Of Unrelated Diversified Portfolios – The Case Of Private
Equity Firms”. Long Range Planning 46(1-2): 97-124.
Philip Kotler. (2005). Manajamen Pemasaran Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok
Gramedia. h. 10