Disusun oleh:
UNIVERSITAS SEMARANG
2023
BAB 1
(Pendahuluan)
A. Latar Belakang
Diversifikasi dikenal sebagai salah satu strategi yang ampuh dan paling sering digunakan
untuk menekan risiko kerugian, baik dalam bisnis maupun berinvestasi. diversifikasi
merupakan perluasan bisnis yang dapat dilakukan pebisnis untuk melakukan ekspansi. Bagi
pebisnis, melakukan diversifikasi sangatlah penting untuk mengetahui bisnisnya dapat
memperoleh keuntungan yang optimal. Baik itu dalam segi strategi diversifikasi secara
umum, diversifikasi bisnis/usaha, diversifikasi produk. Karena ada berbagai macam jenis
strategi diversifikasi, maka saya akan membahas salah satu jenis diversifikasi, yaitu strategi
diversifikasi vertikal.
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
BAB II
(Literatur Review)
A. Pengertian
a. Diversifikasi
Diversifikasi adalah perluasan produk baik barang atau jasa, dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan, penjualan, dan keuntungan perusahaan. Diversifikasi adalah
strategi operasional bisnis yang kerap kali digunakan, agar profit yang diterima oleh
perusahaan semakin besar.
Bisa dikatakan diversifikasi adalah peluang keuntungan dari suatu produk atau
jasa lainnya. Penggambarannya adalah bila suatu perusahaan mengalami penurunan
pendapatan dari penjualan salah satu barang atau jasanya, perusahaan masih bisa
mendapatkan profit dari produk atau jasa lainnya.
Penelitian dari Amit dan Livnat (1998) menyatakan bahwa terdapat dua
strategi diversifikasi utama, yaitu diversifikasi berhubungan dan diversifikasi tidak
berhubungan. Mereka juga berpendapat bahwa strategi diversifikasi berhubungan lebih
berupaya untuk meningkatkan einergi operasional. Sedangakan pada diversifikasi tidak
berhubungan akan cenderung untuk mengambil keuntungan dari sisi finansial. Dalam
penelitian dilakukan oleh Chirani dan Effatdoost (2013), menjelaskan bahwa
diversifikasi berhubungan dapat dicapai apabila suatu perusahaan mempunyai beberapa
kegiatan bisnis yang berbeda namun saling berhubungan dalam beberapa hal, serta
terdapat hubungan yang terlihat maupun tidak terlihat. Sedangkan diversfikasi tidak
berhubungan terdapat sedikit sekali hubungan antar segmen usaha dalam suatu
peerusahaan.
1. Fandy Tjiptono
Menurut ahli pemasaran ini, diversifikasi adalah usaha dari perusahaan, pebisnis,
atau investor dalam mencari dan menciptakan produk baru untuk mengejar
pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas, dan fleksibilitas bisnis.
2. Philip Kotler
Effendi mengatakan bahwa arti dari diversifikasi adalah bentuk perluasan barang
dan jasa yang sudah dipilih dan akan dijual oleh perusahaan. Bagaimana cara
memperluasnya? Caranya dengan menambah barang atau jasa baru. Penambahan
ini dengan memperbaiki tipe, warna, mode, ukuran, hingga jenis dari barang yang
sudah ada. Tentunya cara ini untuk mendapatkan profit yang optimal.
Dalam dunia bisnis, pengertian diversifikasi produk adalah salah satu strategi
pemasaran dengan cara mengembangkan produknya agar lebih beragam. Diversifikasi
produk dilakukan agar usaha tidak tergantung pada satu hal atau produk saja.
Strategi diversifikasi produk ini dapat dilakukan pada berbagai skala bisnis
dengan berinovasi dalam lingkup industri bisnisnya. Namun, pada proses tersebut Anda
tetap harus membedakan segmentasi pasarnya.
Namun, ada beberapa manfaat dari diterapkannya inovasi ini yang patut Anda
pertimbangkan. Lebih jelasnya, beberapa manfaat diversifikasi produk adalah sebagai
berikut:
2. Adaptif
Oleh karena itu, melakukan diversifikasi produk adalah salah satu strategi
yang bisa diterapkan untuk tetap bisa bertahan. Hal ini dapat Anda terapkan
dengan menjual produk atau jasa sesuai perkembangan zaman.
B. Diversifikasi vertikal strategi produksi barang dengan level kegunaan berbeda-beda, tapi
masih bisa melengkapi/menggantikan satu sama lain.
B A B III
(P em ba ha s a n)
Diversifikasi usaha adalah perluasan bentuk usaha atau bisnis dari suatu perusahaan.
Maksudnya, perusahaan berupaya untuk menciptakan produk atau pasar baru untuk
meningkatkan pendapatan, profitabilitas, dan penjualan. Kegiatan diversifikasi dapat
dilakukan dengan menambah produk atau memperbaiki produk yang sudah ada dengan
menambahkan hal-hal terkait produk tersebut, seperti fungsi, warna, tipe, dan lainnya.
Ada beberapa cara yang umum dilakukan saat perusahaan melakukan diversifikasi usaha.
Cara pertama adalah dengan menambah produk yang masih berhubungan dengan produk
utama perusahaan atau tidak sama sekali. Perusahaan juga dapat menambah produk yang
sama sekali belum ada di pasaran atau dikeluarkan para pesaing.
Karena kita berfokus pada diversifikasi vertikal berdasarkan literatur di atas, menurut
pemahaman saya diversifikasi vertikal adalah strategi produksi dan penjualan barang dalam
suatu produk yang sama lalu dipecah menjadi suatu barang yang bisa dijual terpisah, dengan
level kegunaan berbeda-beda, tapi biasanya dapat melengkapi/menggantikan satu sama lain.
Contoh yang paling tepat untuk menggambarkan ini adalah adalah penjualan kitchen set yang
dijual terpisah, sparepart kendaraan, dan lainnya.
Dalam melakukan diversifikasi usaha, perusahaan akan memiliki tujuan tertentu. Selain
untuk memaksimalkan laba bersih dan mencapai keuntungan, ada beberapa tujuan lain yang
jadi fokus utama perusahaan. Berikut tujuan dari perusahaan saat melakukan diversifikasi
usaha.
Produk yang dijual oleh perusahaan memang tidak selalu laku di pasaran. Ada kalanya
penjualannya merosot atau bahkan tak mampu lagi bersaing dengan produk buatan
perusahan lain. Dengan melakukan diversifikasi usaha, mungkin perusahaan dapat
memilih produk mana yang bertumbuh pesat dan mendatangkan keuntungan maksimal.
Selain itu, dengan diversifikasi usaha, perusahaan dapat melihat produk mana yang
potensial dan mampu bertahan ke depannya.
Produk bisa jadi sebuah investasi dari suatu perusahaan. Mengapa demikian? Dengan
menciptakan produk baru pada saat melakukan diversifikasi usaha, perusahaan dapat
menyiapkan produk yang lebih laku di pasaran. Tentunya, proses diversifikasi usaha
tersebut harus dilakukan dengan baik dan tepat sasaran. Jadi potensi produk barang dan
jasa tersebut dapat dimaksimalkan dari segi pendapatan dan penjualannya.
Tujuan diversifikasi paling utama adalah untuk meningkatkan perolehan laba. Dengan
diproduksinya banyak produk sekaligus dalam satu waktu, perusahaan bisa meningkatkan
potensi terjadinya lebih banyak penjualan. Selain itu, diversifikasi produk juga dapat
membantu perusahaan menghindari risiko rugi saat ada merk produknya yang tidak laku.
Poin kedua tujuan diversifikasi adalah untuk memperluas market share, atau disebut juga
dengan pangsa pasar. Pangsa pasar adalah komponen penting penentu kesuksesan bisnis
bagi perusahaan,terutama jika memiliki banyak kompetitor.
Diversifikasi produk akan membuat konsumen punya lebih banyak pilihan untuk dibeli.
Meski demikian, setiap pembelian oleh konsumen tersebut tetap
berkontribusi mengisi persentase market share satu perusahaan yang sama.
Sebagai seorang pengusaha, Anda tidak dapat memungkiri bahwa setiap produk memiliki
target pasar dengan persona berbeda. Dengan adanya diversifikasi, Anda bisa membuat
berbagai produk yang sifatnya terpersonalisasi, menyesuaikan karakter target pasarnya.
Sebagai contoh, Anda membuat 5 diversifikasi produk dengan market share masingmasing
5%, 12%, 7%, 3%, dan 15%. Sedangkan kompetitor Anda hanya punya 1 produk dengan market
share 35%. Meski market share produk Anda tampak kecil, total market share kelima produk
tersebut mencapai 42%, yang artinya Anda lebih unggul daripada kompetitor dengan 1 produk
tadi.
BAB IV
(Kesimpulan)
Himma, Faiqotul. 2022. “Diversifikasi adalah: Arti, Jenis Strategi, dan Contohnya”,
https://majoo.id/solusi/detail/diversifikasi-adalah, diakses pada tanggal 9 April 2023 pukul 12.19.
Saretta, Irene Radius. 2022.” Kenalan dengan Konsep Diversifikasi, Jenis, dan
Manfaatnya dalam Investasi”, https://www.cermati.com/artikel/diversifikasi, diakses pada
tanggal 9 April 2023 pukul 13.00.
Indonesi, Ok Bank. 2022.” Kenali Apa Itu Diversifikasi Bisnis dan Manfaatnya”,
https://www.okbank.co.id/id/information/news/kenali-apa-itu-diversifikasi-bisnis-
danmanfaatnya, diakses pada tanggal 9 April 2023 pukul 13.03.
Kotler, P., & Keller, K. L. 2009. Manajemen Pemasaran. Terjemahan oleh Bob Sabran.
Edisi 13 Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Krestel, H., & Götz, B. 2002. From information supplier to system provider: the
diversification of patent information services at patent information centres. World Patent
Information. Vol. 24 Issue 2, p143. 3p.