Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Diversifikasi, Tujuan, Bentuk, Strategi dan Manfaatnya

Pengertian Diversifikasi
Dikemukakan oleh Wikipedia, yang berpendapat bahwa Diversifikasi dalam ekonomi
ini ialah suatu usaha penganekaragaman product (bidang usaha) atau juga lokasi sebuah
perusahaan yang dilakukan oleh perusahaan untuk atau guna memaksimalkan keuntungan
sehingga arus-kas pada perusahaan itu dapat/bisa lebih stabil. Hal itu dilakukan perusahaan
untuk dapat mengatasi krisis ekonomi, sehingga apabila sebuah perusahaan itu mengalami atau
penurunan/kemerosotan pendapatan di salah satu product atau negara/daerah, pada produk atu
negara/daerah lain itu mendapatkan akan kelebihan pendapatan, sehingga kekurangan yang
terjadi itu dapat tertutupi. Seringkali hal tersebut dilakukan oleh perusahaan besar karena
dengan cara seperti itu sebuah perusahaan akan mendapatkan jaminan pendapatan/arus kas
yang lebih stabil sehingga dari hal tersebut terjadi peningkatan trust kepada pemegang saham.
Pengertian lain dari Diversifikasi yakni perbuatan membuat segala sesuatau menjadi itu lebih
beragam dengan tujuan supaya tidak terpaku pada satu hal saja.

Pengertian Diversifikasi Menurut Para Ahli


Dibawah ini merupakan beberapa definisi dari diversifikasi yang dibahas oleh ahlinya.

 Kotler
Kotler ini mendefinisikan diversifikasi ialah salah satu cara untuk meningkatkan kinerja
bisnis yang terdapat dengan jalan mengidentifikasikan peluang untuk dapat menambah
bisnis menarik yang tidak berkaitan/berhubungan dengan bisnis perusahaan saat ini.

 Tjiptono
Tjiptono mendefinisikan bahwa diversifikasi ini ialah upaya mencari serta juga
menciptakan produk atau pasar yang baru, atau juga keduanya, dalam rangka mengejar
pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas serta juga fleksibilitas.

 Effendi
Effendi juga mendefinisikan mengenai diversifikasi ini, menurutnya diversifikasi ialah
suatu perluasan pemilihan barang serta juga jasa yang dijual oleh perusahaan dengan
jalan menambah produk baru atau pun jasa maupun memperbaiki tipe, mode, ukuran,
warna, jenis dari produk yang sudah terdapat dalam rangka memperoleh laba maksimal.

Tujuan Perusahaan Melakukan Diversifikasi


Terdapat beberapa alasan yang menjadi tujuan perusahaan itu dalam melakukan
diversifikasi pada produknya yang umumnya berkaitan /berhubungan dua (2) hal terpenting.
Yakni peningkatan keuntungan serta pembagian resiko. Harberd dan juga Rieple menyatakan
diversifikasi dilakukan dengan beberapa tujuan, diantaranya :

a. Pertumbuhan Nilai Tambah


Tujuan ini dapat dipenuhi pada saat investasi yang dilakukan sebuah perusahaan memberikan
laba atau juga keuntungan untuk perusahaan. Misalnya mengakuisisi perusahaan yang
memiliki sumber daya strategis seperti pemasok yang memproduksi bahan baku utama
perusahaan atau juga merupakan distributor yang sudah memiliki saluran distribusi yang luas.

b. Meratakan Resiko
Hal tersebut bermaksud bahwa dengan adanya investasi terhadap beberapa usaha maka resiko
yang dipunya satu (1) usaha tidak berpengaruh dengan secara total pada perusahaan disebabkan
karena dapat diimbangi oleh return dari usaha lainnya.

c. Mencapai Sinergi
Kombinasi antara segmen usaha diinginkan dapat mempunyai kemampuan untuk mencapai
sesuatu, yang tidak mungkin diraih apabila usaha tersebut bekerja sendiri-sendiri.

d. Mengedalikan Pemasok Dan Distributor


Mengendalikan disini ialah tujuan mempermudah perusahaan didalam pengendalian harga
serta juga mutu supaya bisa bersaing.

e. Pemenuhan Ambisi Dari Personel Manajer


Hal tersebut berhubungan atau berkaitan dengan penghargaan yang akan diterima oleh manajer
tersebut. Pada saat perusahaan itu melakukan diversifikasi usaha, maka ruang lingkup tugas
manajer juga seringkali semakin besar.

Bentuk Diversifikasi Perusahaan


Dilihat dari bentuknya, diversifikasi sebuah perusahaan dapat dibagi menjadi vertikal serta
horizontal.

Diversifikasi Vertikal
Bentuk diversifikasi vertikal ini merupakan diversifikasi dari atas ke bawah. bahwa tiap-tiap
perusahaan secara bebas memasarkan produknya (tidak harus ke bawahnya).

Misalnya sebuah perusahaan peternakan tidak harus hanya menjual hasil ternaknya saja ke
perusahana kulit milik orang lain, bisa juga ke sebuah perusahaan olahan kulit yang lainnya
bahkan juga pesaing. Setelah itu usaha toko tersebutjuga tidak terpaku dengan hanya menjual
produk sepatu perusahaan anda, bisa saja ia menjual produk itu ke pesaing.

Diversifikasi Horizontal
Diversifikasi horizontal ini merupakan membagi usaha anda baik konsentris serta juga
konglomerasi (masing-masing akan dijelaskan dibawah) kesamping. Yang maksudnya ialah
bahwa dari masing-masing unit produksi/usaha itu mempunyai tingkatan serta juga derajat
yang sama, yang menjadi pembeda ialah target pasar serta juga kebutuhan calon pembeli.

misalnya perusahaan anda memproduksi tiga macam atau jenis barang yang berbeda, tentu saja
hal tersebut disebabkan kebutuhan calon pembeli yang berbeda.

Strategi Diversifikasi
Strategi diversifikasi ini merupakan bagaimana sebuah perusahaan melakukan pembagian
produknya, apakah dengan produk/usaha yang berkaitan/berhubungan atau sama sekali
berbeda. Strategi diversifikasi ini dibedakan kedalam dua (2), diantaranya konsentris serta
konglomerasi:

Strategi diversifikasi konsentris


Ini merupakan strategi menambahkan produk baru yang masih terdapat hubungannya dalam
hal kesamaan teknologi, fasilitas bersama, atau juga jaringan pemasaran yang sama dengan
produk yang ada sekarang ini.

Strategi diversifikasi konglomerasi


Ini merupakan strategi menambahkan produk baru yang dipasarkan pada pasar baru yang tidak
berhubungan atau berkaitan dengan yang ada sekarang ini. Supaya hal tersebut berjalan efektif,
terdapat beberapa pedoman strategi diversifikasi konglomerasi untuk diikuti, diantaranya :

 Terjadi penurunan penjualan dan keuntungan


 Kemampuan manajerial serta modal untuk berkompetisi pada industri baru
 Tercipta sinergi yang finansial antar dua (2) buah perusahaan (yang mengakuisisi serta
juga yang diakuisisi) untuk produk sekarang ini yang telah jenuh.
 Terdapat peluang untuk dapat/bisa memperoleh bisnis baru yang tidak berhubungan
namun memiliki/mempunyai peluang investasi yang menarik
 Terdapat suatu tindakan antitrust atas sebuah bisnis yang terkonsentrasi pada bisnis
tunggal.

Manfaat Diversifikasi
Manfat dari adanya diversifikasi suatu perusahaan, diantaranya sebagai berikut :

 Meningkatkan Profitabilitas serta Daya Saing


 Dengan memiliki perusahaan (investasi) pada segala macam jenis produk akan
mencegah pesaing untuk memonopoli pasar. Selanjutnya terdapat juga mempersempit
runggerakparapesaingbaru.
Meminimalisir Resiko
 Resiko itu selalu ada di seluruh aktifitas hidup, hal itu juga yang selalu menjadi
ancaman bagi sebuah perusahaan. Dengan adanya diversifikasi ini maka secara tidak
langsung akan mengurangi dampak resiko pada masa yang akan datang.
 Apabila satu (1) unit usaha mengalami kerugian, bahkan nyaris gulung tikar, masih
terdapat unit usaha lainnya sehingga masih bisa survive.
Melaksanakan Strategi Pemasaran melalui Strategi Diversifikasi Produk dalam
Menghadapi Persaingan di Era Globalisasi.
ABSTRAK
This paper describes the marketing strategy undertaken by diversifying products as a one way
to compete in global markets. A conceptual form of writing this articles that try to give an idea
of diversification strategy by using the framework model from Ansoff Product-Market Matrix.
Keyword : Marketing Strategy, Product Diversification Strategy.

A) Pendahuluan
Dunia kini menghadapi dunia baru yang ditandai dengan kecenderungan globalisasi sebagai
akibat semakin banyaknya negara yang melaksanakan reformasi ekonomi. Globalisasi ini
sendiri telah mendorong perusahaan siap menghadapi persaingan global dan secara drastis
mengubah pola strategi perusahaan khususnya strategi pemasaran dan produknya. Setiap
perusahaan bersaing melakukan strategi pemasaran agar tetap eksis dalam dunia usaha.
Perubahan ini menuntut kreativitas setiap perusahaan agar dapat menyempurnakan dan
mengembangkan produk yang ada. Pengembangan produk baru ini akan membentuk masa
depan perusahaan. Dalam hal ini strategi pemasaran bisa dilakukan yaitu dengan
pengembangan produk baru melalui beberapa macam strategi yang dapat dilakukan oleh
perusahaan, salah satunya adalah strategi diversifikasi produk. Strategi yang digunakan oleh
perusahaan dapat berbeda-beda yang kesemuanya itu berdasarkan kepada kebijakan
perusahaan atau juga disesuaikan dengan Visi dan Misi serta tujuan perusahaan dan kondisi
lingkungan yang mempengaruhi perusahaan tersebut. Perusahaan yang menggunakan konsep
produksi dalam mengungguli pesaingnya akan berusaha untuk menciptakan produk-produk
yang rendah harganya dengan cakupan distribusi yang luas sedangkan perusahaan-perusahaan
yang menggunakan konsep pemasaran akan berusaha untuk mencari apa yang menjadi
keinginan dan kebutuhan konsumen yang dapat ditawarkan oleh perusahaan. Perusahaan
tersebut akan mencoba untuk membuat apa saja yang bisa terjual dan menerapkan berbagai
strategi untuk memasarkan produknya sehingga dapat mengungguli persaingan.
B) Pembahasan
1) Konsep Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Arti
pemasaran sering disamakan dengan pengertian penjualan, perdagangan, dan distribusi.
Padahal istilah tersebut hanya merupakan bagian dari kegiatan pemasaran secara keseluruhan.
Proses pemasaran itu sudah dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi dan tidak berakhir
dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga dapat memberikan kepuasan
kepada konsumen jika menginginkan usaha berjalan terus agar konsumen mempunyai
pandangan yang baik terhadap perusahaan. Dengan memahami pengertian dan fungsi
pemasaran, perusahaan akan menyadari arti penting pemasaran sebagai kunci untuk mencapai
tujuan, sehingga perusahaan perlu mencari konsep yang paling sesuai untuk digunakan sebagai
pedoman dalam menjalankan kegiatan pemasarannya. Dalam hal ini Kotler (1994) menyatakan
bahwa:
“the marketing concept holds that the key to achieving organizational
goals consist in determining the needs and wants of target markets and
delivering the desired satisfactions more effectively and efficiently than
competitors.”
Konsep pemasaran terdiri dari empat pilar utama, yaitu target market, customer needs,
coordinated marketing, dan profitability.
Konsep pemasaran memiliki orientasi kepada konsumen, sehingga semua strategi pemasaran
harus disusun berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen. Tanpa pemahaman mengenai
perilaku konsumen, strategi pemasaran dengan menggunakan konsep pemasaran tidak akan
dapat disusun, sehingga tidak akan mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dan
mencapai tujuan ekonomi perusahaan. Dalam prakteknya, konsep pemasaran mengalami
perkembangan yang demikian pesat, seiring dengan semakin majunya teknologi, tingkat
kehidupan masyarakat, dan lingkungan yang semakin dinamis.
2) Diversifikasi sebagai langkah Strategi Pemasaran
Diversifikasi ialah usaha memperluas macam barang yang akan dijual dan merupakan sebuah
strategi perusahaan untuk menaikkan penetrasi pasar. Ini merupakan usaha yang berlawanan
dengan spesialisasi. Ada berbagai alasan-alasan yang mendorong suatu perusahaan
mengadakan diversifikasi produk. Keinginan mengadakan perluasan usaha menjadi pendorong
utama. Kegiatan menjadi serba besar, kemungkinan mendapatkan keuntungan juga akan lebih
besar, karena diproduksikan sejumlah besar barang yang dibutuhkan konsumen atau paling
tidak pendapatan stabil, Sebab kerugian menjual barang yang satu dapat ditutup dengan
keuntungan menjual barang yang lain.
Diversifikasi produk adalah upaya yang dilakukan pengusaha/produsen/perusahaan untuk
mengusahakan atau memasarkan beberapa produk yang sejenis dengan produk yang sudah
dipasarkan sebelumnya. Diversifikasi sebagai salah satu alternatif strategi korporasi dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga jenis: konsentrik, konglomerate, dan horisontal. Ketiga jenis
diversifikasi tersebut termasuk dalam kelompok alternatif strategi dalam membangun Grand
Strategy (Porter, 1997), yang dimaksudkan untuk memberi arah dan landasan bagi upaya
koordinasi dan pencapaian sasaran jangka panjang. Dari pendekatan lain, diversifikasi dapat
pula dibedakan ke dalam dua tipe: terkait (related diversification) dan tak terkait (unrelated
diversification). Keterkaitan mengacu pada hubungannya dengan bisnis utama yang sedang
digeluti, atau beberapa bisnis yang membentuk rantai nilai (value chain) dalam suatu kelompok
usaha. Beberapa persoalan krusial dalam diversifikasi antara lain kapan sebaiknya perusahaan
melakukan diversifikasi, bagaimana manajer menciptakan value melalui diversifikasi, apa saja
pilihan bisnis yang dapat diambil, dan bagaimana strategi untuk memasuki bisnis baru dalam
konteks diversifikasi (Rumelt, 1974).
3) Alasan perusahaan melakukan Strategi Diversifikasi
a) Internal dan Eksternal
Sebagian besar perusahaan mempertimbangkan untuk melakukan diversifikasi ketika
menghasilkan sumber daya keuangan yang melebihi (in excess) dari jumlah yang dibutuhkan
untuk mempertahankan keunggulan daya saing (competitive advantage) bisnis utamanya.
Terdapat dua alasan diversifikasi, yaitu internal dan eksternal yang merupakan dorongan
(inducement) bagi pertumbuhan. External inducement merupakan dorongan dari yang memberi
peluang bagi dibukanya bisnis baru., seperti munculnya Internet membuka peluang bagi
penerbit koran cetak untuk membua bisnis layanan koran online. Dalam hal lain dorongan luar
dapat pula dalam bentuk ancaman yang kemudian ditanggapi dengan membentuk usaha baru.
Contoh klasik fenomena ini ketika perusahaan operator telekomunikasi ramai – ramai
memasuki bisnis layanan Voice Over IP (VoIP) ketika menyadari bahwa pendapatan mereka
cenderung turun setelah munculnya layanan VoIP yang lebih efisien dibandingkan dengan
teknologi sirkuit switch. Internal inducement, di lain pihak, adalah kondisi di dalam perusahaan
yang memberi sinyal untuk diversifikasi disebabkan oleh kesadaran bahwa perusahaan tidak
lagi mampu melayani pasar yang sedang digelutinya, atau keinginan untuk mendayagunakan
resource base yang ada.
b) Ruang lingkup ekonomi
Dalam perkembangannya, alasan lain dari diversifikasi berkisar dari upaya tradisional untuk
peningkatan efisiensi seperti eksploitasi lingkup ekonomis (economic of scope), dan
mendisiplinkan manajer yang kinerjanya kurang baik, hingga mendasari kebutuhan untuk
mengatasi munculnya masalah-masalah baru seperti penyalahgunaan kewenangan oleh
manajer puncak. Diversifikasi yang dimaksudkan untuk mencapai skala ekonomis maupun
lingkup ekonomis dilakukan dalam dua cara: menjual produk sejenis (similar products) atau
menjual kepada pasar yang sama (similar market). Perusahaan dengan tingkat keanekaragaman
produk dan pasar yang rendah memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menyebarkan
kemampuannya dan mengeksploitasi lingkup ekonomis dibandingkan dengan perusahaan yang
tingkat keanekaragaman produk dan pasarnya tinggi. Selain alasan untuk memperoleh
economies of scope, ada tiga alasan lain untuk diversifkasi: sinergi keuangan (financial
synergies), economizing on transaction costs, dan memenuhi objektif manajerial. Sinergi
keuangan dilandasi pada pemikiran bahwa untuk mencapai sukses jangka panjang, suatu
perusahaan yang sedang tumbuh memerlukan portofolio bisnis yang menjamin kecukupan dan
kestabilan arus kas agar dapat mendanai semua aktivitas perusahaan (Hitt, et al. 2001).
c) Insentif dan Sumberdaya
Strategi portofolio memungkinkan perusahaan induk memanfaatkan profit yang diperoleh
suatu unit bisnis untuk mensubsidi unit bisnis lainnya. Namun demikian strategi semacam ini
tidak menciptakan nilai tambah kepada pemilik perusahaan (share holders). Jika demikian,
pemilik perusahaan dapat melakukan diversifikasi sendiri tanpa keterlibatan manajer
perusahaan. Meskipun economies of scope sebagian besar menjadi alasan utama diversifikasi,
permasalahan biaya transaksi (transaction costs) juga relevan disebut sebagai alasan lain bila
diversifikasi dilakukan melalui merger dan akuisisi. Perusahaan multiproduct merupakan
pilihan efisien ketika koordinasi di antara perusahaan yang beroperasi secara independen sulit
dilakukan oleh adanya permasalahan biaya transaksi dan persoalan-persoalan lain yang
tersembunyi. Persoalan biaya transaksi muncul mana kala proses produksi melibatkan
sejumlah aset khusus seperti Sumber Daya Manusia (SDM), Standard Operating Procedures
(SOP), dan lainnya yang sifatnya proprietary.
d) Motif Manajerial
Alasan manajerial untuk melakukan diversifikasi berorientasi pada kepentingan untuk menjaga
dan memperluas posisi eksekutif dalam membuat keputusan dari pada motif peningkatan
efisiensi atau menambah kekayaan pemegang saham. Dalam hal seperti ini, diversifikasi efisien
untuk manajer, tetapi tidak efisien untuk pemegang saham. Untuk mengurangi resiko
kehilangan pekerjaan manajer terpaksa harus mengurangi resiko berkinerja buruk, salah satu
caranya adalah melalui akuisisi tak terkait. Namun demikian masih ada sisi positif yang didapat
dari motif manajer dalam melakukan diversifikasi. Diversifikasi tak terkait yang dihasilkan
dari keputusan manajer dapat meningkatkan insentif dengan mengurangi biaya motivasi
manajer dalam skema pay-for-performance. Lingkup ekonomi dapat dicapai melalui
penyebaran ketrampilan manajemen puncak yang tergolong langka ke dalam bisnis lain yang
tidak terkait dengan bisnis utama.
4) Menciptakan Value Melalui Diversifikasi
Majalah Fortune melaporkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa 33 hingga 50%
akuisisi berakhir dengan divestasi. Hal ini mengindikasikan bahwa peluang sukses strategi
diversifikasi hampir sama dengan resiko kegagalannya. Pertanyaannya : Mengapa ada
diversifikasi yang sukses namun mengapa ada pula yang gagal? Jawaban kunci atas pertanyaan
ini adalah sinergi.
Menciptakan value bagi shareholder saja tidak cukup. Sinergi antara bisnis utama dan bisnis
baru hasil diversifikasi baik yang terkait (related) maupun tak terkait (unrelated) diperlukan
guna memastikan tercapainya value yang maksimum dari langkah diversifikasi yang diambil.
Bentuk sinergi diwujudkan dalam hubungan horisontal atau vertikal. Hubungan horisontal
berupa penggunaan bersama oleh beberapa unit bisnis atas sumber daya tak berwujud
(intangible resources) seperti kompetensi inti dan sumber daya berwujud seperti fasilitas
produksi, saluran distribusi, dan lain sebagainya. Adapun hubungan vertikal merupakan
penciptaan value yang diturunkan dari induk perusahaan.
Strategi dalam menjalankan diversifikasi, perusahaan dapat memilih tiga alternatif,
diantaranya : a) diversifikasi terbatas (limited diversification), b) diversifikasi terkait (related
diversification), c) diversifikasi tak terkait (unrelated diversification). Strategi diversifikasi ini
dapat diterapkan pada lini produk juga yang nantinya dapat memberikan manfaat langsung dan
nilai kepada perusahaan.
5) Strategi diversifikasi produk – Framework Product-Market Matrix
Strategi diversifikasi produk bisa dijelaskan dengan menggunakan framework Product-Market
Matrix oleh Ansoff. Matrix Ansoff ini membantu pengambilan keputusan strategis dalam
business development dengan mempertimbangkan pengembangan bisnis melalui produk lama
atau baru (existing or new products) di dalam pasar yang lama atau baru (existing or new
market). Ada empat kombinasi product or market dalam matrix Ansoff yang menghasilkan
empat pilihan strategi bisnis pada Gambar 2, yaitu:
1) Market Penetration : Existing Products (Existing Market)
2) Product Development : Existing Market (New Products)
3) Market Development : Existing Product (New Market)
4) Diversification : New Market (New Products)
Sumber : Ansoff’s product-Market – (philip kotler “marketing management 13th edition, 2009,
pg-85)
Setiap strategi produk baru punya kelebihan dan kekurangan, sehingga perusahaan perlu
mereview terlebih dahulu strategi mana saja yang bisa digunakan dan layak untuk situasi yang
dihadapinya saat ini. Strategi diversifikasi adalah sebuah strategi yang paling kompleks
implikasinya , karena bagi perusahaan, ini akan menjadi pengalaman baru, baik dari segi
pasarnya (new market), maupun dari segi produknya (new products). Pada dasarnya keputusan
untuk melakukan diversifikasi akan mengandung resiko bisnis yang tinggi. Perusahaan harus
melakukan studi kelayakan (feasibility study) terlebih dahulu, misalnya apakah channel
distribusi yang baru akan cukup mendukung karena distribusi menjadi faktor utama
keberhasilan produk.
Demikian pula, harus diyakini bahwa produk baru tersebut memang sesuai dengan minat
konsumen dimana perusahaan bisa memproduksinya dengan kualitas yang sama baiknya
dengan produk-produk lamanya. Untuk mengurangi resiko kegagalan, biasanya dilakukan test
market terlebih dahulu, artinya produk baru ini dicoba dipasarkan di kota tertentu sambil
dimonitor sejauh mana penerimaan pasar atau konsumennya. Setelah mempelajari hasil test
market dan modifikasi produk apabila diperlukan, barulah produk dipasarkan di pasar yang
lebih luas. Sebelum mengambil keputusan diversifikasi, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu
ketiga strategi lainnya. Bagaimanakah potensi produk lama untuk dikembangkan di pasar lama
(market penetration), karena bisa jadi masih banyak yang bisa digarap disana. Pilihan
berikutnya adalah pengembangan produk yang sudah ada ke pasar baru (market development),
ataupun bila telah siap dengan pengembangan produk baru, pertimbangkan juga untuk
memasarkan produk baru tersebut di pasar yang lama (product development). Tentunya
diversifikasi tidak selalu menjadi satu-satunya pilihan strategi bagi perusahaan. Hal yang sering
dilaksanakan adalah strategi diversifikasi dikombinasi dengan satu dari ketiga strategi lainnya,
apakah itu market penetration, product development maupun market development. Ini
tergantung dari kesiapan perusahaan dari segi resources (people, money and time).
Mengenal segmentasi pasar juga dibutuhkan dalam Matrix Ansoff, khususnya untuk
mengetahui peta penggunaan produk saat ini berada di segmen mana. Disebut dengan
pengembangan pasar lama atau baru (existing or new market) tidak selalu dari segi area
geografis saja, tetapi bisa saja dari segi segmen pasarnya. Existing market merefleksikan
segmen dimana produk kita sudah digunakan, sedangkan new market ditujukan untuk
menjelaskan segmen yang baru atau belum digarap. Untuk memperoleh informasi tentang
kekuatan dan kelemahan produk kita di sebuah segmen, atau sampai dimana penetrasi sudah
dilakukan, harus dengan penggalian informasi terus-menerus, melalui monitoring data
penjualan di tiap segmen atau area, hasil survei penggunaan produk di tingkat konsumen dan
lain-lain. Disinilah peranan teknologi informasi dalam pemasaran, karena mengelola informasi
dan data yang begitu banyak dan kompleks hanya bisa disederhanakan dengan bantuan
teknologi informasi.
6) Kesimpulan
Dengan demikian sebagai kesimpulan dari makalah ini, bahwa dalam mewujudkan
keberlangsungan hidup perusahaan strategi diversifikasi adalah langkah dan alternatif yang
dapat dilakukan oleh perusahaan untuk bisa sustainable dipasar . Berdasarkan matrix product-
market dari Ansoff perusahaan dapat mengembangkan strategi diversifikasi produk melalui
langkah-langkah dalam matrix tersebut untuk membantu pengambilan keputusan strategis
dalam business development dengan mempertimbangkan pengembangan bisnis melalui produk
lama atau baru (existing or new products) di dalam pasar yang lama atau baru (existing or new
market).
Sebagai contoh banyak perusahaan yang melakukan diversifikasi produk dan bersaing di pasar
global. Salah satunya adalah perusahaan Unilever, perusahaan ini bergerak dalam menyediakan
kebutuhan masyarakat sehari-hari. Beberapa contoh produknya adalah : Shampo Dove, Pasta
gigi pepsodent, Facial Foam Ponds, Selai Skippy, Es Krim Walls, Sabun Lux dan beberapa
lainnya. Dapat kita lihat bahwa dengan melakukan diversifikasi atas produk, perusahaan
Unilever ini dapat bersaing dan bertumbuh kembang serta bersaing dalam pasar global.
Selain itu, keadaan diluar perusahaan sangat mempengaruhi pemilihan strategi bagi
perusahaan, krisis moneter yang dialami oleh negara-negara dikawasan Asia Pasifik membuat
perusahaan harus tetap bisa bertahan dan mengungguli pesaing-pesaing di tengah keadaan
perekonomian yang tidak menguntungkan. Maka dengan itu penting sekali pelaksanaan
strategi pemasaran melalui strategi diversifikasi produk agar perusahaan dapat bersaing dalam
pasar global dan bertahan ditengah persaingan yang semakin ketat.

Anda mungkin juga menyukai