Anda di halaman 1dari 18

ISI

1. Definisi Judul
Dalam ilmu manajemen, produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan mengalami
daur hidup dengan 4 fase utama. Tiap-tiap fase memiliki penjelasannya masing-masing,
sesuai dengan sub ilmu manajemen yang menjadi konsentrasi. Dalam manajemen pemasaran,
daur hidup produk diartikan sebagai bagaimana produk dibawa ke konsumen untuk
dipasarkan.
Menurut Anderson dan Zeithaml, pengertian siklus hidup produk adalah konsep yang
menggambarkan rangkaian tahapan dari suatu produk hingga layak dipasarkan dan
dikonsumsi khalayak umum. Sedangkan menurut Kotler, daur hidu produk adalah perjalanan
yang ditempuh oleh penjualan dan laba suatu produk selama hidupnya. Dalam manajemen
pemasaran, daur hidup produk berarti sejak produk dikenalkan ke pasaran hingga hilang dari
pasaran. Fokus utama dari daur hidup produk dalam manajemen pemasaran ini bagaimana
produk diterima hingga habis terjual pada konsumen.

2. Mengatasi Persaingan dan Mendorong Pertumbuhan dalam Pemasaran


1.1 Positioning
Definisi positioning menurut Philip Kotler adalah tindakan merancang produk, dan
bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu di ingatan konsumen. (Wasana, 2008).
Positioning lebih berfokus pada pelanggan dan bagaimana teknik komunikasi yang akan
digunakan dalam memasarkan produk. Lebih tepatnya perusahaan membentuk kesan atau
gambaran baik kepada pelanggan sehingga pelanggan dapat membedakan perusahaan atau
produk di dalamnya dari pesaing lain. Positioning berarti strategi yang dilakukan oleh
perusahaan dalam meningkatkan posisi dalam pasar.
Tujuan positioning produk (Hasan, 2008), adalah:
1) Untuk menempatkan atau memposisikan produk di pasar sehingga produk tersebut
terpisah atau berbeda dengan merek-merek yang bersaing.
2) Untuk memposisikan produk sehingga dapat menyampaikan beberapa hal pokok
kepada para pelanggan.
3) Untuk mencapai hasil yang diharapkan sebagai berikut:
a) Pemenuhan sejauh mungkin kebutuhan segmen-segmen pasar yang spesifik.
b) Meminimumkan atau membatasi kemungkinan terjadinya perubahan yang
mendadak dalam penjualan.
c) Menciptakan keyakinan pelanggan terhadap merek-merek yang ditawarkan.

1
Adapun dalam melaksanakannya, positioning memiliki beberapa cara, yaitu:
1. Melakukan analisis terhadap pasar
Sebelum produk di bawa ke masyarakat, perlu adanya analisis pasar guna mengetahui
apa yang sedang ramai pada kalangan konsumen dan bagaimana selera konsumen.
Analisis dilakukan untuk meminimalisir resiko pada produk yang dibawa ke
masyarakat.
2. Analisis Internal Perusahaan
Perlu dilakukan analisis untuk mengetahui bagaimana kondisi dalam perusahaan yang
berkaitan dengan produksi produk. Hal ini juga mencakup keuangan serta kondisi
pekerja dalam perusahaan.
3. Analisis Pesaing
Untuk mengurangi resiko, analisis pesaing dapat membantu perusahaan untuk
mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan kelemahan atau kelebihan dalam diri
pesaing dan mampu memanfaatkan hal tersebut untuk menguasai pasar.
1.2 Strategi Pemasaran Berdasarkan Product Life Cycle

Menurut Kotler (2016), product life cycle adalah suatu usaha untuk mengenali tahapan
yang berbeda dalam sejarah penjualan produk. Sedangkan menurut Tjiptono (2008), product
life cycle adalah suatu grafik yang menggambarkan riwayat suatu produk, sejak
diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar. Menurut Anderson dan Zeithaml
(1984), product life cycle adalah suatu konsep penting yang digunakan untuk menggambarkan
serangkaian tahap dari suatu produk mulai dari tahap perkenalan (introduction) sampai produk
tersebut mulai mengalami penurunan penjualan hingga akhirnya keluar dari pasar (decline).

Pada intinya,product life cycle merupakan rangkaian siklus riwayat hidup dari sebuah
produk mulai produk tersebut lahir dan diperkenalkan di pasar, tumbuh, dan ditarik dari pasar.
Terdapat empat tahapan dalam Product Life Cycle, yaitu Introduction (perkenalan), Growth
(pertumbuhan), Maturity (pendewasaan), dan decline (penurunan).

Pengenalan (Introduction) yaitu sebuah periode dari petumbuhan penjualan yang


lambat ketika produk diperkenalkan di pasar. Masih belum terdapat keuntungan karena beban
biaya yang besar dari pengenalan produk.lalu memasuki fase pertumbuhan (Growth) yaitu
sebuah periode dimana terjadi penerimaan pasar yang cepat dan peningkatan laba yang cukup
besar. Kemudian beralih pada fase kematangan/kedewasaan (Maturity) yaitu terjadi sebuah
penurunan dalam pertumbuhan penjualan karena produk telah mencapai penerimaan oleh
pembeli paling potensial. Keuntungan mestabilkan atau menurun karena meningkatnya

2
persaingan. Terakhir adalah fase penolakan/penurunan (Decline) yaitu ketika penjualan
menunjukkan penyimpangan ke bawah dankeuntungan mengikis, bisa terjadi karena terdapat
banyak faktor yang mempengaruhi, misalnya permintaan konsumen yang berkurang.

Untuk mempertahankan siklus hidup sebuah produk, diperlukan strategi pemasaran


yang baik agar produk tetap beredar dan diterima dengan baik oleh konsumen. Adapun
strategi pemasaran yang terjadi dalam setiap product life cycle adalah sebagai berikut:

1. Tahap Perkenalan (Introduction)

Ada empat strategi pemasaran yang dapat digunakan dalam tahap perkenalan, yaitu:

1. Strategi Peluncuran Cepat (Rapid-Skimming Strategy)

Strategi rapid-skimming merupakan peluncuran produk baru pada harga tinggi


dengan tingkat promosi yang tinggi pula. Perusahaan menetapkan harga jual tinggi
dengan asumsi memperoleh laba perunit setinggi mungkin. Biaya promosi yang tinggi
diperuntukkan agar dapat dengan mudah memperoleh keyakinan pasar tentang kualitas
dan manfaat meskipun harganya mahal, selain itu juga mempercepat penetrasi pasar.

Strategi ini dapat diterapkan dengan asumsi bahwa produk yang akan
dikenalkan belum banyak beredar di pasar (produk baru), konsumen mengetahui
tentang informasi produk dan mampu membayar dengan harga yang diminta,
perusahaan menghadapi persaingan potensial dan bermaksud membangun preferensi
merek.

2. Strategi Peluncuran Lambat (Low-Skimming Strategy)

Strategi ini bisa diterima dengan asumsi, ukuran pasar terbatas, sebagian besar
pasar sadar akan informasi produk, pembeli bersedia membayar dengan harga tinggi,
dan persaingan potensial belum mengancam.

3. Strategi Penetrasi Cepat (Rapid-Penetration Strategy)

Strategi ini bisa diterapkan bila pasar besar, pasar tidak menyadari kehadiran
produk, sebagian besar pembeli peka terhadap harga terdapat persaingan potensial
yang kuat, dan biaya produksi per unit turun sejalan dengan skala produksi dan
bertambahnya pengalaman manufaktur.

4. Strategi Penetrasi Lambat (Slow-Penetration Strategy)

3
Perusahaan percaya permintaan pasar sangat peka terhadap harga tetapi kurang
peka terhadap promosi, strategi ini masuk akal bila pasar besar, pasar sangat sadar
akan produk, pasar peka terhadap harga, dan ada persaingan potensial.

2. Tahap Pertumbuhan (Growth)

Strategi pemasaran yang dapat digunakan pada tahap pertumbuhan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk


baru dan gaya yang lebih baik.
2. Perusahaan menambahkan model-model baru dan produk-produk penyerta (seperti
penambahan variasi ukuran, rasa dan sebagainya yang melindungi produk utama).
3. Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
4. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran distribusi
baru.
5. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk
(product-awareness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk
(product-preference advertising).
6. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap harga di
lapisan berikutnya.
3. Tahap Kedewasaan (Maturity)

Pada tahap ini, perusahaan mulai meninggalkan produknya yang kurang menguntungkan dan
beralih memfokuskan kepada produk yang lebih kuat. Adapun strategi pemasaran pada tahap
kedewasaan adalah:

1. Modifikasi Pasar.

Perusahaan akan berupaya memperluas pasar untuk mereknya yang sudah kuat
dengan memperhitungkan dua faktor yang mempengaruhi volume penjualan, yaitu
jumlah pemakai merek dan tingkat pemakaian per pemakai. Perluasan jumlah pemakai
merek dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu mengubah orang bukan pemakai menjadi
pemakai, memasuki segmen baru, memenangkan pelanggan dari pesaing. Sementara
volume pemakaian per pemakai dapat ditingkatkan dengan meyakinkan pemakai
merek untuk meningkatkan jumlah pemakaian, dengan strategi pemakaian lebih sering
terhadap penggunaan variasi baru.

2. Modifikasi Produk.

Modifikasi produk dapat mendorong penjualan dari suatu produk perusahaan,


modifikasi produk dapat dilakukan dengan cara:

1. Peningkatan kualitas, bertujuan meningkatkan kinerja fungsional produk


seperti, daya tahan, keandalan, kecepatan, rasa, dsb.

4
2. Peningkatan keistimewaan, bertujuan menambah keistimewaan baru seperti,
ukuran, berat, bahan, bahan tambahan, aksesoris. Keanekagunaan, keamanan,
atau kenyamanan produk akan semakin meluas.
3. Peningkatan gaya,bertujuan meningkatkan daya tarik estetis suatu produk agar
lebih menarik perhatian konsumen.

3. Modifikasi Bauran Pemasaran.

Perusahaan juga dapat mencoba mendorong penjualan dengan memodifikasi berbagai


elemen bauran pemasaran, seperti:

1. Membuka saluran distribusi yang lebih luas (reseller, dropshiper, dll)


2. Memberikan potongan harga (diskon)
3. Menambah pengeluaran untuk iklan
4. Meningkatkan pelayanan
5. Meningkatkan promosi penjualan.

4. Tahap Penurunan (Decline)

Strategi pemasaran yang dapat dilakukan selama masa penurunan ialah:

1. Mengeliminasi Produk Lemah.

Produk lemah merupakan salah satu penghambat perusahaan agar maju.


Disamping tidak menguntungkan, produk lemah memakan biaya perawatan dan waktu
manajemen pemasaran yang tidak sedikit, lebih baik hal itu digunakan untuk membuat
produk pengganti yang lebih unggul. Sayangnya banyak perusahaan yang tidak
menyadari cara penanganan terhadap produk yang sudah tua. Hal pertama yang harus
dilakukan adalah membuat sistem identifikasi terhadap produk. Jika produk memang
tidak layak maka harus dieliminasi dari industry. Namun kebanyakan perusahaan yang
berhasil merombak produk tuanya dengan menambah nilai nilai produk.

2. Strategi pemanenan dan divestasi

Pemanenan membutuhkan pengurangan biaya produk atau bisnis secara


bertahap sambil mencoba mempertahankan penjualan. Langkah pertama adalah
memotong Biaya penelitian dan pengembangan serta investasi pabrik dan peralatan.
ukuran tenaga penjualan, layanan marjinal, dan pengeluaran iklan, dengan demikian
kualitas produk akan berkurang dengan sendirinya Panen sulit dilakukan, namun
banyak produk yang sudah matang memerlukan strategi ini. Dan secara substansial
dapat meningkatkan arus kas saat ini.

Ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk melepaskan produk dengan


distribusi yang kuat dan goodwill yang masih tersisa, perusahaan mungkin dapat

5
menjualnya ke perusahaan lain. Perusahaan berusaha memanfaatkan sisa-sisa
kesadaran di pasar untuk mengembangkan revitalisasi merek. Jika perusahaan tidak
dapat menemukan pembeli, perusahaan harus memutuskan apakah akan melikuidasi
merek tersebut dengan cepat atau lambat. Perusahaan juga harus juga harus
memutuskan berapa banyak inventaris dan layanan yang harus dipertahankan untuk
pelanggan sebelumnya.

1.3 Competitive Forces

Competitive Forces (kekuatan kompetitif) merupakan kekuatan yang dimiliki oleh


pembeli dan dampak bedampak signifikan bagi perusahaan. Competitive Forces adalah alat
untuk menganalisis persaingan bisnis. Porter (1985) menggagaskan model lima kekuatan (five
forces module) sebagai alat untuk menganalisa kekuatan kompetitif tersebut. Michael Porter
lebih mendorong perusahaan untuk membangun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Keunggulan kompetitif sendiri merupakan kemampuan perusahaan untuk berkinerja dalam
satu atau lebih cara agar tidak dapat diungguli oleh pesaing (Kotler Keller,2016). Menurut
Porter, perlu Analisa Five Forces Model untuk menentukan daya tarik jangka panjang
intrinsik suatu segmen pasar. Ancaman yang ditimbulkan oleh kekuatan-kekuatan ini adalah
sebagai berikut:

1. Threat of intense segment rivalry (ancaman persaingan segmen yang ketat)

Suatu perusahaan tidak lagi aman jika sudah memiliki pesaing (competitor)
dengan jumlah banyak, kuat, atau yang agresif. Lebih tidak aman lagi jika segmen
tersebut stabil atau bahkan menurun, padahal kapasitas pabrik harus ditambahkan
dalam jumlah besar, biaya tetap atau hambatan keluar tinggi, atau jika pesaing
memiliki taruhan tinggi untuk bertahan di segmen tersebut. Kondisi-kondisi ini akan
menyebabkan seringnya terjadi perang harga, perang iklan, dan perkenalan produk
baru dan akan membuatnya mahal untuk bersaing.Banyak perusahaan yangbergerak
dalam bidang yang sama, contohnya terdapat dalam pasar ponsel yang telah
mengalami persaingan yang ketat karena persaingan segmen.

2. Threat of new entrants (ancaman pendatang baru)

Ancaman pesaing bukan hanya datang dari perusahaan yang sudah lama
berdiri, namun juga datang dari pendatang baru. Hal ini berkaitan dengan seberapa
mudah pendatang baru untuk ikut berkompetisi dalam persaingan usaha sejenis. Hanya
sedikit perusahaan baru yang bisa masuk ke dalam industri, dan perusahaan yang
berkinerja buruk bisa dengan mudah keluar. Ketika hambatan masuk dan keluar tinggi,

6
potensi keuntungan tinggi, tetapi perusahaan menghadapi lebih banyak risiko karena
perusahaan yang berkinerja buruk tetap bertahan dan bertarung. Ketika hambatan
masuk dan keluar rendah, perusahaan dengan mudah masuk dan keluar dari industri,
dan profit stabil tetapi rendah.

Kasus terburuk terjadi ketika hambatan masuk rendah dan hambatan keluar
tinggi: Di sini perusahaan-perusahaan masuk pada masa-masa yang baik tetapi sulit
keluar pada masa-masa yang buruk. Hasilnya adalah kelebihan kapasitas yang kronis
dan pendapatan yang tertekan untuk semua. Contohnya adalah industri penerbangan,
memiliki hambatan masuk yang rendah tetapi hambatan keluar yang tinggi, membuat
semua maskapai penerbangan berjuang keras selama kemerosotan ekonomi.

3. Threat of substitute products (ancaman produk pengganti)

Suatu barang menjadi tidak menarik ketika ada barang pengganti potensial
untuk produk sejenis. Produk pengganti memberikan pilihan yang lebih bervariasi
pada harga dan kualitas, sehingga dapat membatasi jumlah laba potensial yang didapat
suatu perusahaan. Jika teknologi yang digunakan lebih maju dan pesaing memiliki
keunggulan dalam industri pengganti ini, maka akan tercipta banyak ragam barang.
Sehingga dengan semakin banyak ragam barang dan jarang terciptanya produk
pengganti juga mempengaruhi pendapatan dari perusahaan. Jadi pertanyaan yang
timbul adalah, apakah konsumen memiliki pilihan lain terhadap produk yang
ditawarkan. Contohnya terdapat pada industri akomodasi maskapai penerbangan
dengan berbagai pilihan, Garuda Indonesia, Lion Air, Batik Air, dll.

4. Threat of buyers’ growing bargaining power (ancaman meningkatnya kekuatan


tawar-menawar konsumen)

Daya tawar pembeli pada industri berperan dalam menekan harga untuk turun,
serta memberikan penawaran dalam hal peningkatan kualitas ataupun layanan lebih,
dan membuat kompetitor saling bersaing satu sama lain. Daya tawar konsumen
meningkat ketika mereka menjadi lebih terkonsentrasi atau terorganisir, produk yang
konsumen inginkan masuk kedalam biaya yang mereka miliki, ketika produk tidak
terdiferensiasi, ketika biaya peralihan kepada produk subtitusi konsumen rendah.
Untuk melindungi diri mereka sendiri, produsen dapat memilih konsumen yang
memiliki kekuatan paling kecil untuk bernegosiasi atau berganti pemasok. Harga yang

7
ditawarkan produsen tidak boleh menyamai biaya produksi atau produsen akan
menderita kerugian.

5. Threat of suppliers’ growing bargaining power (ancaman meningkatnya kekuatan


tawar-menawar supplier)

Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawar terhadap pembeli


dalam industri dengan cara menaikkan harga atau menurunkan kualitas produk atau
jasa yang dibeli kepada mereka. Pemasok cenderung kuat ketika mereka terkonsentrasi
atau terorganisir, ketika hanya ada sedikit barang pengganti, ketika produk yang
dipasok merupakan input penting, dan ketika biaya pergantian pemasok tinggi.
Perusahaan berusaha mendapatkan harga semurah mungkin dengan kualitas yang
tinggi. Jika perusahaan memperoleh pemasok yang demikian, maka perusahaan
tersebut akan memperoleh kompetisi yang baik. Pertahanan kerjasama terbaik adalah
dengan cara membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok atau
menggunakan beberapa sumber supply.

1.4 Cara Mengidentifikasi dan Menganalisis Pesaing


Pengertian analisis pesaing adalah proses mengidentifikasi dan menganalisis strategi
bisnis pesaing untuk menentukan kekuatan dan kelemahan mereka dalam kaitannya dengan
perusahaan. Singkatnya analisis pesaing adalah proses untuk :
1. Mengidentifikasi pesaing
2. Pemeriksaan Strategi bisnis pesaing
3. Mengenali peluang dan ancaman yang akan terjadi
4. Menganalisis kekuatan dan kelemahan pesaing
Mengapa analisis pesaing penting untuk dilakukan? selain analisis persaingan dapat
membantu dalam menentukan kekuatan dan kelemahan pesaing dan ancaman jangka pendek
dan panjang. Analisis pesaing juga merupakan suatu riset strategis, artinya kegiatannya harus
menganalisis serta mengumpulkan data data mengenai pesaing suatu bisnis. Tujuan dari
adanya analisis pesaing adalah:
1. Memahami kondisi pasar lebih baik
Analisis pesaing ini dapat membantu dalam mengidentifikasi semua pesaing
langung dan tidak langsung saat ini dan potensial yang dapat menghambat masuk atau
pertumbuhan pasar.
2. Menemukan Peluang yang belum dimanfaatkan dan ancaman mendatang
8
Analisis ini mengarah pada penemuan peluang yang sebelumnya belum
dimanfaatkan yang dapat dimanfaatkan untuk keuntungan jangka pendek atau jangka
panjang. Kemungkinan ini mungkin merupakan kelemahan dalam siklus
pengembangan produk pesaing serta proses pemasaran dan penjualan pesaing.
3. Memunculkan Strategi yang baik
Menjadi lebih mudah untuk berpikir di luar kotak ketika perusahaan
memahami bagaimana pasar bekerja saat ini dan apa yang ada di dalam kotak saat ini.
Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan strategi yang lebih efektif
dan lebih efisien (korporat dan kompetitif) yang akan memberikan keunggulan
tersendiri bagi bagi perusahaan dalam persaingan.
4. Membantu Mengembangkan hambatan kompetitif
Ketika mengembangkan hambatan yang tidak dapat perusahaan di tembus
sangat penting untuk melakukan analisis persaingan secara menyeluruh. Analisis yang tepat
waktu juga membantu dalam pengembangan hambatan yang mencegah pesaing baru
memasuki pasar.
Setelah mengetahui tujuan dari mengidentifikasi dan menganalisis pesaing berikutnya
adalah cara melakukan Analisis pesaing
1. Mengidentifikasi kompetitor Besar
Untuk mengidentifikasi pesaing, yang paling utama adalah kita harus
mengetahui terlebih dahulu siapa pesaing utama pada bisnis kita. Cara untuk
mengidentifikasi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan google untuk
mencari produk yang sejenis, bisnis-bisnis serupa akan muncul beserta segala
keunggulannya
2. Kenali konten yang dipublikasikan oleh kompetitor
Ketika sudah menentukan siapa yang akan menjadi pesaing, langkah
selanjutnya adalah menentukan jenis konten yang pesaing kita terbitkan, jenis konten
apa saja yang ditekankan oleh pesaing kita mungkin dapat melalui blog, video di
youtube atau podcast. Setelah mengidentifikasi konten pesaing , kita dapat menilai
kualitas dan membandingkan dengan konten milik bisnis atau perusahaan kita. Hal ini
memungkinkan perusahaan menemukan peluang apa yang ada untuk mengungguli
pesaing.
3. Mengidentifikasi Market Positioning Kompetitor
Market positioning merupakan gambaran permintaan pasar dengan ekspetasi
konsumen terhadap suatu produk. Keuntungan menentukan market positioning

9
pesaing adalah perusahaan kita dapat mempelajari permintaan pasar dan ekspetasi para
konsumen hingga memeriksa situs web, pesan, dan kampanye pesaing perusahaan.

4. Menganalisis pengalaman dan Kepuasan Konsumen


Analisis pesaing berikutnya adalah mengetahui bagaimana pengalaman yang
dirasakan para konsumen setelah menggunakan produk atau jasa milik pesaing.
Kepuasan pelanggan harus diperhatikan juga selain pengalaman konsumen. Dengan
seiringnya berkembangnya zaman dan teknologi kita dapat membaca ulasan di situs
web atau di media sosial, dari situ perusahaan dapat menyimpulkan bagaimana citra
pesaing di mata konsumen.
5. Mengidentifikasi bagian yang perlu diperbaiki
Setelah melakukan semua langkah analisis persaingan di atas, selanjutnya
adalah melakukan perbaikan pada bagian yang memang harus diperbaiki. Contohnya
adalah jika pesaing menggunakan iklan kampanye dengan animasi video, makan kita
juga bisa melakukan dengan membuat iklan yang lebih kreatif dengan video animasi
tersebut.

1.5 Strategi Pemasaran Bagi Pemimpin, Penantang, Pengikut, dan Relung Pasar
A. Bagi Pemimpin Pasar (Market Leader)

Pengertian pemimpin pasar atau market leader adalah bisnis yang menguasai sebagian
pasar untuk produk yang relevan. Dengan kata lain pemimpin pasar ini adalah pihak yang
mempunyai jumlah pembeli paling banyak diantara para pesaingnya untuk produk tertentu.
Pemimpin pasar merupakan titik orientasi bagi para pesaing suatu perusahaan, baik untuk
menantang, meniru, atau menghindarinya.

Adapun strategi pemasaran bagi perusahaan yang berada di posisi market leader, yakni :

1. Mengembangkan pasar secara keseluruhan


2. Melindungi pangsa pasar
3. Memperluas pangsa pasar

B. Bagi Penantang Pasar ( Market Challenger )

Pengertian penantang pasar (market challenger) adalah pihak yang menantang dan
memberikan perlawanan terhadap dominasi market leader. Dengan kata lain penantang pasar

10
ini adalah pihak-pihak yang berada dibawah posisi dari market leader. Keberadaannya
menjadi ancaman bagi market leader untuk tetap menguasai pasar.

Ketika saat suatu bisnis berada di posisi sebagai market challenger ada beberapa strategi yang
bisa dilakukan, diantaranya :

1. Memilih strategi penyerangan (serangan frontal, rusuk, pengepungan, menghindar,


ataupun serangan gerilya)
2. Mengakuisisi bisnis yang lebih kecil
3. Meniru strategi promosi yang dilakukan oleh market leader
4. Memberikan harga yang lebih murah daripada market leader
5. Melakukan penghematan biaya supaya marginnya terjaga

C. Bagi Pengikut Pasar ( Market Follower )


Market follower adalah bisnis yang mempunyai pondasi bisnis dan modal yang cukup
kuat, tetapi mereka tidak mau mendominasi pasar dan tidak mengusik keberadaan market
leader ataupun market challenger. Mengikuti bukan berarti pasif atau sama persis dengan yang
dilakukan oleh market leader. Disini pengikut harus menentukan arah pertumbuhan, tetapi
tidak mengundang serangan balik. Ada 4 jenis strategi yang bisa dilakukan oleh Market
Follower, antara lain :

1. Pengklon (cloner) : meniru produk market leader dengan sedikit variasi


2. Peniru (imitator) : meniru beberapa hal dari market leader tetapi membedakan dari
segi kemasan, iklan, harga, dan lokasi
3. Pengadaptasi (adapter) : mengambil produk market leader dan
mengadaptasinya/memperbaikinya

D. Bagi Perelung Pasar ( Market Nicher )

Dan posisi persaingan pasar yang terakhir adalah relung pasar atau market nicher.
Dalam bisnis yang berada di posisi ini biasanya mereka menargetkan pasar yang sempit dan
tidak terlalu banyak persaingan.. Adapun strategi pemasaran yang dipakai oleh perelung
pasar, yakni :

1. Menghindari pasar dengan banyak persaingan


2. Menargetkan pasar dengan lingkup kecil

11
3. Mengatur Strategi Produk
2.1 Produk dalam Pemasaran

Menurut Ketler (2016) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara,
orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.

Menurut Tjiptono (2008) Produk merupakan segala suatu yang dapat ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikomsumsi pasar
sebagai pemenuh kebutuhan atau keinginanan pasar yang bersangkutan.

Menurut Philip Kotler (2000) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses social
yang didalmanya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain.

Menurut Kotler & Keller (2008) pemasaran (marketing) adalah mendifisinikan dan
memenuhi kebutuhan manusia dan social.

Dengan demikian, produk dalam pemasaran dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang
ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat
memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses sosial yang didalmanya individu dan
kelompok secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

2.2 Karakteristik, Klasifikasi Produk, dan Diferensiasi

Karakteristik, klasifikasi, dan diferensiasi produk merupakan suatu cara untuk


membedakan dari suatu produk dibandingkan para pesaingnya yang dapat ditawarkan kepada
konsumen untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Terdapat beberapa tingkatan yang
dilakukan oleh seorang marketer, dan setiap tingkatan menambah nilai lebih banyak dalam
penilaian pelanggan.
Tingkatan tersebut, antara lain :
1. Di tingkatan fundamental terdapat Manfaat inti (core benefit), dimana hal ini adalah
manfaat utama yang dicari konsumen, contohnya hotel untuk istirahat, gelas untuk
minum, dsb.

12
2. Di tingkatan ke-2, marketer harus mampu merubah manfaat inti menjadi Produk dasar
(basic product), dimana manfaat inti ini dijadikan produk dasar yang nantinya akan
dinikmati oleh konsumen, contohnya sebuah hotel memiliki kasur, televisi, dan kamar
mandi.
3. Di tingkatan ke-3, marketer mempersiapkan Produk yang diharapkan (expected
product), yaitu suatu kondisi yang biasanya diharapkan oleh pelanggan ketika
membeli produk. Contohnya seorang pelanggan mengharapkan komputer dengan
tampilan yang menarik, yang lain adalah pelanggan mengharapkan kamar yang bersih.
4. Di tingkatan ke-4, marketer mempersiapkan Produk yang ditingkatkan (augmented
product), yaitu atribut yang melebihi ekspektasi pelanggan, contohnya hotel memiliki
pemandangan yang indah dan pelayanan yang bagus.
5. Pada tingkatan ke-5 terdapat Produk potensial (potential product), yaitu adalah semua
perubahan, dan peningkatan yang kemungkinan terjadi di masa depan untuk menjamin
loyalitas pelanggan, contohnya sebuah produk komputer terus berkembang seiring
berkembangnya teknologi.
Selain dari tingkatan produk, terdapat klasifikasi produk, yaitu adalah sistem untuk
membedakan produk berdasarkan ciri-cirinya: daya tahan, penggunaan, wujud. Setiap produk
memiliki strategi bauran pemasaran yang sesuai dengan klasifikasinya.
Untuk dapat menentukan merek maka perlu dilakukan diferensiasi. Diferensiasi adalah cara
untuk membedakan suatu brand produk dengan produk pesaing yang serupa. Diferensiasi bisa
berupa bentuk, fitur, kualitas performa, durabilitas, model, dan lain-lain. Dalam produk jasa,
hal ini bisa berupa kemudahan dalam memesan, pelayanan, pengiriman, dan lain-lain. Contoh
diferensiasi pada produk sampo adalah, untuk sampo dengan kualitas menengah, terdapat
beberapa pilihan bentuk kemasan dan isi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan selera
konsumen.

2.3 Merek dan Produk

A. Merek

Merek adalah nama, merek dagang, atau simbol lain yang membedakan suatu produk
atau produsen dari produk lain di pasar. Sebuah nama merek dapat menciptakan dan mewakili
loyalitas, kepercayaan, keyakinan, keunggulan, atau daya tarik pasar massal, bergantung pada
bagaimana merek tersebut dipasarkan, diiklankan, dan dipromosikan.

13
B. Produk

Produk adalah sesuatu yang ditawarkan pada pasar baik produk nyata maupun produk
tidak nyata (jasa) sehingga dapat memuaskna keinginan dan kebutuhan pasar.

Produk sendiri dapat dibedakan berdasarkan jenis, baik itu dalam bentuk, wujud dan
daya tahan produk tersebut. Produk juga dapat dibedakan berdasarkan konsumen dan produk
apa yang mampu dikonsumsi oleh konsumen

2.4 Kemasan, Label, Garansi, dan Jaminan pada Produk


Sebagian besar perusahaan memperlakukan pengemasan dan pelabelan sebagai
elemen strategi produk. Jaminan juga dapat menjadi bagian penting dari strategi produk dan
sering muncul pada kemasan
A. Pengemasan
Pengemasan atau packaging terdiri dari merancang dan memproduksi wadah
untuk suatu produk. Pengemasan terdiri dari tiga lapisan. Hadir dalam botol (paket
utama), di dalam kotak kardus (paket sekunder), dikirim dalam kotak bergelombang
(paket pengiriman). Pengemasan penting karena merupakan pertemuan pertama
pembeli dengan produk. Pengemasan yang bagus menarik konusmen dan mendorong
pilihan produk. Beberapa faktor berkontribusi terhadap meningkatnya penggunaan
kemasan sebagai alat pemasaran
a. Self-service (melayani sendiri).
Di Supermarket rata rata yang mungkin menyimpan 15.000 item,
pembelanjaan biasa melewati sekitar 300 item produk per menit. Mengingat
bahwa 50 persen hingga 70 persen dari semua pembeliaan dilakukan di toko.
Efektifnya pengemasan harus melakukan banyak tugas penjualan seperti
menarik perhatian, mendeskripsikan fitur produk, menciptakan konsumen
percaya diri, dan membuat kesan keseluruhan yang baik.
b. Consumer affluence (kemakmuran konsumen).
Meningkatnya kemakmuran berarti konsumen bersedia membayar lebih
sedikit untuk kenyamanan, penampilan, ketergantungan, dan pengemasan yang
lebih menarik.
c. Company and brand image (Citra perusahaan dan merek).
Pengemasan berkontribusi pada pengenalan instan perusahaan atau
merek. Dalam toko mereka dapat membuat efek papan reklame, Seperti yang

14
dilakukan Garnier Fructis dengan kemasan hijau cerah di rambutnya lorong
perawatab.
d. Innovation opportunity (Peluang inovasi) .
Kemasan yang unik atau inovatif dapat membawa manfaat dan
keuntungan yang besar bagi konsumen kepada produsen. Perusahaan selalu
mencari cara untuk membuat produk mereka lebih nyaman dan mudah.
Secara formal, pengemasan harus mencapai sejumlah tujuan:
1. Identifikasi merek.
2. Menyampaikan informasi deskriptif dan persuasif
3. Mempermudah pengangkutan dan perlindungan produk
4. Membantu penyimpanan di rumah
5. Membantu konsumsi produk

B. Label
Label dapat berupa tag terlampir sederhana atau grafik yang dirancang rumit
yang merupakan bagian dari pengemasan. Label juga banyak membawa informasi,
atau hanya nama merk. Label melakukan beberapa fungsi pertama, mengidentifikasi
produk, kemudian label dapat mempromosikan produk melalui grafik yang menarik.
Sejarah panjang masalah hukum melingkupi label dan kemasan.

C. Garansi dan Jaminan pada produk


Semua penjual bertanggung jawab secara hukum untuk memenuhi ekspetasi
normal atau wajar pembeli. Jaminan bersifat formal pernyataan kinerja produk yang
diharapkan oleh pabrikan. Produk dalam garansi dapat dikembalikan ke produsen atau
pusat perbaikan yang ditunjuk untuk perbaikan, penggantian, atau pengembalian uang.
Baik tersurat maupun tersirat , jaminan dapat ditegakan secara hukum. Perpanjangan
jaminan dan kontrak layanan bisa sangat menguntungkan bagi produsen dan pengecer.
Analisis memperkirakan bahwa penjualan garansi telah menyumbangkan presentase
besar dari laba buy operasi Best Buy. Terlepas dari bukti bahwa jaminan yang
diperpanjang tidak membuahkan hasil bagi mereka,beberapa konsumen menghargai
itu. Banyak penjual menawarkan jaminan umum atau khusus. Perusahaan seperti
Procter dan Gamble menjanjikan jenderal atau kepuasan penuh tanpa menjadi lebih
spesifik “jika anda tidak puas dengan alasan apa pun , kembalikan untuk penggantian,
penukaran, atau pengembalian uang” A.T Cross menjamin pena dan pensil Cross nya
seumur hidup. Pelanggan mengirimkan pena dan pena diperbaiki tanpa biaya. Jaminan

15
mengurangi risiko yang dirasakan oleh pembeli. Mereka menyarankan bahwa produk
tersebut berkualitas tinggi dan perusahaan dan kinerja layanannya dapat diandalkan.
Mereka dapat sangat membantu ketika perusahaan atau produk lebih unggul dari
pesaing.

16
KESIMPULAN

Dalam ilmu manajemen, produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan mengalami
daur hidup dengan 4 fase utama, yaitu introducing, growth, maturity dan decline. Pada
intinya,product life cycle merupakan rangkaian siklus riwayat hidup dari sebuah produk mulai
produk tersebut lahir dan diperkenalkan di pasar, tumbuh, dan ditarik dari pasar. Positioning
lebih berfokus pada pelanggan dan bagaimana teknik komunikasi yang akan digunakan dalam
memasarkan produk. Positioning berarti strategi yang dilakukan oleh perusahaan dalam
meningkatkan posisi dalam pasar. Terdapat stategi pemasaran dalam setiap tahapan siklus
hidup produk.
Competitive Forces (kekuatan kompetitif) merupakan kekuatan yang dimiliki oleh
pembeli dan dampak bedampak signifikan bagi perusahaan. Analisis pesaing adalah proses
mengidentifikasi dan menganalisis strategi bisnis pesaing untuk menentukan kekuatan dan
kelemahan mereka dalam kaitannya dengan perusahaan.
Pemimpin pasar adalah pihak yang mempunyai jumlah pembeli paling banyak
diantara para pesaingnya untuk produk tertentu. Penantang pasar merupakan pihak-pihak yang
berada dibawah posisi dari market leader. Keberadaannya menjadi ancaman bagi market
leader untuk tetap menguasai pasar.Market follower adalah bisnis yang mempunyai pondasi
bisnis dan modal yang cukup kuat, tetapi mereka tidak mau mendominasi pasar dan tidak
mengusik keberadaan market leader ataupun market challenger. Market nicher biasanya
mereka menargetkan pasar yang sempit dan tidak terlalu banyak persaingan.

Produk dalam pemasaran dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang ditawarkan ke


pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan
keinginan dan kebutuhan melalui proses sosial.

Karakteristik, klasifikasi, dan diferensiasi produk merupakan suatu cara untuk


membedakan dari suatu produk dibandingkan para pesaingnya yang dapat ditawarkan kepada
konsumen untuk memenuhi kebutuhan konsumen. merek dapat menciptakan dan mewakili
loyalitas, kepercayaan, keyakinan, keunggulan, atau daya tarik pasar massal, bergantung pada
bagaimana merek tersebut dipasarkan, diiklankan, dan dipromosikan.
Sebagian besar perusahaan memperlakukan pengemasan dan pelabelan sebagai
elemen strategi produk. Jaminan dan garansi juga dapat menjadi bagian penting dari strategi
produk dan sering muncul pada kemasan. Dengan demikian, produk akan lebih mudah
dikenali dan diharapkan dapat dengan mudah diterima dimasyarakat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kotler P. & Keller K. L. (2016). Marketing management (Fifteenth edition Global).


Pearson Education.
Pamungkas D.P. (2016). Analisis Competitive force dan Competitive Strategy Sistem
Informasi Kuliner di Indonesia. Jurnal Electronics, Informatics, and Vocational Education
(ELINVO), Vol. 1, No. 2. Universitas Negeri Yogyakarta.
Produk Life Cycle.
https://www.kajianpustaka.com/2020/03/product-life-cycle-pengertian-tahapan-karakteristik-d
an-strategi.html diakses pada 25 Maret 2023. 13.31

18

Anda mungkin juga menyukai