Anda di halaman 1dari 9

Jawaban UTS KWH

1. Jelaskan peran UKM (usaha kecil menengah) bagi perekonmian di Indonesia?

Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya
berdasarkan inisiatif seseorang. UKM memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan
perekonomian Indonesia. Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru, UKM juga berperan
dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis moneter di saat perusahaan-perusahaan
besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Dengan adanya sektor UKM,
pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja menjadi berkurang. UKM
dapat menyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang masih mengganggur. Selain itu UKM telah
berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia. Sektor UKM pun
telah terbukti menjadi pilar perekonomian yang tangguh.

2. Jelaskan faktor-faktor kegagalan UKM dalam mengembangkan bisnisnya? Berikan solusi agar mereka
bisa tumbuh!
1. Memulai Bisnis Untuk Alasan Yang Salah
2. Manajemen Buruk
3. Modal Minim
4. Lokasi
5. Kurangnya Perencanaan
6. Ekspansi Berlebihan
7. Tidak Ada Website
8. Kurang Pengalaman
9. Kendali Keuangan Lemah
10. Gagal Mengembangkan Perencanaan Strategis
11. Pertumbuhan yang tidak terkendali
12. Takut akan Persaingan
13. Cepat merasa puas
SOLUSI:
1. Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif
Pemerintah perlu mengupayakan terciptanya iklim yang kondusif antara lain dengan
mengusahakan ketenteraman dan keamanan berusaha serta penyederhanaan prosedur
perijinan usaha, keringanan pajak dan sebagainya.
2. Bantuan Permodalan
Pemerintah perlu memperluas skema kredit khusus dengan syarat-syarat yang tidak
memberatkan bagi UKM, untuk membantu peningkatan permodalannya, baik itu melalui
sektor jasa finansial formal, sektor jasa finansial informal, skema penjaminan, leasing dan dana
modal ventura.
3. Perlindungan Usaha
Jenis-jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha tradisional yang merupakan usaha golongan
ekonomi lemah, harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah, baik itu melalui undang-
undang maupun peraturan pemerintah yang bermuara kepada saling menguntungkan (win-
win solution).
4. Pengembangan Kemitraan
Perlu dikembangkan kemitraan yang saling membantu antar UKM, atau antara UKM dengan
pengusaha besar di dalam negeri maupun di luar negeri, untuk menghindarkan terjadinya
monopoli dalam usaha. Selain itu, juga untuk memperluas pangsa pasar dan pengelolaan
bisnis yang lebih efisien. Dengan demikian, UKM akan mempunyai kekuatan dalam bersaing
dengan pelaku bisnis lainnya, baik dari dalam maupun luar negeri.
5. Pelatihan
Pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi UKM baik dalam aspek kewiraswastaan,
manajemen, administrasi dan pengetahuan serta keterampilannya dalam pengembangan
usahanya. Selain itu, juga perlu diberi kesempatan untuk menerapkan hasil pelatihan di
lapangan untuk mempraktekkan teori melalui pengembangan kemitraan rintisan.
6. Membentuk Lembaga Khusus
Perlu dibangun suatu lembaga yang khusus bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan
semua kegiatan yang berkaitan dengan upaya penumbuhkembangan UKM dan juga berfungsi
untuk mencari solusi dalam rangka mengatasi permasalahan baik internal maupun eksternal
yang dihadapi oleh UKM.
7. Memantapkan Asosiasi
Asosiasi yang telah ada perlu diperkuat, untuk meningkatkan perannya antara lain dalam
pengembangan jaringan informasi usaha yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan usaha
bagi anggotanya.
8. Mengembangkan Promosi
Guna lebih mempercepat proses kemitraan antara UKM dengan usaha besar diperlukan media
khusus dalam upaya mempromosikan produk-produk yang dihasilkan. Disamping itu, perlu
juga diadakan talk show antara asosiasi dengan mitra usahanya.
9. Mengembangkan Kerjasama yang Setara
Perlu adanya kerjasama atau koordinasi yang serasi antara pemerintah dengan dunia usaha
(UKM) untuk menginventarisir berbagai isu-isu mutakhir yang terkait dengan perkembangan
usaha.
10. Mengembangkan Sarana dan Prasarana
Perlu adanya pengalokasian tempat usaha bagi UKM di tempat-tempat yang strategis
sehingga dapat menambah potensi berkembang bagi UKM tersebut

3. Jelaskan unsur-unsur untuk menciptakan keunggulan kompetitif!


Kemampuan yang dimiliki oleh sebuah organisasi untuk merumuskan strategi dan
mengaplikasikannya pda suatu posisi yang sangat tepat dengan menggunakan kemampuan
karakteristik dan segala sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya.
Tinjaulah kekuatan inti Anda.
Setelah Anda mengidentifikasi bidang kekuatan anda, Anda dapat menambahnya dengan
menggunakan beberapa strategi pemasaran untuk membangun keunggulan kompetitif, atau
untuk menciptakan bidang kekuatan baru.
Kurangi biaya.
Pengurangan biaya adalah satu strategi yang dapat dilakukan bisnis untuk memperoleh
keunggulan kompetitif, atau untuk meningkatkan keunggulan. Kebanyakan pasar memiliki
pelanggan yang sensitif dengan harga, sehingga kemampuan untuk menawarkan produk atau
layanan dengan harga yang lebih rendah adalah cara tertentu untuk menciptakan nilai bagi
pelanggan.
Berfokuslah pada layanan.
Dalam pasar tertentu, layanan mungkin menjadi faktor pembeda antar kompetitor. Jika bisnis
Anda sudah memiliki kekuatan dalam layanan, pertimbangkan untuk menambah fokus Anda di
bidang ini.
Berfokuslah pada kualitas produk atau layanan.
Jika Anda tidak dapat bersaing dengan kompetitor dalam hal lokasi atau harga, Anda selalu dapat
bersaing dalam kualitas. Ini semakin penting jika kualitas tinggi adalah salah satu kekuatan Anda.
Pelanggan biasanya bersedia membayar lebih banyak atau pergi ke tempat yang lebih jauh untuk
mendapatkan produk bagus.
Uniqueness Offering,
Hal unik yang ditawarkan, yang membedakan dari apa yang kita miliki dari yang lain.
Rareness,
Perhatikan apakah produk dan jasa yang kita tawarkan mudah digantikan dengan yang lain atau
tidak?
Imitability,
Kemudahan sebuah produk atau jasa untuk ditiru. Selama produk kita masih mudah untuk ditiru,
maka competitive advantage kita hanya bertahan sebentar saja. Bagaimana cara membuat
sesuatu yang tidak mudah ditiru? Ada beberapa cara, seperti melindungi dengan paten,
meningkatkan inovasi, be the first dalam setiap pengeluaran produk inovatif, intinya adalah
continuous improvement, karena tidak ada sesuatu di dunia ini yang benar-benar tidak bisa ditiru
atau diadaptasi.
Focus on Innovation,
Seringkali research and development diabaikan ketika kita sudah merasa menjadi pioneer dalam
mengeluarkan produk atau jasa yang bermutu dan benar-benar menggebrak. Terakhir ini,
alokasikan tenaga yang ada dalam bisnis Anda untuk melakukan inovasi terkait keunikan yang
Anda miliki. Teruslah berkembang, berkembang, dan menghasilkan sesuatu yang baru. Dengan
ini orang pun tahu siapa yang memang kreatif dan siapa yang memang hanya meniru.
Jalinlah kerja sama dengan perusahaan lain.
Kemitraan atau kerja sama dengan perusahaan lain adalah salah satu cara untuk memperoleh
keunggulan kompetitif.

4. Bila anda ingin memulai suatu bisnis, apakah memulai dari awal atau membeli perusahaan yang
sudah ada?
a. bila anda memulai suatu usaha dari awal, jelaskan langkah-langkah untuk merealisasikan idea
anda?
1. Tentukan ide usaha
2. Menganalisa jenis usaha
3. Ciptakan visi dan misi usaha
4. Siapkan modal
5. Hemat pengeluaran
6. Mulai wujudkan
7. Selalu belajar
8. Hadapi hambatan dan kegagalan
9. Perluas networking Anda
10. Promosi
11. Legalkan bisnis
b. bila anda memilih membeli perusahaan yang sudah ada, faktor-faktor apa saja yang
dipertimbangkan sebelum keputusan diambil?
1. menentukan bisnis yang akan dibeli
2. alasan perusahaan itu dijual
3. kondisi fisik dari perusahaan itu
4. produk dan jasa potensial yang dimiliki perusahaan
5. aspek hukum
6. kesehatan keuangan perusahaan
7. Bangunan dan lokasi perusahaan
8. Persaingan
9. Pasar

5. setelah and lulus dari perguruan tinggi, apakah anda:


a. sebagai pencari kerja ataukah anda menciptakan lapangan kerja, berikan alasanya?
b. jelaskan beberapa profil seorang wirausaha
1. Seseorang yang berprestasi tinggi. Seorang wirausaha di tuntut berprestasi yang tinggi, maka
perlu bekerjasama dengan para professional dan bermitra kepada para ahli terutama dalam
memecahkan masalah yang menantang. Dalam setiap langkah harus dapat menentukan visi
dan misi bisnisnya sendiri.
2. Pengambil resiko. Wirausaha tidak boleh takut menghadapi resiko entah resiko tersebut
rendah maupun yang beresiko tinggi. Jika memungkinkan, sebaiknya memilih resiko yang
menengah dan menghindari resiko yang tinggi. Sebab tingkat prestasi yang tinggi dapat di
mungkinkan jika bersedia mengambil resiko untuk mencapai tujuanya.
3. Pemecah masalah. Wirausaha harus pandai mengidentifikasi setiap masalah, sekaligus dapat
menyelesaikan dengan efisien dan efektif masalah yang di hadapi.
4. Pencari status. Para wirausaha lebih menyukai apabila bisnis yang di bangunya di puji dan
berhasil.
5. Memiliki tingkat cadangan energy yang tinggi. Wirausaha di tuntut untuk sehat jasmani dan
rohani serta dapat bekerja melebihi dari tuntutan jam kerja normal, atau dapat bekerja dalam
kurun waktu yang cukup panjang, hal ini diperlukan karena merekalah yang mengelola waktu
secara mandiri.
6. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Peraya diri dan meyakini bahwa para wirausaha
memiliki ketrampilan , kemauan dan kemampuanya sendiri dan dapat menguasai hidup tanpa
bergantung pada orang lain.
7. Menghindari ikatan emosi. Harus dapat menghindari hal-hal yang dapat mengakibatkan
berkembangnya hubungan buruk dengan mitra usaha, atau dengan kerabat dan sahabat, serta
dapat bekerja dalam waktu yang lama dengan siapapun dan tidak boleh dianggap sebagai
beban bagi para wirausaha.
8. Memerlukan kepuasan pribadi. Wirausaha umumnya termotivasi oleh suatu kebutuhan akan
prestasi pribadi. Untuk itu, mereka harus dapat mengatur usahanya secara fleksibel, tidak mau
meniru bentuk struktur organisasi tradisional yang birokratis, namun harus dapat membentuk
sendiri struktur yang di butuhkan sehingga muncul kepuasan atas keberhasilanya.

6. jelaskan beberapa faktor yang digunakan oleh para analisis untuk menilai suatu kelayakan bisnis.
1. Aspek Hukum
Menyangkut semua legalitas rencana bisnis yang akan kita laksanakan yang meliputi
ketentuan hukum yang berlaku diantaranya :
a. izin lokasi
b. NPWP
c. Surat tanda daftar perusahaan
d. surat izin tempat usaha dari pemda setempat
e. akte pendirian perusahaan dari notaris setempat pt/cv atau berbentuk badan hukum lain
2. Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya
Menyangkut dampak yang diberikan kepada masyarakat sekitar, karena adanya suatu
kegiatan usaha tersebut, diantaranya:
a. dari sisi budaya, apa dampak keberadaan bisnis kita terhadap kehidupan masyarakat,
kebiasaan adat setempat, dan lain-lain
b. dari sudut ekonomi, seperti seberapa besar tingkat penndapatan per kapita penduduk,
apakah proyek dapat menguubah atau justru mengurangi income per capita penduduk
setempat, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR
c. dan dari segi sosial, apakah dengan adanya bisnis kita, menjadi semakin ramai, lalu lintas
semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya, pendidikan
masyarakat setempat dan untuk mendapatkan itu semua adalah dengan wawancara,
kuisioner, dokumen, dan lain-lain. Untuk melihat apakah suatu proyek layak atau tidak
dilakukan dengan membandingkan keinginan investor atau pihak yang terkait dengan
sumber data yang terkumpul
3. Aspek Pasar dan Pemasaran
Pasar, enyangkut apakah ada peluang pasar untuk produk yang akan dihasilkan oleh kegiatan
usaha yang dilakukan, dapat dilihat dengan hal-hal berikut:
a. potensi pasar
b. jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan atau hasrat untuk
membeli
c. tentang perkembangan atau pertumbuhan penduduk
d. daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang mencakup tentang
perilaku, kebisaan, preferensi konsumen, kecenderungan permintaan masa lalu, dan lain-
lain Pemasaran, menyangkut tentang strategi yang digunakan untuk dapat meraih
sebagian pasar potensial atau pelung pasar atau seberapa besar pengaruh strategi
tersebut dalam meraih besarnya market share.
4. Aspek Teknis dan Teknologi
Menyangkut pemilihan lokasi, alat-alat, yang sesuai dengan hasil yang diinginkan, lay out,
serta pemilihan teknologi yang sesuai.
a. Lokasi usaha, baik kantor pusat, cabang, pabrik, atau gudang (penelitian mengenai lokasi
meliputi berbagai pertimbangan, apakah harus dekat dengan pasar, bahan baku, tenaga
kerja, pemerintahan, lembaga keuagan, pelabuhan, atau pertimbangan lainnya);
b. Penentuan layout gedung, mesin dan peralatan, serta layout ruangan sampai pada usaha
perluasan selanjutnya ;
c. Teknologi yang digunakan (penggunanaan teknologi padat karya, maka akan member
kesempatan kerja, namun jika padat modal justru sebaliknya.
5. Aspek Manajemen
a. Menyangkut pembangunan serta operasional.
b. Dalam aspek manajemen dan organisasi yang perlu diteliti dan dinilai adalah;
c. Pemilik usaha (jumlah dan komposisi modal);
d. Pengolahan usaha (manajemen) dengan jumlah serta kualifikasi (pendidikan yang
berpengalaman);
e. Struktur organisasiyang ada sekarang, sarta gambaran mengenai jabatan
f. Rencana kerja seperti pencapaian target, sasaran dan tujuan.
6. Aspek Keuangan
Menyangkut sumber dana yang akan diperoleh serta proyeksi pengembaliannya dengan
tingkat biaya modal serta sumber dana yang bersangkutan
Dalam aspek keuangan hal-hal yang perlu digambarkan adalah jumlah investasi, biaya-biaya,
dan pendapatan yang akan diperoleh. Besarnya investasi berakti jumlah dana yang akan
dibutuhkan, baik untuk modal investasi pembelian aktiva tetap maupun modal kerja. Selain
itu, juga biaya-biaya yang diperlukan selama umur investasi dan pendapatan. Semua ini pada
akhirnya dibuat seperti dalam bab sebelumnya, yaitu menilai jumlah kebutuhan investasi dan
pembuatan cash flow. Setelah itu baru dinilai kelayakan usaha melalui metode penelian
investasi.
Metode penelitian yang akan digunakan antara lain :
- Payback period,
- Average Rate of Return,
- Net Present Value,
- Internal Rate of Return,
- Profitability Index,
- Break Event Point,
- Serta rasio-rasio keuangan.

UTS 2015
4. a. Indikator peluang bisnis yang potensial:
Salah satu alat untuk mengukur peluang usaha atau semua hal yang mungkin dan tidak mungkin
dilakukan oleh usahawan sebagai penilaian awal peluang usaha dan pemberian informasi penting,
yaitu menggunakan analisis terhadap kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman. atau yang lebih
dikenal dengan sebutan analisis SWOT.
a. Kekuatan
Melihat kekuatan yang dimiliki peluang usaha seperti lokasi, sumber-sumber bahan baku yang
mudah didapat, mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan, dan kekuatan lainnya yang
dapat dimanfaatkan. Contoh: lokasi peluang usaha di dekat kampus atau mal dapat
dikembangkan menjadi kos-kosan, warnet, rental komputer, dan masih banyak lagi.
b. Kelemahan
Melihat kelemahan peluang usaha yang dimiliki agar kita tidak memaksakan diri melakukan
usaha yang sebenarnya tidak dapat dilakukan karena kita memiliki kekurangan tertentu.
Contoh: sebaiknya jangan membuka usaha rental komputer, tetapi tidak mengetahui sama
sekali keterampilan dalam mengoperasikan komputer.
c. Peluang
Melihat peluang usaha yang dapat dimanfaatkan dan memberikan keuntungan. Contoh:
membuka usaha fotokopi di lingkungan dekat kampus, membuka usaha kantin di lingkungan
perkantoran, dan lain-lain.
d. Ancaman
Melihat ancaman terhadap peluang usaha yang berisiko tinggi, memiliki siklus hidup yang
pendek, dan tidak terukur. Terlebih lagi jika pesaing-pesaing kita memiliki kemampuan yang
lebih baik dari kita. Contoh: investasi saham, di mana kita tidak memiliki cukup ilmu
tentangnya atau bermain di pasar yang pelakunya sudah sangat banyak.

4. b. Resiko yang dihadapi seorang entrepreneur

1. Meninggalkan gaji tetap

Sebelum Anda masuk ke dunia kewirausahaan, pertama-tama Anda harus mengucapkan selamat
tinggal pada pekerjaan Anda saat ini, dan mungkin juga karir Anda. Beberapa orang memiliki rencana
cadangan - opsi untuk melanjutkan karir Anda jika bisnis yang Anda rintis tidak berjalan dengan baik.

Tapi bagi sebagian besar pengusaha pemula, pilihan ini memang cukup berisiko. Tidak ada jaminan
bahwa pendapatan pribadi Anda akan Anda rasakan dari bisnis baru Anda, terutama dalam
beberapa bulan bahkan tahun sejak keberadaan perusahaan Anda pertama, karena semua
tergantung bagaimana Anda mengatur jalannya bisnis Anda.
2. Mengorbankan modal pribadi

Beberapa pengusaha pemula mungkin memulai usaha mereka dengan mengandalkan pendanaan
eksternal. Bisa dari investor, dana hibah, sumbangan atau juga pinjaman. Namun banyak juga
pengusaha yang merogoh dalam-dalam rekening bank mereka sendiri dan juga tabungan pribadi
untuk bisa memulai usahanya. Anda mungkin tidak perlu menguras habis dana yang Anda miliki,
tetapi setidaknya uang pribadi Anda akan berkurang.

3. Mengandalkan arus kas

Jika Anda memiliki beberapa sumber kredit, mengatur arus keuangan sebuah perusahaan terbukti
sulit dan sanggup membuat Anda menjadi stres. Mungkin perusahaan Anda selama satu tahun
mengalami keuntungan, tetapi Anda masih saja berjuang memenuhi kebutuhan sehari-hari Anda jika
ternyata profit penghasilan dari perusahaan Anda tidak cocok atau masih berada di bawah standar
biaya keseharian Anda. Tagihan bisa terus bertambah, dan Anda tidak memiliki sumber pendapatan
yang cukup untuk mendukung arus kas keluar Anda, Anda bisa-bisa menyedot gaji bulanan atau
terpaksa menggunakan dana darurat. Bersiaplah untuk mengatasi masalah itu.

4. Memperkirakan keuntungan secara salah

Tidak peduli berapa banyak penelitian yang Anda lakukan atau berapa banyak tes yang Anda buat
menyangkut bisnis yang Anda jalankan, Anda tidak akan pernah bisa memperkirakan tren pasar
dalam bisnis Anda secara sempurna. Orang-orang memang tak terduga, dan terkadang terbukti jauh
dari apa yang Anda perkirakan sebelumnya. Bahkan ketika semua data yang Anda buat tampaknya
cukup menguntungkan Anda, ada kemungkinan Anda menghasilkan hasil data yang salah terhadap
perusahaan Anda, dan jika proyeksi Anda salah, rencana keuangan Anda bisa hancur.

5. Memberi kepercayaan pada salah satu karyawan

Ketika Anda pertama kali memulai bisnis, Anda tidak akan memiliki tim kerja yang besar yang
bekerja untuk Anda. Anda mungkin hanya memiliki kelompok kecil orang-orang yang bekerja tanpa
lelah bersama Anda dalam upaya merintis usaha baru Anda. Di sinilah biasanya Anda akan
memberikan kepercayaan lebih pada mereka, terutama jika mereka memiliki keahlian khusus dan
bersedia untuk mulai bekerja dengan gaji yang lebih rendah dari standar gaji yang berlaku.
Misalnya, jika Anda mempekerjakan seseorang yang berpengalaman untuk bekerja pada perusahaan
Anda selama beberapa bulan, Anda harus memberi kepercayaan mutlak pada kemampuan mereka
untuk menjalankan pekerjaan secara tepat waktu. Jika tidak, bisnis Anda (dan produk Anda) tidak
akan berjalan sesuai dengan target kerja Anda.

6. Bekerja di bawah tekanan deadline

Secara alami, umumnya pengusaha pemula dipaksa bekerja dengan jadwal yang ketat untuk
mencapai target yang dibuatnya. Keuangan mereka yang rapuh, dan investor mereka sudah tidak
sabar ingin melihat roda usahanya berputar. Akibatnya, sebagian besar pengusaha dipaksa untuk
membuat beberapa target kecil dengan tenggat waktu tertentu, dan bagi mereka tenggat waktu
menjadi sangat penting. Bersiaplah untuk tetap siaga di malam hari demi meningkatkan
produktivitas perusahaan Anda untuk memenuhi deadline, dan selalu berusaha mencari cara atau
inovasi lain untuk mencapainya.
7. Mengesampingkan waktu pribadi (dan kesehatan)

Terjun ke dalam dunia usaha, artinya Anda akan menghabiskan waktu berjam-jam melakukan
pekerjaan demi membuat perusahaan Anda sukses, dan menghabiskan sisa-sisa waktu lainnya
mengkhawatirkan apa yang telah Anda lakukan atau belum anda lakukan terhadap perusahaan
Anda. Anda akan kekurangan jam tidur, Anda akan kehilangan waktu pribadi, dan Anda akan
mengalami lebih banyak stres dari biasanya.

5. a. pertimbangan untuk menentukan lokasi retail

1. Dekat dengan target market.

Pastikan siapa target pasar produk Anda, apakah untuk kalangan tertentu, umur tertentu, atau
mungkin lebih spesifik lagi. Satu nilai tambah untuk toko Anda, bisa menjangkau market lebih dekat,
sehingga pelanggan lebih mudah untuk mengunjungi, lebih hemat waktu serta biaya bagi pelanggan.

2. Gampang terlihat

Bisnis ritel, apalagi distro fesyen, lokasi yang strategis dan gampang dilihat, akan sangat
memudahkan menarik pelanggan dan meminimalisir biaya promosi. Apalagi ditambah dengan papan
nama yang mencolok, unik sekaligus eye catching.

3. Traffic

Arus lalu lalang orang atau kendaraan. Untuk konsep toko atau distro yang menganut konsep
independent store (berdiri sendiri di luar komplek pertokoan, pusat perbelanjaan, mal),kepadatan
arus akan berpengaruh terhadap jumlah pengunjung toko.

4. Akses

Penting juga di perhatikan arus lalu lintas apakah satu arah atau dua arah, apakah letak toko kita ada
pada sisi arah orang pulang beraktivitas atau arah berangkat. Bagaimana pelanggan mudah
mengakses menuju toko kita, apakah ada median jalan sehingga perlu memutar balik apabila
menggunakan kendaraan.

5. Sharing area atau monopoli area

Pertimbangan pemilihan lokasi seperti ini, sama sama mempunyai resiko. Sharing area adalah lokasi
yang kita pilih dengan alasan di lokasi tersebut sudah ada toko sejenis atau kompetitor. Otomatis
resiko memilih lokasi seperti ini berarti kita sudah siap untuk berkompetisi dalam segala hal.
Keuntungan kita masuk di area jenis ini adalah sudah pasti ada market, tidak perlu mensurvei lagi,
selain itu kita tidak perlu mengedukasi pasar lagi.

Sedangkan Monopoli area adalah lokasi yang benar2 belum ada pesaing dengan resiko kita harus
mengeluarkan biaya ekstra untuk mempromosikan toko kita, perlu usaha, waktu dan biaya. Akan
tetapi karena kita sendiri ada di area tersebut, maka kita akan lebih leluasa untuk menetapkan
harga, menikmati margin karena relatif tidak ada kompetitor.

6. Biaya sewa

Lokasi toko yang strategis otomatis mempunyai harga sewa yang tinggi. Bagaimana kalau selisih
harganya dengan lokasi lain yang kurang strategis cukup besar ? Sepanjang selisih harganya masih
tertutupi dengan potensi yang akan didapat, lebih baik memang memilih tempat yang strategis
walaupun harga akuisisinya lebih mahal.

7. Legalitas

Aspek legal wajib diperhatikan. Jangan sampai mengabaikan hal ini karena akan terlalu beresiko
apabila kita sudah memutuskan memilih lokasi tetapi di kemudian hari bermasalah dalam hal
perijinan, regulasi kawasan serta lingkungan sekitar.

8. Lingkungan sekitar

Jenis usaha di kanan-kiri toko kita akan sedikit berpengaruh terhadap imej dan tidak langsung
mempengaruhi minat kunjungan pelanggan. Contoh: distro akan lebih cocok di deretan usaha
warnet, game, cafe terlalu memaksakan diri apabila samping distro ada bengkel motor, toko
bangunan.

5.b. pertimbangan untuk menentukan lokasi manufaktur

1. Letak konsumen atau pasar, yaitu penempatan pabrik di dekat dengan daerah konsumen.
Alasan yang mendasari pemilihan lokasi dekat dengan konsumen adalah adanya kemudahan
untuk mengetahui perubahan selera konsumen, mengurangi resiko kerusakan dalam
pengangkutan, apabila barang yang diproduksi tidak tahan lama, biaya angkut mahal,
khususnya untuk produksi jasa.
2. Sumber bahan baku, yaitu penempatan pabrik di dekat dengan daerah bahan baku. Dasar
pertimbangan yang diambil adalah apabila bahan baku yang dipakai mengalami penyusutan
berat dan volume, bahan baku mudah rasak dan berubah kualitas, resiko kekurangan bahan
baku tinggi.
3. Sumber tenaga kerja, alternatif yang dipakai adalah apakah tenaga kerja yang dibutuhkan
unskill, dengan pertimbangan tingkat upah rendah, budaya hidup sederhana, mobiiitas
tingp sehingga jumlah gaji dianggap sebagai daya tarik, ataukah tenaga kerja skill, apabila
pemsahaan membutuhkan fasilifeas yang lebih baik, adanya pemikiran masa depan yang
cerah, dibutuhkan keahlian, dan kemudahan untuk mencari pekerjaan lain.
4. Air, disesuaikan dengan produk yang dihasilkan apakah membutuhkan air yang jernih alami,
jernih tidak alami, atau sembarang air.
5. Suhu udara, faktor ini mempengaruhi kelancaran proses dan kualitas hasil operasi.
6. Listrik, disesuaikan dengan produk yang dihasilkan kapasitas tegangan yang dibutuhkan.
7. Transportasi, berupa angkutan udara, laut, sungai, kereta api, dan angkutan jalan raya.
8. Lingkungan, masyarakat, dan sikap yang muncul apabila didirikan pabrik di dekat tempat
tinggal mereka, apakah menerima atau tidak.
9. Peraturan Pemerintah, Undang-undang dan sistem pajak. Aspek umum yang diatur undang-
undang adalah jam kerja maksimum, upah minimum, usia kerja minimum, dan kondisi
lingkungan kerja.
10. Pebuangan limbah industri, kaitannya dengan tingkat pencemaran, sistem pembuangan
limbah untuk perlindungan terhadap alam sekitar dan menjaga keseimbangan
habitat.
11. Fasilitas untuk pabrik, berupa spare part, mesin-mesin, untuk menekan biaya.
12. Fasilitas untuk karyawan, agar dapat meningkatkan semangat kerja dan kesehatan kerja.

Anda mungkin juga menyukai