Anda di halaman 1dari 7

Pola-Pola Kemitraan Perkebunan Kelapa Sawit Kelompok Tani dan PT Sumber Rejeki

Makalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Kerakyatan

Dosen Pengampu : Ngadiyono, S.Pd., M.Pd.

Nama : Listyani Amiroh

NIM : 20804244008

Kelas : PE C20

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


FAKULTAS EKONOMI
PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemitraan berasal dari kata mitra, yang berarti teman, kawan atau sahabat. Kemitraan
muncul karena minimal ada dua pihak yang bermitra. Keinginan untuk bermitra muncul
dari masing-masing pihak, walaupun dapat pula terjadi bahwa kemitraan muncul akibat
peranan pihak ketiga (Salam T, dkk, 2006). Secara teoritis kemitraan merupakan suatu
cara pengorganisasian produksi yang bertujuan memanfaatkan keunggulan perusahaan
besar sebagai pemilik modal yang lebih menekankan pada pemerataan. Kemitraan
diartikan sebagai suatau bentuk kerjasama antara pemilik modal besar sebagai inti dengan
peternak sebagai plasma dengan tujuan agar semua pelaku yang terlibat dalam usaha
peternakan ayam ras dapat bersama-sama meraih keuntungan sehingga tercipta kepastian
berusaha dan kepaastian memperoleh pendapatan, namun pada pola kemitraan yang ada
saat ini merupakan kelanjutan, peningkatan, perluasan, penataan, dan pemantapan dari
kerjasama kemitraan sebelumnya. Sistem kemitraan usaha diarahkan untuk dapat
mengembangkan perkebunan kelapa sawit berorientasi pasar, meningkatkan pendapatan
dan kesejatraan keluarga petani kelapa sawit rakyat. Keberhasilan kemitraan usaha sangat
tergantung kepada pihak yang bermitra. Pengusaha harus menyadari para petani
memerlukan berbagai upaya pemberdayaan. Kemitraan usaha perkebunan mengacu pada
terciptanya keseimbangan, keselarasan, keterampilan, yang dilandasi saling percaya
dengan keterbukaan. Kemitraan akan terwujud dengan terciptanya : (1) Saling
membutuhkan artinya pengusaha memerlukan pasokan bahan baku, sedangkan petani
memerlukan bimbingan budidaya,teknologi, hingga pemasaran. (2) Saling
menguntungkan artinya kedua belah pihak harus dapat memperoleh nilai tambah dari
kerja sama. Dan (3) saling memperkuat artinya kedua belah pihak sama-sama memahami
hak dan kewajiban. Upaya pemantapan dan keberhasilan dalam pola kemitraan antara lain
kerjasama yang transparansi sejak awal sehingga masing-masing pihak tahu dan sadar
hak-hak serta kewajibanya. Pertumbuhan dan pengembangan fungsi dari kelembagaan
kelompok tani yang merupakan basis terkecil dari manajemen produksi yang dilakukan
mitra usaha atau perusahaan inti. Pembentukan koperasi (kelambagaan petani) harus
terkonsentrasi pada sektor jasa (angkutan pupuk, angkutan produksi dan lain-lain).
Konsep dan pola kemitraan yang ditawarkan antara satu perusahaan dengan perusahaan
lain berbeda-beda. Beberapa hal yang mempengaruhi konsep dan pola kemitraan adalah
jenis komoditas yang dibudidayakan, permintaan konsumen dari komoditas yang
dibudidayakan, serta pangsa pasar dari komoditas yang dibudidayakan. Kemitraan ini
merupakan upaya untuk mensejahterakan petani. Mekanisme kemitraan yang dilakukan
dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana tujuan tersebut dapat tercapai. Ide awal yang
mengadakan kemitraan adalah PT. Sumber Rejeki selaku perusahaan. Walaupun pada
saat awal terjadinya proses kemitraan, perusahaan mengalami kendala yaitu sebelum
diadakannya kerja sama, PT. Sumber Rejeki dalam melakukan kerja sama dengan
kelompok petani Telaga biru kurang adanya sosialisasi dengan kelompok tani. Banyak
masyarakat khususnya petani menganggap bahwa kemitraan yang dilakukan oleh
perusahaan dapat merugikan masyarakat dan hanya menguntungkan pada pihak
perusahaan saja. PT. Sumber Rejeki pada awalnya melihat potensi yang dimiliki oleh
masyarakat Desa Tempilang memiliki potensi cukup besar dalam budidaya kelapa sawit.
Melihat hal itu PT. Sumber Rejeki mengajak masyarakat untuk bekerja sama dalam
membudidayakan kelapa sawit dengan membuat perjanjian bersama dengan masyarakat,
dan membentuk kelompok petani yang bersedia untuk melakukan kerja sama dengan
perusahaan.. Keberhasilan pola kemitraan tergantung pada penerapannya.

B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui mekanisme kemitraan dalam
pengembangan budidaya kelapa sawit, hak dan kewajiban, efektivitas kerjasama serta
kendala yang dihadapi kelompok tani pada PT. Sumber Rejeki dalam melaksanakan pola
kemitraan pengembangan budidaya kelapa sawit di Desa Tanjung Niur, Kecamatan
Tempilang, Kabupaten Bangka Barat.

C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan PT. Sumber Rejeki dengan 3 cara yaitu ;
a) Pola Kemitraan
Menurut (Damanik & Purba, 2019) kerjasama yakni kelompok mitra tani
menyediakan sarana produksi seperti lahan, sarana, dan tenaga kerja, sedangkan PT.
Sumber Rejeki hanya menyediakan modal, biaya, manajemen, dan pengadaan sarana
produksi untuk mengusahakan atau membudidayakan suatu komoditas pertanian
untuk peningkatan kesejahteraan
b) Lokasi dan Waktu Penelitan
Penelitian dilaksanakan pada Kelompok Tani dan PT. Sumber Rejeki Kencana di
Desa Tanjung Niun Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat dan dilakukan
pada bulan Desember 2015. Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja (purposive)
c) Penentuan Informasi Kunci
Informan adalah orang yang memberi informasi atau orang yang menjadi sumber data
dalam penelitian. Informan kunci dalam penelitian ini dipilih secara sengaja
(purposive) yaitu pengambilan hanya pada individu yang didasarkan pada
pertimbangan dan karakteristik tertentu . Penelitian ini dipilih sebanyak tiga orang
sebagai informan kunci yang terdiri atas ketua kelompok tani, ketua koperasi, dan
teknisi perusahaan. Informan kunci tersebut dipilih dengan pertimbangan tingkat
pemahaman dan memiliki pengaruh dalam pola kemitraan kelapa sawit antara
Kelompok Tani dengan PT. Sumber Rejeki (SAPUTRA et al., 2017).
d) Metode Pengumpulan data dengan variabel penelitian dan Metode Analisis Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan dokumentasi.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari mekanisme pola kemitraan, hak dan
kewajiban, efektivitas kerjasama, serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pola
kemitraan kelapa sawit antara Kelompok Tani dengan PT. Sumber Rejeki. Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan
kuantitatif.

D. Jenis dan Sumber Data


Dalam suatu penelitian diperlukan data yang akurat untuk dilakukan suatu proses analisis.
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui berbagai cara. Dalam penelitian ini jenis data
yang di gunakan adalah data primer dan data sekunder. Menurut (Utami et al., 2016) data
primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama seperti hasil dari wawancara
atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Selain data primer ada
juga data sekunder yang merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain.

E. Pembahasan
Karakteristik informan kunci adalah gambaran mengenai identitas informan kunci yang
digunakan dalam penelitian ini. Karakter infoman kunci dalam penelitian ini meliputi
jenis kelamin, umur, dan tingkat pendidikan. Dalam mekanisme pola kemitraan adalah
interaksi bagian satu dengan yang lainnya dalam suatu sistem secara keseluruhan untuk
menghasilkan fungsi atau kegiatan sesuai dengan tujuan (Bagus, 1996). Pola kemitraan
ini yang diterapkan oleh PT. Sumber Rejeki dengan kelompok tani. Proses perjanjian dan
kesepakatan yang dilakukan merupakan perjanjian yang menguntungkan bagi kedua
belah pihak yaitu pada kelompok tani dan PT Sumber Rejeki seperti simbiosis
mutualisme yang artinya saling menguntungkan. Bentuk kerjasama yang dijalankan yaitu
dengan pola KKPA dalam proyek budidaya kelapa sawit. KKPA atau Kredit Koperasi
Primer untuk Anggota adalah fasilitas kredit yang diberikan kepada petani peserta melalui
KUD dan dipergunakan
untuk membangun kebun anak angkat (Yarsi, 2006). Pengadaan tanah kebun KKPA
project berasal dari penyerahan tanah oleh pemilik/penguasa tanah yang diserahkan
kepada Negara melalui pemerintah daerah yang selanjutnya diperuntukan bagi kelompok
tani. Hak dan kewajiban pola kemitraan ini merupakan proses kemitraan tidak terlepas
dari hak dan kewajiban antara PT. Sumber Rejeki dan Petani. Hak merupakan sesuatu
yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri,
sedangkan kewajiban adalah sesuatu yg dilakukan dengan tanggung jawab
(Thefasthorses, 2015). Hak yang diperoleh oleh petani yaitu mendapatkan bibit, pupuk,
alat panen,
material pestisida dan pemasaran hasil panen, sedangkan hak-hak dari perusahaan
adalah mendapatkan hasil panen yang berasal dari petani. Kewajiban yang harus
dilakukan petani yaitu memberikan hasil panen kelapa sawit yang berkualitas / TBS
(Tandan Buah Segar), sedangkan kewajiban dari perusahaan yaitu menyediakan apa
yang dibutuhkan oleh petani seperti pupuk, alat panen, material pestisida, dan hak hasil
panen. Berikut merupakan bagan yang menjelaskan kewajiban antara petani dan
perusahaan. Selanjutnya, mengenai efektivitas adalah hasil membuat keputusan yang
mengarahkan melakukansesuatu dengan benar, yang membantu memenuhi misi suatu
perusahaan atau pencapaian tujuan. Efektivitas dalam peran petani terhadap perusahaan
dalam kemitraan belum berjalan secara optimal. Hal tersebut dikarenakan kelompok
petani kebanyakan bukan petani murni, karena sebagian besar petani banyak bekerja
sebagai nelayan, buruh, dan sebagian bekerja sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil).
Berdasarkan hal tersebut, membuat efektifitas kerja sama menjadi belum optimal karena
yang lebih efektif dalam kelompok tani adalah ketua kelompok saja dan petani yang
murni.
Bila dilihat dari sisi peran PT. Sumber Rejeki peran yang dilakukan sudah
berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam hal perusahaan bertanggung
jawab atas hasil yang telah dicapai hingga saat ini. Perusahaan berperan penting bagi
petani dalam permasalahan pinjaman, karena pinjaman kredit dilakukan melalui bank
ke koperasi dan perusahaan sebagai jaminan pinjaman, dan dari koperasi mengelola
pinjaman tersebut untuk pembelian bibit sawit, dan peralatan yang dibutuhkan oleh
petani, setelah itu barulah petani mendapatkan bibit dan peralatan yang dibutuhkan
dari perusahaan yang di serahkan kepada koperasi.

F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:
1) Mekanisme pelaksanaan kemitraan yaitu berdasarkan perjanjian tertulis antara
Kelompok Tani dengan PT. Sumber Rejeki yang sudah terealisasi dengan baik.
2) Hak yang diperoleh oleh petani yaitu mendapatkan bibit, pupuk, alat panen, material
pestisida dan pemasaran hasil panen, sedangkan hak-hak dari perusahaan adalah
mendapatkan hasil panen yang berasal dari petani. Kewajiban yang harus dilakukan
petani yaitu memberikan hasil panen kelapa sawit yang berkualitas / TBS (Tandan
Buah Segar), sedangkan kewajiban dari perusahaan yaitu menyediakan apa yang
dibutuhkan oleh petani seperti pupuk, alat panen, material pestisida dan hak hasil
panen.
3) Efektivitas Kerjasama yaitu kejelasan peran petani terhadap perusahaan dalam
kemitraan belum berjalan secara optimal namun sebaliknya peran yang dilakukan
perusahaan sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam hal
perusahaan bertanggung jawab atas hasil yang telah dicapai hingga saat ini..
G. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1) Petani harus lebih meningkatkan perannya dalam kelompok tani untuk menjalankan
kemitraan.
2) Teknisi perusahaan harus lebih sering turun kelapangan untuk mengontrol
pelaksanaan kemitraan dan mampu merangkul petani.
Daftar Pustaka

Damanik, S. E., & Purba, S. (2019). Perencanaan Pola Kemitraan Dalam Peningkatan
Kesejahteraan Petani Kph Xiii Kawasan Dolok Sanggul Kabupaten Humbang
Hasundutan. Sebatik, 23(2), 582–591. https://doi.org/10.46984/sebatik.v23i2.815

SAPUTRA, I. M. G. D., ANGGRENI, I. G. A. A. L., & DHARMA, I. P. (2017). Pola


Kemitraan Usaha Tani Kelapa Sawit Kelompok Tani Telaga Biru dengan PT. Sawindo
Kencana melalui Koperasi di Kabupaten Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung.
Jurnal Agribisnis Dan Agrowisata (Journal of Agribusiness and Agritourism), 6(2),
249–258. https://doi.org/10.24843/jaa.2017.v06.i02.p08

Utami, A., Dinar, & Sumantri, K. (2016). Pengaruh Pola Kemitraan Terhadap Pendapatan
Petani Tebu (Suatu Kasus di PT PG Rajawali II , Unit PG Jatitujuh , Majalengka , Jawa
Barat). Jurnal Ilmu Pertanian Dan Peternakan, 4.

Anda mungkin juga menyukai