Anda di halaman 1dari 5

KEMITRAAN DALAM AGRIBISNIS

Konsep Kemitraan :

- Pencapaian kerjasama antara dua pihak/lebih dalam 1 kegiatan usaha


dimana masing-masing pihak punya kedudukan yang sejajar.
► Masing-masing saling melengkapi, saling membutuhkan, mengisi dan
memperkuat

Menurut Hafsah (2000) Kemitraan usaha pertanian merupakan salah satu


instrumen kerjasama yang mengacu kepada terciptanya suasana keseimbangan,
keselarasan dan keterampilan yang didasari saling percaya mempercayai antara
perusahaan mitra dengan kelompok melalui perwujudan sinergi kemitraan yaitu
terwujudnya hubungan yang:
a) Saling membutuhkan, dalam arti pengusaha memerlukan pasokan bahan
baku dan petani-nelayan memerlukan penampungan hasil dan bimbingan.
b) Saling menguntungkan yaitu baik petani-nelayan maupun pengusaha
memperoleh peningkatan pendapatan/keuntungan disamping adanya
kesinambungan usaha.
c) Saling memperkuat, dalam arti baik petani-nelayan maupun pengusaha
sama-sama melaksanakan etika bisnis, sama-sama mempunyai persamaan
hak dan saling membina sehingga memperkuat kesinambungan bermitra
(Hafsah, 2000)
Kemitraan usaha merupakan upaya untuk memberdayakan kelompok mitra
dalam pembangunan pertanian yang berorientasi agribisnis. Kemitraan usaha
bertujuan meningkatkan nilai tambah atau keuntungan bagi kelompok mitra dan
perusahaan mitra yang melakukan kemitraan, dari segi pendapatan,
kesinambungan usaha, peningkatan sumberdaya manusia kelompok mitra,
peningkatan volume usaha, dalam rangka menumbuhkan dan meningkatkan
kemampuan usaha kelompok mitra yang mandiri.

Mengapa perlu Kemitraan.


- Pelaku Pertanian  Subsistem Budidaya Bargaining Posisi lemah
- Tidak ada Koordinasi = Informasi Pasar ; Jenis Produk, Harga, Kualitas,
Jadwal Tanam.
- Pengembangan Produk = Jenis, Teknologi
- Resiko dan ketidak pastian
- Akses modal
- Untuk menjembatani Perusahaan sebagai penyedia Modal, Pasar,
Informasi Teknologi tetapi tak punya lahan, tenaga kerja, pengawasan
dalam berproduksi
 Perlu Sinergi.

Pelaku Kemitraan = Semua pelaku dalam Komponen Sistem Agribisnis


 Pendampingan
 Perusahaan >< Produsen

Wujud Kemitraan pada Hortikultura :


Karena : - Nilai tinggi
- Bentuk jual segar  cepat
- Perlu pengolahan /pengawasan
- Modal besar, distribusi cepat
- Standar mutu ketat

Dalam suatu kemitraan diperlukan penilaian terhadap tingkat hubungan


kemitraan usaha, sehingga dapat diketahui masalah dan peluang
pengembangannya. Berdasarkan proses manajemen kemitraan dan manfaatnya,
tingkat hubungan kemitraan usaha antara kelompok mitra dengan perusahaan
mitra dapat dibagi dalam empat kategori tingkat hubungan kemitraan yaitu
tingkat:

1). Kemitraan Pra Prima


2). Kemitraan Prima
3). Kemitraan Prima Madya
4). Kemitraan Prima Utama
Tingkat kemitraan terendah adalah kemitraan pra prima, selanjutnya
meningkat menjadi prima, kemudian meningkat menjadi prima madya, dan
tingkat tertinggi adalah kemitraan prima utama.

Pola Kemitraan
1. Inti-Plasma
Merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan
mitra, yang di dalamnya perusahaan mitra bertindak sebagai inti dan kelompok
mitra sebagai plasma. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 mengatur bahwa
Usaha Besar sebagai inti membina dan mengembangkan Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah yang menjadi plasmanya dalam hal penyediaan dan penyiapan
lahan, penyediaan sarana produksi, pemberian bimbingan teknis produksi dan
manajemen usaha, peningkatan penguasaan teknologi, pembiayaan, pemasaran,
penjaminan, pemberian informasi dan pemberian bantuan lain yang diperlukan
bagi peningkatan efisiensi dan produktivitas dan wawasan usaha.

2. Subkontrak
Merupakan hubungan kemitraan yang di dalamnya kelompok mitra
memproduksi komponen yang diperlukan perusahaan mitra sebagai bagian dari
produksinya. Ciri khas dari bentuk kemitraan subkontrak ini adalah adanya
kontrak bersama yng mencantumkan volume, harga dan waktu (Hafsah 2000).
Undang-undang No. 20 Tahun 2008 mengatur bahwa salah satu dukungan yang
dapat diberikan Usaha Besar adalah dengan pengaturan sistem pembayaran
yang tidak merugikan salah satu pihak dan berupaya untuk tidak melakukan
pemutusan hubungan sepihak.

3. Dagang Umum
Merupakan hubungan kemitraan dimana perusahaan mitra memasarkan
hasil produksi kelompok mitra, atau kelompok mitra memasok kebutuhan yang
diperlukan perusahaan mitra. Keuntungan dari pola kemitraan ini adalah adanya
jaminan harga atas produk yang dihasilkan dan kualitas sesuai dengan yang
telah ditentukan atau disepakati. Kelemahan dari pola ini adalah memerlukan
permodalan yang kuat sebagai modal kerja (Hafsah 2000).

4. Keagenan
Merupakan hubungan kemitraan yang di dalamnya kelompok mitra diberi
hak khusus untuk memasarkan barang atau jasa usaha perusahaan mitra.
Keuntungan yang diperoleh dari hubungan kemitraan pola keagenan dapat
berbentuk komisi atau fee yang diusahakan oleh usaha besar atau menengah
(Hafsah 2000).

5. Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA)


Merupakan hubungan yang di dalamnya kelompok mitra menyediakan
lahan, sarana dan tenaga, sedangkan perusahaan mitra menyediakan biaya atau
modal dan/atau sarana untuk mengusahakan atau membudidayakan suatu
komoditi pertanian

Modal Kotrak Kerja :


- Meningkatkan produksi (kontrak kerja produksi)
- PIR / NES
- Kontrak kerja perusahaan
- Integrasi Vertikal (Pola Klaster)

Proses Tahapan Hubungan Kemitraan :


1. Identifikasi kebutuhan
- Kebutuhan untuk meningkatkan usaha

2. Tahap perencanaan :
- Merumuskan tujuan
- Mencari patner yang sesuai
- Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan
- Penandatanganan kontrak

3. Tahap Eksekusi :
- Tahapan pengambilan keputusan dilanjutkan / tidak

Pencapaian Keberhasilan Kerjasama Kemitraan yang optimal


1. Meyakini bahwa tujuan yang dicapai merupakan tujuan kepentingan
bersama
2. Ada rasa saling ketergantungan (karena ada saling mengisi kekurangan)

Tolak ukur keberhasilan Kemitraan


1. Harja jual  Layak
2. Mutu produk  baik
3. Kontinuitas produk
4. Perkembangan Volue usaha
5. Lamanya kemitraan
6. Tingkat kemandirian

Keuntungan dan Kerugian Kemitraan :


Keuntungan : 1. Bantuan modal
2. Resiko ditanggung bersama - sama
3. Ada bimbingan
4. Koordinasi yang lebih baik
5. Jaminan kualitas barang / produk dan harga

Kerugian : 1. Berkurangnya peran sebagai manajer dalam Usahatani


2. Tidak dapat menikmati harga pasar jika harga tinggi
3. Keuntungan lebih terbatas karena dibagikan kepada pemberi
modal dan resiko

Faktor yang mempengaruhi Kinerja :


1. Keterkaitan usaha ;
Kendala : Pihak petani belum siap, kesejajaran, fungsi pasar tidak
terjamin
2. Peranan Pembina ;
- Kualitas penyuluhan, pendekatan personal, menfaat yang dirasakan,
saprodi dan kebutuah lain tepat waktu, kontinuitas.
3. Intensitas Hubungan ;
- Persamaan persepsi dan keharmonisan hubungan
4. Saling ketergantungan
5. dan saling kepercayaan

Anda mungkin juga menyukai