Anda di halaman 1dari 28

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian
Universitas Padjadjaran

KEMITRAAN AGRIBISNIS

MK. MANAJEMEN AGRIBISNIS


Kemitraan

Kemitraan
Salah satu bentuk hubungan bisnis antara dua perusahaan atau
individu yang sarat dengan etika adalah kemitraan
kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua
pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih
keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan
saling membesarkan
Kemitraan dapat terjalin antara perusahaan dengan perusahaan,
perusahaan dengan individu, ataupun individu dengan individu
Kemitraan Kemitraan

Azas dalam kemitraan :


1. Dari segi hukum kedudukan antar sesama mitra usaha adalah
sama
2. Saling menguntungkan
3. Saling mempercayai
4. Saling memerlukan sebagai contoh pengusaha memerlukan
pasokan bahan baku dan petani memerlukan penampungan
hasil dan bimbingan
5. Saling melaksanakan etika bisnis
Kemitraan

Faktor-faktor yang menjadi alasan dilakukannya kemitraan


adalah :
1. Dalam upaya menurunkan biaya produksi
2. Ada teknologi yang spesifik dalam rangka peningkatan
kualitas produksi
3. Ada teknologi yang spesifik dalam rangka peningkatan
kualitas produksi
4. Membangun mitra dalam penelitian dan pengembangan
(research and development)
5. Saling tergantung, terutama dalam bidang produksi yang
ditangani rakyat
Kemitraan

Tujuan Struktural Kemitraan :


1. Terjalin hubungan usaha antara usaha menengah/besar
dengan usaha kecil berdasarkan asas saling membutuhkan,
saling memperkuat dan saling menguntungkan
2. Menciptakan nilai tambah, efisiensi dan produktivitas usaha
bagi kedua pihak dan selanjutnya akan memperkuat
perekonomian dan industri nasional
3. Menciptakan dan meningkatkan alih pengetahuan,
keterampilan, manajemen, dan teknologi
4. Mengatasi kesenjangan sosial
Kemitraan

Tujuan Kultural Kemitraan :


Agar mitra usahanya dapat menerima dan mengadopsi nilai-nilai
baru dalam berusaha seperti perluasan wawasan, kreativitas,
berani mengambil resiko, etos kerja, kemampuan aspek-aspek
manajerial, bekerja atas dasar perencanaan dan berwawasan ke
depan
Kemitraan

Kemitraan merupakan suatu proses yang dimulai dengan


perencanaan, kemudian rencana itu diimplementasikan dan
selanjutnya dimonitor dan dievaluasi oleh pihak yang bermitra.

Dalam kemitraan terdapat alur tahapan pekerjaan yang jelas dan


teratur sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Karena kemitraan
merupakan suatu proses, maka keberhasilannya tidak dapat diukur
dalam waktu yang singkat.

Keberhasilan kemitraan dapat diukur dari pencapaian nilai tambah


didapat oleh pihak yang bermitra baik dari segi material maupun
non-material.
Kemitraan

Penerapan Etika Bisnis Dalam Bermitra :


1. Integritas dan kejujuran
2. Kepercayaan
3. Komunikasi yang terbuka
4. Adil
5. Keinginan pribadi dari pihak yang bermitra
6. Keseimbangan antara insentif dan resiko
Kemitraan

Tahapan-tahapan Kegiatan Dalam Persiapan


Kemitraan
1.Identifikasi dan pendekatan kepada pelaku usaha
2.Membentuk wadah organisasi ekonomi
3.Menganalisis kebutuhan pelaku usaha
4.Merumuskan program
5.Kesiapan bermitra
6.Temu usaha
7.Adanya koordinasi
Kemitraan

Pola Kemitraan Usaha berdasarkan jangka waktunya:


a. Kemitraan Insidentil
Didasari atas kepentingan ekonomi bersama dalam jangka
waktu yang pendek. Jalinan kemitraan ini akan dihentikan jika
kegiatan diantara para pelaku kemitraan telah selesai
b. Kemitraan Jangka Menengah
Bentuk kemitraan berdasarkan motif ekonomi bersama dalam
jangka waktu menengah, seperti pada musim produksi tertentu
c. Kemitraan Jangka Panjang
Bentuk kemitraan berdasarkan motif ekonomi bersama dalam
jangka waktu yang panjang atau periode waktu tertentu
Kemitraan

Pola Kemitraan Usaha berdasarkan Jalinan Kerjasamanya:


a. Pola inti plasma
Hubungan kerjasama antara perusahaan besar/menengah sebagai
inti, dengan beberapa usaha kecil atau individu sebagai plasma.
Perusahaan inti menyediakan input produksi, bimbingan teknik
budidaya, bimbingan manajemen, sampai menampung,
mengolah dan memasarkan hasil pertanian. Sementara mitra
plasma berkewajiban memenuhi permintaan perusahaan sesuai
dengan ketentuan yang telah disepakati.
Kemitraan

a. Pola inti
plasma
Petani
Plasma

Petani Perusahaan Petani


Plasma Inti Plasma

Keterangan :
Pembelian hasil produksi Petani
Bantuan input produksi, Plasma
bimbingan teknis
Koordinasi
Kemitraan

b. Pola Kerjasama Operasional


Dalam kerjasama operasional, perusahaan tidak hanya
menyediakan bantuan input produksi tetapi juga membayar
lahan yang digunakan petani untuk menanam komoditi
yang dibutuhkan prusahaan. Dengan kata lain perusahaan
menyewa lahan yang digarap petani/kelompok tani
Penyewaan lahan tersebut biasa disebut ”imbalan
penggunaan lahan” (IPL). IPL biasanya dibayarkan pada
awal kontrak dengan durasi per musim tanam
Kemitraan

b. Pola Kerjasama
Operasional
∙ Penentuan komoditas
yang ditanam
∙ Pembayaran sewa lahan
∙ Bantuan input produksi

Petani/Kelompok
Perusahaan Tani Mitra
∙ Pengaturan jadwal
tanam (konfirmasi
dengan perusahaan)
∙ Penjualan seluruh hasil
produksi
Kemitraan

c. Pola Multi Pelaku


Pola multi pelaku merupakan pola yang paling kompleks dimana
selain melibatkan perusahaan juga bisa melibatkan organisasi,
koperasi, lembaga keuangan, penyuluh, bahkan pemerintah.
Struktur multi pelaku yang paling komplit terdiri dari organisasi
atau lembaga yang bertanggung jawab pada bantuan kredit,
produksi, managemen, pascapanen dan pemasaran
Kemitraan

c. Pola Multi
Pelaku
Lembaga
Keuangan
Kredit modal
produksi Pembayaran kredit
perbulan
Penjualan hasil
panen
Petani Perusahaan
Pembayaran kredit
Setelah panen
Bimbingan teknik
budidaya dan Pembayaran jasa
manajemen bimbingan

Ahli Pertanian
Kemitraan

d. Pola sub kontrak


Pola subkontrak merupakan pola hubungan kerjasama antara
perusahaan dengan perusahaan lain atau individu, dimana ada
perusahaan yang berkewajiban memproduksi kebutuhan
perusahaan mitranya sebagai bagian dari komponen
produksinya.
Biasanya perusahaan yang memasok merupakan perusahaan
kecil atau individu sedangkan mitranya perusahaan yang lebih
besar
Kemitraan

d. Pola sub
kontrak
Pemesanan produk pendukung
Penentuan volume, waktu
pengiriman, dan harga

Produksi Perusahaan Perusahaan Produksi


produk jadi dan Besar/Menengah Kecil produk
pemasaran pendukung

Penjualan produk pendukung


Kemitraan

e. Pola dagang umum


Pola dagang umum merupakan hubungan kemitraan
antara usaha kecil dengan usaha menengah atau besar,
dimana usaha kecil berkewajiban memenuhi kebutuhan
pasokan perusahaan mitranya dengan volume, waktu
pengiriman, dan harga yang telah disepakati.
Keuntungan dari pola ini adalah adanya jaminan harga
atas produk yang dihasilkan dan kualitas sesuai dengan
ketentuan yang telah disepakati
Kemitraan

e. Pola dagang
umum
Penentuan produk, volume, waktu
pengiriman, dan harga

Perusahaan Petani/
Kelompok Tani

Penjualan produk
Kemitraan

f. Pola kredit bayar panen


Kemitraan pola kredit bayar panen banyak dilakukan
oleh para bandar atau pedagang pengumpul dengan
para petani kecil secara individu.
Pada kemitraan ini, bandar memberikan bantuan kredit
input produksi (benih, pupuk dan pestisida) kepada
petani mitranya. Setelah panen, petani mitra
berkewajiban menjual seluruh hasil produksinya ke
bandar tersebut, lalu pada saat pembayaran nilai
penjualan dipotong oleh nilai pinjaman input produksi
Kemitraan

f. Pola kredit bayar


panen
Pinjaman input produksi

Bandar Petani

Penjualan seluruh hasil panen


Kemitraan

g. Pola perantara (Intermediary)


Pada model ini perusahaan tidak langsung melakukan
kontrak kerjasama dengan petani, tetapi melalui perantara.
Perantara tersebut biasanya pedagang pengumpul atau
bandar di daerah setempat.
Perusahaan melakukan kontrak pembelian dengan
perantara sementara kerjasama antara perantara dan
petani dilakukan secara nonformal, bahkan banyak
perantara yang hanya mengadalkan pembelian secara
bebas
Kemitraan

g. Pola perantara
(Intermediary)
Penentuan komoditi,
Petani
volume, grade dan harga

Perusahaan Perantara Petani

Penjualan produk Petani


Kemitraan

h. Pola Keagenan
Pada pola keagenan perusahaan menengah atau besar bertindak
seagai produsen, sementara perusahaan kecil bertindak sebagai
pemasar. Perusahaan kecil diberi hak khusus untuk
memasarkan barang atau jasa dari perusahaan menengah atau
besar sebagai mitranya.
Kelebihan dari pola ini adalah mendorong tumbuhnya
usaha-usaha kecil yang berfungsi sebagai agen perusahaan
besar sehingga pemasaran produk atau jasa perusahaan besar
atau menengah semakin berkembang
Kemitraan

i. Pola Waralaba
Pada pola hubungan waralaba terdapat perusahaan yang
memiliki hak lisensi terhadap produk atau jasa, dan perusahaan
mitra yang diberikan hak lisensi untuk mengembangkan
pemasarannya.
Perusahaan pemilik hak lisesi bertanggung jawab terhadap
sistem operasi, pelatihan, program pemasaran, dll terhadap
perusahaan mitranya. Sementara perusahaan yang diberikan
hak lisensi berkewajiban mengikuti pola yang telah ditetapkan
oleh pemberi lisensi
Kemitraan

i. Pola
Waralaba
Hak lisensi
Perusahaan pemilik Perusahaan yang diberi
lisensi hak lisensi
Pembayaran atas hak
lisensi
∙Pelatihan ∙Produksi
∙Sistem operasi ∙Pemasaran
∙Bimbingan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai