Anda di halaman 1dari 13

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kemitraan

Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh kedua belah

pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama

dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Konsep formal

kemitraan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 1995

menyatakan, kemitraan adalah kerja sama antara usaha kecil dengan usaha

menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan yang

berkelanjutan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan

prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan.

Menurut Sutawi (dalam Yuliani, 2004) kemitraan adalah kerjasama usaha antara

usaha kecil dengan usaha menengah atau besar yang disertai dengan pembinaan

dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatikan

prinsip saling menguntungkan. Menurut Baga ( dalam Gutama, 2000), kemitraan

merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling menguntungkan antara bisnis

besar dengan bisnis kecil maupun antara dua bisnis besar dalam rangka

mendorong pertumbuhan. Kemitraan usaha pertanian dapat dilaksanakan dengan

pola.

1. Pola inti-plasma

Pola inti-plasma merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra

dengan perusahaan mitra, yang di dalamnya perusahaan mitra bertindak sebagai

inti dan kelompok mitra sebagai plasma. Dalam pola inti-plasma, usaha besar atau

10
11

usaha menengah sebagai inti membina dan mengembangkan usaha kecil menjadi

plasmanya dalam:

1. Penyediaan dan penyiapan lahan

2. Penyediaan sarana produksi

3. Pemberian bimbingan teknis manajemen usaha dan produksi

4. Perolehan, penguasaan, dan peningkatan teknologi yang dilakukan

5. Pembiayaan

6. Pemberian bantuan lainnya yang diberikan bagi peningkatan efisiensi dan

produktivitas usaha.

Plasma Plasma

Perusahaan Inti

` Plasma Plasma

Gambar 2.1
Pola Kemitraan Inti Plasma
2. Pola sub-kontrak

Pola sub kontrak merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra

dengan perusahaan mitra, yang di dalamnya kelompok mitra memproduksi

komponen yang diperlukan perusahaan mitra sebagai bagian dari produksinya.


12

Kelompok Mitra Kelompok Mitra

Perusahaan Mitra

Kelompok Mitra Kelompok Mitra

Gambar 2.2
Pola Kemitraan sub kontrak
3. Pola dagang umum

Pola dagang umum merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra

dengan perusahaan mitra, yang di dalamnya perusahaan mitra memasarkan hasil

produksi kelompok mitra atau kelompok mitra memasok kebutuhan yang

diperlukan perusahaan mitra.

Kelompok Mitra Perusahaan Mitra

Memasarkan Produk
Konsumen
Kelompok mitra

Gambar 2.3
Pola Kemitraan Dagang Umum
4. Pola keagenan

Pola keagenan merupakan salah satu bentuk hubungan kemitraan, dimana

usaha kecil diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa dari usaha

menengah atau usaha besar sebagai mitranya.


13

Kelompok Mitra Perusahaan Mitra


Memasok

Memasarkan

Konsumen

Gambar 2.4
Pola Kemitraan Keagenan

5. Pola kerjasama KOA ( Kerjasama Operasional Agribisnis)

Merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan

mitra yang di dalamnya terdapat kelompok mitra yang menyediakan lahan, sarana,

dan tenaga. Perusahaan mitra menyediakan biaya atau modal dan sarana untuk

mengusahakan suatu komoditi pertanian.

Kelompok Mitra Perusahaan Mitra

Biaya
Lahan Modal
Sarana Teknologi
Tenaga Manajemen

Gambar 2.5
Pola Kemitraan Kerjasama Operasional Agribisnis (KOA)
14

2.1.1 Tujuan kemitraan

Kemitraan usaha bertujuan untuk meningkatkan pendapatan,

kesinambungan usaha, kuantitas produksi, kualitas produksi, meningkatkan

kualitas kelompok mitra, peningkatan usaha dalam rangka menumbuhkan dan

meningkatkan kemampuan usaha kelompok mitra mandiri (Martodireso dan

Widada, 2001).

Menurut Sumardjo, dkk. (2004) tujuan kemitraan adalah untuk

meningkatkan kemitraan, kesinambungan usaha, meningkatkan kualitas sumber

daya kelompok mitra, peningkatan skala usaha serta menumbuhkan dan

meningkatkan kemampuan kelompok usaha mandiri. Tujuan kemitraan untuk

mengangkat usaha kecil menjadi pilar pembangunan ekonomi dan akses ke

sumber permodalan dan pasar. Kelompok usaha kecil memerlukan dorongan

pemerintah dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia, teknologi,

permodalan/ kredit dan pemasaran ( Gutama, 2000).

2.1.2 Kelebihan dan kelemahan kemitraan

Kelebihan dari strategi kemitraan, yaitu (1)Mempercepat sistem operasi,

(2) Resiko yang ditanggung secara bersama (3) Memperluas jangkauan pasar

dengan saluran distribusi yang baru, dan (4) Memudahkan penyesuaian terhadap

perubahan teknologi baru, karena adanya akses dalam marketing yang semakin

luas.

Adapun kelemahan dan kesulitan yang sering terjadi dalam strategi

kemitraan yaitu apabila perusahaan tidak memiliki perjanjian yang tegas dalam

kerjasama yang dilakukan, maka plasma akan mempergunakan apa yang dimiliki

oleh perusahaan inti dengan seenaknya (Gutama, 2000). Pada umumnya petani
15

memiliki komitmen yang lemah tentang bagaimana pengendalian mutu yang

sesuai dengan kebutuhan pasar serta keterbatasan petani akan teknologi, informasi

dan akses pasar yang menyebabkan petani kurang mampu mengelola hasil

usahataninya secara mandiri.

2.1.3 Peranan pelaku kemitraan

Sebagai upaya untuk mewujudkan kemitraan usaha yang mampu

memberdayakan ekonomi rakyat, sangat dibutuhkan adanya kejelasan peran

masing-masing pihak yang terlibat dalam kemitraan tersebut. Berbagai peran dari

pelaku kemitraan usaha tersebut adalah sebagai berikut ( Hafsah, 2000).

1. Peranan perusahaan

(1) Menyusun rencana usaha dengan petani mitra untuk disepakati bersama.

(2) Memberikan bimbingan dalam meningkatkan kualitas produk kepada

petani.

(3) Menjamin pembelian hasil produksi petani sesuai dengan kesepakatan

bersama.

2. Peranan petani

(1) Bersama-sama dengan perusahaan melakukan penyusunan rencana usaha

untuk disepakati.

(2) Melaksanakan ketentuan sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati

bersama.

(3) Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam teknis usaha dan

produksi.
16

2.2 Pisang Hias ( Heliconia)

Bunga Heliconia adalah jenis tanaman hias khas tropis, sering disebut

sebagai pisang hias. Sebagian orang menjadikannya sebagai penghias taman di

rumah, perkantoran, hotel, sampai pelengkap rangkaian bunga. Pisang hias atau

Heliconia merupakan tumbuhan tropika yang istimewa dengan batang, daun dan

bunga hiasan yang cantik. Pisang hias berasal dari Amerika Tengah, Amerika

Selatan, dan Kepulauan Pasifik. Terdapat 500 spesies dan varietas di dunia.

Heliconia termasuk dalam keluarga Heliconiaceae. Tanaman ini memiliki bentuk

mirip pohon pisang, banyak varietas dengan bentuk dan warna bunga yang eksotis

dengan warna dominan merah, kuning, jingga, pink, dan hijau.

Heliconia berasal dari kata Yunani Heliconios, adalah genus dari 100

sampai 200 spesies dari tanaman bunga di Amerika dan Samudra Pasifik serta

pulau-pulau barat di Indonesia. Spesies Heliconia banyak ditemukan di hutan

hujan atau hutan basah tropis. Nama umum untuk genus ini termasuk lobster-

cakar dan pisang liar. Secara kolektif, tanaman ini juga disebut Heliconia, bentuk

Heliconia menyerupai pohon pisang dengan batang yang memiliki pelepah. Di

Indonesia Heliconia mulai digemari sekitar tahun 1997 (Berry dan Kress, 1991).

2.2.1 Klasifikasi bunga Heliconia

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta

Devisi: Magnoliophyta

Subdivisi: Spermatophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo: Zingiberalas
17

Familia: Heliconiaceae

Genus: Heliconia

Species: Heliconia sp

2.2.2 Budidaya bunga Heliconia

Budidaya Heliconia dimulai dari pelaksanaan penyiapan lahan, di mana

bibit yang digunakan untuk bahan tanaman ada yang disemaikan terlebih dahulu

untuk menumbuhkan akar dan batangnya dan ada pula yang langsung ditanam

ditempat penanaman.

Persiapan lahan untuk penanaman dimulai dari mengolah tanah dengan

menggunakan cangkul atau traktor hingga cukup gembur sedalam 25 cm,

kemudian mengering-anginkan tanah selama 14 hari agar kondisi tanah matang

dan siap ditanami. Membuat bedengan-bedengan selebar 120 cm, tinggi 30 cm,

dan panjang nya 3 s.d 5 m atau disesuaikan dengan kebutuhan, kemudian

dicampurkan dengan pupuk kandang sebanyak 2 s.d 5 kg/m2. Jarak antar

bedengan 1 m, untuk memudahkan pemeliharaan.

Penanaman dilakukan dengan mempersiapkan bedengan, untuk per lubang

tanaman dibuatkan lubang tanam pada jarak 50 cm x 50 cm untuk Heliconia

ukuran kecil dan jarak tanam untuk Heliconia yang berukuran lebih besar adalah

200 cm x 100 cm, dengan kedalaman tanam 10 s.d 15 cm. Bibit siap tanam

dikebun apabila memiliki tiga lembar daun yang membuka penuh dengan

ketinggian bibit rata-rata mencapai 25 cm, setelah itu menyiram sebagian tanah

hingga cukup basah.

Pemanenan dilakukan ketika bunga mekar optimal, yaitu pada saat seludang

membuka dan mengeluarkan bunga sebanyak 1 s.d 2 buah. Pada saat panen,
18

tangkai bunga dipotong menggunakan sabit. Panjang tangkai bunga yang dipotong

bervariasi, tergantung jenis Heliconia dan kebutuhan pasar. Panen sebaiknya

dilakukan pada pagi hari atau sore hari saat suhu udara tidak terlalu tinggi dan

bunga berada dalam kondisi optimal. Mulai dari masa tanam memerlukan waktu

satu tahun agar dapat dipanen oleh petani.

2.3 Usahatani Heliconia

Dalam usahatani Heliconia ini membahas mengenai biaya produksi,

produktivitas, penerimaan, dan keberhasilan petani dalam menjalin kemitraan.

2.3.1 Biaya produksi

Biaya produksi usahatani merupakan semua pengeluaran yang

dipergunakan dalam mengorganisasikan dan melaksanakan proses produksi,

termasuk di dalamnya modal, input-input, dan jasa-jasa yang digunakan di dalam

produksi ( Hafsah, dalam Yuliani, 2004).

Secara umum, biaya dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu biaya

tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yaitu biaya yang dalam jangka waktu tertentu

besarnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi. Biaya variabel yaitu

biaya yang besarnya tergantung pada besar kecilnya produksi (Rahardja, 2004).

2.3.2 Produktivitas

Husein (2002) mengatakan bahwa produktivitas merupakan perbandingan

antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang

digunakan (input). Menurut Ravianto (1985) produktivitas dapat didefinisikan

sebagai suatu pendekatan multidisiplin yang secara efektif merumuskan tujuan

rencana pembangunan dan pelaksanaan cara-cara produktif dengan menggunakan

sumber daya secara efektif dan efisien namun tetap menjaga kualitas.
19

2.3.3 Penerimaan

Menurut Soekartawi (2002), penerimaan merupakan perkalian antara hasil

produksi yang diperoleh dengan harga jual. Penerimaan usahatani juga diartikan

sebagai penerimaan dari semua bidang usahatani meliputi jumlah penambahan

inventaris, nilai penjualan hasil, dan yang dikonsumsi.

2.3.4 Keberhasilan

Laba merupakan selisih dari pendapatan dengan biaya-biaya yang

dikeluarkan dalam jangka waktu (periode) tertentu. Menurut Supriyono (2000)

laba merupakan selisih antara pendapatan dengan beban, laba dapat mengukur

masukan dalam bentuk beban yang diukur dengan biaya dan keluaran dalam

bentuk pendapatan yang diperoleh.

Indikator keberhasilan usaha menurut Riyanti (2003), kriteria yang cukup

signifikan untuk menentukan keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari

peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal, peningkatan jumlah

produksi, perluasan usaha, perluasan daerah pemasaran, perbaikan sarana fisik,

dan pendapatan usaha. Keberhasilan kemitraan yang dilakukan oleh petani

Heliconia dengan Sekar Bumi Farm dapat dilihat dari nisbah keuntungan yang

diperoleh oleh petani sebelum bermitra dan setelah bermitra dengan Sekar Bumi

Farm.

2.4 Penelitian Sebelumnya

Hasil penelitian Zulkifli (2007) dengan judul “ Evaluasi Kinerja Kemitraan

Agribisnis Tembakau Virginia di Kabupaten Lombok Timur”, menyimpulkan

bahwa kemitraan agribisnis yang dikembangkan tergolong efektif yang tercermin

dari perbandingan antara keuntungan aktual dengan keuntungan yang


20

direncanakan (112,24%), perbandingan efisiensi usahatani aktual dengan efisiensi

usahatani direncanakan (103,07%) dan perbandingan produktivitas usahatani

aktual dengan produktivitas usahatani direncanakan (104,60%).

Hasil penelitian Wikramana (2009) dengan judul “Pola Kemitraan antara

Agroindustri UD Nusa Sekarwangi dengan Petani Nilam di Desa Abiantuwung

Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan”, menyimpulkan bahwa kemitraan yang

terjalin antara petani dengan Agroindustri UD Nusa Sekarwangi berjalan sangat

efektif yang dilihat dari perbandingan antara keuntungan aktual dengan

keuntungan yang direncanakan (rasio efektivitas) sebesar 90,04%. Sudah

tergolong efisien dan menguntungkan bagi petani, dilihat dari R/C aktual yang

didapat petani sebesar 1,80 dan sangat produktif dilihat dari perbandingan

produktivitas usahatani aktual dengan produktivitas usahatani direncanakan (rasio

produktivitas) sebesar 77,78%.

Hasil penelitian Siburian (2014) dengan judul “Pola Kemitraan Antara Petani

Sayuran dengan Koperasi Merta Nadi di Desa Pelaga di Kecamatan Petang

Kabupaten Badung”, menyimpulkan bahwa kemitraan yang dilaksanakan

memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, keberhasilan dalam kemitraan

ini dapat dilihat dari nisbah keuntungan yang diperoleh petani sebesar 1,36 dan

koperasi sebesar 0,85 sehingga dari keuntungan yang diperoleh mampu

meningkatkan modal koperasi dalam pembelian hasil produksi sayuran.

Hasil penelitian Suwarthiani (2014) dengan judul “Efektivitas Pola Kemitraan

Usaha Perbenihan Padi antara PT Pertani (Persero) dengan Petani Penangkar

Benih di Subak Pegedangan di Tabanan”, menyimpulkan bahwa kemitraan yang

terjalin antara PT Pertani (Persero) dengan Petani Penangkar Benih di Subak


21

Pegedangan tergolong efektif ditinjau dari rasio produktivitas aktual terhadap

produktivitas direncanakan >100%. Produktivitas lahan kelompok tani kelas BP

(119,49%) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas BR (114,21%). Ditinjau dari

nilai rasio efisiensi aktual terhadap efisiensi direncanakan >100%. Produksi benih

kelas BR ( 101,93%) lebih efisien dibandingkan kelas BP (101,34%).

Hasil penelitian Astrawan (2014) dengan judul “Kemitraan Antara Peternak

Ayam Pedaging (broiler) Dengan UD.Unggas Sari Utama di Desa Demulih,

Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli”, menyimpulkan bahwa Efesiensi pada

kegiatan kemitraan peternak ayam pedaging sudah berjalan dengan baik, hal ini

terlihat dari nilai R/C rasio yang lebih besar dari 1 (R/C rasio = 1,08).

2.5 Kerangka Pemikiran

Usahatani bunga Heliconia di Desa Kerta semakin berkembang. Untuk

meningkatkan produksi serta peningkatan mutu dari produk Heliconia ini

memerlukan berbagai sarana dalam pengembangannya, sehingga diperlukan suatu

lembaga atau perusahaan yang dapat memfasilitasi dalam peningkatan produksi

bunga Heliconia ini. Untuk pemenuhan kebutuhan sarana produksi, pemasaran

hasil produksi, dan hal-hal lainnya guna mendukung perkembangan produk ini

dapat dilakukan dengan melakukan suatu kemitraan antara petani dengan Sekar

Bumi Farm yang terdapat di Desa Kerta. Kemitraaan yang dilakukan memiliki

tujuan yang sama yaitu sama-sama saling melengkapi dan saling menguntungkan.

Melalui kemitraan yang dilakukan oleh petani dengan Sekar Bumi Farm

maka ada beberapa hal yang perlu diteliti yaitu menganalisis bagaimana

mekanisme kemitraan yang dilakukan oleh petani dengan Sekar Bumi Farm,

bagaimana keberhasilan kemitraan yang dilaksanakan, manfaat yang diperoleh


22

bagi petani dan Sekar Bumi Farm, serta kendala-kendala yang dihadapi pada saat

bermitra. Analisis yang digunakan yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis

kualitatif digunakan untuk menjelaskan bagaimana mekanisme kemitraan yang

dilakukan oleh petani dengan Sekar Bumi Farm, manfaat yang diperoleh bagi

petani dan Sekar Bumi Farm, serta kendala yang dihadapi saat bermitra. Analisis

kuantitatif digunakan untuk menganalisis keberhasilan kemitraan yang dilakukan

oleh petani dengan Sekar Bumi Farm. Secara sistematis, kerangka pemikiran

disajikan seperti pada Gambar 2.6.

Pola Kemitraan Bunga Heliconia di Desa Kerta

Sekar Bumi Farm Petani Penanam Bunga Heliconia

Kemitraan Usaha

Metode Analisis Data

Metode Deskriptif Kualitatif Metode Kuantitatif

Nisbah Keuntungan
Mekanisme Manfaat Kendala
Penerimaan
Biaya

Kesimpulan

Rekomendasi

Gambar 2.6
Kerangka Pemikiran Pola Kemitraan Petani Heliconia dengan Sekar Bumi Farm

Anda mungkin juga menyukai