Jadi, BOT hadir agar dapat melengkapi suatu kebutuhan praktek, yang di sisi lain
pemilik suatu lahan untuk membangun membutuhkan suatu dana, tetapi dana itu tidak
dimilikinya. Di sisi lainnya, seorang investor memiliki dana tetapi tidak memiliki
lahan, sehingga ia membutuhkan lahan untuk membangun. Kedua sisi akhirnya
melebur menjadi satu untuk dapat saling melengkapi sehingga terbentuklah perjanjian
BOT ini.
Suatu skema pembiayaan dari BOT yakni pembangunan jalan dari tol Cinere sampai
Jagorawi. Dalam hal ini seluruh pembiayaan pembangunan infrastruktur dan fasilitas
ditanggung oleh pihak investor atau pihak swasta yakni (PT Trans Lingkar Kita Jaya)
yakni senilai Rp 420.000.000.000,-. Sedangkan, pemerintah juga memiliki hak
terhadap tanah atau lahan yang akan dibangun oleh pihak swasta tersebut. Pekerjaan
pembangunan ini dijalankan oleh empat perusahaan yang merupakan pemilik saham
yaitu dari PT. Transindo Karya Investama yakni dengan jumlah saham sebesar Rp
327.634.000.000, lalu PT. Waskita Karya (Persero) yakni dengan jumlah saham
sebesar Rp 76.208.000.000, kemudian PT. Jalan Lingkarluar Jakarta yakni dengan
jumlah saham sebesar Rp 3.158.000.000, dan juga PT. Kopnatel Jaya dengan jumlah
saham sebesar Rp 3.158.000.000. Pekerjaan ini diakukan dengan masa konsesi
perusahaan yakni dalam pengoperasian jalan tol Cinere-Jagorawi agar dapat
mengembalikan modal yang sudah dikeluarkan dan mendapatkan imbal hasil selama
35 tahun lamanya (Angganarsati, 2017).
Kesimpulan
Dari pemaparan yang disampaikan diatas kemitraan usaha dan BOT adalah dua hal
yang berbeda dapat disimpulkan bahwa kemitraan usaha merupakan suatu kolaborasi
usaha yaitu antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha yang sudah besar
yang juga mencakup suatu pembinaan serta suatu pengembangan kepada usaha
menengah atau usaha besar dengan tetap menggambarkan prinsip untuk saling
membutuhkan, saling bersatu untuk menjadi kuat, dan saling menguntungkan suatu
unsur yang ada di dalam kemitraan. Sedangkan, Build Operates Transfer (BOT)
merupakan suatu perjanjian kerja sama yaitu antara pemerintah/BUMN terhadap
perusahaan swasta yang siap untuk mengurus semuanya seperti membiayai, membuat
rancangan, serta membentuk fasilitas dengan biaya yang dikeluarkan sendiri dan
diberikan hak konsesi dengan tujuan mengoperasikan suatu rencana bangunan sampai
dengan waktu yang sudah ditentukan kemudian setelah berakhirnya masa konsesi
diserahkan kembali kepada pemerintah/BUMN. Inti dari manfaat yang ada dalam
kemitraan usaha dan BOT yaitu saling mendukung satu sama lain dalam bidang usaha
untuk dapat mencapai suatu tujuan bersama yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar
dan tentunya masyarakat umum.