Anda di halaman 1dari 14

HASIL OBSERVASI LAPANGAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah koperasi dan kemitraan agribisnis

Dosen Pengampu : DR. Ema Hilma Melani,S,P.,M,P.

Disusun Oleh :

Kelompok 10

Adira putra : 22303110153

Raihan Firdaus : 2230311082

Beni rahman : 2230311060

Dimas rijalul Hag : 2230311021

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

2023
I. Pendahuluan
Salah satu sektor ekonomi utama suatu negara adalah pertanian. Petani seringkali mengalami
kesulitan mendapatkan akses terhadap modal, dan pasar yang besar di berbagai negara.
Kemitraan antara petani dan pemangku kepentingan lainnya, seperti lembaga pemerintah atau
swasta, telah diidentifikasi sebagai salah satu solusi yang digunakan untuk mengatasi masalah
ini. Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani secara umum selain
memperluas akses mereka terhadap pasar dan input produksi.

Observasi lapangan terhadap hubungan antara pelaku usaha pertanian dengan mitranya di
sektor pertanian dilakukan pada [tanggal observasi dilakukan]. Mekanisme perolehan bahan
baku (input produksi), upaya mempertahankan anggota kelompok tani, taktik untuk menarik
minat generasi muda, syarat-syarat kemitraan, mekanisme yang berjalan antara organisasi
mitra dengan kelompok tani, serta manfaat dan dampaknya. yang dialami petani dan
kemitraan menjadi topik utama observasi ini. Selain itu, pengamatan ini berupaya untuk
menelaah landasan hukum yang melandasi kemitraan, apakah pengalaman nyata pelaku usaha
telah dipertimbangkan, dan apakah ada perjanjian tertulis yang menjadi pedoman dalam
mengelola kemitraan.

Tujuan utama pengamatan ini adalah kesejahteraan petani dan pertumbuhan ekonomi
berkelanjutan di sektor pertanian. Oleh karena itu, temuan observasi ini diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang lebih menyeluruh tentang dinamika, keuntungan, dan
kesulitan yang dihadapi kemitraan petani dalam usahatani, serta bagaimana faktor hukum dan
peraturan mempengaruhi hubungan kemitraan tersebut .

Tujuan Kemitraan dalam Usaha Tani


Kemitraan usahatani memiliki beragam tujuan yang menjadi fokus utama para pelaku usaha.
Beberapa tujuan umum kemitraan usaha tani antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatkan Akses Petani terhadap Input Produksi: Membangun jaringan kemitraan
antara petani organik, produsen input organik, dan lembaga keuangan untuk
mempermudah akses terhadap input produksi Pertanian Berkualitas Tinggi merupakan
Salah Satu Tujuan Pokok Kemitraan Petani dan Mitra. Melalui kemitraan ini, petani
akan memiliki akses yang lebih mudah dan terjangkau terhadap input yang mereka
perlukan untuk berproduksi.
2. Meningkatkan Kualitas dan Produktivitas Tanaman : Meningkatkan Kualitas dan
Produktivitas Tanaman organik merupakan tujuan utama Kemitraan. Petani
diharapkan dapat meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian mereka melalui
dukungan teknis, pelatihan, dan penerapan teknik pertanian yang lebih produktif.
3. Akses Pasar yang Lebih Baik: Meningkatkan para petani untuk tidak susah cari”
pasar, produk pertanian mereka adalah salah satu tujuan kemitraan ini. Melalui,
produknya dengan harga lebih baik dan memiliki akses lebih besar terhadap pasar
yang lebih stabil dan berkelanjutan.
4. Meningkatkan Kesejahteraan Petani: Kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan
taraf hidup petani secara umum. Kemitraan ini diperkirakan akan meningkatkan
keadaan sosial ekonomi dan kualitas hidup petani dengan meningkatkan pendapatan
mereka dan memberi mereka akses yang lebih baik.
5. Pembangunan Keberlanjutan Pertanian : Tujuan kemitraan pertanian adalah
membuat praktik pertanian lebih berkelanjutan. Kemitraan ini diharapkan mampu
memperpanjang umur lahan pertanian dan menjaga lingkungan sekitar dengan
menerapkan praktik pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan.
6. Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Petani : Tujuan lain dari Kemitraan
ini adalah untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, dan keterampilan petani.
Melalui pelatihan, system organik, dan bantuan teknis, tujuannya adalah untuk
memungkinkan petani memperoleh kompetensi baru dan menerapkan praktik
pertanian yang optimal.
7. Mengurangi Ketidakpastian dan Ketimpangan: Kemitraan diharapkan dapat
mengurangi ketidakpastian dan kesenjangan yang sering dialami petani. Para petani
diharapkan dapat menurunkan tingkat ketidakpastian dalam usaha pertanian mereka
dengan meningkatkan akses mereka terhadap pasar dan sumber daya.

II. Tujuan Observasi


Observasi ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui cara pelaku usaha pertanian memperoleh bahan baku (input produksi).

2. Periksa taktik yang digunakan untuk mempertahankan petani dalam kelompok mereka

dan membangkitkan minat generasi berikutnya dalam bertani.


3. Waspadai ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh organisasi mitra dan

kelompok petani.
4. Menentukan mekanisme kerja kemitraan antara organisasi mitra dan kelompok tani.

5. Periksa kelebihan (efek positif) dan kelemahan yang dialami petani dan kemitraan.

6. Menilai apakah ada perjanjian tertulis untuk melaksanakan kemitraan dan dasar

hukum yang menjadi dasar pembentukannya.

III. Cara Kerja

1.Bentuk-bentuk dan syarat-syarat kemitraan


Kemitraan adalah kerja sama antara usaha kecil dengan bantuan gan usaha menengah atau
dengan usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat,
dan menguntungkan. Kemitraan usaha pertanian merupakan salah satu instrumen kerja sama
yang mengacu pada terciptanya suasana keseimbangan, keselarasan, dan keterampilan yang
didasari saling percaya antara perusahaan mitra dan kelompok melalui perwujudan sinergi
kemitraan, yaitu terwujudnya hubungan yang saling membutuhkan, saling menguntungkan,
dan saling memperkua.Kemitraan Umum.

SYARAT KEMITRAAN

1. lahan harus masuk kretia lahan organik.


Lahan organik harus memenuhi kriteria tertentu, seperti tidak menggunakan pestisida atau
pupuk kimia sintetis selama beberapa tahun terakhir. Juga, praktik pertanian organik
mencakup pengelolaan tanah yang berkelanjutan dan tidak menggunakan bahan-bahan
sintetis yang dilarang dalam produksi organik.

Setuju untuk mengikuti s.o.p PT. sayuran organik


Bagus, mengikuti Standard Operating Procedures (SOP) PT. Sayuran organik adalah
langkah penting untuk memastikan keberhasilan produksi organik dan memenuhi standar
kualitas yang ditetapkan. Hal ini juga dapat meningkatkan kepercayaan konsumen
terhadap produk organik yang dihasilkan.

Kelompok tani mengirimkan sample dan prince list


Pastikan untuk memeriksa sampel dan daftar harga dengan cermat. Evaluasi kualitas
sampel dan pastikan bahwa daftar harga mencerminkan nilai produk dan layanan yang
diberikan oleh kelompok tani. Jangan ragu untuk berkomunikasi dengan mereka jika ada
pertanyaan atau klarifikasi yang diperlukan sebelum membuat keputusan.

Komitmen mengirim sayuran sesuai standard market


Komitmen untuk mengirim sayuran sesuai dengan standar pasar adalah langkah yang baik
untuk mempertahankan kualitas dan keandalan produk. Pastikan untuk mematuhi
pedoman kualitas, ukuran, dan kemasan yang berlaku di pasar. Hal ini dapat
meningkatkan kepercayaan pelanggan dan memastikan bahwa produk Anda memenuhi
ekspektasi industri.

Menyiapkan item budidaya sesuai quantity P.O


Pastikan untuk menyiapkan item budidaya sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam
Purchase Order (P.O.). Hal ini penting untuk menjaga kelancaran proses dan memastikan
bahwa persediaan sesuai dengan permintaan yang telah ditetapkan dalam pesanan.
Komunikasikan dengan baik jika ada kendala atau perubahan yang diperlukan.

Melakukan pembayaran invoice yang sudah disepakati


Lakukan pembayaran invoice sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan. Pastikan
untuk mengikuti tanggal jatuh tempo yang tercantum dalam invoice dan memastikan
pembayaran dilakukan tepat waktu. Hal ini dapat membantu menjaga hubungan yang baik
dengan pihak yang Anda beli dan memastikan kelancaran transaksi bisnis.

2. Manfaat dan dampak negatif kemitraan


a. Manfaat kemitraan

dapat membantu petani meningkatkan produksi hasil organik dengan memberikan akses ke
teknologi dan praktik pertanian organik terbaru Dengan bantuan mitra, petani organik dapat
mengakses pasar yang lebih luas, meningkatkan distribusi, dan mendapatkan pelanggan yang
lebih banyak.

b. Dampak negatif kemitraan

Fluktuasi pasar dapat berdampak negatif pada petani organik, terutama jika mereka tidak
memiliki perlindungan yang cukup dalam kemitraan mereka Beberapa kemitraan mungkin
tidak berjalan dengan seimbang, dan petani organik bisa merasa tidak mendapatkan manfaat
yang sebanding dengan kontribusi mereka.

3. Kemitraan bisnis dan landasan kemitraan

a. Kemitraan Bisnis

Kemitraan bisnis adalah bentuk kerjasama di mana dua atau lebih pihak bekerja bersama
untuk mencapai tujuan bisnis bersama. Ini melibatkan pembagian tanggung jawab,
keuntungan, dan risiko di antara mitra.
B. Landasan Kemitraan:

1. Kepercayaan dan Keterbukaan:

Kemitraan yang sukses dibangun atas dasar kepercayaan dan keterbukaan antara mitra.
Komunikasi yang jujur merupakan elemen kunci.

2. Pembagian Tanggung Jawab:

Masing-masing mitra harus memahami dan menerima tanggung jawabnya. Pembagian peran
yang jelas membantu kelancaran operasional.

3. Kesepakatan Tertulis:

Adanya kesepakatan tertulis yang menguraikan peran, pembagian keuntungan, serta prosedur
pengambilan keputusan membantu mencegah konflik di masa depan.

4. Kesamaan Visi dan Tujuan:

Mitra harus memiliki visi dan tujuan bisnis yang sejalan, memastikan konsistensi dalam
langkahlangkah strategis.

5. Pembagian Keuntungan dan Kerugian:

Kesepakatan tentang pembagian keuntungan dan kerugian harus adil dan sesuai dengan
kontribusi masing-masing mitra.

6. Respek Terhadap Keahlian:

Penghargaan terhadap keahlian dan kontribusi unik masing-masing mitra merupakan


landasan penting untuk mengoptimalkan kolaborasi.

7. Penyelesaian Konflik yang Efektif:

Mekanisme penyelesaian konflik yang efektif, seperti mediasi atau arbitrase, harus
diidentifikasi sejak awal untuk mengatasi perbedaan pendapat .

Ketika landasan ini ditanamkan dengan baik, kemitraan bisnis dapat menjadi alat yang kuat
untuk mencapai kesuksesan bersama dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Dalam pertanian, kemitraan memerlukan kerja sama antara petani dan entitas lain seperti
organisasi nirlaba, lembaga pemerintah, atau bisnis swasta. Tujuan, ukuran perusahaan, jenis
tanaman yang ditanam, dan faktor lingkungan semuanya dapat mempengaruhi cara kerja
kemitraan ini. Langkahlangkah umum yang dilakukan kemitraan dalam usahatani adalah
sebagai berikut:

1. Menjalin Kemitraan:
• Identifikasi Pihak yang Terlibat: Mitra lain dalam kemitraan serta petani, dunia usaha,
atau pihak lain yang terlibat.
• Membuat Kontrak atau Perjanjian: membuat perjanjian tertulis yang merinci kondisi,
kewajiban, dan hak masing-masing mitra dalam kemitraan.
2. Penjadwalan Produksi:
• Membuat Rencana Bisnis: Petani dan mitra berkolaborasi untuk mengembangkan
rencana produksi yang mencakup varietas sayuran holtrikultra, lokasi, cara budidaya,
penggunaan benih, pupuk, dan, serta jadwal tanaman
• Pembagian Peran: Menetapkan kewajiban masing-masing pihak, termasuk apa
perannya sebagai mitra dan petani dalam proses produksi.
3. Ketersediaan Sumber Daya Produksi:
• Akses terhadap Bahan Produksi: Mitra memberi petani akses terhadap benih
berkualitas tinggi, pupuk, organik, , dan input produksi lainnya.

• Pembiayaan: Mitra juga dapat meminjamkan uang kepada petani untuk membantu
mereka membeli input produksi berdasarkan rencana pembayaran yang telah
ditentukan.
4. Eksekusi Produksi:
• Penerapan Praktek Pertanian: Dengan menggunakan input produksi yang dipasok
sesuai dengan rencana yang telah disiapkan, petani melakukan kegiatan budidaya.
• Dukungan Teknis dan Pemantauan: Untuk menjamin metode pertanian yang sukses
dan efisien, mitra menawarkan dukungan teknis dan pemantauan proses produksi.
5. Manajemen Risiko Pasca Panen:
• Manajemen risiko: Petani dan mitra menilai potensi risiko, seperti perubahan pola
cuaca atau penyakit tanaman, dan menyusun rencana tindakan untuk mengurangi
dampaknya.
• Panen dan Pasca Panen: Untuk menjamin keuntungan yang maksimal, kerjasama
antara petani dan mitra juga dilakukan selama proses panen, penanganan, dan
pesanan.
6. Penilaian dan Revisi:
• Evaluasi Kinerja: Untuk menentukan keberhasilan dan permasalahan yang muncul
sepanjang proses, pihak-pihak yang terlibat menilai hasil kerja kemitraan.

• Improvement and Innovation: Kemitraan dapat melakukan inovasi dan perbaikan


berdasarkan evaluasi untuk meningkatkan kinerja dan menghasilkan karya yang lebih
baik ke depannya.

IV. Hasil Dan Pembahasan

Berikut adalah hasil dari wawancara kami dengan kelompok tani yang sudah bekerjasama dengan
kemitraan,yaitu bapak samsudin yang berlokasi kan di kp.cibodas kec.Cibitung beliau bekerjasama
dengan:

 ( PT sayuran organik ) pemasaran hasil usaha tani sayuran memiliki kerja sama
dengan pihak PT. saung organik untuk membantu proses pemasaran hasil usaha tani
 ( PT sayuran organik ) pupuk dan binih yang sudah disediakan oleh PT. saung
organik sesuai dengan L.S.O ( Lembaga sertifikasi organik ) bekerja sama dengan PT.
saung organik

Untuk pembahasan mengenai observasi di lapangan kepada bapak dian yang bekerja sama dengan

kemitraan, kami menanyakan beberapa pertanyaan dan merangkum nya sebagai berikut :

1. Pembiayaan dan Pembelian Bahan Baku :

• Untuk pembelian bahan baku organik, Anda dapat mencari produsen organik lokal atau toko
khusus yang menyediakan bahan-bahan tersebut. Pastikan untuk memeriksa sertifikasi
organik dan kualitas produk sebelum membeli.

• Mempertahankan Anggota Kelompok dan Menarik Generasi Muda: Petani dan pelaku usaha
menyelenggarakan lokakarya, sesi pelatihan, dan dukungan teknis bagi anggota kelompok
dalam upaya mempertahankan anggota kelompok dan menarik generasi muda. Selain itu,
mereka menyelenggarakan acara pendidikan dan sosial di masyarakat, termasuk sekolah,
untuk meningkatkan kesadaran akan pertanian dan mendorong generasi muda untuk
berkarir di bidang pertanian.

• Kemitraan dan Persyaratan yang Disepakati: Dalam kemitraan ini, mitra perusahaan dan
kelompok tani telah menyepakati persyaratan seperti persyaratan kontrak, pembagian
keuntungan, kewajiban para pihak, dan tanggung jawab terkait dengan masalah teknis dan
keuangan.

• Mekanisme yang Berfungsi sebagai Kemitraan: Mekanisme yang berfungsi sebagai kemitraan
antara kelompok tani dengan perusahaan organik antara lain melalui rapat koordinasi yang
dilakukan secara berkala, pemantauan proses produksi dan distribusi secara berkala, serta
pembagian tugas yang jelas.
2. Dilihat Keuntungan dan Efeknya:
• Keuntungan (Efek Baik): Keuntungan menjadi petani organik meliputi pengurangan risiko
paparan bahan kimia berbahaya, peningkatan kualitas tanah, dan permintaan pasar yang
meningkat untuk produk organik. Selain itu, praktik pertanian organik dapat mendukung
keberlanjutan lingkungan dan kesehatan tanah jangka panjang.

• Dampak Negatif: petani organik termasuk risiko hasil yang lebih rendah dibandingkan
dengan pertanian konvensional, biaya produksi yang lebih tinggi karena penggunaan metode
organik yang lebih intensif, dan tantangan dalam menghadapi penyakit tanaman tanpa
bantuan pestisida kimia. Selain itu, sertifikasi organik dapat memerlukan waktu dan biaya
tambahan.

3. Pertimbangan Hukum dan Landasan Kemitraan:

• Dasar Kemitraan: biasanya didasarkan pada prinsip-prinsip saling menguntungkan antara


petani, produsen, dan pihak lain yang terlibat dalam rantai pasok organik. Ini melibatkan
kerja sama erat, dukungan teknis, dan penjaminan kualitas produk organik. Kesepakatan
kemitraan juga bisa mencakup pembagian risiko, harga yang adil, serta kepastian pasokan
dan pembelian produk organik. Penting untuk membangun hubungan jangka panjang yang
saling menguntungkan untuk menjaga keberlanjutan usaha organik.

• Perjanjian Tertulis: Sebagian besar kelompok tani dan mitra telah membuat perjanjian
tertulis yang menjadi pedoman pengelolaan kemitraan mereka dari hulu hingga hilir,
padahal tidak semua aspek kemitraan didasarkan pada peraturan.
V. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data, mengenai kemitraan yang memperoleh
kesimpulan sebagai berikut:

Kemitraan ini tidak di beri modal pada awal Pengembangan nya di karena kan di PT sayuran organik
ini berkembang secara bertahap dan di modali oleh di PT sayuran organik dan disini juga
menganalisis terkait kualitas dan kuantitas hasil pupuk organik nya sangat terjaminm

Pengembangan kluster pupuk di lembang Bandung Barat ini, memfasilitasi penyediaan saluran
untuk lahan budidaya pupuk organik dan melakukan perluasan kluster dari sisi penambahan
kelompok petani binaan dalam program kerja sama dengan kegiatan pengembangan awal
berupa fasilitas capacity building terkait good agriculture practices pupuk organik serta
memfasilitasi pelatihan keterampilan dalam mengelola pupuk organik yang berkualitas kepada
Kelompok Tani setempat di Lembang Bandung Barat tersebut;

Pola kemitraan yang dijalankan antara PT sayuran organik sudah berlandaskan LSO yang dimana
sudah terjamin dengan kualitas si pupuk organik ini . sebagai penyedia modal, sarana produksi
dan pasar, sedangkan petani sebagai penyedia tenaga kerja;

Tipe kemitraan yang dijalankan oleh PT sayuran organik termasuk kedalam tipe kemitraan
sinergis yaitu tipe yang berdasarkan pada kesadaran saling membutuhkan dan mendukung pada
semua pihak mitranya. Tipe ini menunjukan hubungan sinergis yang saling menguntungkan
dan memperkuat bahwasanya PT sayuran organik yang berlokasi di Lembang Bandung Barat ini
sangat kompeten dalam memproduksi pupuk organik yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.

Anda mungkin juga menyukai