FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2017 Carilah sebuah skripsi / hasil penelitian lain / artikel yang membahas tentang pelaksanaan kemitraan suatu kegiatan usahatani. Pelajari dan pahami pola kemitraan yang dilaksanakan dalam topik tersebut. Berilah komentar dan pembahasan terhadap topik tersebut dalam bentuk bahan diskusi dan presentasi. Persepsi Petani Terhadap Kemitraan Sayuran dengan Asosiasi Aspakusa Makmur Kabupaten Boyolali Oleh: Kiki Priyo Prasetyo, Mohd. Harisudin, Emi Widiyanti Penelitian ini membahas mengenai kemitraan antara Aspakusa Makmur Kabupaten Boyolali dan petani sayuran (asparagus, bunga kucai, sayur-sayuran dataran sedang serta dataran tinggi) di wilayah Boyolali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kemitraan yang terjadi di Aspakusa Makmur Boyolali, mengetahui faktor-faktor yang membentuk persepsi petani mitra terhadap kemitraan dengan Aspakusa Makmur Kabupaten Boyolali, mengetahui persepsi petani mitra terhadap kemitraan dengan Aspakusa Makmur Kabupaten Boyolali, dan mengetahui hubungan antara faktor-faktor pembentuk persepsi petani mitra terhadap kemitraan dengan Aspakusa Makmur Kabupaten Boyolali. Subjek penelitian ini adalah petani sayuran di Kabupaten Boyolali yang menjalin kemitraan sayuran dengan Aspakusa Makmur yang berjumlah 112 petani. Penelitian ini mengambil responden sebanyak 30 petani yang menjalin kemitraan dengan Aspakusa Makmur tersebut dan pemilihan responden dilakukan dengan metode Cluster proportional random sampling. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak dengan pengembalian. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada saat penelitian dilakukan dan teknik yang digunakan adalah teknik survey melalui pengumpulan data dari sejumlah petani mitra dalam waktu yang bersamaan dengan menggunakan beberapa daftar pertanyaan berbentuk kuisioner. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Selo, Ampel, Teras, dan Boyolali Kota dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan lokasi petani mitra Aspakusa Makmur Kabupaten Boyolali. Aspakusa Makmur sendiri adalah Kelompok Agribisnis yang dibina Taiwan Technical Mission dalam hal budidaya, serta pasca panen sampai pemasarannya sehingga dapat berkembang baik dan produk sayurannya dapat menembus supermarket. Faktor-faktor pembentuk persepsi petani mitra dalam penelitian ini adalah umur, pendidikan formal, pendidikan nonformal, pendapatan, pengalaman, lingkungan sosial, dan lingkungan ekonomi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas umur responden tergolong tua yaitu lebih dari 56 tahun, mayoritas pendidikan formal responden adalah lulusan SMA sederajat, mayoritas pendidikan nonformal responden dilihat dari frekuensi mengikuti penyuluhan dan pelatihan dalam satu musim tanam adalah datang dua kali penyuluhan atau pelatihan, mayoritas responden belum memiliki pengalaman menjalin kemitraan sebelum bermitra dengan Aspakusa Makmur, mayoritas pendapatan responden dalam mengusahakan usahatani sayuran untuk satu musim tanam adalah antara Rp. 3.000.000 - Rp. 4.000.000, lingkungan sosial di sekitar petani mitra mendukung mereka untuk menjalin kemitraan dengan Aspakusa Makmur, lingkungan ekonomi di sekitar petani mitra cukup mendukung untuk mengusahakan usahatani sayurannya dari ketersediaan, waktu mendapatkan saprodi dan ketersediaan pasar. Persepsi petani mitra terhadap kemitraan dengan Aspakusa Makmur adalah mayoritas persepsi petani terhadap tujuan kemitraan yaitu cukup baik karena petani mitra cukup percaya bahwa Aspakusa Makmur akan dapat mewujudkan tujuan kemitraan ini. Kemudian mayoritas persepsi petani terhadap pelaksanaan kemitraan adalah cukup baik karena petani mitra beranggapan bahwa jalannya kemitraan selama ini seperti pelatihan, penentuan harga, pemasaran, dan penjualan langsung ke konsumen yang dilakukan oleh Aspakusa Makmur sudah berjalan baik, namun beberapa petani menilai masih mengalami kesulitan dalam meningkatkan kualitas sayuran dan dalam menembus sortasi. Selanjutnya untuk mayoritas persepsi petani terhadap manfaat kemitraan adalah baik karena petani merasa sudah menerima manfaat dari kemitraan dengan Aspakusa Makmur yang mereka jalani selama ini seperti peningkatan pendapatan, pengetahuan dan kualitas hasil panen sayuran mereka, walaupun manfaat yang mereka rasakan belum terlalu besar. Hubungan antara faktor pembentuk persepsi petani dengan persepsi petani terhadap kemitraan sayuran dengan Aspakusa Makmur Kabupaten Boyolali adalah umur yang berhubungan signifikan terhadap manfaat kemitraan, pendidikan formal tidak berhubungan signifikan terhadap kemitraan, pendidikan nonformal tidak berhubungan signifikan terhadap kemitraan, pengalaman berhubungan signifikan terhadap pelaksanaan kemitraan, pendapatan tidak berhubungan signifikan terhadap kemitraan, lingkungan sosial tidak berhubungan signifikan terhadap kemitraan, lingkungan ekonomi berhubungan signifikan terhadap tujuan kemitraan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pola kemitraan yang terjadi antara petani mitra dan Aspakusa Makmur adalah pola kemitraan dagang umum, namun tidak secara murni karena disertai dengan pengembangan petani. Keunggulan dalam sistem dagang umum adalah kelompok mitra berperan sebagai pemasok kebutuhan yang diperlukan perusahaan mitra, sedangkan perusahaan mitra memasarkan produk kelompok mitra ke konsumen. Pola kemitraan yang terjadi disini yaitu petani sayuran sebagai kelompok mitra dan Aspakusa Makmur adalah perusahaan mitranya. Petani mitra bertugas memasok hasil panennya ke Aspakusa Makmur sebagai bahan baku, kemudian Aspakusa Makmur yang bertugas mengolah dan memasarkan dengan mengirimkan sayuran ke berbagai supermarket. Selain itu Aspakusa Makmur juga memberikan penyuluhan atau pendampingan untuk pengembangan petani. Dapat dikatakan bahwa dengan adanya pola kemitraan dagang umum yang terjadi antara Aspakusa Makmur Kabupaten Boyolali dan petani mitra saling memberikan manfaat satu sama lainnya. Hubungan kemitraan yang terjalin diantara keduanya ini dikatakan berjalan dengan baik dalam prakteknya karena petani mendapatkan manfaat dari berjalannya kemitraan seperti peningkatan pendapatan dan pengetahuan. Hal tersebut dikarenakan bantuan dari Aspakusa makmur dalam pelatihan, penentuan harga, pemasaran, maupun penjualan langsung ke konsumen. Kemudian Aspakusa makmur mendapatkan manfaat pasokan bahan baku dari petani. Guna meningkatkan manfaat dari adanya jalinan kemitraan antara petani mitra dan Aspakusa Makmur disarankan agar Aspakusa Makmur dapat bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Boyolali untuk memberikan penyuluhan atau pelatihan kepada petani mitra secara lebih intensif agar petani dapat meningkatkan kualitas sayurannya, sehingga hasil panen yang lolos sortasi semakin banyak dan pada akhirnya akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan petani sayuran serta menambah kerjasama dengan banyak supermarket lagi supaya jumlah sayuran yang dibeli dari petani mitra meningkat atau dapat menambah jumlah petani mitra.
ANALISIS PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH (Kasus Kemitraan PT Garudafood Dengan Petani Kacang Tanah Di Desa Palangan, Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur)