Anda di halaman 1dari 14

Pengaruh Nilai Kontrak Terhadap Efektivitas Kemitraan Antara

Peternak Broiler Dengan Inti Pt. Semesta Mitra Sejahtera


Di Kabupaten Bojonegoro
Abu Dzar Al Ghifari1 dan Umi Wisaptiningsih2
1) Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
2) Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya
E-mail: abudzaralghifari095@gmail.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola hubungan dan efektivitas
kemitraan bisnis di PT. Semesta Mitra Sejahtera dengan peternak broiler berdasarkan skala
bisnis mereka. Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah 30 kuesioner kepada 30
peternak dari 120 peternak ayam pedaging di Kabupaten Bojonegoro. Metode penelitian ini
menggunakan sampel deskriptif yang dipilih secara purposive sampling, dengan mengajukan
pertanyaan dan memberikan kuesioner kepada responden. Skala bisnis dibagi menjadi 3 strata
yaitu Strata I dengan jumlah ternak <4.100 ekor; Strata II dengan jumlah ternak antara 4.101
hingga 8.599 ekor dan Strata III dengan jumlah ternak >8.599 ekor. Variabel yang digunakan
adalah pencapaian target produksi yang sebagai tolak ukur untuk menentukan efektivitas
produksi dan hubungan mitra antara inti dan plasma. Data dianalisis dengan metode Importance
Performance Analysis (IPA) dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan
kerjasama antara kemitraan PT. Semesta Mitra Sejahtera dan peternak dengan pola hubungan
inti-plasma menunjukkan hasil yang belum efektif. Sehingga perlu dilakukan evaluasi kinerja
inti dan plasma secara berkala. Jika dilihat dari analisis bisnis yang telah dilakukan, semakin
banyak populasi ternak yang dipelihara oleh petani plasma maka semakin banyak pula modal,
biaya produksi, pemasukan dan pendapatan yang diperoleh, sehingga Strata III dengan populasi>
8.599 ekor lebih efektif.

Kata kunci: Ayam Pedaging, Peternak, Kemitraan dan Efektivitas

1
The Effect Of Contract Value On The Effectiveness Of Partners Between Broiler Farmers
And Nucleus PT. Semesta Mitra Sejahtera In Bojonegoro

Abu Dzar Al Ghifari1 and Umi Wisaptiningsih2


1). Student of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University
2). Lecturer of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University
E-mail: abudzaralghifari095@gmail.com

Abstract

The purpose of this research was to know the pattern of relationships and the
effectiveness of business partnerships at PT. Semesta Mitra Sejahtera with broiler breeders based
on their business scale. The materials used for this research were 30 questionnaires to 30 farmers
from 120 broiler farmers in Bojonegoro. The method of the research was used descriptive sample
selected by purposive sampling, by asking questions and giving questionnaires to respondents.
The business scale is divided into 3 strata namely Strata I with the number of birds < 4,100;
Strata II with the number of birds between 4,101 to 8,599 and Strata III with the number of birds
> 8,599. The variables were achievement of production targets used as a benchmark to determine
the effectiveness of production and partner relationship between nucleus and plasma. The data
were analyzed by Importance Performance Analysis (IPA) and regression. The result showed that
cooperative relationship between the partnership of PT. Semesta Mitra Sejahtera and farmers
with a core-plasma relationship pattern show results that have not been effective. So that it is
necessary to periodically evaluate both core and plasma performance. If viewed from the analysis
of the business that has been done, the more livestock populations are maintained by plasma
farmers, the better the capital, production costs, revenue and income obtained, so that Strata III
with a population> 8,599 tails is more effective.

Keywords: Broilers, broiler farmers, business partnerships, the effectiveness,

2
PENDAHULUAN obat-obatan, serta memberikan pelayanan
teknik beternak ataupun kesehatan ternak
Kebutuhan akan protein hewani kepada plasma (peternak rakyat). Kewajiban
masyarakat Indonesia terus meningkat dari mutlak bagi plasma adalah semua ayam yang
tahun ke tahun. Hal tersebut dikarenakan dipelihara wajib dijual kepada perusahaan
bertambahnya jumlah penduduk serta sebagai pihak inti (Murti dan Santoso, 2017).
semakin tingginya kesadaran msyarakat Kemitraan diharapkan dapat mengubah
Indonesia akan kebutuhan gizi yang sistem perekonomian para peternak serta
mengakibatkan meningkatnya permintaan meningkatkan kesejahteraannya. Kemitraan
masyarakat terhadap produk-produk juga dapat melibatkan daya pikir masyarakat,
peternakan. Daging merupakan makanan yang kebanyakan tingkat pendidikan
yang bergizi tinggi dan salah satu sumber masyarakat terutama di daerah pedesaan masih
protein hewani. Pembangunan sub sektor sangat rendah serta cenderung masih berfikiran
peternakan, khususnya dalam pengembangan tradisional. Kemitraan diharapkan mampu
usaha ayam pedaging, merupakan salah satu menghimpun dan memberdayakan masyarakat
cara untuk memenuhi kebutuhan protein di bidang yang dinaungi yaitu peternakan ayam
hewani yang terus meningkat. Selain dapat pedaging.
memenuhi kebutuhan protein hewani harga Hubungan antara PT. Semesta Mitra
daging ayam potong pun lebih murah, Sejahtera dan peternak ayam pedaging di
sehingga usaha peternakan tersebut dapat Kabupaten Bojonegoro merupakan suatu
berkembang dengan pesat. hubungan kemitraan dalam mencapai tujuan
Salah satu komoditas peternakan bersama. Keberhasilan yang diharapkan dapat
yang memiliki potensi yang cukup tinggi di tercapai apabila masing-masing dapat
Indonesia adalah ayam ras pedaging (broiler) memenuhi perannya secara berkesinambungan
dimana berdasarkan data Direktorat Jendral sehingga kemitraan antara PT. Semesta Mitra
Peternakan (2014) perkembangan jumlah Sejahtera dan peternak dapat berjalan dengan
populasi broiler mengalami peningkatan baik dan mempermudah dalam mencapai
setiap tahunnya dimana pada tahun 2011 tujuan bersama. Kerjasama yang terjadi antara
populasi sebanyak 1.177.991 ekor, tahun kedua belah pihak tentu akan sangat
2012 sebanyak 1.244.402 ekor, tahun 2013 menguntungkan keduanya apabila program
sebanyak 1.344.191 ekor, tahun 2014 kerjasama kemitraan tersebut terjadi secara
sebanyak 1.445.349 ekor dan tahun 2015 efektif. Perusahaan juga perlu mengetahui
sebanyak 1.497.626 ekor. Perkembangan apakah hubungan kemitraannya dengan
broiler saat ini semakin meningkat dari tahun peternak plasma tersebut telah berjalan secara
ketahun, ditandai dengan peningkatan efektif atau tidak. Selain itu perberdayaan
pertumbuhan penduduk dan ekonomi daerah. kemitraan hendaknya mendapat dukungan dari
Semakin tinggi populasi penduduk dan pemerintah setempat.
pendapatan perkapita masyarakat maka hal PT. Semesta Mitra Sejahtera
ini akan berbanding lurus dengan semakin merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
tingginya permintaan akan broiler. perunggasan khususnya broiler, total peternak
Pelaku usaha ternak broiler berbentuk yang berkemitraan dengan PT.Semesta Mitra
peternakan rakyat dan kemitraan, kemitraan Sejahtera total sebanyak 180 plasma, di
yang sering dilaksanakan adalah pola inti Kecamatan Baureno sendiri terdapat 42 plasma
plasma. Perusahaan bertindak sebagai inti akan tetapi yang akan menjadi responden
yang memberikan bibit, pakan, vitamin dan penelitian ini kurang lebih sekitar 30 peternak
plasma yang tersebar di Kecamatan Baureno.
3
Efektivitas adalah suatu ukuran yang Metode Penelitian
menyatakan seberapa jauh target (kualitas, Melakukan survey efektivitas
kuantitas, dan waktu) telah tercapai. Semakin kemitraan usaha antara PT. Semesta Mitra
besar presentase target yang dicapai, semakin Sejahtera dengan para peternak ayam pedaging
tinggi efektivitasnya. Efektivitas pada yang menjadi mitranya. Penelitian
dasarnya menunjukkan pada taraf menggunakan metode penelitian kualitatif
tercapainya hasil, sering atau senantiasa dimana data yang diambil dengan cara
dikaitkan dengan pengertian efisien, bertanya dan memberikan kuisioner kepada
meskipun sebenarnya ada perbedaan di responden dalam bentuk kata-kata maupun
antara keduanya. kalimat. Metode penelitian yang digunakan
Efektivitas menekankan pada hasil bersifat deskriptif.
yang dicapai itu dengan membandingkan
antara input dan outputnya (Siagian, 2001). Populasi dan Sampel Penelitian
Sedangkan menurut Fathoni (2009) Populasi dalam penelitian ini adalah
efektivitas adalah pemanfaatan sumberdaya, 180 peternak yang bermitra dengan PT.
sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu Semesta Mitra Sejahtera yang berada di
yang secara sadar ditetapkan sebelumnya Kabupaten Bojonegoro, lokasi ini dipilih
untuk menghasilkan sejumlah barang atas karena sebagian besar peternak PT. Semesta
jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas Mitra Sejahtera berada di Kecamatan Baureno
menunjukan keberhasilan dari segi tercapai Kabupaten Bojonegoro, dengan jumlah 30
tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika orang.
hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, Metode pengambilan sampel yang
berarti makin tinggi efektivitasnya. digunakan dengan menggunakan metode multi
stage sampling method, yaitu metode
METODE PENELITIAN
pengambilan sampel yang dilakukan secara
bertahap dari elemen populasi yang paling
Lokasi Penelitian
besar ke elemen populasi yang lebih kecil dan
Penelitian dilaksanakan pada bulan
begitu seterusnya.
April - Mei 2018 di peternakan plasma yang
bermitra dengan PT. Semesta Mitra Sejahtera
Metode Pengumpulan Data
di Kabupaten Bojonegoro. Lokasi penelitian
Metode pengumpulan data yang
ditentukan secara sengaja (purposive
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
sampling) dengan pertimbangan tempat PT.
cara wawancara yang dilakukan terhadap
Semesta Mitra Sejahtera merupakan
pemilik usaha peternakan ayam pedaging yang
perusahaan yang bergerak dibidang
bermitra dengan PT. Semesta Mitra Sejahtera
perunggasan, khususnya broiler yang
dengan menanyakan target atau pencapaian apa
memiliki kurang lebih sekitar 30 peternak
saja yang telah mereka sepakati kemudian hak
plasma yang tersebar di Kabupaten
dan kewajiban antara PT. Semesta Mitra
Bojonegoro.
Sejahtera dengan Peternak ayam pedaging
yang menjadi mitranya. Data diambil dengan
Materi mengajukan beberapa pertanyaan dan juga
Materi yang digunakan dalam dengan menggunakan kuisioner, adapun data
penelitian ini adalah 30 kuesioner kepada 30 diperoleh menggunakan dua jenis sumber data
peternak dari 120 peternak ayam pedaging di yaitu:
Kabupaten Bojonegoro.
.

4
1. Data primer peternak inti dan plasma.
Data primer merupakan data yang Analisis penggunaan regresi linier
diperoleh dari individu seperti hasil dari berganda memungkinkan untuk menganalisis
wawancara atau hasil pengisian kuisioner faktor-faktor apa saja yang secara signifikan
yang dilakukan mahasiswa. Data perimer mempengaruhi efektifitas peternakan broiler di
diperoleh dengan melakukan wawancara Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro,
terhadap pemilik dan karyawan usaha dengan menggunakan analisis statistik berupa
peternakan ayam pedaging dan kemitraan software SPSS statisties v21.0 untuk
PT. Semesta Mitra Sejahtera mengenai data mempermudah perhitungan dan analisis.
diperlukan untuk menyelesaikan penelitian
ini seperti, bagaimana efektivitas antara Analisis Data
kemitraan dan para peternak ayam pedaging Analisis Efektivitas Kemitraan Usaha pada
dan apa saja hak dan kewajiban yang harus PT. Semesta Mitra Sejahtera
dipenuhi. Perhitungan atau pengukuran suatu
2. Data sekunder efektivitas usaha dilihat dari pelaksanaan
Data sekunder merupakan data yang kewajiban-kewajiban serta hak-hak yang
dikumpulkan secara tidak langsung yang diperoleh oleh kedua belah pihak yang
diambil melalui hasil penelitian terdahulu, bermitra yakni antara PT. Semesta Mitra
jurnal, dan buku. Sejahtera dan peternak ayam pedaging.

Variabel Penelitian Tabel 1. Target yang ditetapkan oleh kemitraan


Variabel yang diamati dalam Sumber: PT. Semesta Mitra Sejahtera, 2018
penelitian adalah efektivitas hubungan
kemitraan antara pihak PT. Semesta Mitra Rata-rata Umur Panen 32 – 35 Hari
Sejahtera dan peternak plasma di Rata-rata Bobot Badan Panen > 1,8 – 2 Kg
Kecamatan Baureno yang meliputi: Rata-rata FCR < 1,6 – 1,65
1. Ketercapaian target produksi (Variabel Rata-rata Mortalitas <3%
Independent/ X) Rata-rata IP (Indeks > 300
Nilai kontrak yaitu besarnya nilai Performa)
jaminan dalam bentuk perjanjian yang telah
disepakati antara PT. Semesta Mitra Uji Validitas
Sejahtera di Kabupaten Bojonegoro dengan Sebuah instrumen yang akan digunakan
peternak dalam menjalankan usaha dalam penelitian harus dapat mengukur atau
peternakan ayam pedaging (broiler) sebagai mengungkapkan data dari variabel yang
indikator yang digunakan sebagai tolak ukur diteliti. Hal ini dapat diketahui dengan uji
untuk mengetahui efektivitas produksi adalah validitas untuk mengetahui valid atau tidaknya
rata-rata umur panen, rata-rata bobot badan, sebuah instrumen.Untuk menguji validitas alat
rata-rata FCR, rata-rata mortalitas dan rata- ukur, maka terlebih dahulu dihitung harga
rata IP (Index Performance). karelasi dengan rumus product moment, yaitu:
2. Hubungan kemitraan (Variabel
Dependent/ Y) 𝑟𝑥𝑦
Hubungan inti-plasma meliputi 𝑁(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
=
hubungan komunikasi yang terjadi antara inti
dan plasma antara lain untuk membantu √(𝑁(∑ 𝑋 2 ) − (∑ 𝑋)2 (𝑁(∑ 𝑌 2 ) − (∑ 𝑌)2 ))
dalam pencapaian tujuan dari kedua belah
pihak tersebut, serta bagaimana pola
hubungan kemitraan yang terjadi antara
5
Keterangan: Uji Korelasi
rxy = koefisien korelasi Uji korelasi adalah metode pengujian
∑Y = jumlah skor total yang digunakan untuk mengetahui hubungan
N = jumlah responden antara dua variabel yang datanya kuantitatif.
∑X2 = jumlah kuadrat skor item Metode uji korelasi selain dapat mengetahui
∑Y2 = jumlah kuadrat skor total derajat keeratan hubungan korelasi juga dapat
∑X = jumlah skor item digunakan untuk mengetahui arah hubungan
∑XY = total perkalian skor item dua variabel numerik, misalnya apakah
hubungan berat badan dan tinggi badan
Dan total sebuah instrumen dapat mempunyai derajat yang kuat atau lemah dan
dinyatakan valid apabila koefisien juga apakah kedua variabel tersebut berpola
korelasinya > 0,3. positif atau negatif (Armaidi, 2010).

Uji Reliabilitas Analisis Deskriptif


Reliabilitas adalah alat untuk Analisis deskriptif digunakan untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan mengetahui karakteristik umum dari peternak
alat pengukuran konstruk atau variabel. plasma di Kecamatan Baureno dan efektivitas
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau pencapaian target atau tujuan kemitraan. Data
handal jika jawaban seseorang terhadap mengenai karakteristik responden tersebut akan
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari diperoleh melalui kuesioner dan kemudian
waktu ke waktu (Ghozali, 2001). diklasifikasi dalam bentuk tabel. Penentuan
Uji reliabilitas adalah tingkat kategori variabel dan indikator dilakukan
kestabilan suatu alat pengukur dalam berdasarkan skor yang dicapai responden
mengukur suatu gejala/kejadian. Semakin dengan menggunakan rumus interval class,
tinggi reliabilitas suatu alat ukur, semakin yaitu membagi selisih nilai tertinggi dan
stabil pula alat pengukur tersebut. Nilai terendah dengan banyaknya kategori (Dajan,
Crombach Alpha dihitung menggunakan alat 1986), sehingga dapat diketahui nilai kategori
bantu program komputer yaitu SPSS 16 setiap variabel dan indikator.
dengan menggunakan model Alpha.
Sedangkan dalam pengambilan keputusan Karakteristik Responden
reliabilitas, suatu instrumen dikatakan Karakteristik konsumen merupakan
reliabel jika nilai Crombach Alpha lebih karakter yang berdasarkan pada:
besar dari 0,6 (Ghozali, 2001). a. Jenis kelamin
b. Usia
Skala Likert c. Tingkat Pendidikan
Skala Likert adalah skala yang dapat d. Pengalaman Responden menjadi
dipergunakan untuk mengukur sikap, peternak
pendapat dan persepsi seseorang atau e. Jumlah anggota keluarga yang dimiliki
sekelompok orang mengenai suatu gejala f. Pekerjaan Utama
atau fenomena pendidikan. Skala Likert
terdapat dua bentuk pernyataan yaitu
pernyataan positif yang berfungsi untuk
mengukur sikap positif, dan pernyataan
negatif yang berfungsi untuk mengukur sikap
negatif objek.

6
HASIL DAN PEMBAHASAN para peternak plasma dengan pihak inti akan
membentuk suatu hubungan. Peternak plasma
Komunikasi Inti-Plasma mendapat perhatian dan kepercayaan dari PT.
Semesta Mitra Sejahtera, maka timbal baliknya
Komunikasi yang terjadi antara pihak adalah mereka juga percaya kepada perusahaan
inti dengan pihak plasma merupakan salah dan mereka juga mendapatkan perlindungan
satu faktor yang dapat membantu para dari perusahaan sehingga terbentuk kepuasan
peternak plasma dan pihak inti untuk akumulatif atau keseluruhan penilaian atas
mencapai tujuan bersama. Komunikasi barang dan jasa. Adanya hubungan komunikasi
antara kedua belah pihak dalam mencapai yang sesuai antara kedua belah pihak yang
tujuannya dapat dilihat pada Tabel 2. saling bekerja sama maka akan memungkinkan
Tabel 2. Komunikasi Peternak Plasma mereka dalam pencapaian target yang telah
Terhadap Inti
ditentukan.
Komunikas Skor Keterangan
i Inti- Strat Strat Strat Strat Strat Strat Hubungan Komunikasi Inti-Plasma Dengan
Plasma aI a II a III aI a II a III Pencapaian Target
Sistem
kemitraan Sanga Komunikasi yang terjadi antara pihak
Setuj
mencukupi 3,54 3,41 4,29 Setuju
u
t inti dengan pihak plasma merupakan salah satu
kebutuhan setuju
sehari-hari. faktor yang dapat membantu para peternak
Kepuasan plasma dan pihak inti untuk mencapai tujuan
peternak
plasma Setuj bersama. Effendy, (2003) menyatakan bahwa
3,64 3,47 3,93 Setuju Setuju
dengan u tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya
harga
kontrak. yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan
Puas dengan jumlah personil yang ditentukan.
keuntungan
yang Setuj Hubungan komunikasi yang terjadi
3,73 3,62 3,91 Setuju Setuju
diberikan u antara pihak inti dan plasma bertujuan agar
oleh pihak
inti. kerjasama keduanya dapat berjalan secara
Pihak inti efektif dan mereka sama-sama mampu
mampu
menyediaka
Sanga
Setuj
Sanga mencapai tujuan mereka. Untuk melihat
4,88 3,87 5,00 t t
n kebutuhan
setuju
u
setuju hubungan komunikasi tersebut berpengaruh
peternak
(sapronak) atau tidak terhadap efektifitas pencapaian
Target susah Grafik zona hambat target yang ditentukan, maka dilakukan uji
Setuj
dipenuhiekstrak metanol
3,54 3,75daun
4,00 Setuju
u
Setuju
regresi menggunakan program SPSS 16.
atau tidak
Seringnya Analisis penggunaan regresi linier
pembinaan
Sumber: Data
yang 3,96 primer
4,14 diolah
3,62 (2018) Setuj Setuju
Setuju
berganda memungkinkan untuk menganalisis
u
dilakukan faktor-faktor apa saja yang secara signifikan
oleh inti
mempengaruhi efektifitas peternakan broiler.
Berdasarkan Tabel 2 dapat Menurut Farida (2010) analisis regresi
disimpulkan bahwa rata-rata dari nilai berganda digunakan untuk melihat hubungan
indikator komunikasi para peternak plasma variabel dependent dengan lebih dari satu
terhadap PT. Semesta Mitra Sejahtera pada variabel independent. Analisis penggunaan
strata I, II, III yaitu 3,88, 3,71, dan 4,125 regresi linier berganda ini memungkinkan
dengan total skor maksimal indikator 5,00 untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang
artinya para peternak plasma di Kecamatan mempengaruhi efektivitas peternakan broiler di
Baureno setuju dan mereka cukup puas Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro.
dengan program kemitraan PT. Semesta Adapun data atribut masing Strata adalah
Mitra Sejahtera. Tingkat komunikasi antara sebagai berikut:
7
Tabel 3. Data Hubungan Komunikasi Inti- (1,6-1,69) dan angka 5 usia panen (<1,6)
Plasma Dengan Pencapaian Target sehingga semakin rendah FCR maka akan
Masing-Masing Strata. semakin bagus, terbaik adalah pada Strata II
Item
dengan penilaian rata-rata 3,25. Kemudian
Kelompok Atribut
P1 P2 P3 P4 P5
Rata- mortalitas dengan kriteria penilaian angka 1 (>
Rata
Umur 5%); 2 (15 %); 3 (4 %); 4 (3 %) dan angka 5
3.429 3.429 3.571 3.500 3.571 3.500
Panen
Bobot
bobot badan (< 3 %) sehingga semakin rendah
Badan
3.643 3.500 3.214 3.452
prosentase mortalitas maka akan semakin
STRATA I
FCR 3.357 3.571 3.714 3.548 bagus, terbaik adalah pada strata II dengan
Mortalitas 3.643 3.286 3.429 2.714 3.357 3.286 nilai rata-rata 3,05. Penilaian hubungan
IP 3.357 2.929 3.143 komunikasi terhadap IP dengan kriteria
Umur
Panen
3.25 3.25 3.5 3.5 3.375 3.375 penilaian angka 1 (< 200); 2 (200-250); 3 (251-
Bobot
STRATA Badan
3.5 3.375 3.625 3.500 300); 4 (301-350) dan angka 5 usia panen
II FCR 2.875 3.25 3.625 3.250 (>350) sehingga semakin tinggi IP maka akan
Mortalitas 3.375 2.625 3.125 3 3.125 3.050
IP 3.125 2.875 3.000
semakin bagus, terbaik adalah pada Strata III
Umur
3.5 3.125 3.25 3 3.375 3.250
dengan penilaian rata-rata 3,18.
Panen
Bobot
STRATA 3.625 3.5 2.75 3.292
Badan
III FCR 3.375 3.75 3.625 3.583 Hasil Analisa IPA Pada Strata 1
Mortalitas 3.375 3.25 3.75 3.75 3.5 3.525
IP 3 3.375 3.188

Sumber: Data primer diolah (2018)

Berdasarkan data diatas dapat kita


cemati bahwa rata-rata diatas adalah
berdasarkan penilaian kuesioner antara
hubungan komunikasi antara inti dengan
plasma terhadap umur panen, bobot badan,
FCR, mortalitas dan Indeks Prestasi (IP)
menggunakan range angka 1 s/d 5. Penilaian
hubungan komunikasi terhadap umur panen
dengan kriteria penilaian angka 1 (>39 hari);
2 (38-39 hari); 3 (36-37 hari); 4 (32-25 hari) Pada Strata I nilai IP digunakan untuk
dan angka 5 usia panen (30-31 hari) sehingga menentukan nilai insentif/ bonus bagi peternak
semakin singkat umur panen/umur (bagi kemitraan). Jika pemeliharaan tidak
pemeliharaan maka akan semakin bagus, mencapai target yang ditentukan maka
terbaik adalah pada Strata III dengan peternak tidak mendapatkan bonus IP, dan
penilaian rata-rata 3,25. Kemudian bobot sebaliknya ketika peternak mencapai target
badan dengan kriteria penilaian angka 1 (< pemeliharaan dengan baik maka akan
1,2 kg); 2 (1,2-1,4 kg); 3 (1,5-1,7 kg); 4 (1,8- mendapatkan bonus IP. Upaya yang bisa
2 kg) dan angka 5 bobot badan (≥ 2 kg) dilakukan oleh peternak adalah harus
sehingga semakin tinggi bobot badan maka meningkatkan kinerja produksi
akan semakin bagus, terbaik adalah pada pemeliharaannya. Hal tersebut sesuai dengan
strata II dengan nilai rata-rata 3,50. hasil penelitian Dewanto (2005) bahwa salah
Penilaian hubungan komunikasi satu yang menjadi acuan untuk pemberian
terhadap FCR dengan kriteria penilaian bonus bagi peternak mitra dengan ketentuan
angka 1 (>1,89); 2 (1,8-1,89); 3 (1,7-1,79); 4 yang ada pada kontrak seperti nilai IP.
Terjadinya ketidakseimbangan kedudukan
8
antara inti dan plasma menumbuhkan suatu
kebutuhan perlindungan dalam perjanjian Pada Strata II faktor yang sangat
kepada plasma. penting namun belum memuaskan untuk
Apabila nilai IP rendah maka ayam kondisi saat ini sehingga harus menjadi
yang dihasilkan pada periode tersebut perhatian bagi manajemen untuk
bermasalah sehingga perusahaan inti mengalokasikan sumber daya yang memadai
memutuskan untuk di chick-in kembali atau diantaranya Nilai IP digunakan untuk
tidak dengan pertimbangan salah satunya menentukan nilai insentif/ bonus bagi peternak
nilai IP. Sejalan dengan hasil penelitian (bagi kemitraan) dan jika pemeliharaan tidak
Suharti dan Widuna (2003) yang mencapai target yang ditentukan maka
menyatakan bahwa nilai IP menunjukkan peternak tidak mendapatkan bonus IP, dan
suatu keberhasilan proses produksi ayam ras sebaliknya ketika peternak mencapai target
pedaging dalam satu periode yang pemeliharaan dengan baik maka akan
dipengaruhi oleh Kematian, FCR, Bobot mendapatkan bonus IP. Sesuai dengan hasil
badan dan Umur panen. peneilitian Arum dkk. (2017) bahwa salah satu
Adapun hal-hal yang tidak terlalu yang menjadi acuan untuk pemberian bonus
penting diantaranya adalah jika umur ayam bagi peternak mitra dengan ketentuan yang ada
sudah memenuhi syarat dan kualitas ayam pada kontrak seperti nilai IP.
sudah mencapai target adanya bonus intensif Adapun beberapa faktor penunjang bagi
dari inti untuk plasma, umur panen besar kepuasan konsumen sehingga manajemen
lebih menguntungkan dibandingkan dengan wajib memastikan kinerja institusinya dapat
panen ukuran kecil, umur panen tergantung mempertahankan prestasi yang telah dicapai
dengan kesehatan broiler, jika harga beli pada Strata II diataranya adalah umur ayam
+Rp.30,-/Kg bilamana kematian sama atau harus sesuai dengan standart perjanjian
lebih rendah dari standart +1 dan FCR sama kontrak, umur ayam harus sesuai dengan
atau lebih baik dari standart, jika harga beli standart perjanjian kontrak, umur panen besar
selisih harga pasar (jika harga pasar lebih menguntungkan dibandingkan dengan
>Rp.500,- dari harga kesepakatan, panen ukuran kecil, umur panen tergantung
ketersediaan lampu dan pemanas dengan kesehatan broiler, kesepakatan harga
mempengearuhi tingkat kematian ayam serta adalah harga standart pasar, bobot badan ayam
pengaturan sekat mempengaruhi tingkat sudah memiliki standart dari perjanjian kontrak
kematian ayam. dengan harga beli ayam hidup dari plasma,
kesepakatan harga dapat berubah sewaktu-
Hasil Analisa IPA Pada Strata II waktu jika terjadi perubahan harga DOC dan
pakan ternak dan jika harga beli + Rp.30,00/kg
bilamana kematian sama atau lebih rendah dari
standart +1 dan FCR sama atau lebih baik dari
standart.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Dewanto (2005) yang menyatakan bahwa
beternak broiler dengan system kemitraan yaitu
beternak broiler lewat cara hubungan kerja
pada peternak serta perusahaan inti. Peternak
berkewajiban sediakan jaminan (bila
dibutuhkan), tenaga kerja, serta cost
operasional pemeliharaan. Sapronak seperti
doc old chicken (DOC) (ayam usia satu hari),
9
pakan, obat, vitamin serta vaksin (OVK), dengan pendapat Dewanto (2005) yang
disiapkan olek perusahaan inti termasuk juga menyatakan bahwa penentuan saat-saat panen
pertolongan tenaga teknisnya. Harga yang tepat untuk ayam pedaging dipengaruhi
sapronak serta harga jual ayam telah oleh 4 faktor yang saling berkaitan diantaranya
ditetapkan oleh perusahaan inti. Keuntungan bobot badan, lama pemeliharaan, harga,
atau kerugian peternak yaitu keseluruhan kebutuhan konsumen dan kesehatan ternak.
cost penggunaan sapronak dikurangi Ketersediaan lampu dan pemanas
keseluruhan pendapatan penjualan ayam. mempengearuhi tingkat kematian ayam.
Hal itu sesuai dengan pendapat
Suparman (2017) yang menyatakan pemanas
Hasil Analisa IPA Pada Strata III
buatan atau brooder berfungsi sebagai
pengganti indukan alami untuk memberi
kehangatan bagi anak ayam yang baru menetas
(DOC). Suhu lingkungan kandang terutama
pada awal pemeliharaan harus diperhatikan
agar tercipta suhu lingkungan yang ideal bagi
pertumbuhan ayam. Sesuai dengan hasil
peneilitian Arum dkk. (2017) bahwa salah satu
yang menjadi acuan untuk pemberian bonus
bagi peternak mitra dengan ketentuan yang ada
pada kontrak seperti nilai IP, semakin besar
nilai IP yang diperoleh, semakin baik prestasi
pemeliharaan ayam dan semakin efisien
Pada Strata III faktor yang sangat penggunaan pakan. Dewanto (2005) yang
penting namun belum memuaskan untuk menyatakan bahwa dalam hubungannya antara
kondisi saat ini sehingga harus menjadi Inti dan Plasama dalam sebuah kemitraan
perhatian bagi manajemen untuk dimana berbagai komponen sudah ditentukan
mengalokasikan sumber daya yang memadai sesuai kesepakatan baik standar bobot badan,
diantaranya jika umur ayam sudah memenuhi umur panen ayam, harga beli, IP dan FCR.
syarat dan kualitas ayam sudah mencapai Adapun faktor penunjang yang harus
target adanya bonus intensif dari inti untuk diperhatiakan diantaranya adalah umur ayam
plasma, umur panen juga berpengaruh pada harus sesuai dengan standart perjanjian
keragaman konsumen, umur panen kontrak, bobot badan ayam sudah memiliki
tergantung dengan kesehatan broiler, standart dari perjanjian kontrak dengan harga
ketersediaan lampu dan pemanas beli ayam hidup dari plasma, jika harga beli
mempengearuhi tingkat kematian ayam, +Rp.30,-/Kg bilamana kematian sama atau
jadwal buka/tutup tirai mempengaruhi lebih rendah dari standart +1 dan FCR sama
tingkat kematian ayam, nilai IP digunakan atau lebih baik dari standart, jika harga beli
untuk menentukan nilai insentif/ bonus bagi selisih harga pasar (jika harga pasar >Rp.500,-
peternak (bagi kemitraan), jika pemeliharaan dari harga kesepakatan. Hal tersebut sesuai
tidak mencapai target yang ditentukan maka dengan hasil penelitian Dewanto (2005) yang
peternak tidak mendapatkan bonus IP. menyatakan bahwa dalam hubungannya antara
Dikarenakan pada Strata III populasi Inti dan Plasama dalam sebuah kemitraan
ternak paling banyak sehingga hal-hal yang dimana berbagai komponen sudah ditentukan
perlu menjadi perhatian begitu banyak sesuai kesepakatan baik standar bobot badan,
sebagaimana diatas. Hal tersebut sesuai umur panen ayam, harga beli, IP dan FCR.

10
Hasil Koefisien Regresi Linier Berganda penyilangan ayam unggulan. Seiring dengan
perkembangan jaman telah dihasilkan tidak
Model Summaryb kurang dari tiga ratus bibit ayam broiler murni
Std. Errordan varietas ayam terseleksi dari potensi
Adjusted R
Model R R Square of the genetikanya. Bibit ayam broiler tersebut telah
Square
Estimate
menyebar ke seluruh Indonesia.
1 .479a .229 .068 1.52820
Faktor cuaca juga menjadi salah satu
a. Predictors: (Constant), X5, X1, X3, X4, X2
b. Depent Variabel: Y
kendala yang mempengaruhi pencapaian target
yang diberikan oleh inti, selain itu adanya
Coefficients a perubahan pencapaian tinggi-rendahnya target
Sig
dalam perjanjian yang telah diperbarui juga
Model B t VIF cukup menjadi kendala bagi para peternak.
.
(Consta .00 Cuaca adalah salah satu faktor lingkungan
17.158 5.467 dimana menurut Suparman (2017) menyatakan
nt) 0
X1 -.133 -1.086
.28
1.817 jumlah air yang dokonsumsi ayam bergantung
8 pada jenis ayam, umur, jenis kelamin, berat
.61
X2 .149 .512
3
1.810 badan ayam dan cuaca. Pemberian nurtisi saat
1 DOC berapa besar bagi pertumbuhan
.66
X3 .116 .433 1.522 berikutnya, karena 48 jam setelah menetas, vili
9
X4 .293 1.613
.12
1.603 usus meningkat 200% sehingga meningkatkan
0 kemampuan DOC adalah 33-35 0C dan
.73
X5 .106 .347
2
1.227 kelengbapan yang baik adalah 60-70 0C, hal ini
a. Dependent Variable: Y dikarenakan DOC belum mampu mengatur
b. Y = 17.158-0,133 X1 + 0,149 X2 + 0,116 X3 + suhu tubuhnya sendiri dengan baik. Pengaruh
0,293 X4 + 0,106 X5 lingkungan yang tidak baik pada ternak akan
Hasil analisis regresi menunjukkan mengakibatkan perubahan status fisiologis,
diantara X1, X2, X3, X4, X5 dan Y tidak ada yang disebut stres atau cekaman. Stres banyak
satupun yang berpengaruh signifikan sekali penyebabnya, salah satunya adalah
terhadap Y (sig > 0.05). Dari hasil koefisien lingkungan, yang timbul dari beberapa faktor
regresi diatas dapat kita ketahui dari seluruh yalitu teknik peternakan, iklim atau cuaca,
artibut baik itu X1= Umur panen, X2 = kandang makanan, antimetabolit, tingkah laku
bobot badan, X3 = FCR, X4 = Mortalitas, ternak, serta berbagai interaksi (Sutawi, 2007).
dan X5 = IP (Index Performance) sejauh ini Kendala yang dihadapi oleh pihak inti
tidak ada pengaruh yang signifikan dengan adalah cukup sulitnya melakukan pembinaan
hubungan kemitraan dimana efektivitasnya dikarenakan jumlah para peternak yang banyak
relatif rendah. Hal tersebut dikarenakan ada serta lokasinya yang terpisah cukup jauh antara
beberapa kendala yang dialami oleh para para peternak satu dengan peternak lain, oleh
peternak yang kemudian perlu dievaluasi sebab itu perlu dilakukan evaluasi lagi dari
oleh pihak inti bersama dengan plasma kedua belah pihak yang bermitra. Weiss (2000)
diantaranya pada kualitas atau strain DOC menyatakan bahwa evaluasi merupakan kata
yang tidak selalu sama sehingga dalam yang elastis yang mewakili penilaian terhadap
manajemen pemeliharaannya menjadi banyak hal. Program sosial dirancang untuk
berbeda dan perlu dilakukan penyesuaian. mengembangkan banyak orang. Program bisa
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sheila memberikan perubahan pada pengetahuan,
(2014) yang menyatakan bahwa strain ayam sikap, nilai dan perilaku individu. Berdasarkan
broiler unggulan diperoleh dari usaha kriteria tertentu, penelitian mengenai evaluasi
program akan menggambarkan kesimpulan
11
mengenai keefektifan, manfaat dan bahwa dalam menaksir pendapatan kotor petani
kesuksesan program yang diteliti. peternak semua komponen produk yang tidak
Pengukuran efektivitas suatu program terjual harus dinilai berdasarkan harga pasar,
dilakukan berdasarkan kesesuaian efek sehingga pendapatan kotor petani peternak
program dengan tujuan dari program dihitung sebagai penjualan ternak ditambah
tersebut. nilai ternak yang digunakan untuk dikomsumsi
rumah tangga atau dengan kata lain pendapatan
Pendapatan kotor usaha tani adalah nilai produk total usaha
Tabel 11. Pendapatan Per Periode Pada tani dalam jangka waktu tertentu, baik yang
Strata, Strata II Dan Strata III dijual maupun yang tidak dijual.
(Rp).
KESIMPULAN
Strata I Strata II Strata III
No. Komponen Pendapatan Berdasarkan hasil penelitian yang
Total Per Ekor Total Per Ekor Total Per Ekor
1 Total Penerimaan 103,658,175.00 169,738,800.00 245,565,600.00 sudah dilakukan dapat disimpulkan yang
2 Modal/Biaya Tetap (Penyusutan) 1,120,182.29 320.05 2,240,364.58 298.72 3,200,520.83 290.96 diperoleh bahwa hubungan kerjasama antara
kemitraan PT. Semesta Mitra Sejahtera dan
3 Biaya Produksi/Biaya Variabel 96,325,132.80 27,521.47 156,266,828.50 15,626.68 229,966,800.00 22,996.68
para peternak dengan pola hubungan inti-
4 Total Biaya 97,445,315.09 27,841.52 158,507,193.08 15,850.72 233,167,320.83 23,316.73
plasma menunjukkan hasil yang belum efektif
Total Pendapatan 6,212,859.91 1,775.10 11,231,606.92 1,123.16 12,398,279.17 1,239.83 secara signifikan dikarenakan kurangnya
Sumber: Data primer diolah (2018) komunikasi dan pendidikan antara inti ke
Tabel 11 menunjukkan pendapatan plasma. Jika ditinjau dari analisa usaha yang
pada peternak plasma yaitu Strata I sebesar telah dilakukan semakin banyak populasi
Rp 6.212.859,91/periode, kemudian Strata II ternak yang dipelihara oleh peternak plasma
sebesar Rp 11.231.606,92/periode dan Strata maka baik itu modal, biaya produksi,
III sebesar Rp 12.398.279,17/periode. penerimaan dan pendapatan yang diperoleh
Perbedaan pendapat ini dipengaruhi oleh semakin tinggi sehingga Strata III dengan
beberapa faktor antara lain, biaya produksi populasi >8.599 ekor lebih efektif untuk
yaitu harga pakan dan harga DOC sedangkan dijalankan.
faktor lainnya adalah dari pos penerimaan
yang dihasilkan oleh peternakan broiler.
Menurut Subkhie, Suryahadi dan Saleh SARAN
(2012) menyatakan bahwa peternak plasma Berdasarkan hasil penelitan yang telah
harus menggunakan keterampilannya secara dilakukan disarankan bahwa dalam melakukan
optimal untuk meningkatkan produksi, usaha peternakan ayam pedaging yang
sehingga dapat menghasilkan lebih banyak bergerak secara kemitraan, diharapkan pihak
keuntungan yang didapatkan dari hasil inti, dapat selalu memenuhi kebutuhan para
pemasaran oleh perusahaan inti. Peternak peternak plasma, serta selalu melakukan
plasma harus meningkatkan efisiensi pembinaan lapang mengenai teknis beternak,
penggunan sapronak, sehingga biaya begitu juga dengan para peternak supaya selalu
operasional yang dibayarkan kepada mentaati peraturan dan selalu mengikuti arahan
perusahaan inti dapat ditekan seoptimal yang ditetapkan oleh pihak inti agar dapat
mungkin. meningkatkan hasil produksi, sehingga kerja
Semakin tinggi populasi maka sama kedua belah pihak lebih efektif lagi.
pendapatan yang didapatkan oleh peternak Selain itu juga perlu dilakukan evaluasi secara
semakin banyak. Hal tersebut sesuai dengan berkala baik terhadap kinerja inti maupun
pendapat Soekartawi (2005) menyatakan plasma.

12
DAFTAR PUSTAKA Gibson, J. L. 2000. Organisasi Perilaku
Struktur dan Proses. Edisi Kelima.
Cetakan Ketiga. Penerbit Erlangga.
Armaidi, D. 2010. Uji Korelasi. Statistik Jakarta .
Parametrik Uji Hipotesis.
Hafsah, J M. 2003. Kemitraan Usaha Konsepsi
http://armaididarmawan.blogspot.co dan Strategi. Pustaka Sinar Harapan.
/2010/12/vbehaviorurl_defaultvmlo Jakarta.
_23.html. Diakses: 31 Oktober
2018. Hartono, B. 2012. Ekonomi Bisnis Peternakan.
UB. Press. Malang.
Arum, K.T., E. R. Cahyadi dan A. Basith.
2017. Evaluasi Kinerja Peternak Hatta, B. K. 2017. Efektivitas Kemitraan
Mitra Ayam Ras Pedaging. Jurnal Usaha Koperasi Susu Warga Mulya
Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Dalam Meningkatkan Pendapatan
Peternakan. 5(2): 78-83. Peternak Sapi Perah. Skripsi.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Dajan, A. 1986. Pengantar Metode Statistik Yogyakarta.
Jilid II. LP3ES: Jakarta.
Herawati, M. 2016. Analisis Daya Saing Usaha
Dewanto, A. A. 2005. Perjanjian Kemitraan Budidaya Ayam Ras Pedaging Di
Dengan Pola inti Plasma Pada Kabupaten Lampung Selatan. Tesis.
Peternak Ayam Potong/Broiler di Program Pascasarjana Agribisnis.
Pemerintah Kabupaten Grobogan Fakultas Pertanian. Universitas
Jawa Tengah. Tesis. Program Pasca Lampung. Bandar Lampung.
Sarjana Megister Kenotariatan.
Universitas Diponegoro. Semarang. Hidayat, R. 2014. Analisis Penerapan Biaya
Relevan dalam Menerima atau
Effendy, O. U. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Menolak Pesanan Khusus pada UD.
Komunikasi. PT. Citra Aditya Bakti. Rezky Bakery. Jurnal EMBA. 2(4):
Bandung. 435-443.
Farida, L. S. 2010. Analisa Regresi Linier Himawati, D. 2006. Analisa Resiko Finansial
Berganda Dengan Usaha Peternakan Ayam Pedaging
Heteroskedastisitas Melalui pada Peternakan Plasma Kemitraan
Pendekatan Weight Least Square. KUD “Sari Bumi” di Kecamatan
Skripsi. Fakultas Sains Dan Bululawang Kabupaten Malang.
Teknologi. Universitas Islam Negeri Fakultas Peternakan. Universitas
Syarif Hidayatullah. Jakarta. Brawijaya. Malang.
Fathoni, A. 2009. Organisasi dan Manajemen Horne., J. C. V and J. M. Wachowicz. 2002.
Sumber Daya Manusia. Rineka Fundamental of Financial
Cipta. Jakarta Management. Tenth Edition. Prentice
Hall Internation, Inc. New Jersey.
Ghozali, I. 2001. Aplikasi Analisis
Multivariate Lanjutan dengan Ibrahim, Y. (2003). Studi Kelayakan
Program SPSS. Badan Peneliti Bisnis.Edisi Revisi. Rineka Cipta.
Universitas Diponegoro. Semarang. Jakarta.
13
James, R. G. 2004. Modern Livestock and Siagian, S. P. 2001. Manajemen Sumber Daya
Poultry Production. 7th Edition. Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.
Thomson Delmar Learning Inc.
FFA Activities, London. Soekartawi, 2005. Prinsip Dasar Komunikasi
Pertanian. UI Press. Jakarta.
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen
Keuangan. Edisi Kedua. Kencana Subkhie, H., Suryahadi dan A. Saleh. 2012.
Prenada Media Group. Jakarta. Analisis Kelayakan Usaha Peternakan
Ayam Pedaging dengan Pola
Kotler, P. dan Keller, K. L. 2000. Kemitraan di Kecamatan Ciampea
Manajemen Pemasaran. Edisi Kabupaten Bogor. Manajemen IKM.
Mileinium. PT. Indeks Kelompok 7(1): 54-63.
Gramedia. Jakarta.
Suharti., dan I-M. A. Widuna. 2003. Analisis
Martilla, J. A. and James, J. C. 1977. Profitabilitas Usaha Ayam Pedaging
Importance-Performance Analysis. Pola Kemitraan dan Mandiri di
Journal of Marketing. 41(1):77-79. Kabupaten Magelang. Tesis. Fakultas
Peternakan. Universitas Gadjah Mada.
Meredith, J. R., A. Raturi, K. Amoako- Yogyakarta.
Gyampah and B. Kaplan. 1989.
Alternative Research Paradigms in Suparman. 2017. Potensi Pengembangan
Operations. Journal of Operations Peternakan Ayam Broiler Di
Management. 8(4): 297-326 . Kecamatan Malunda Kabupaten
Majene. Skripsi. Fakultas Sains Dan
Mookiah, S., C.C. Sieo, K. Ramasamy, N. Teknologi. Universitas Islam Negeri
Abdullah, and Y.W. Ho. 2014. Alauddin. Makasar.
Effect of Dietary Prebiotic,
Probiotic and Synbiotics on Sutawi. 2007. Kapita Selekta Agribisnis
Performance, Caecal Bacterial Peternakan. UMM. Press, Malang.
Populations and Caecal
Fermentation Concentrations of Weiss, C. H. 2000. Theory-Based Evaluation
Broiler hicken. J. Sci. Food Agric. In Practice. Evaluation Review. 24(4):
94(2):341-348. 407-431.

Murti, A. T. dan Santoso, E.P. 2017. Faktor-


Faktor Yang Mempengaruhi
Produksi Usaha Peternakan Broiler
Pola Kemitraan di Kabupaten Blitar.
Jurnal OPTIMA. 1(1):12-22

Sheila, P. 2014. Efisiensi Ekonomi 2 Jenis


Strain DOC Ayam Broiler yang
Berbeda Di Kandang Laboratorium
Ternak Unggas Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin Makassar.
Fakultas Peternakan. Universitas
Hasanuddin. Makassar.

14

Anda mungkin juga menyukai