Anda di halaman 1dari 8

Tyas et al.

Analisis Komparatif Keuntungan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging


dengan Pola Kemitraan dan Mandiri di Kabupaten Banjar

ANALISIS KOMPARATIF KEUNTUNGAN USAHA TERNAK AYAM


RAS PEDAGING ANTARA POLA KEMITRAAN DENGAN POLA
MANDIRI DI KABUPATEN BANJAR

Profit Comparative Analysis of Broiler Chicken Business between


Partnership and Independent Scheme in Banjar Regency
Alif Wahyuning Tyas*, Yudi Ferrianta, Mariani
Prodi Agribisnis/Jurusan SEP, Fak. Pertanian – Univ. Lambung Mangkurat, Banjarbaru – Kalimantan Selatan

*Corresponding author: alifwahyuningtyas5@gmail.com

Abstrak. Krisis protein hewani dapat membahayakan kemajuan bangsa sehingga perlu peningkatan
ketersediaan sumber gizi terutama protein hewani. Salah satu hewan ternak yang dapat menghasilkan
daging ialah ayam ras pedaging. Usaha ternak ayam ras pedaging di Kabupaten Banjar dimulai
dengan usaha mandiri dalam skala usaha kecil guna memenuhi kebutuhan keluarga. Keterbatasan
mendorong peternak untuk melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Kemitraan ialah suatu
strategi bisnis dengan tujuan untuk saling menguntungkan dan memberikan manfaat antara pihak
yang bermitra. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis perbedaan keuntungan yang
diperoleh peternak ayam ras pedaging dengan pola kemitraan dan mandiri di Kabupaten
Banjar dan mengetahui permasalahan yang dihadapi peternak ayam ras pedaging dengan pola
kemitraan dan mandiri di Kabupaten Banjar. Penelitian dilaksanakan di dua tempat
peternakan, yaitu dengan pola kemitraan (bermitra dengan PT Ciomas Adisatwa) dan pola
mandiri. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian
menunjukan rata-rata biaya total peternak pola kemitraan adalah sebesar Rp223.597.362,50 per
periode, sedangkan rata-rata biaya total peternak pola mandiri adalah sebesar Rp210.665.777,79 per
periode. Rata-rata penerimaan peternak pola kemitraan adalah sebesar Rp289.575.153,84 per periode,
sedangkan rata-rata penerimaan peternak mandiri adalah sebesar Rp260.535.666,67 per periode.
Rata-rata keuntungan peternak pola kemitraan yaitu Rp65.977.791,34 per periode, sedangkan rata-
rata keuntungan peternak mandiri adalah sebesar Rp49.869.888,88 per periode. Berdasarkan analisis
statistik uji t menunjukkan bahwa t hitung (1.183) ≠ t tabel (1.740). Artinya H0 diterima dan H 1
ditolak, bearti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata keuntungan usaha ternak ayam
ras pedaging pola kemitraan dengan pola mandiri. Permasalahan yang dihadapi peternak pola
kemitraan dan mandiri yaitu heat stress pada musim kemarau, anak ayam yang mudah kedinginan
pada musim hujan, pakan yang menjadi lembab pada musim hujan, kurangnya pengetahuan peternak
mandiri dalam pengaplikasian vaksin dan vitamin, kurangnya frekuensi bimbingan teknis penyuluh
perusahaan kepada peternak plasma dan sulit mendapatkan bibit ayam (Day Old Chick) unggul yang
dialami peternak mandiri yang menyebabkan tingginya tingkat mortalitas ternak sebesar 57,31%.
Kata kunci: perbandingan keuntungan, pola kemitraan, pola mandiri, ternak ayam ras pedaging

PENDAHULUAN untuk generasi yang akan datang sehingga perlu


peningkatan ketersediaan sumber gizi terutama
Penyediaan bahan makanan yang mempunyai
protein hewani (Fitrah, 2013: 72)
nilai gizi tinggi perlu mendapat perhatian yang
serius terutama di Indonesia. Hal ini disebabkan Protein hewani dapat berasal dari hewan atau
oleh pertambahan jumlah penduduk yang terus produk olahannya seperti daging merah, daging
meningkat dan tingginya tingkat kesadaran ikan, daging ayam, susu dan telur. Salah satu
masyarakat akan pemenuhan gizi. Krisis protein hewan ternak yang dapat menghasilkan daging
hewani dapat membahayakan kemajuan bangsa ialah ayam ras pedaging. Ayam ras pedaging

Frontier Agribisnis 1(4), Maret 2020 - 121


Tyas et al. Analisis Komparatif Keuntungan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging
dengan Pola Kemitraan dan Mandiri di Kabupaten Banjar

adalah salah satu komoditi peternakan yang mandiri yang akan mempengaruhi produktivitas
cukup menjanjikan. Hal ini disebabkan oleh ayam ras pedaging (broiler) secara keseluruhan.
tingkat produksinya yang cukup cepat dengan
Setiap peternak mempunyai jumlah kepemilikan
bobot badan yang tinggi dalam jangka waktu
ternak yang berbeda. Peternak yang mempunyai
yang relatif pendek sehingga mampu memenuhi
ternak dalam jumlah banyak, dimungkinkan
kebutuhan pasar dibandingkan dengan produk
dapat memperoleh keuntungan yang lebih tinggi
ternak lainnya.
dibandingkan dengan jumlah ternaknya yang
Sektor peternakan merupakan salah satu sektor sedikit. Semakin banyak jumlah ternak yang
unggulan di Kalimantan Selatan. Populasi ternak dimiliki, maka semakin besar pula biaya yang
ayam ras pedaging mengalami peningkatan dari dikeluarkan. Usaha peternakan tersebut dapat
tahun 2015-2017 sebanyak 79,20 persen lebih bertahan jika keuntungan yang diperoleh lebih
besar dibandingkan ternak unggas lain yang besar daripada biaya yang dikeluarkan, sehingga
hanya sekitar 0-10 persen (BPS, 2018: 248). dapat dikatakan layak secara finansial. Oleh
sebab itu, diperlukan adanya suatu kajian untuk
Kabupaten Banjar adalah salah satu kabupaten di
mengetahui tingkat keuntungan yang dicapai dari
Kalimantan Selatan yang pendapatan daerahnya
lebih banyak didukung oleh sektor pertanian, dua pola usaha peternakan yang berbeda .
termasuk di dalamnya peternakan sebesar 18,61
persen tahun 2016 dan 18,10 persen tahun 2017. Tujuan dan Kegunaan
Kabupaten Banjar merupakan salah satu wilayah Tujuan penelitian adalah: (1) Menganalisis
dengan produksi ayam ras pedaging yang tinggi, perbedaan keuntungan yang diperoleh peternak
mengalami peningkatan produksi dari tahun ayam ras pedaging dengan pola kemitraan dan
2015-2017 sebesar 15,47 persen (BPS, 2018: mandiri di Kabupaten Banjar; (2) Mengetahui
420). permasalahan yang dihadapi peternak ayam ras
Pada umumnya usaha ternak ayam ras pedaging pedaging dengan pola kemitraan dan mandiri di
di Kabupaten Banjar dimulai dengan usaha Kabupaten Banjar.
mandiri dalam skala usaha kecil guna memenuhi Kegunaan penelitian adalah: (1) Untuk dapat
kebutuhan keluarga. Seiring dengan tuntutan memberikan gambaran usaha peternakan bagi
ekonomi dan perkembangan teknologi, usaha para pengusaha ayam ras pedaging (broiler)
peternakan mulai dikembangkan dalam skala dalam mengembangkan usahanya; (2) Sebagai
usaha menengah dan besar. Hambatan yang bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam
dihadapi selama menjalankan usaha peternakan pengambilan kebijakan yang ada hubungannya
yaitu sulit melakukan pemasaran, keterbatasan dengan penyediaan kebutuhan konsumsi daging
modal dan kurang terjaminnya penyediaan ayam ras pedaging (broiler); (3) Sebagai bahan
sarana produksi ternak (sapronak). Keterbatasan pertimbangan bagi peternak ayam ras pedaging
tersebut mendorong peternak untuk melakukan (broiler) untuk dapat menentukan menggunakan
kerja sama dengan berbagai pihak, seperti pola kemitraan atau mandiri; (4) Menambah
perusahaan mitra atau lembaga agribisnis. wawasan peneliti dalam menerapkan ilmu
Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang pengetahuan.
dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam
jangka waktu tertentu untuk saling dapat METODE
memaksimalkan keuntungan dengan prinsip
saling menguntungkan dan saling memberikan Tempat dan Waktu Penelitian
manfaat antara pihak yang bermitra. Pola
kemitraan di bidang peternakan merupakan salah Penelitian dilaksanakan di dua tempat
satu jalan kerja sama antara peternak kecil peternakan ayam ras pedaging dengan pola
dengan perusahaan mitra sebagai inti (Hafsah, usaha yang berbeda di Kabupaten Banjar, yaitu
2000: 9). Berkembangnya pola kemitraan di dengan pola kemitraan (bermitra dengan PT
Kabupaten Banjar mendorong sebagian peternak Ciomas Adisatwa) dan pola mandiri. Waktu
beralih untuk bermitra dengan perusahaan, penelitian berlangsung dari bulan Mei sampai
akibatnya peternak yang tidak bermitra (peternak bulan Desember 2019 dimulai dari persiapan,
mandiri) semakin berkurang. Tentu terdapat pengumpulan data, pengolahan data sampai
perbedaan dalam pelaksanaan usaha peternakan tahap penyusunan laporan.
ayam ras pedaging antara pola kemitraan dan

122 – Frontier Agribisnis 1(4), Maret 2020


Tyas et al. Analisis Komparatif Keuntungan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging
dengan Pola Kemitraan dan Mandiri di Kabupaten Banjar

Jenis Data dan Sumber Data Untuk menghitung besarnya biaya penyusutan
alat dan perlengkapan maka dapat menggunakan
Jenis data yang digunakan adalah data primer
perhitungan dengan metode garis lurus (Straight
dan data sekunder. Data primer diperoleh
Line Depreciation Method) (Kasim, 2004: 17).
melalui wawancara langsung dengan pihak PT
Ciomas Adisatwa, peternak ayam ras pedaging
pola kemitraan dan pola mandiri (responden). p
(2)
Sedangkan data sekunder diperoleh dari dinas
atau instansi terkait seperti Dinas Peternakan dengan: D nilai penyusutan (Rp/tahun)
Kabupaten Banjar, Badan Pusat Statistik serta Na nilai awal barang (Rp)
melalui studi pustaka dari berbagai media yang Ns nilai sisa dari barang (Rp)
ada hubungannya dengan topik penelitian. Up umur ekonomis (tahun)
Jumlah produk yang dijual dikalikan dengan
Metode Penarikan Contoh harga yang ditawarkan merupakan jumlah uang
Penelitian dilakukan dengan metode survei yang yang diterima peternak sebagai ganti produk
menggunakan teknik wawancara dengan alat yang dijual inilah yang dinamakan penerimaan.
bantu penelitian kuesioner yang telah disiapkan Untuk menghitung penerimaan pada usaha
sebelumnya. Penentuan lokasi penelitian ternak ayam ras pedaging dengan pola kemitraan
dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dan mandiri menggunakan rumus sebagai
berdasarkan dari banyaknya jumlah peternak berikut:
plasma yang dimiliki oleh PT Ciomas Adisatwa.
Teknik yang digunakan dalam pengambilan TRi = Pq . Q (3)
sampel peternak adalah dengan purposive dengan: TR penerimaan total (Rp)
sampling method. Jumlah peternak ayam ras Pq harga jual (Rp/kg)
pedaging yang menjadi sampel pada penelitian Q jumlah produksi (kg)
yaitu sebanyak 13 orang peternak plasma PT i 1,2
Ciomas Adisatwa dan 6 orang peternak mandiri 1 peternak plasma
(peternak non mitra), dengan kriteria jumlah 2 peternak mandiri
ternak ayam ras pedaging yang diusahakan
sebanyak 5000-10.000 ekor yang termasuk ke Keuntungan merupakan selisih antara total
dalam skala usaha menengah. penerimaan yang diperoleh dari hasil produksi
dikurangi dengan total biaya keseluruhan dari
Analisis Data kegiatan produksi. Untuk mengetahui besarnya
keuntungan pada usaha ternak ayam ras
Untuk menjawab tujuan pertama, menganalisis pedaging pola kemitraan dan mandiri dapat
perbedaan keuntungan yang diperoleh peternak menggunakan rumus sebagai berikut (Kasim,
ayam ras pedaging dengan pola kemitraan dan 2004: 28):
mandiri di Kabupaten Banjar harus dilihat secara
terpisah antara total biaya, penerimaan dan πi = TRi - TCi (4)
keuntungan pada setiap pola usaha kemudian
dilakukan analisis statistik uji beda rata-rata dengan: π keuntungan (Rp)
menggunakan rumus uji t tidak berpasangan. TR penerimaan total (Rp)
TC biaya total (Rp)
Untuk mengetahui besarnya biaya dilihat dari i 1,2
biaya total yang merupakan penjumlahan dari 1 peternak plasma
seluruh komponen biaya tetap dan biaya variabel 2 peternak mandiri
menggunakan rumus sebagai berikut:
Untuk melakukan pengujian hipotesis, maka
TCi = FCi + VCi (1) menggunakan rumus uji t tidak berpasangan
sebagai berikut (Walpole, 2005: 305):
dengan: TC biaya total (Rp)
FC biaya tetap (Rp) ̅ ̅
VC biaya variabel (Rp) T hitung =

i 1,2
1 peternak mitra
2 peternak mandiri dengan: ̅ 1 nilai rata-rata keuntungan pola
kemitraan

Frontier Agribisnis 1(4), Maret 2020 - 123


Tyas et al. Analisis Komparatif Keuntungan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging
dengan Pola Kemitraan dan Mandiri di Kabupaten Banjar

̅2 nilai rata-rata keuntungan pola pola kemitraan dan 50,00 persen atau sebanyak 3
mandiri orang peternak pola mandiri.
S12 varians dari keuntungan pola
Jumlah Tanggungan. Jumlah tanggungan
kemitraan
adalah banyaknya anggota keluarga yang berada
S22 varians dari keuntungan pola
atau hidup dalam satu rumah dan menjadi
mandiri
tanggungan kepala keluarga (peternak). Hasil
n1 jumlah sampel pola kemitraan
penelitian menunjukkan jumlah tanggungan
n2 jumlah sampel pola mandiri
keluarga peternak pada pola kemitraan terbesar
adalah 3 orang dengan persentase 46,16 persen
Rumusan hipotesis:
sebanyak 6 orang. Sedangkan jumlah
H0 : µ1 = µ2 (tidak terdapat perbedaan rata-rata
tanggungan terbesar peternak pada pola mandiri
keuntungan antara usaha ternak ayam ras
adalah 2 dan 4 orang dengan persentase yang
pedaging pola kemitraan dengan pola
sama sebesar 33,33 persen sebanyak masing-
mandiri)
masing 2 orang.
H1 : µ1 ≠ µ2 (terdapat perbedaan rata-rata
keuntungan antara usaha ternak ayam ras Pengalaman Berternak. Pada umumnya
pedaging pola kemitraan dengan pola pengalaman beternak merupakan salah satu
mandiri) faktor yang dapat menentukan keberhasilan
Dengan kriteria keputusan yaitu: suatu usaha peternakan karena dianggap dapat
1. H0 diterima jika t hitung ≤ tα (db) pada taraf mempengaruhi keterampilan peternak dan
kepercayaan 95% tingkat pengetahuan peternak. Berdasarkan hasil
2. H0 ditolak jika t hitung > tα (db) pada taraf penelitian menunjukkan bahwa seluruh peternak
kepercayaan 95% responden pada pola kemitraan maupun pola
mandiri memiliki pengalaman beternak pada
Untuk menjawab tujuan kedua, yaitu mengetahui rentang 2-9 tahun dengan persentase 100,00
permasalahan yang dihadapi peternak ayam ras persen atau sebanyak 13 orang peternak pola
pedaging dengan pola kemitraan dan mandiri di kemitraan dan 83,33 persen atau sebanyak 5
Kabupaten Banjar maka dilakukan dengan orang peternak pola mandiri.
menggunakan analisis deskriptif.
Komponen Biaya
HASIL DAN PEMBAHASAN Biaya dalam usaha peternakan ayam ras
pedaging (broiler) merupakan salah satu faktor
Kerakteristik Peternak penting bagi setiap pelaku usaha atau pelaku
Umur Responden. Umur merupakan salah satu ekonomi dalam menjalankan usahanya. Biaya
faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas merupakan nilai dari seluruh korbanan yang
seseorang dalam bekerja, berfikir dan mengelola dikeluarkan untuk menghasilkan produksi. Biaya
usaha yang dimilikinya. Berdasarkan hasil dalam usaha peternakan ayam ras pedaging
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur (broiler) dengan pola kemitraan dan mandiri
peternak responden peternak dengan pola terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya
kemitraan dan mandiri adalah 24 sampai ≥ 48 variabel (variable cost).
tahun. Persentase terbesar adalah 61,54 persen Biaya Tetap (Fixed Cost). Biaya tetap adalah
dengan jumlah peternak responden pada pola biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada
kemitraan sebanyak 8 orang yang berada pada produksi atau biaya yang tidak mengalami
rentang umur 36-47 tahun. Sedangkan persentase perubahan sebagai akibat perubahan jumlah hasil
terbesar peternak responden pola mandiri adalah yang diperoleh peternak ayam ras pedaging
50,00 persen dengan jumlah sebanyak 3 orang (broiler). Biaya tetap (fixed cost) pada usaha
yang berada pada rentang umur ≥ 48 tahun. ternak ayam ras pedaging (broiler) dengan pola
Tingkat Pendidikan. Berdasarkan pada hasil kemitraan dan mandiri di Kabupaten Banjar
penelitian bahwa persentase terbesar tingkat meliputi biaya penyusutan kandang, biaya
pendidikan peternak responden baik pada pola penyusutan peralatan dan biaya sewa lahan yang
kemitraan maupun mandiri ialah berada pada tetap dikeluarkan meskipun produksi terhenti.
tingkat pendidikan SMA dengan persentase Besarnya rata-rata biaya tetap pada usaha
76,92 persen atau sebanyak 10 orang peternak peternakan ayam ras pedaging (broiler) dengan
pola kemitraan dan mandiri di Kabupaten Banjar

124 – Frontier Agribisnis 1(4), Maret 2020


Tyas et al. Analisis Komparatif Keuntungan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging
dengan Pola Kemitraan dan Mandiri di Kabupaten Banjar

dalam satu periode produksi (dua bulan) Tabel 2. Rata-rata biaya variabel pada usaha
disajikan pada Tabel 1. ternak ayam ras pedaging dengan pola
kemitraan dan mandiri per periode (dua
Tabel 1. Rata-rata biaya tetap pada usaha ternak bulan) di Kabupaten Banjar
ayam ras pedaging dengan pola
kemitraan dan mandiri per periode (dua Peternak Peternak
bulan) di Kabupaten Banjar Komponen Plasma Mandiri
No
Biaya Total Biaya Total Biaya
(Rp/periode) (Rp/periode)
Peternak Peternak 1 Bibit 55.286.923,08 47.100.000,00
Komponen Plasma Mandiri 2 Pakan 151.384.615,38 146.250.000,00
No
Biaya Total Biaya Total Biaya Vaksin &
(Rp/periode) (Rp/periode) 3 2.835.769,23 3.294.833,33
Vitamin
Penyusutan 4 TK 8.057.196,15 8.082.450,00
1 2.122.102,56 2.125.866,67
Kandang 5 Air 334.615,38 333.333,33
Penyusutan 6 Listrik 381.153,85 383.333,33
2 1.500.271,48 1.480.127,79
Peralatan B. Bakar
7 157.384,62 154.500,00
Pemanas
3 Sewa Lahan 1.410.869,23 1.333.333,33 B. Bakar
8 64.923,08 61.333,33
Genset
Jumlah 5.033.243,27 4.939.327,79 B. Bakar
Mesin
Sumber: Pengolahan data primer (2019) 9 61.538,46 66.666,67
Pembersih
Kandang
Berdasarkan pada Tabel 1 maka dapat diketahui Jumlah 218.564.119,23 205.726.449,99
bahwa rata-rata biaya tetap pada usaha ternak Sumber: Pengolahan data primer (2019)
ayam ras pedaging pola kemitraan lebih besar
dibandingkan rata-rata biaya tetap pada usaha Berdasarkan pada Tabel 2 maka dapat diketahui
ternak ayam ras pedaging pola mandiri. Rata-rata bahwa besarnya rata-rata biaya variabel pada
biaya tetap pada usaha ternak ayam ras pedaging usaha ternak ayam ras pedaging pola kemitraan
pola kemitraan yaitu sebesar Rp5.033.243,27 per sebesar Rp218.564.119,23 per periode lebih
periode, sedangkan rata-rata biaya tetap pada besar dibandingkan rata-rata biaya variabel pada
usaha ternak ayam ras pedaging pola mandiri usaha ternak ayam ras pedaging pola mandiri
sebesar Rp4.939.327,79 per periode. yang hanya sebesar Rp205.726.449,99 per
periode.
Biaya Variabel (Variable Cost). Biaya variabel
merupakan biaya yang dikeluarkan peternak
Biaya Total. Biaya total merupakan biaya yang
responden untuk keperluan produksi yang dikeluarkan oleh peternak responden selama
jumlahnya dipengaruhi oleh besar kecilnya melakukan kegiatan usaha ternaknya atau total
produksi, artinya bahwa semakin tinggi skala dari keseluruhan biaya selama proses produksi.
produksi maka akan semakin meningkat pula
Perhitungan biaya total diperoleh dari hasil
biaya variabel (variable cost) yang harus
penjumlahan antara biaya tetap dan biaya
ditanggung oleh peternak ayam ras pedaging variabel. Adapun rata-rata biaya total pada usaha
pola kemitraan dan pola mandiri di Kabupaten
ternak ayam ras pedaging pola kemitraan dan
Banjar selama masa produksi berlangsung. mandiri di Kabupaten Banjar disajikan pada
Komponen biaya variabel (variable cost) pada tabel 3.
usaha ternak ayam ras pedaging (broiler) dengan
pola kemitraan dan mandiri di Kabupaten Banjar Tabel 3. Rata-rata biaya total pada usaha ternak
terdiri atas beberapa biaya yaitu biaya bibit ayam ayam ras pedaging dengan pola
atau DOC (Day Old Chick), biaya pakan, biaya kemitraan dan mandiri per periode (dua
vaksin dan vitamin, biaya tenaga kerja, biaya air, bulan) di Kabupaten Banjar
biaya listrik, biaya bahan bakar pemanas, biaya
bahan bakar genset dan biaya bahan bakar mesin Peternak Peternak
Komponen
pembersih kandang. Besarnya rata-rata biaya Plasma Mandiri
Biaya
(Rp/periode) (Rp/periode)
variabel pada usaha ternak ayam ras pedaging Biaya Tetap 5.033.243,27 4.939.327,79
(broiler) dengan pola kemitraan dan mandiri Biaya Variabel 218.564.119,23 205.726.449,99
selama satu periode produksi (2 bulan) di Jumlah 223.597.362,50 210.665.777,78
Kabupaten Banjar disajikan pada Tabel 2. Sumber: Pengolahan data primer (2019)

Frontier Agribisnis 1(4), Maret 2020 - 125


Tyas et al. Analisis Komparatif Keuntungan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging
dengan Pola Kemitraan dan Mandiri di Kabupaten Banjar

Berdasarkan pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa sedangkan rata-rata harga daging ayam untuk
rata-rata biaya total yang diperoleh peternak pola mandiri sebesar Rp21.666,67 per kg. Rata-
plasma pada usaha ternak ayam ras pedaging rata harga kotoran ayam yang berlaku pada saat
pola kemitraan adalah sebesar Rp223.597.362,50 penelitian untuk pola kemitraan adalah sebesar
per periode. Sedangkan rata-rata biaya total yang Rp11.578,95 per karung sedangkan untuk pola
diperoleh peternak mandiri pada usaha ternak mandiri sebesar Rp10.833,33 per karung.
ayam ras pedaging pola mandiri adalah sebesar
Rendahnya penerimaan yang diperoleh peternak
Rp210.665.777,78 per periode.
mandiri ialah karena rata-rata harga daging ayam
yang hanya mencapai Rp21.666,67 per kg, hal
Penerimaan
ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti
Penerimaan merupakan hasil kali antara jumlah permintaan daging ayam yang rendah dan waktu
produksi dengan harga jual yang berlaku selama jual daging ayam. Di mana rata-rata harga jual
satu periode produksi. Penerimaan pada usaha sebesar Rp21.666,67 per kg ini ialah harga jual
ternak ayam ras pedaging pola kemitraan dan yang berlaku di pasar pada bulan Agustus dan
mandiri di Kabupaten Banjar diperoleh dari September tahun 2019.
penjualan daging dan kotoran ayam. Besarnya
total rata-rata penerimaan pada usaha ternak Keuntungan
ayam ras pedaging pola kemitraan dan mandiri
Keuntungan atau laba merupakan selisih antara
di Kabupaten Banjar disajikan pada Tabel 4.
nilai seluruh penerimaan yang diperoleh dengan
semua biaya yang telah dikeluarkan dalam
Tabel 4. Rata-rata penerimaan pada usaha
penyelenggaraan kegiatan produksi yaitu sejak
ternak ayam ras pedaging dengan pola
awal penyelenggaraan usaha ternak sampai
kemitraan dan mandiri per periode (2
dengan akhir proses produksi atau pada saat
bulan) di Kabupaten Banjar
penerimaan tersebut (Kasim, 1997: 26). Rata-
Peternak Peternak
rata keuntungan yang diperoleh peternak plasma
No Uraian Plasma Mandiri pada usaha ternak ayam ras pedaging pola
(Rp/periode) (Rp/periode) kemitraan maupun peternak mandiri pada usaha
1
Daging
288.502.076,92 259.502.333,33
ternak ayam ras pedaging pola mandiri di
Ayam (kg) Kabupaten Banjar disajikan pada Tabel 5.
Kotoran
2 Ayam 1.073.076,92 1.033.333,33
(karung)
Tabel 5. Rata-rata keuntungan pada usaha
ternak ayam ras pedaging dengan pola
Total 289.575.153,84 260.535.666,66 kemitraan dan mandiri per periode (2
Sumber: Pengolahan Data Primer (2019) bulan)

Berdasarkan pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa Peternak Peternak


Komponen
No Plasma Mandiri
dengan menjual daging ayam dan kotoran ayam Biaya
(Rp) (Rp)
maka rata-rata penerimaan yang diperoleh
peternak plasma pada usaha ternak ayam ras 1 Penerimaan 289.575.153,84 260.535.666,66
pedaging pola kemitraan adalah sebesar
Rp289.575.153,84 per periode dengan rata-rata 2 Biaya Total 223.597.362,50 210.665.777,78
total berat produksi daging ayam sebesar
13.113,73 kg per periode dan rata-rata total Total 65.977.791,34 49.869.888,88
produksi kotoran ayam sebanyak 92,31 karung
Sumber: Pengolahan Data Primer (2019)
per periode. Sedangkan rata-rata penerimaan
yang diperoleh peternak mandiri pada usaha
Berdasarkan pada Tabel 5 maka dapat diketahui
ternak ayam ras pedaging pola kemitraan adalah
bahwa rata-rata keuntungan peternak plasma
sebesar Rp260.535.666,66 per periode dengan
pada usaha ternak ayam ras pedaging pola
rata-rata total berat produksi daging ayam
kemitraan sebesar Rp65.977.791,34 per periode,
sebesar 11.941,67 kg per periode dan rata-rata
sedangkan rata-rata keuntungan peternak
total produksi kotoran ayam sebanyak 96,67
mandiri pada usaha ternak ayam ras pedaging
karung per periode. Rata-rata harga daging ayam
pola mandiri adalah Rp49.869.888,88 per
yang berlaku pada saat penelitian untuk pola
periode.
kemitraan adalah Rp22.000,00 per kg sedangkan

126 – Frontier Agribisnis 1(4), Maret 2020


Tyas et al. Analisis Komparatif Keuntungan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging
dengan Pola Kemitraan dan Mandiri di Kabupaten Banjar

Perbedaan Keuntungan Usaha Ternak Ayam KESIMPULAN DAN SARAN


Ras Pedaging dengan Pola Kemitraan dan
Mandiri Kesimpulan
Untuk mengetahui perbandingan keuntungan Berdasarkan hasil dan pembahasan di dalam
pada usaha ternak ayam ras pedaging pola penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
kemitraan dan pola mandiri, maka digunakan ditarik kesimpulan sebagai berikut:
analisis statistik uji beda rata-rata yaitu uji t tidak
berpasangan. Pengujian dilakukan dengan 1. Rata-rata biaya total peternak ayam ras
menggunakan SPSS 16.0, menunjukkan hasil pedaging pola kemitraan lebih besar
bahwa t hitung (1.183) tidak sama dengan t tabel dibandingkan peternak ayam ras pedaging
(1.740) atau thitung = 1.183 ≠ ttabel = 1.740 dengan pola mandiri, yakni Rp223.597.362,50 per
kaidah keputusan H0 diterima jika t hitung < tα periode sedangkan rata-rata biaya total
(db) dan H0 ditol k jik t hitung ≥ tα (db). peternak mandiri sebesar Rp210.665.777,79
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima per periode. Rata-rata penerimaan peternak
dan H1 ditolak yang bearti tidak terdapat ayam ras pedaging pola kemitraan lebih
perbedaan yang signifikan antara rata-rata besar dibandingkan peternak mandiri, yakni
keuntungan usaha ternak ayam ras pedaging pola Rp289.575.153,84 per periode sedangkan
kemitraan dengan pola mandiri. rata-rata penerimaan peternak mandiri
sebesar Rp260.535.666,67 per periode. Rata-
Tabel 6. Output independent samples test rata keuntungan peternak ayam ras pedaging
pola kemitraan lebih besar dibandingkan
Sig. peternak mandiri, yakni Rp65.977.791,34
F Sig. T Df (2-
tailed) per periode sedangkan rata-rata keuntungan
Keuntungan
Equal
peternak mandiri sebesar Rp49.869.888,88
Peternak
Ayam Ras
variances
assumed
1.097 .309 1.183 17 .253 per periode.
Pedaging
Equal
variances
2. Berdasarkan pada analisis statistik uji beda
1.409 15.186 .179
not
assumed
rata-rata yaitu uji t menunjukkan hasil bahwa
t hitung (1.183) tidak sama dengan t tabel
(1.740) atau thitung = 1.183 ≠ ttabel = 1.740.
Permasalahan pada Usaha Peternakan Ayam Artinya Ho diterima dan H1 ditolak yang
bearti tidak terdapat perbedaan yang
Ras Pedaging dengan Pola Kemitraan dan
Mandiri signifikan antara rata-rata keuntungan antara
usaha ternak ayam ras pedaging pola
Berdasarkan hasil wawancara dengan peternak kemitraan dengan pola mandiri.
ayam ras pedaging pola kemitraan dan mandiri
di Kabupaten Banjar, maka dapat diketahui 3. Permasalahan yang dihadapi para peternak
bahwa terdapat beberapa masalah yang dihadapi plasma dan peternak mandiri yaitu heat
oleh para peternak dalam menyelenggarakan stress pada musim kemarau, anak ayam yang
usaha peternakannya yaitu heat stress pada mudah kedinginan pada musim hujan, pakan
musim kemarau, anak ayam yang mudah yang menjadi lembab pada saat musim hujan
kedinginan pada saat musim hujan, pakan yang dan kurangnya frekuensi bimbingan teknis
menjadi lembab pada saat musim hujan, penyuluh perusahaan untuk peternak plasma,
kurangnya frekuensi bimbingan teknis penyuluh kurangnya pengetahuan peternak mandiri
perusahaan kepada peternak plasma, kurangnya dalam pengaplikasian vaksin dan vitamin
pengetahuan peternak mandiri dalam serta sulitnya mendapatkan bibit ayam atau
pengaplikasian vaksin dan vitamin serta sulitnya DOC (Day Old Chick) unggul atau
mendapatkan bibit ayam atau DOC (Day Old berkualitas yang menyebabkan tingginya
Chick) unggul atau berkualitas yang dialami tingkat mortalitas ternak ayam pada pola
peternak mandiri yang berakibat pada tingginya mandiri. Persentase tingkat mortalitas pada
tingkat mortalitas ayam ras pedaging yaitu usaha ternak ayam ras pedaging pola mandiri
sebesar 57,31% lebih besar dibandingkan ialah 57,31% lebih besar dibandingkan
persentase tingkat mortalitas pada usaha persentase tingkat mortalitas pada usaha
peternakan ayam ras pedaging pola kemitraan peternakan ayam ras pedaging pola
yang hanya sebesar 42,69%. kemitraan yang hanya sebesar 42,69%.

Frontier Agribisnis 1(4), Maret 2020 - 127


Tyas et al. Analisis Komparatif Keuntungan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging
dengan Pola Kemitraan dan Mandiri di Kabupaten Banjar

Saran Kalimantan Selatan. Skripsi. Universitas


Achmad Yani, Banjarmasin.
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka
Kasim, S. A. 2004. Petunjuk Praktis Menghitung
saran yang diberikan pada penelitian ini yaitu:
Keuntungan dan Pendapatan Usahatani.
1. Berdasarkan hasil penelitian, peternak Fakultas Pertanian Universitas Lambung
mandiri mengalami kesulitan dalam Mangkurat, Banjarbaru.
mendapatkan bibit ayam atau DOC (Day
Old Chick) unggul sehingga akan
mempengaruhi produksi. Oleh sebab itu,
diharapkan kepada pemerintah untuk dapat
membantu peternak mandiri dalam
mendapatkan bibit yang berkualitas agar
tingkat mortalitas pada peternakan ayam ras
pedaging pola mandiri dapat berkurang
sehingga peternak mandiri dapat
memaksimalkan keuntungannya.
2. Pihak perusahaan harus menambah
frekuensi bimbingan teknis serta materi
yang akan disampaikan penyuluh
perusahaan kepada peternak plasma.
3. Sebaiknya peternak plasma tidak perlu
menunggu penyuluh untuk memberikan
tambahan bimbingan teknis. Peternak
plasma dapat memanfaatkan teknologi yang
sudah ada untuk kemajuan peternakannya.
4. Sebaiknya peternak mandiri langsung
menghubungi dokter hewan atau ahli ternak
seperti penyuluh dari dinas terkait apabila
terdapat ternak ayam ras pedaging yang
terserang penyakit.
5. Sebaiknya peternak ayam ras pedaging
bijak dalam memilih pola usaha yang akan
digunakan, karena apabila dilihat
berdasarkan keuntungan yang didapat
antara pola kemitraan dan mandiri maka
dapat diketahui bahwa keuntungan yang
diperoleh memiliki selisih namun tidak jauh
berbeda. Peternak harus mengetahui
kelebihan dan kekurangan dari setiap pola
usaha agar tetap dapat memaksimalkan
keuntungannya.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan.


2018. Kalimantan Selatan Dalam Angka
2018. Kalimantan Selatan.
Fitrah, H. 2013. Analisis Break Even Point
Usaha Peternakan Ayam Pedaging di
Desa Ujung Baru Kecamatan Bati-bati
Kabupaten Tanah Laut Provinsi

128 – Frontier Agribisnis 1(4), Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai