Abstrak. Krisis protein hewani dapat membahayakan kemajuan bangsa sehingga perlu peningkatan
ketersediaan sumber gizi terutama protein hewani. Salah satu hewan ternak yang dapat menghasilkan
daging ialah ayam ras pedaging. Usaha ternak ayam ras pedaging di Kabupaten Banjar dimulai
dengan usaha mandiri dalam skala usaha kecil guna memenuhi kebutuhan keluarga. Keterbatasan
mendorong peternak untuk melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Kemitraan ialah suatu
strategi bisnis dengan tujuan untuk saling menguntungkan dan memberikan manfaat antara pihak
yang bermitra. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis perbedaan keuntungan yang
diperoleh peternak ayam ras pedaging dengan pola kemitraan dan mandiri di Kabupaten
Banjar dan mengetahui permasalahan yang dihadapi peternak ayam ras pedaging dengan pola
kemitraan dan mandiri di Kabupaten Banjar. Penelitian dilaksanakan di dua tempat
peternakan, yaitu dengan pola kemitraan (bermitra dengan PT Ciomas Adisatwa) dan pola
mandiri. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian
menunjukan rata-rata biaya total peternak pola kemitraan adalah sebesar Rp223.597.362,50 per
periode, sedangkan rata-rata biaya total peternak pola mandiri adalah sebesar Rp210.665.777,79 per
periode. Rata-rata penerimaan peternak pola kemitraan adalah sebesar Rp289.575.153,84 per periode,
sedangkan rata-rata penerimaan peternak mandiri adalah sebesar Rp260.535.666,67 per periode.
Rata-rata keuntungan peternak pola kemitraan yaitu Rp65.977.791,34 per periode, sedangkan rata-
rata keuntungan peternak mandiri adalah sebesar Rp49.869.888,88 per periode. Berdasarkan analisis
statistik uji t menunjukkan bahwa t hitung (1.183) ≠ t tabel (1.740). Artinya H0 diterima dan H 1
ditolak, bearti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata keuntungan usaha ternak ayam
ras pedaging pola kemitraan dengan pola mandiri. Permasalahan yang dihadapi peternak pola
kemitraan dan mandiri yaitu heat stress pada musim kemarau, anak ayam yang mudah kedinginan
pada musim hujan, pakan yang menjadi lembab pada musim hujan, kurangnya pengetahuan peternak
mandiri dalam pengaplikasian vaksin dan vitamin, kurangnya frekuensi bimbingan teknis penyuluh
perusahaan kepada peternak plasma dan sulit mendapatkan bibit ayam (Day Old Chick) unggul yang
dialami peternak mandiri yang menyebabkan tingginya tingkat mortalitas ternak sebesar 57,31%.
Kata kunci: perbandingan keuntungan, pola kemitraan, pola mandiri, ternak ayam ras pedaging
adalah salah satu komoditi peternakan yang mandiri yang akan mempengaruhi produktivitas
cukup menjanjikan. Hal ini disebabkan oleh ayam ras pedaging (broiler) secara keseluruhan.
tingkat produksinya yang cukup cepat dengan
Setiap peternak mempunyai jumlah kepemilikan
bobot badan yang tinggi dalam jangka waktu
ternak yang berbeda. Peternak yang mempunyai
yang relatif pendek sehingga mampu memenuhi
ternak dalam jumlah banyak, dimungkinkan
kebutuhan pasar dibandingkan dengan produk
dapat memperoleh keuntungan yang lebih tinggi
ternak lainnya.
dibandingkan dengan jumlah ternaknya yang
Sektor peternakan merupakan salah satu sektor sedikit. Semakin banyak jumlah ternak yang
unggulan di Kalimantan Selatan. Populasi ternak dimiliki, maka semakin besar pula biaya yang
ayam ras pedaging mengalami peningkatan dari dikeluarkan. Usaha peternakan tersebut dapat
tahun 2015-2017 sebanyak 79,20 persen lebih bertahan jika keuntungan yang diperoleh lebih
besar dibandingkan ternak unggas lain yang besar daripada biaya yang dikeluarkan, sehingga
hanya sekitar 0-10 persen (BPS, 2018: 248). dapat dikatakan layak secara finansial. Oleh
sebab itu, diperlukan adanya suatu kajian untuk
Kabupaten Banjar adalah salah satu kabupaten di
mengetahui tingkat keuntungan yang dicapai dari
Kalimantan Selatan yang pendapatan daerahnya
lebih banyak didukung oleh sektor pertanian, dua pola usaha peternakan yang berbeda .
termasuk di dalamnya peternakan sebesar 18,61
persen tahun 2016 dan 18,10 persen tahun 2017. Tujuan dan Kegunaan
Kabupaten Banjar merupakan salah satu wilayah Tujuan penelitian adalah: (1) Menganalisis
dengan produksi ayam ras pedaging yang tinggi, perbedaan keuntungan yang diperoleh peternak
mengalami peningkatan produksi dari tahun ayam ras pedaging dengan pola kemitraan dan
2015-2017 sebesar 15,47 persen (BPS, 2018: mandiri di Kabupaten Banjar; (2) Mengetahui
420). permasalahan yang dihadapi peternak ayam ras
Pada umumnya usaha ternak ayam ras pedaging pedaging dengan pola kemitraan dan mandiri di
di Kabupaten Banjar dimulai dengan usaha Kabupaten Banjar.
mandiri dalam skala usaha kecil guna memenuhi Kegunaan penelitian adalah: (1) Untuk dapat
kebutuhan keluarga. Seiring dengan tuntutan memberikan gambaran usaha peternakan bagi
ekonomi dan perkembangan teknologi, usaha para pengusaha ayam ras pedaging (broiler)
peternakan mulai dikembangkan dalam skala dalam mengembangkan usahanya; (2) Sebagai
usaha menengah dan besar. Hambatan yang bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam
dihadapi selama menjalankan usaha peternakan pengambilan kebijakan yang ada hubungannya
yaitu sulit melakukan pemasaran, keterbatasan dengan penyediaan kebutuhan konsumsi daging
modal dan kurang terjaminnya penyediaan ayam ras pedaging (broiler); (3) Sebagai bahan
sarana produksi ternak (sapronak). Keterbatasan pertimbangan bagi peternak ayam ras pedaging
tersebut mendorong peternak untuk melakukan (broiler) untuk dapat menentukan menggunakan
kerja sama dengan berbagai pihak, seperti pola kemitraan atau mandiri; (4) Menambah
perusahaan mitra atau lembaga agribisnis. wawasan peneliti dalam menerapkan ilmu
Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang pengetahuan.
dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam
jangka waktu tertentu untuk saling dapat METODE
memaksimalkan keuntungan dengan prinsip
saling menguntungkan dan saling memberikan Tempat dan Waktu Penelitian
manfaat antara pihak yang bermitra. Pola
kemitraan di bidang peternakan merupakan salah Penelitian dilaksanakan di dua tempat
satu jalan kerja sama antara peternak kecil peternakan ayam ras pedaging dengan pola
dengan perusahaan mitra sebagai inti (Hafsah, usaha yang berbeda di Kabupaten Banjar, yaitu
2000: 9). Berkembangnya pola kemitraan di dengan pola kemitraan (bermitra dengan PT
Kabupaten Banjar mendorong sebagian peternak Ciomas Adisatwa) dan pola mandiri. Waktu
beralih untuk bermitra dengan perusahaan, penelitian berlangsung dari bulan Mei sampai
akibatnya peternak yang tidak bermitra (peternak bulan Desember 2019 dimulai dari persiapan,
mandiri) semakin berkurang. Tentu terdapat pengumpulan data, pengolahan data sampai
perbedaan dalam pelaksanaan usaha peternakan tahap penyusunan laporan.
ayam ras pedaging antara pola kemitraan dan
Jenis Data dan Sumber Data Untuk menghitung besarnya biaya penyusutan
alat dan perlengkapan maka dapat menggunakan
Jenis data yang digunakan adalah data primer
perhitungan dengan metode garis lurus (Straight
dan data sekunder. Data primer diperoleh
Line Depreciation Method) (Kasim, 2004: 17).
melalui wawancara langsung dengan pihak PT
Ciomas Adisatwa, peternak ayam ras pedaging
pola kemitraan dan pola mandiri (responden). p
(2)
Sedangkan data sekunder diperoleh dari dinas
atau instansi terkait seperti Dinas Peternakan dengan: D nilai penyusutan (Rp/tahun)
Kabupaten Banjar, Badan Pusat Statistik serta Na nilai awal barang (Rp)
melalui studi pustaka dari berbagai media yang Ns nilai sisa dari barang (Rp)
ada hubungannya dengan topik penelitian. Up umur ekonomis (tahun)
Jumlah produk yang dijual dikalikan dengan
Metode Penarikan Contoh harga yang ditawarkan merupakan jumlah uang
Penelitian dilakukan dengan metode survei yang yang diterima peternak sebagai ganti produk
menggunakan teknik wawancara dengan alat yang dijual inilah yang dinamakan penerimaan.
bantu penelitian kuesioner yang telah disiapkan Untuk menghitung penerimaan pada usaha
sebelumnya. Penentuan lokasi penelitian ternak ayam ras pedaging dengan pola kemitraan
dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dan mandiri menggunakan rumus sebagai
berdasarkan dari banyaknya jumlah peternak berikut:
plasma yang dimiliki oleh PT Ciomas Adisatwa.
Teknik yang digunakan dalam pengambilan TRi = Pq . Q (3)
sampel peternak adalah dengan purposive dengan: TR penerimaan total (Rp)
sampling method. Jumlah peternak ayam ras Pq harga jual (Rp/kg)
pedaging yang menjadi sampel pada penelitian Q jumlah produksi (kg)
yaitu sebanyak 13 orang peternak plasma PT i 1,2
Ciomas Adisatwa dan 6 orang peternak mandiri 1 peternak plasma
(peternak non mitra), dengan kriteria jumlah 2 peternak mandiri
ternak ayam ras pedaging yang diusahakan
sebanyak 5000-10.000 ekor yang termasuk ke Keuntungan merupakan selisih antara total
dalam skala usaha menengah. penerimaan yang diperoleh dari hasil produksi
dikurangi dengan total biaya keseluruhan dari
Analisis Data kegiatan produksi. Untuk mengetahui besarnya
keuntungan pada usaha ternak ayam ras
Untuk menjawab tujuan pertama, menganalisis pedaging pola kemitraan dan mandiri dapat
perbedaan keuntungan yang diperoleh peternak menggunakan rumus sebagai berikut (Kasim,
ayam ras pedaging dengan pola kemitraan dan 2004: 28):
mandiri di Kabupaten Banjar harus dilihat secara
terpisah antara total biaya, penerimaan dan πi = TRi - TCi (4)
keuntungan pada setiap pola usaha kemudian
dilakukan analisis statistik uji beda rata-rata dengan: π keuntungan (Rp)
menggunakan rumus uji t tidak berpasangan. TR penerimaan total (Rp)
TC biaya total (Rp)
Untuk mengetahui besarnya biaya dilihat dari i 1,2
biaya total yang merupakan penjumlahan dari 1 peternak plasma
seluruh komponen biaya tetap dan biaya variabel 2 peternak mandiri
menggunakan rumus sebagai berikut:
Untuk melakukan pengujian hipotesis, maka
TCi = FCi + VCi (1) menggunakan rumus uji t tidak berpasangan
sebagai berikut (Walpole, 2005: 305):
dengan: TC biaya total (Rp)
FC biaya tetap (Rp) ̅ ̅
VC biaya variabel (Rp) T hitung =
√
i 1,2
1 peternak mitra
2 peternak mandiri dengan: ̅ 1 nilai rata-rata keuntungan pola
kemitraan
̅2 nilai rata-rata keuntungan pola pola kemitraan dan 50,00 persen atau sebanyak 3
mandiri orang peternak pola mandiri.
S12 varians dari keuntungan pola
Jumlah Tanggungan. Jumlah tanggungan
kemitraan
adalah banyaknya anggota keluarga yang berada
S22 varians dari keuntungan pola
atau hidup dalam satu rumah dan menjadi
mandiri
tanggungan kepala keluarga (peternak). Hasil
n1 jumlah sampel pola kemitraan
penelitian menunjukkan jumlah tanggungan
n2 jumlah sampel pola mandiri
keluarga peternak pada pola kemitraan terbesar
adalah 3 orang dengan persentase 46,16 persen
Rumusan hipotesis:
sebanyak 6 orang. Sedangkan jumlah
H0 : µ1 = µ2 (tidak terdapat perbedaan rata-rata
tanggungan terbesar peternak pada pola mandiri
keuntungan antara usaha ternak ayam ras
adalah 2 dan 4 orang dengan persentase yang
pedaging pola kemitraan dengan pola
sama sebesar 33,33 persen sebanyak masing-
mandiri)
masing 2 orang.
H1 : µ1 ≠ µ2 (terdapat perbedaan rata-rata
keuntungan antara usaha ternak ayam ras Pengalaman Berternak. Pada umumnya
pedaging pola kemitraan dengan pola pengalaman beternak merupakan salah satu
mandiri) faktor yang dapat menentukan keberhasilan
Dengan kriteria keputusan yaitu: suatu usaha peternakan karena dianggap dapat
1. H0 diterima jika t hitung ≤ tα (db) pada taraf mempengaruhi keterampilan peternak dan
kepercayaan 95% tingkat pengetahuan peternak. Berdasarkan hasil
2. H0 ditolak jika t hitung > tα (db) pada taraf penelitian menunjukkan bahwa seluruh peternak
kepercayaan 95% responden pada pola kemitraan maupun pola
mandiri memiliki pengalaman beternak pada
Untuk menjawab tujuan kedua, yaitu mengetahui rentang 2-9 tahun dengan persentase 100,00
permasalahan yang dihadapi peternak ayam ras persen atau sebanyak 13 orang peternak pola
pedaging dengan pola kemitraan dan mandiri di kemitraan dan 83,33 persen atau sebanyak 5
Kabupaten Banjar maka dilakukan dengan orang peternak pola mandiri.
menggunakan analisis deskriptif.
Komponen Biaya
HASIL DAN PEMBAHASAN Biaya dalam usaha peternakan ayam ras
pedaging (broiler) merupakan salah satu faktor
Kerakteristik Peternak penting bagi setiap pelaku usaha atau pelaku
Umur Responden. Umur merupakan salah satu ekonomi dalam menjalankan usahanya. Biaya
faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas merupakan nilai dari seluruh korbanan yang
seseorang dalam bekerja, berfikir dan mengelola dikeluarkan untuk menghasilkan produksi. Biaya
usaha yang dimilikinya. Berdasarkan hasil dalam usaha peternakan ayam ras pedaging
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur (broiler) dengan pola kemitraan dan mandiri
peternak responden peternak dengan pola terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya
kemitraan dan mandiri adalah 24 sampai ≥ 48 variabel (variable cost).
tahun. Persentase terbesar adalah 61,54 persen Biaya Tetap (Fixed Cost). Biaya tetap adalah
dengan jumlah peternak responden pada pola biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada
kemitraan sebanyak 8 orang yang berada pada produksi atau biaya yang tidak mengalami
rentang umur 36-47 tahun. Sedangkan persentase perubahan sebagai akibat perubahan jumlah hasil
terbesar peternak responden pola mandiri adalah yang diperoleh peternak ayam ras pedaging
50,00 persen dengan jumlah sebanyak 3 orang (broiler). Biaya tetap (fixed cost) pada usaha
yang berada pada rentang umur ≥ 48 tahun. ternak ayam ras pedaging (broiler) dengan pola
Tingkat Pendidikan. Berdasarkan pada hasil kemitraan dan mandiri di Kabupaten Banjar
penelitian bahwa persentase terbesar tingkat meliputi biaya penyusutan kandang, biaya
pendidikan peternak responden baik pada pola penyusutan peralatan dan biaya sewa lahan yang
kemitraan maupun mandiri ialah berada pada tetap dikeluarkan meskipun produksi terhenti.
tingkat pendidikan SMA dengan persentase Besarnya rata-rata biaya tetap pada usaha
76,92 persen atau sebanyak 10 orang peternak peternakan ayam ras pedaging (broiler) dengan
pola kemitraan dan mandiri di Kabupaten Banjar
dalam satu periode produksi (dua bulan) Tabel 2. Rata-rata biaya variabel pada usaha
disajikan pada Tabel 1. ternak ayam ras pedaging dengan pola
kemitraan dan mandiri per periode (dua
Tabel 1. Rata-rata biaya tetap pada usaha ternak bulan) di Kabupaten Banjar
ayam ras pedaging dengan pola
kemitraan dan mandiri per periode (dua Peternak Peternak
bulan) di Kabupaten Banjar Komponen Plasma Mandiri
No
Biaya Total Biaya Total Biaya
(Rp/periode) (Rp/periode)
Peternak Peternak 1 Bibit 55.286.923,08 47.100.000,00
Komponen Plasma Mandiri 2 Pakan 151.384.615,38 146.250.000,00
No
Biaya Total Biaya Total Biaya Vaksin &
(Rp/periode) (Rp/periode) 3 2.835.769,23 3.294.833,33
Vitamin
Penyusutan 4 TK 8.057.196,15 8.082.450,00
1 2.122.102,56 2.125.866,67
Kandang 5 Air 334.615,38 333.333,33
Penyusutan 6 Listrik 381.153,85 383.333,33
2 1.500.271,48 1.480.127,79
Peralatan B. Bakar
7 157.384,62 154.500,00
Pemanas
3 Sewa Lahan 1.410.869,23 1.333.333,33 B. Bakar
8 64.923,08 61.333,33
Genset
Jumlah 5.033.243,27 4.939.327,79 B. Bakar
Mesin
Sumber: Pengolahan data primer (2019) 9 61.538,46 66.666,67
Pembersih
Kandang
Berdasarkan pada Tabel 1 maka dapat diketahui Jumlah 218.564.119,23 205.726.449,99
bahwa rata-rata biaya tetap pada usaha ternak Sumber: Pengolahan data primer (2019)
ayam ras pedaging pola kemitraan lebih besar
dibandingkan rata-rata biaya tetap pada usaha Berdasarkan pada Tabel 2 maka dapat diketahui
ternak ayam ras pedaging pola mandiri. Rata-rata bahwa besarnya rata-rata biaya variabel pada
biaya tetap pada usaha ternak ayam ras pedaging usaha ternak ayam ras pedaging pola kemitraan
pola kemitraan yaitu sebesar Rp5.033.243,27 per sebesar Rp218.564.119,23 per periode lebih
periode, sedangkan rata-rata biaya tetap pada besar dibandingkan rata-rata biaya variabel pada
usaha ternak ayam ras pedaging pola mandiri usaha ternak ayam ras pedaging pola mandiri
sebesar Rp4.939.327,79 per periode. yang hanya sebesar Rp205.726.449,99 per
periode.
Biaya Variabel (Variable Cost). Biaya variabel
merupakan biaya yang dikeluarkan peternak
Biaya Total. Biaya total merupakan biaya yang
responden untuk keperluan produksi yang dikeluarkan oleh peternak responden selama
jumlahnya dipengaruhi oleh besar kecilnya melakukan kegiatan usaha ternaknya atau total
produksi, artinya bahwa semakin tinggi skala dari keseluruhan biaya selama proses produksi.
produksi maka akan semakin meningkat pula
Perhitungan biaya total diperoleh dari hasil
biaya variabel (variable cost) yang harus
penjumlahan antara biaya tetap dan biaya
ditanggung oleh peternak ayam ras pedaging variabel. Adapun rata-rata biaya total pada usaha
pola kemitraan dan pola mandiri di Kabupaten
ternak ayam ras pedaging pola kemitraan dan
Banjar selama masa produksi berlangsung. mandiri di Kabupaten Banjar disajikan pada
Komponen biaya variabel (variable cost) pada tabel 3.
usaha ternak ayam ras pedaging (broiler) dengan
pola kemitraan dan mandiri di Kabupaten Banjar Tabel 3. Rata-rata biaya total pada usaha ternak
terdiri atas beberapa biaya yaitu biaya bibit ayam ayam ras pedaging dengan pola
atau DOC (Day Old Chick), biaya pakan, biaya kemitraan dan mandiri per periode (dua
vaksin dan vitamin, biaya tenaga kerja, biaya air, bulan) di Kabupaten Banjar
biaya listrik, biaya bahan bakar pemanas, biaya
bahan bakar genset dan biaya bahan bakar mesin Peternak Peternak
Komponen
pembersih kandang. Besarnya rata-rata biaya Plasma Mandiri
Biaya
(Rp/periode) (Rp/periode)
variabel pada usaha ternak ayam ras pedaging Biaya Tetap 5.033.243,27 4.939.327,79
(broiler) dengan pola kemitraan dan mandiri Biaya Variabel 218.564.119,23 205.726.449,99
selama satu periode produksi (2 bulan) di Jumlah 223.597.362,50 210.665.777,78
Kabupaten Banjar disajikan pada Tabel 2. Sumber: Pengolahan data primer (2019)
Berdasarkan pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa sedangkan rata-rata harga daging ayam untuk
rata-rata biaya total yang diperoleh peternak pola mandiri sebesar Rp21.666,67 per kg. Rata-
plasma pada usaha ternak ayam ras pedaging rata harga kotoran ayam yang berlaku pada saat
pola kemitraan adalah sebesar Rp223.597.362,50 penelitian untuk pola kemitraan adalah sebesar
per periode. Sedangkan rata-rata biaya total yang Rp11.578,95 per karung sedangkan untuk pola
diperoleh peternak mandiri pada usaha ternak mandiri sebesar Rp10.833,33 per karung.
ayam ras pedaging pola mandiri adalah sebesar
Rendahnya penerimaan yang diperoleh peternak
Rp210.665.777,78 per periode.
mandiri ialah karena rata-rata harga daging ayam
yang hanya mencapai Rp21.666,67 per kg, hal
Penerimaan
ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti
Penerimaan merupakan hasil kali antara jumlah permintaan daging ayam yang rendah dan waktu
produksi dengan harga jual yang berlaku selama jual daging ayam. Di mana rata-rata harga jual
satu periode produksi. Penerimaan pada usaha sebesar Rp21.666,67 per kg ini ialah harga jual
ternak ayam ras pedaging pola kemitraan dan yang berlaku di pasar pada bulan Agustus dan
mandiri di Kabupaten Banjar diperoleh dari September tahun 2019.
penjualan daging dan kotoran ayam. Besarnya
total rata-rata penerimaan pada usaha ternak Keuntungan
ayam ras pedaging pola kemitraan dan mandiri
Keuntungan atau laba merupakan selisih antara
di Kabupaten Banjar disajikan pada Tabel 4.
nilai seluruh penerimaan yang diperoleh dengan
semua biaya yang telah dikeluarkan dalam
Tabel 4. Rata-rata penerimaan pada usaha
penyelenggaraan kegiatan produksi yaitu sejak
ternak ayam ras pedaging dengan pola
awal penyelenggaraan usaha ternak sampai
kemitraan dan mandiri per periode (2
dengan akhir proses produksi atau pada saat
bulan) di Kabupaten Banjar
penerimaan tersebut (Kasim, 1997: 26). Rata-
Peternak Peternak
rata keuntungan yang diperoleh peternak plasma
No Uraian Plasma Mandiri pada usaha ternak ayam ras pedaging pola
(Rp/periode) (Rp/periode) kemitraan maupun peternak mandiri pada usaha
1
Daging
288.502.076,92 259.502.333,33
ternak ayam ras pedaging pola mandiri di
Ayam (kg) Kabupaten Banjar disajikan pada Tabel 5.
Kotoran
2 Ayam 1.073.076,92 1.033.333,33
(karung)
Tabel 5. Rata-rata keuntungan pada usaha
ternak ayam ras pedaging dengan pola
Total 289.575.153,84 260.535.666,66 kemitraan dan mandiri per periode (2
Sumber: Pengolahan Data Primer (2019) bulan)
DAFTAR PUSTAKA