Anda di halaman 1dari 18

Pengaruh Kemitraan Terhadap …

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP


KEUNTUNGAN USAHA PENGGEMUKAN DOMBA
DI KABUPATEN BOGOR

Muhamad Yunus1), Harianto2) dan Dwi Rachmina3)


1,2,3)
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,Institut Pertanian Bogor
1)
muhamad.yunus.du2@gmail.com

ABSTRACT
Bojong Jengkol Village Ciampea Bogor is the production center of male sheep. To overcome
thecapital, management, and marketing problem in male sheep fattening, having a partnership
with CV. Mitra Tani Farm is one of the solution for the farmer, though not all of the farmers in
the village participate in the partnership.This study aims to analyse the implementation of the
partnership, to describe the farming performance with descriptive analysis, and to comparethe
male sheep fatteningprofitof farmers who have a partnership with Mitra Tani Farm to that
ofthose who do not. The results show that the non-partnership farmer obtainesthe highest ratio
of profit to cash cost per SDD per period. On the other hand, in all scale, the ratio of profit to
total cost per SDD per period is negative, which can be concluded that the fattening business is
disadvantaging. However, the ratio of profit to total costof the partnership farmers better than
that of non-partnership farmer since they have the smallest loss.
Keyword(s): partnership, profit analysis, sheep feedlot.

ABSTRAK
Desa Bojong Jengkol merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor
dimana penduduknya banyak mengusahakan penggemukan domba jantan. Namun untuk
mengembangkan usahanya, para peternak memiliki permasalahan seperti permodalan,
manajemen, dan pemasaran. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu
melalui kemitraan dengan CV. Mitra Tani Farm. Namun tidak semua peternak domba
melakukan kemitraan dengan CV. Mitra Tani Farm.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
menganalisis pelaksanaan kemitraan dan mendeskripsikan keragaan usaha ternak menggunakan
analisis deskriptif. Selain itu untuk mengukur tingkat keuntungan usaha penggemukan domba
jantan antara peternak mitra dengan peternak nonmitra. Hasil perhitungan keuntungan atas biaya
tunai per SDD (Setara Domba Dewasa) per periode yang paling besar diperoleh peternak
nonmitra. Sementara itu perhitungan keuntungan atas biaya total per SDD per periode
menghasilkan nilai negatif untuk semua kelompok sehingga usaha ternak domba merugikan.
Namun jika dibandingkan nilai keuntungan atas biaya total, maka usaha pada peternak mitra
yang lebih baik dibandingkan skala lainnya karena kerugian yang diperoleh paling kecil.
Kata Kunci: analisis keuntungan, kemitraan, penggemukan domba.

PENDAHULUAN Perkembangan ini dapat dilihat dari


Domba merupakan salah satu hewan semakin meningkatnya populasi ternak
ternak jenis ruminansia yang potensial domba setiap tahunnya. Tercatat bahwa
dan terus dikembangkan di Indonesia. laju pertumbuhan domba di Indonesia

53
Muhamad Yunus, Harianto dan Dwi Rachmina

pada tahun 2010 sebesar 5,16%, tahun (Handewi et al. 1996). Kedua, secara
2011 sebesar 9,94 persen, dan tahun 2012 umum peternak domba masih meng-
sebesar 13,82 persen atau sebanyak gunakan teknologi yang sederhana serta
13.420.000 ekor domba pada tahun 2012. pengelolaan atau manajemen ternak yang
Terdapat tiga wilayah yang memiliki belum baik. Ketiga,penggunaan domba
populasi domba terbesar di Indonesia, bibit yang kurang berkualitas atau belum
yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa memenuhi persyaratan sebagai domba
Timur. Jawa Barat sebagai wilayah yang pedaging (Maulana, 2013). Hal tersebut
memiliki populasi domba terbesar di dikarenakan peternak domba tidak me-
Indonesia yaitu mencapai 8.249.844 ekor lakukan seleksi bibit yang baik (Winarso,
pada tahun 2012 atau sebesar 61,47% dari 2010). Keempat, permasalahan dalam
total populasi domba nasional (Ditjennak pemasaran yang belum pasti. Hal ini
2012). menurut Winarso (2010) karena peternak
Pengembangan usahaternak domba pada umumnya tidak mempunyai ke-
telah banyak dilakukan terutama oleh mampuan melakukan hubungan dengan
peternak rakyat di pedesaan. Domba pasar ternak dan pasar konsumsi secara
banyak diusahakan karena memiliki langsung dan mereka sangat tergantung
berbagai keunggulan, diantaranya yaitu dengan pedagang atau tengkulak.
mudah beradaptasi terhadap lingkungan Berbagai permasalah tersebut menyebab-
dan memiliki daya tahan tubuh yang lebih kan tingkat keuntungan usahaternak
kuat dibanding ternak jenis lain domba masih rendah.
(Sudarmono dan Sugeng 2011). Selain itu Upaya untuk mengatasi berbagai
juga tidak membutuhkan lahan yang luas permasalahan tersebut salah satunya
dan mudahnya mendapatkan pakan dapat ditempuh melalui kerja sama atau
hijauan dari lingkungan sekitar pedesaan. kemitraan. Hal ini sesuai dengan
Pemasaran hasil usahaternak dombapun Keputusan Menteri Pertanian (2007)
cukup menjanjikan, seperti yang di- yang menyatakan bahwa kemitraan usaha
kemukakan oleh Pranadji dan Sudaryanto merupakan salah satu upaya untuk ter-
(1998), bahwa pasar untuk ternak domba capainya pembangunan pertanian modern
masih terbuka luas baik pasar domestik yang berorientasi agribinis. Kemitraan
maupun mancanegara. Pernyataan ter- menurut Susrusa et al. (2006) adalah
sebut juga diperkuat oleh Wiradarya suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh
(2004), bahwa usahaternak domba dua pihak atau lebih dalam jangka waktu
memiliki peluang pemasaran yang sangat tertentu untuk meraih keuntungan ber-
tinggi, yaitu mencapai sekitar 976.354 sama dengan prinsip saling mem-
ekor/tahun (atau 18.775 ekor/minggu). butuhkan, saling menguntungkan, dan
Namun demikian, usahaternak saling memperkuat. Pola kemitraan yang
domba juga menghadapi berbagai per- pada umumnya dijalankan yaitu pola
masalahan. Pertama, keterbatasan per- kemitraan Inti-Plasma yang merupakan
modalan bagi peternak domba sehingga hubungan antara petani, kelompok tani,
skala pengusahaan ternak relatif kecil atau kelompok mitra sebagai plasma

54
Pengaruh Kemitraan Terhadap …

dengan perusahaan inti yang bermitra produksi dan keuntungan bagi peternak
usaha (Sumardjo et al. 2004). mitra.
Menurut Eaton dan Shepherd Berdasarkan uraian tersebut, benar-
(2001), adanya kemitraan (contract kah ada hubungan antara kemitraan
farming) dapat memberikan berbagai dengan keuntungan yang akan didapatkan
manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat oleh peternak mitra. Karena itu perlu
khususnya bagi petani/peternak, yaitu dilakukan analisis usaha penggemukan
mendapatkan layanan konsultasi dalam ternak domba dengan memperhitungkan
cara produksi, mendapatkan dana untuk penerimaan dan pengeluaran selama
permodalan, mendapatkan teknologi baru proses kegiatan usaha tersebut dijalankan.
sehingga petani mendapatkan pengetahu- Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan
an baru, serta dapat meminimalisasi risiko penelitian ini adalah:
harga dan sebagai penunjang untuk 1. Menganalisis pelaksanaan kemitraan
pembukaan pasar baru. Selain itu, petani yang terjadi antara perusahaan dengan
yang mengikuti kemitraan pada umum- peternak mitra.
nya akan memiliki tingkat keuntungan 2. Mendeskripsikan keragaan usaha
yang lebih tinggi dibandingkan petani penggemukan ternak domba yang
mandiri yang tidak mengikuti kemitraan dilakukan oleh peternak mitra maupun
(Bolwig et al.2009; Miyata et al.2009; peternak nonmitra.
Saigenji 2010). Namun, dapat juga mem- 3. Mengukur tingkat keuntungan dan
berikan hasil sebaliknya, yaitu petani nilai R/C rasio yang diperoleh dalam
nonmitra lebih tinggi tingkat keuntungan- usaha penggemukan domba antara
nya dibandingkan petani mitra (Sari peternak mitra dengan peternak
2012; Yunus 2009). Hasil-hasil tersebut nonmitra.
menunjukkan bahwa belum ditemukan-
nya hasil empiris yang konsisten atau METODE PENELITIAN
masih bersifat inconclusive mengenai Lokasi dan Waktu Penelitian
pengaruh kemitraan. Penelitian dilakukan di Desa Bojong
Banyak upaya mengembangkan Jengkol, Kecamatan Ciampea, Kabupaten
usaha peternakan melalui rekayasa Bogor baik untuk peternak mitra maupun
organisasi produksi yang disebut nonmitra. Penentuan lokasi penelitian di-
kemitraan. Manfaat dari kemitraan bagi lakukan secara purposive atau sengaja
peternak mitra menurut Eaton dan atas dasar pertimbangan bahwa Kabupa-
Shepherd (2001) yaitu mendapatkan ten Bogor merupakan salah satu lokasi di
layanan seperti konsultasi teknik budi- Jawa Barat yang memiliki populasi
daya, mendapatkan permodalan, men- domba yang cukup besar yaitu sebanyak
dapatkan pengetahuan baru, serta adanya 221.873 ekor pada tahun 2011 (Disnak
keterjaminan pasar danmampu memini- Provinsi Jawa Barat 2012) dan khususnya
malisasi risiko harga. Karena itu kemitra- Desa Bojong Jengkol merupakan lokasi
an diharapkan mampu meningkatkan dimana pelaksanaan kemitraan ber-
langsung. Sedangkan untuk lokasi

55
Muhamad Yunus, Harianto dan Dwi Rachmina

perusahaan yaitu CV. Mitra Tani Farm bulan selama satu periode penggemukan.
(CV. MT Farm) berada di Desa Tegal Jumlah peternak domba yang dijadikan
Waru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten responden pada penelitian ini berjumlah
Bogor. Waktu penelitian mulai dari 32 peternak, yang terdiri dari peternak
persiapan yaitu dilakukan sejak mitra sebanyak 12 peternak dan peternak
November tahun 2012 dan pengambilan nonmitra sebanyak 20 peternak.
data dimulai pada Februari sampai Maret
tahun 2013. Metode dan Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Jenis dan Sumber Data Analsis deskriptif bertujuan untuk
Jenis data yang digunakan pada menggambarkan pelaksanaan kemitraan
penelitian ini adalah data cross-sectional. yang terjalin antara CV. MT Farm dengan
Data yang digunakan bersumber dari data peternak domba di Desa Bojong Jengkol,
primer dan data sekunder baik kualitatif Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.
maupun kuantitatif. Data primer di- Selain itu juga untuk mendeskripsikan
peroleh melalui pengamatan langsung keragaan usaha penggemukan ternak
dilapangan dan wawancara langsung domba jantan yang dilakukan oleh
dengan responden. Sedangkan data peternak mitra maupun peternak
sekunder diperoleh melalui pencarian nonmitra.
dari berbagai studi pustaka dan literatur
yang relevan dengan topik penelitian. 2. Analisis Keuntungan Usahatani
Indikator keberhasilan suatu usaha
Metode Pengumpulan Data dan penggemukan ternak domba jantan salah
Pengambilan Sampel satunya dilihat dari besarnya keuntungan
Metode pengumpulan data yang yang diperoleh peternak melalui analisis
digunakan yaitu metode survei, usahatani. Menurut Soekartawi et al.
wawancara terstruktur dengan alat bantu (1986), analisis usahatani memperlihat-
kuesioner kepada peternak responden kan cara-cara petani memperoleh dana
maupun kepada pihak CV. MT Farm, dan dengan memadukan sumberdaya yang
diskusi ada seperti lahan, tenaga kerja, modal,
Metode pengambilan sampel waktu dan pengelolaan (manajemen)
untuk peternak mitra menggunakan yang terbatas ketersediaanya. Karena itu
metode sensus, yaitu respondennya perlu di-lakukan perhitungan untuk
adalah semua peternak mitra dalam mengetahui penerimaan usahatani yang
populasi. Sedangkan metode pengambil- terbagi menjadi dua, yaitu penerimaan
an sampel untuk peternak nonmitra tunai dan penerimaan nontunai. Pe-
menggunakan metode purposive nerimaan usaha-tani dapat dirumuskan
sampling berdasarkan peternak domba sebagai berikut (Soekartawi 1995) :
yang melakukan usaha penggemukan
ternak domba jantan dengan lama usaha TR = Y x Py
penggemukan yang dipilih maksimal 8

56
Pengaruh Kemitraan Terhadap …

dimana: penggemukan domba jantan sebagai


TR : total penerimaan;
Y : produksi yang diperoleh dalam usaha ternak; berikut:
Py : harga Y.
π tunai = TR – BT
Selanjutnya dilakukan perhitungan π total = TR – TC
biaya usahatani yang dapat dibedakan TC = BT – BD
menjadi dua, yaitu biaya tunai dan biaya
dimana:
tidak tunai (Tjakrawiralaksana 1985). π tunai : keuntungan atas biaya tunai (Rp);
Biaya tunai adalah semua biaya yang π total : keuntungan atas biaya total (Rp);
TR : total penerimaan (Rp);
dibayarkan dengan uang, seperti biaya BT : biaya tunai (Rp);
BD : biaya diperhitungkan atau biaya nontunai (Rp);
pembelian sarana produksi dan upah TC : total biaya (Rp).
tenaga kerja luar keluarga.Sedangkan
biaya tidak tunai atau nontunai digunakan 3. Analisis R/C Rasio
untuk menghitung keuntungan peternak Analisis imbangan penerimaan dan
yang sebenarnya, jika penyusutan alat dan biaya (R/C) digunakan untuk mengetahui
tenaga kerja dalam keluarga diperhitung- tingkat keuntungan relatif kegiatan usaha
kan. penggemukan ternak domba jantan. Rasio
Menurut Soekartawi et al. (1986), imbangan penerimaan dan biaya ini
analsisis keuntungan usahatani bertujuan menunjukkan keuntungan kotor yang
untuk mengetahui besar keuntungan yang diterima untuk setiap rupiah yang di-
diperoleh dari usahatani yang dilakukan keluarkan untuk beternak domba.
oleh petani. Keuntungan usahatani dapat Analisis R/C rasio ini dibagi menjadi
dihitung menggunakan rumus: dua,yaitu R/C rasio tunai dan R/C rasio
Keuntungan (π) = TR – TC total. Secara matematis, keduanya di-
Keuntungan (π) = (P x Q) – (Biaya Tunai rumuskan sebagai berikut:
+ Biaya Diperhitungkan) R Total Penerimaan (Rp)
rasio tunai =
dimana: C Total Biaya Tunai (Rp)
π : keuntungan usahatani (Rp);
TR : total penerimaan (Rp); R Total Penerimaan (Rp)
TC : total pengeluaran (Rp); rasio total =
C Total Biaya Total (Rp)
P : harga (Rp);
Q : jumlah (satuan).
Analisis rasio R/C digunakan untuk
menganalisis usahatani selama periode
Analisis keuntungan dalam usaha
waktu tertentu. Apabila hasil perhitungan
penggemukan ternak domba jantan ini
menunjukkan R/C > 1, maka penerimaan
dibagi dua. Pertama, keuntungan atas
yang diperoleh lebih besar dari tiap unit
biaya tunai, yaitu biaya yang benar-benar
biaya yang dikeluarkan, maka dapat
dikeluarkan oleh peternak (explicit cost).
disimpulkan bahwa usahatani yang
Kedua, keuntungan atas biaya total
dijalankan menguntungkan. Apabila
dimana semua input milik keluarga juga
R/C<1, maka penerimaan yang diperoleh
diperhitungkan sebagai biaya. Secara
lebih kecil dari tiap unit biaya yang
umum, tingkat keuntungan usaha

57
Muhamad Yunus, Harianto dan Dwi Rachmina

dikeluarkan, hal ini berarti usaha memberikan pendampingan dan pem-


yang dijalankan tidak menguntungkan binaan dalam teknis budidaya, menyedia-
(Hernanto, 1995). kan permodalan, menyediakan domba
bibit/bakalan, menyediakan input atau
HASIL DAN PEMBAHASAN faktor produksi (seperti obat-obatan,
Pelaksanaan Kemitraan vitamin, dan peralatan), pengawasan dan
Kemitraan yang dilaksanakan oleh kontrol secara rutin setiap hari, dan
CV. MT Farm dengan peternak domba di membeli kembali domba hasil peng-
Desa Bojong Jengkol dimulai sejak Bulan gemukan oleh peternak mitra. Secara
Agustus tahun 2012. Latar belakang lebih ringkas, proses pelaksanaan ke-
dibentuknya kemitraan ini yaitu sebagai mitraan tersebut dapat dijelaskan pada
program bina ekonomi masyarakat yang Gambar 1.
diprakarsai oleh CV. MT Farm dan Pola kemitraan yang dijalankan yaitu
BPZIS Bank Mandiri untuk membantu pola inti-plasma, dimana adanya hubung-
permodalan bagi peternak mitra yang an antara CV. MT Farm sebagai perusa-
melakukan usaha penggemukan ternak haan inti dengan para peternak domba
domba jantan. Selain itu, terdapat pihak sebagai plasma. Persyaratan bagi
lainnya yang dilibatkan dalam kemitraan peternak domba untuk menjadi mitra
ini, yaitu aparat desa yang memiliki peran diantaranya yaitu memiliki/meyewa
dalam membantu penyaringan peternak lahan untuk kandang, mampu mencari
domba yang akan dijadikan sebagai dan memenuhi pakan domba, serta
peternak mitra sebelum kemitraan di- memiliki tenaga kerja untuk pengelolaan
laksanakan. CV. MT Farm memiliki dan pemeliharaan domba.
beberapa peranan, diantaranya yaitu

Aparat Perusahaan: BP
desa CV. Mitra ZIS
Kelompok Tani BANK
peternak mitra: Farm MANDIRI
Bina Tani Mandiri
(BTM)

Pendampingan
kemitraan
Keterangan :
Garis kordinasi
Garis kemitraan

Garis koordinasi dan konsultasi

Gambar 1. Skema kemitraan CV. Mitra Tani Farm dengan peternak mitra

58
Pengaruh Kemitraan Terhadap …

Selain persyaratan yang harus 5. Adanya asuransi domba bibit yang


dipenuhi oleh peternak mitra, terdapat diambil oleh peternak dari kandang
juga kesepakatan yang telah dibuat yang induk selama satu hari.
merupakan hasil musyawarah dan di- Selanjutnya, mekanisme pelaksana-
setujui oleh kedua belah pihak, di- an kemitraan yang dilaksanakan diantara-
antaranya yaitu : nya yaitu : (i) Proses pemilihan domba
1. Pembagian hasil panen dihitung bibit; (ii) Proses pendampingan dan
berdasarkan pertambahan bobot dari pengawasan kesehatan hewan; (iii)
domba bibit per kilogramnya. Ke- Kegiatan rapat dan evaluasi bulanan; (iv)
sepakatan pembagian tersebut antara Penimbangan bobot domba setiap bulan;
lain untuk peternak sebesar 50 persen, dan (v) Penjualan ternak domba hasil
untuk investor/BPZIS Mandiri sebesar penggemukan.
25 persen, untuk Mitra Tani Farm Pola pengusahaan ternak domba
sebesar 15 persen, dan untuk risiko melalui kemitraan akan memberikan
sebesar 10 persen. keuntungan-keuntungan bagi peternak
2. Pembagian biaya transportasi di- mitra dibandingkan peternak nonmitra.
tanggung oleh Mitra Tani Farm dan Hal ini dapat dijelaskan pada Tabel 1.
peternak mitra dengan proporsi 50:50.
Besarnya biaya transportasi yang di- Keragaan Usahaternak
tanggung oleh masing-masing pihak Keragaan usahatani menunjukkan
adalah Rp 250 per kilogram yang gambaran mengenai usaha yang
kemudian dikalikan dengan total dijalankan mulai dari awal kegiatan
bobot awal domba bibit yang diambil penyediaan sarana produksi hingga
peternak dari kandang induk di MT penanganan hasil/panen. Salah satu
Farm. sarana yang harus dimiliki dalam usaha
3. Apabila terjadi kematian pada ternak penggemukan ternak domba jantan
domba yang disebabkan oleh penyakit adalah kandang. Kandang yang diguna-
atau kehilangan ternak domba namun kan pada lokasi penelitian adalah kan-
bukan disebabkan oleh kelalaian dang jenis panggung, yaitu bentuk
peternak, maka peternak mitra me- bangunannya lebih tinggi dibandingkan
nanggung kerugian sebesar 25 persen lingkungan sekitarnya. Rata-rata ukuran
dari harga beli domba bibit. kandang yang dibutuhkan untuk satu ekor
4. Sebagai bentuk motivasi bagi para domba jantan dewasa (umur >12 bulan)
peternak mitra, pihak perusahaan akan pada lokasi penelitian yaitu 1 m2. Ukuran
memberikan bonus berupa 1 ekor ini sesuai dengan pedoman menurut BI
domba betina bibit jika rata-rata (1998) untuk kebutuhan kandang domba
kenaikan bobot dari ternak domba jantan dewasa. Sedangkan untuk domba
yang digemukkan mencapai 2,25 muda (umur 7-12 bulan) dan domba anak
kilogram per bulan untuk setiap ekor (umur 0-6 bulan) rata-rata membutuhkan
domba. ukuran 0,5 m2.

59
Muhamad Yunus, Harianto dan Dwi Rachmina

Tabel 1. Keuntungan yang Diperoleh Peternak Mitra Melalui Kemitraan


Dibandingkan Peternak Nonmitra
Peternak Peternak
No Keuntungan
Mitra Nonmitra
1. Mendapatkan permodalan untuk pembelian domba bibit √ X*)
2. Mendapatkan permodalan untuk pembuatan kandang
√ X
sebesar Rp2 000 000 per peternak
3. Mendapatkan pembinaan mengenai usaha ternak domba
baik secara teori maupun praktik, serta adanya
√ X
pendampingan dan pengawasan dalam melaksanakan
usaha ternak domba
4. Mendapatkan berbagai jenis obat-obatan untuk domba
√ X
serta pemeriksaan kesehatan domba
5. Adanya keterjaminan pasar untuk hasil penggemukan
√ X
ternak domba oleh peternak
Keterangan: *) : Terdapat beberapa peternak nonmitra yang mendapatkan permodalan untuk pembelian domba bibit
dengan sistem bagi hasil usaha.
(√) : Ya,
(X) : Tidak

Selain kandang, salah satu faktor membutuhkan pakan yang lebih banyak,
penting dalam beternak domba adalah yaitu sekitar 6 kilogram per ekor.
pakan. Jenis pakan yang digunakan oleh Peralatan lainnya yang digunakan oleh
peternak responden yaitu hijauan seperti peternak responden yaitu: asahan untuk
rumput-rumputan dan dedaunan (daun mengasah arit; gunting bulu untuk
ubi, daun singkong, daun turi, dan daun mencukur bulu domba; cangkul cagak
jagung). Namun para peternak belum ada atau garpu tiga untuk membersihkan
yang menggunakan pakan jenis lainnya kotoran domba. Sedangkan untuk per-
seperti konsentrat, ampas tahu, maupun lengkapan yang digunakan yaitu: karung
dedak karena terkendala dalam permodal- sebagai wadah pakan hijauan dan sebagai
an. Padahal untuk pakan konsentrat dapat wadah untuk kotoran; sapu lidi untuk
meningkatkan kinerja ternak domba membersihkan bagian dalam maupun luar
jantan yang dapat dilihat dari average kandang; sabun untuk memandikan
daily gain (ADG) yang tinggi (Suhardi domba; dan sikat untuk membersihkan
2010). bulu dan kulit domba.
Pada umumnya para peternak men- Sistem pemeliharaan usaha peng-
cari pakan menggunakan peralatan seper- gemukan ternak domba jantan oleh
ti arit, alat pikul (cerangka, sundung, atau responden baik peternak mitra maupun
keranjang) dengan bobot pakan yang nonmitra semuanya dilakukan secara
dapat diangkut rata-rata 50 kilogram per intensif, yaitu sistem pemeliharaan ternak
alat pikul. Rata-rata jumlah pakan yang domba di dalam kandang. Sistem pe-
diberikan untuk ternak domba yang meliharaan secara intensif ini akan
berumur kurang dari 1 tahun yaitu sekitar menghasilkan produksi yang lebih tinggi
5 kilogram per ekor. Namun untuk ternak dibandingkan secara ekstensif (Sugandi
domba yang umurnya lebih dari 1 tahun 2001). Faktor tenaga kerja juga me-

60
Pengaruh Kemitraan Terhadap …

rupakan hal penting yang perlu obatan dan vitamin yang digunakan oleh
diperhatikan. Tenaga kerja yang di- peternak mitra yaitu telah disediakan dan
gunakan oleh peternak responden adalah ditanggung oleh pihak CV. MT Farm
tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) yang diberikan rutin oleh penanggung
yang pada umumnya dilakukan oleh jawab (PJ) diantaranya yaitu,obat cacing
peternak dan dibantu oleh anaknya. atau albenol, antibiotik limoxin, ivermek
Tenaga kerja yang digunakan dalam untuk mengobati penyakit kurap pada
usaha ini tidak ada yang berasal dari luar domba, limoxyn sprey untuk mengobati
keluarga karena skala usaha ternak penyakit mata, dan vitamin B kompleks.
domba yang mereka jalankan masih Pemasaran ternak domba jantan
relatif kecil. dilakukan dengan penjualan domba
Kegiatan yang umum dilakukan hidup. Pemasaran ternak yang dilakukan
dalam usaha penggemukan ternak domba oleh peternak mitra seluruhnya dijual
jantan diantaranya yaitu mencari pakan, kepada CV. MT Farm karena sudah ada
memberikan pakan secara rutin setiap perjanjian atau kontrak. Sedangkan untuk
harinya, membersihkan kandang, men- peternak nonmitra dalam memasarkan
cukur bulu domba, serta memandikan domba umumnya kepada para tengkulak
domba yang rutin dilakukan dalam jangka maupun konsumen dengan sistem
waktu tertentu. pemasaran yang secara langsung maupun
Kesehatan domba juga perlu berlangganan.
diperhatikan dalam usaha ini karena
adanya kemungkinan domba terserang Karakteristik Usahaternak
penyakit. Penyakit yang biasanya me- Rata-rata kepemilikan domba jantan
nyerang pada ternak domba responden selama satu periode penggemukan yang
diantaranya yaitu perut kembung, cacing, dimiliki oleh peternak mitra maupun
kudis atau kurap, dan sakit mata. nonmitra secara lebih lengkap dapat di-
Penanganan penyakit yang dilakukan lihat pada Tabel 2. Semua ternak domba
oleh peternak nonmitra pada umumnya dalam penelitian ini disetarakan ke dalam
dengan membeli obat di toko obat atau setara domba dewasa (SDD), dimana satu
dengan cara tradisional. Obat yang SDD setara dengan satu ekor domba
diberikan yaitu obat cacing dan vitamin dewasa atau dua ekor domba muda atau
serta ramuan tradisional. Sedangkan obat- empat ekor domba anak.

Tabel 2. Jumlah Rata-Rata Kepemilikan Ternak Domba Selama Satu Periode


Peternak mitra (n = 12) Peternak nonmitra (n = 20)
Usia domba
Jumlah (ekor) Rataan (ekor) SDD Jumlah (ekor) Rataan (ekor) SDD
Jantan dewasa
- - - 22 1,10 22
(> 12 bulan)
Jantan muda
210 17,50 105 142 7,10 71
(7-12 bulan)
Jantan anak
- - - - - -
(0-6 bulan)
Jumlah 210 17,50 105 164 8,20 93
61
Muhamad Yunus, Harianto dan Dwi Rachmina

Sedangkan rata-rata lamanya usaha perbandingan yang lebih setara, karena


penggemukan ternak domba jantan waktu atau lamanya satu periode
peternak responden berbeda antara satu penggemukan domba jantan yang
peternak dengan peternak lain yang dilakukan antar peternak berbeda satu
dibedakan menjadi tiga kelompok seperti dengan yang lainnya. Penerimaan ber-
yang ditunjukkan pada Tabel 3. dasarkan penjualan per ekor domba pada
Lamanya usaha penggemukan yang peternak mitra (Kel. I) rata-rata yaitu
dilakukan oleh peternak mitra yaitu sama, sebesar Rp 850.609, peternak nonmitra
dimana semuanya kurang dari tiga bulan. (Kel. II) rata-rata yaitu sebesar Rp
Waktu penggemukan ini terbilang singkat 823.236 dan peternak nonmitra (Kel. III)
karena pihak perusahaan harus menyuplai rata-rata yaitu sebesar Rp 1.043.493.
dari banyaknya permintaan pasar yang Peternak nonmitra pada Kel. III
setiap hari membutuhkan daging domba. menghasilkan penjualan terbesar untuk
Selain itu juga untuk membantu para setiap ekornya karena pada kelompok ini
peternak mitra dalam hal keuangan waktu penggemukan lebih lama di-
dengan waktu panen yang cepat. Namun, bandingkan kelompok lainnya, sehingga
lamanya penggemukan yang dilakukan domba yang dihasilkan memiliki bobot
oleh peternak nonmitra sangat beragam, yang lebih besar.
mulai dari tiga bulan hingga delapan Selanjutnya yaitu penerimaan dari
bulan lamanya. penjualan kotoran domba dimana untuk
harga per karungnya berbeda-beda. Rata-
Penerimaan Usahaternak rata penjualan kotoran domba selama satu
Penerimaan yang diperoleh pada periode penggemukan untuk harga per
usaha penggemukan ternak domba jantan karung yang diterima peternak mitra (Kel.
berasal dari penjualan domba hidup dan I) yaitu sebesar Rp 1.667, peternak
penjualan kotoran. Perhitungan peneri- nonmitra (Kel. II) sebesar Rp 1.462, dan
maan, pengeluaran, dan keuntungan di peternak nonmitra (Kel. III) sebesar Rp
bagi dua, yaitu per periode dan per bulan. 2.643.
Hal ini dimaksudkan untuk melihat

Tabel 3. Pengelompokan Berdasarkan Lamanya Penggemukan Domba Jantan


Peternak mitra (n=12) Peternak nonmitra (n=20)
Lama
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
penggemukan Jumlah Jumlah
peternak domba peternak domba
(bulan) SDD SDD
(orang) (ekor) (orang) (ekor)
< 3 bulan (Kel I) 12 210 105 - - -
3 - 5 bulan (Kel II) - - - 13 95 51
6 - 8 bulan (Kel III) - - - 7 69 42
Total 12 210 105 20 164 93

62
Pengaruh Kemitraan Terhadap …

Penjualan ternak domba semua-nya kandang, penyusutan peralatan, obat-


masuk ke dalam penerimaan tunai. obatan, TKDK, sewa lahan, dan biaya
Sedangkan penjualan kotoran domba angkut).
sebagian masuk ke dalam penerimaan Besarnya biaya pembelian domba
tunai jika kotoran domba dijual kepada bibit berbeda-beda, tergantung umurnya
pihak lain, dan sebagian masuk ke dalam (sekitar 2-4 bulan) dan kualitas domba-
penerimaan nontunai jika kotoran domba nya. Peternak nonmitra (Kel. I) membeli
digunakan secara pribadi oleh peternak domba bibit yang paling tinggi yaitu Rp
sebagai pupuk untuk usaha pertanian 740.651 per ekornya. Sedangkan peter-
mereka nak nonmitra (Kel. II) sebesar Rp 533.156
Secara lebih lengkap ringkas dan dan (Kel. III) sebesar Rp 495.659.
jelas mengenai rata-rata penerimaan pada Pembelian domba bibit ini merupakan
masing-masing kelompok dapat dilihat biaya yang paling tinggi yang dikeluarkan
pada Tabel 4. oleh peternak pada masing-masing
Hasil perhitungan menunjukkan kelompok per periodenya, yaitu Kel. I
bahwa penerimaan total yang diperoleh mencapai 98,84 persen dari biaya tunai
peternak responden per SDD per periode secara keseluruhan, Kel. II mencapai
yang paling besar yaitu pada peternak 96,53 persen, dan Kel. III mencapai 95,49
mitra(Kel. I). Namun untuk peternak persen. Sedangkan untuk biaya tunai
nonmitra (Kel. II & III) pun nilainya tidak lainnya nilainya kecil dan hampir sama
terlalu berbeda. Begitu pula jika biaya yang dikeluarkan masing-masing
perhitungan berdasarkan penerimaan per kelompok.
SDD per bulan, dimana peternak mitra Sementara itu, untuk biaya nontunai
(Kel. I) memiliki nilai yang paling besar yang paling tinggi yang dikeluarkan oleh
dibandingkan peternak nonmitra (Kel. II masing-masing kelompok per periode
& III). adalah biaya TKDK. Biaya ini pada Kel.
I mencapai 79,25 persen, Kel. II
Biaya Usahaternak mencapai 85,52 persen, dan Kel. III
Biaya yang dikeluarkan oleh peter- mencapai 86,93 persen. Biaya TKDK
nak responden pada kegiatan usaha peng- memang tidak diperhitungkan oleh
gemukan ternak domba jantan terdiri atas peternak, karena mereka tidak menge-
dua komponen, yaitu biaya tunai (pem- luarkan secara langsung uangnya untuk
belian domba bibit/bakalan, obat-oatan, membayar upah tenaga kerja. Padahal
perlengkapan, listrik, sewa lahan, dan jika diperhitungkan biaya ini sangat besar
biaya angkut) dan biaya nontunai atau dan dapat menyebabkan keuntungan yang
biaya yang diperhitungkan (penyusutan diterima oleh peternak rendah.

63
Muhamad Yunus, Harianto dan Dwi Rachmina

Tabel 4. Rata-Rata Penerimaan Usaha Penggemukan Ternak Domba


Penerimaan Nilai (Rp/SDD/periode) Nilai (Rp/SDD/bulan)
Kel 1 (n=12)
Tunai 1.667.063 810.887
Nontunai 1.622 667
Total 1.668.685 811.554
Kel 2 (n=13)
Tunai 1.563.173 401.541
Nontunai 5.538 1.385
Total 1.568.711 402.926
Kel 3 (n=7)
Tunai 1.618.211 244.521
Nontunai 0 0
Total 1.618.211 244.521

Berdasarkan perhitungan tersebut Biaya total terbesar yang di-


dapat dikatakan bahwa biaya tunai yang keluarkan per SDD per periode, yaitu
dikeluarkan dalam usaha penggemukan pada peternak nonmitra (Kel. III). Hal ini
ternak domba jantan sebagian besar untuk dikarenakan pada kelompok ini,waktu
pembelian domba bibit. Sedangkan biaya penggemukan ternak domba lebih lama
nontunai yang dikeluarkan sebagian besar dibandingkan kelompok lainnya. Semen-
untuk biaya TKDK. Secara lebih lengkap tara itu, jika perhitungan biaya tersebut
rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh per SDD per bulan, maka biaya total yang
masing-masing kelompok peternak dapat paling besar yaitu pada peternak mitra
dilihat pada Tabel 5. (Kel. I).

Tabel 5. Rata-Rata Biaya Usaha Penggemukan Ternak Domba


Penerimaan Nilai (Rp/SDD/periode) Nilai (Rp/SDD/bulan)
Kel 1 (n=12)
Tunai 1.467.150 718.014
Nontunai 260.979 118.888
Total 1.728.129 836.902
Kel 2 (n=13)
Tunai 1.048.049 269.517
Nontunai 922.771 238.569
Total 1.970.820 508.086
Kel 3 (n=7)
Tunai 876.403 133.021
Nontunai 1.540.106 222.490
Total 2.416.509 355.511

64
Pengaruh Kemitraan Terhadap …

Keuntungan Usahaternak menguntungkan jika diperhitungkan atas


Selisih antara penerimaan dan biaya biaya tunai. Sedangkan perhitungan hasil
akan menghasilkan keuntungan usaha keuntungan per SDD per bulan yang
penggemukan domba jantan. Keuntungan terbesar diperoleh pada Kel. II. Hasil ini
usaha ini terbagi menjadi dua komponen, menunjukkan bahwa untuk keuntungan
yaitu keuntungan atas biaya tunai dan atas biaya tunai baik per SDD per periode
keuntungan atas biaya total. maupun per SDD per bulan peternak
Hasil keuntungan yang diperoleh nonmitra (Kel. III maupun Kel. II)
atas biaya tunai per SDD per periode keuntungannya lebih tinggi dibandingkan
menunjukkan bahwa keuntungan terbesar peternak mitra (Kel. I).
diperoleh pada usaha penggemukan Namun, secara keseluruhan usaha
ternak domba jantan peternak nonmitra penggemukan ternak domba jantan yang
(Kel. III). Hal ini dikarenakan waktu dijalankan baik pada Kel. I, II, maupun III
penggemukan selama satu periode pada tidak menguntungkan karena memiliki
kelompok lebih lama dibandingkan nilai keuntungan yang negatif terhadap
kelompok lainnya. Begitu pula dengan biaya total baik per SDD per periode
nilai R/C rasio pada peternak nonmitra maupun per SDD per bulan. Begitu pula
(Kel.III) memiliki nilai yang paling dengan perhitungan R/C rasio yang
tinggi, yaitu sebesar 1,846 yang berarti menghasilkan nilai kurang dari satu.
bahwa untuk setiap satu rupiah yang Akan tetapi, jika dibandingkan, maka
dikeluarkan pada usaha ternak tersebut peternak mitra (Kel. I) lebih baik
akan mendapatkan penerimaan sebesar dibandingkan peternak nonmitra (Kel. II
1,846 rupiah. Meskipun terdapat per- dan III). Hal ini dikarenakan keuntungan
bedaan nilai R/C rasio dari ketiga pada peternak mitra memiliki nilai negatif
kelompok tersebut, namun ketiganya yang lebih kecil dan nilai R/C rasio yang
memiliki nilai R/C rasio lebih dari satu, lebih besar dibandingkan peternak non-
yang artinya usaha penggemukan ternak mitra.
domba jantan untuk semua kelompok

Tabel 6. Rata-Rata Keuntungan Usaha Penggemukan Ternak Domba Jantan


Peternak mitra: Peternak nonmitra: Peternak nonmitra:
Kel. I (n=12) Kel. II (n=13) Kel. III (n=7)
Uraian Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
(Rp/SDD/ (Rp/SDD/ (Rp/SDD/ (Rp/SDD/ (Rp/SDD (Rp/SDD/
periode) bulan) periode) bulan) /periode) bulan)
Keuntungan atas biaya tunai
Total Penerimaan 1.668.685 811.554 1.568.711 402.926 1.618.211 244.521
Total Pengeluaran 1.467.150 718.014 1.048.049 269.517 876.403 133.021
Total Pendapatan 201.535 93.540 520.662 133.409 741.808 111.500
R/C rasio 1,137 1,130 1,497 1,495 1,846 1,838
Keuntungan atas biaya total
Total Penerimaan 1.668.685 811.554 1.568.711 402.926 1.618.211 244.521
Total Pengeluaran 1.728.129 836.902 1.970.820 508.086 2.416.509 355.511
Total Pendapatan (59.444) (25.348) (402.109) (105.160) (798.298) (110.990)
R/C rasio 0,966 0,970 0,794 0,793 0,670 0,688

65
Muhamad Yunus, Harianto dan Dwi Rachmina

Tabel 7. Keuntungan Peternak Mitra Setelah Bagi Hasil Kemitraan


Nilai Nilai
Uraian
(Rp/SDD/periode) (Rp/SDD/bulan)
Penerimaan hasil penjualan domba 100.972 47.555
setelah bagi hasil (A)
Penerimaan hasil penjualan kotoran 16.610 7.125
domba (B)
Total penerimaan peternak (C=A+B) 117.582 54.680
Biaya total peternak (D) 255.130 116.344
Biaya tunai peternak (E) 14.542 6.911
Keuntungan atas biaya total (F=C-D) (137.548) (61.664)
Keuntungan atas biaya tunai (G=C-E) 103.040 47.769

Proporsi Biaya Usaha Penggemukan Selanjutnya, berdasarkan perhitung-


Domba Peternak Mitra an, maka komposisi penerimaan, biaya,
Terdapat beberapa pihak yang dan keuntungan peternak dapat dilihat
terlibat dalam usaha penggemukan ternak pada Tabel 7.
domba jantan yang dilakukan oleh peter-
nak mitra. Karena itu, untuk mengetahui KESIMPULAN DAN SARAN
besarnya proporsi dan kontribusi masing- Kesimpulan
masing pihak yang terlibat dalam 1. Pelaksanaan kemitraan yang dijalan-
kemitraan, maka dilakukan perbandingan kan sudah termasuk baik, karena
antara faktor produksi yang dikeluarkan. sudah adanya persyaratan, perjanjian
Besarnya proporsi biaya produksi antar kedua belah pihak, serta adanya
per SDD per periode yang dikeluarkan mekanisme pelaksanaan kemitraan
oleh BPZIS Bank Mandiri merupakan yang jelas. Namun belum adanya
yang paling besar, yaitu 84,44 persen perjanjian tertulis mengenai kemitraan
yang terdiri dari biaya pembelian domba tersebut karena hanya menerapkan
dan penyusutan kandang. Sedangkan azas “saling percaya”.
biayayang ditanggung oleh CV. MT Farm 2. Keragaan usaha penggemukan ternak
yaitu sebesar 0,79 persen yang terdiri dari domba jantan yang dilakukan oleh
biaya obat-obatan dan biaya angkut, peternak mitra maupun peternak
dimana untuk biaya angkut juga ditang- nonmitra hampir sama, khususnya
gung oleh peternak dengan proporsi yang dalam hal penggunaan inputseperti
sama atau setengah dari biaya angkut. kandang, peralatan, perlengkapan dan
Sementara itu biaya produksi yang tenaga kerja. Selain itu juga dalam
dikeluarkan oleh peternak mitra yaitu teknik budidaya atau kegiatan
sebesar 14,77 persen yang terdiri dari pemeliharaan domba mulai dari
biaya perlengkapan, biaya listrik, biaya mencari pakan, memberikan pakan,
angkut, biaya penyusutan peralatan, membersihkan kandang, memandikan
TKDK, dan biaya sewa lahan. domba, hingga mencukur bulu domba.
Sedangkan perbedaanya yaitu dalam

66
Pengaruh Kemitraan Terhadap …

penggunaan obat-obatan dan hal penyediaan sarana produksi


pemasaran yang dilakukan. hingga penanganan pasca panen agar
3. Hasil analisis perhitungan tingkat menghasilkan ternak domba yang
keuntungan terbagi dua, yaitu berkualitas. Selain itu para peternak
keuntungan atas biaya tunai dan sebaiknya memaksimalkan kapasitas
keuntungan atas biaya total. kandang yang tersedia untuk domba
Keuntungan atas biaya tunai usaha karena akan membuat keuntungan
yang dijalankan oleh peternak yang diperoleh lebih maksimal.
nonmitra lebih tinggi dibandingkan 3. Perlu adanya kontrak kerjasama
peternak mitra, namun sebaliknya secara tertulis mengenai hak dan
keuntungan atas biaya total usaha kewajiban antara perusahaan dan
yang dijalankan oleh peternak mitra peternak. Hal tersebut bertujuan agar
lebih tinggi dibandingkan peternak kedua belah pihak memiliki semangat
nonmitra sehingga mengikuti program dan komitmen yang tinggi dalam
kemitraan memberikan pengaruh yang menjalankan kemitraan.
lebih baik dibandingkan tanpa 4. Perlu adanya peningkatan proses
mengikuti kemitraan. Waktu atau pendampingan dan pembinaan yang
lamanya penggemukan juga akan dilakukan oleh CV. MT Farm secara
mempengaruhi tingkat keuntungan lebih intensif serta perlu adanya
yang diperoleh dalam usaha peng- penambahan penanggung jawab pe-
gemukan ternak domba jantan. ternak mitra yang memiliki pe-
ngetahuan yang baik mengenai ternak
Saran domba.
Berdasarkan hasil dan pembahasan 5. Bagi penelitian selanjutnya, perlu
serta simpulan, maka terdapat beberapa dilakukan evaluasi dan efektivitas
saran dari penelitian ini, yaitu: kemitraan serta pengukuran tingkat
1. Peran penyuluh peternakan sangat kepuasan peternak mitra terhadap
diperlukan untuk membantu peternak perusahaan kemitraan. Hal ini perlu
domba dalam manajemen dan pe- dilakukan untuk mengetahui pelak-
meliharaan domba yang baik. Selain sanaan kemitraan yaang telah dijalan-
itu juga untuk memberikan penge- kan. Kemudian untuk analisis usaha-
tahuan mengenai perhitungan teru- tani yang dilakukan sebaiknya di-
tama biaya-biaya nontunai yang pada perhitungkan dalam kurun waktu satu
umumnya tidak diperhitungkan dalam tahun. Selain itu juga perlu dilakukan
usaha ternak domba. analisis efisiensi usahaternak domba
2. Keragaan usaha yang dilakukan oleh untuk mengetahui tingkat penggunaan
peternak domba pada lokasi penelitian faktor produksi secara efisien karena
masihrelatif sederhana, sebaiknya akan berpengaruh terhadap produksi
mengikuti standar yang ideal dalam domba dan tingkat keuntungan.

67
Muhamad Yunus, Harianto dan Dwi Rachmina

UCAPAN TERIMA KASIH Handewi, P. S. Rachman, dan


Ucapan terima kasih penulis Sudaryanto. 1996. Karakteristik
sampaikan kepada Biro Perencanaan Usaha Ternak Domba di Daerah
Kerjasama Luar Negeri, Kementerian Lahan Kering (Kasus Dua Desa di
Kabupaten Semarang dan Boyolali
Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Jawa Tengah). Prosiding Temu
Indonesia yang telah memberikan Ilmiah Hasil-Hasil Penelitian
beasiswa pendidikan kepada penulis Peternakan. Bogor (ID): Balai
selama menempuh pendidikan master di Penelitian Ternak, Puslitbang
Program Studi Magister Sains Agribisnis, Peternakan, Badan Litbang
Institut Pertanian Bogor. Pertanian.
Hernanto, Fadholi. 1995. Ilmu Usahatani.
Penebar Swadaya. Jakarta.
[Kementan]. 1997. Keputusan Menteri
DAFTAR PUSTAKA Pertanian Nomor: 940/Kpts/
OT.210/10/97 tentang Pedoman
[BI]. 1998. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Kemitraan Usaha Pertanian.
(PPUK) Pemeliharaan Domba. Kementerian Pertanian Republik
Bank Indonesia. Jakarta. Indonesia. Jakarta.

Bolwig, S., P. Gibbon, dan S. Jones. Maulana, Arief. 2013. Unpad dan 11
2009. The Economics of Instansi Bentuk Konsorsium
Smallholder Organic Contract Pengembangan Domba Padjajaran.
Farming in Tropical Africa. Tersedia pada:
Elsevier Journal, World http://www.unpad.ac.id/2013/06/u
Development Vol. 37, No.6 pp. npad-dan-11-instansi-bentuk-
1094-1104, 2009. konsorsium-pengembangan-
domba-padjadjaran/
[Disnak]. 2012. Populasi Ternak Domba
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011. Miyata, S.,N. Minot, dan D. Hu. 2009.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Impact of Contract Farming Ion
Barat. Income: Linking Small Farmers,
Packers, and Supermarkets in
[Ditjennak]. 2012. Populasi Ternak China. Elsevier Journal, World
Domba di Indonesia Tahun. Development Vol. 37, No. 11, pp.
Direktorat Jenderal Peternakan dan 1781-1790, 2009.
Kesehatan Hewan. Jakarta.
Pranadji, T., B Sudaryanto. 1998. Kajian
Eaton, Charles., Andrew W. Shepherd. terhadap persepsi petani dan
2001. Contract Farming kelembagaan korporasi untuk
Partnership for Growth. Food and pengembangan usahaternak domba
Agriculture Organization of the di pedesaan: studikasus pada desa-
United Nation, FAO Agricultural desa di Kecamatan Jambu,
Services Buletin 145. Kabupaten Semarang. Jurnal Ilmu
Ternak dan Veteriner.Vol 4 No 2
Th 1999.

68
Pengaruh Kemitraan Terhadap …

Saigenji, Yoshiko. 2010. Contract Sumardjo, S. Jaka, dan A.D.Wahyu.


Farming and Its Impact on 2004. Teori dan Praktik Kemitraan
Production Efficiency and Rural Agribisnis. Penebar Swadaya.
Household Income in the Jakarta.
Vietnamese Tea Sector [Disertasi].
Susrusa, Budi K, Zulkifli, 2006.
Faculty of Agricultural Sciences.
Efektifitas Kemitraan pada
University of Hohenheim.
Usahatani Tembakau Virginia di
Stuttgart, Germany.
Kabupaten Lombok Timur. Journal
Sari, DP. 2012. Analisis Pendapatan on Socio-Economics of Agriculture
Usahaternak Ayam Ras Pedaging and Agribusiness (SOCA).
Pola Kemitraan dan Mandiri di
Tjakrawiralaksana A. 1985. Usahatani.
Kecamatan Gunung Sindur
Bogor (ID): Institut Pertanian
Kabupaten Bogor [Skripsi].
Bogor.
Departemen Ekonomi Sumberdaya
dan Lingkungan, Fakultas Winarso, Bambang. 2010. Prospek dan
Ekonomi dan Manajemen, Institut Kendala Pengembangan Agribisnis
Pertanian Bogor. Bogor. Ternak Kambing dan Domba di
Indonesia. Bogor (ID): Pusat
Soekartawi, A. Soeharjo, John L. Dillon,
Analisis Sosial Ekonomi dan
dan J. Brian Hardaker. 1986. Ilmu
Kebijakan Pertanian.
Usahatani dan Penelitian untuk
Pengembangan Petani Kecil.UI Wiradarya, TR. 2004. Tantangan dan
Press. Jakarta. Peluang Peningkatan Efisiensi
Usaha Ternak Kambing dan
Soekartawi. 1995. Ilmu Usahatani.
Domba (Peternakan Kambing-
Jakarta (ID): UI Press.
Domba Skala Menengah Sistem 3
Sudarmono AS dan Sugeng YB. 2011. Strata: Pembibitan, Pembiakan dan
Beternak Domba. Penebar Komersial) (Paper). Disajikan pada
Swadaya. Jakarta. Lokakarya Nasional kambing-
domba potong. Fakultas
Sugandi, D. 2001. Efisiensi Produksi
Peternakan, Institut Pertanian
Usahaternak Domba di Dataran
Bogor, Bogor.
Rendah Kabupaten Majalengka
[Tesis]. Jurusan Ekonomi Yunus, R. 2009. Analisis Efisiensi
Pertanian, Universitas Gajah Mada. Produksi Usaha Peternakan Ayam
Yogyakarta. Ras Pedaging Pola Kemitraan dan
Mandiri di Kota Palu Provinsi
Suhardi. 2010. Aplikasi Teknologi
Sulawesi Tengah [Tesis].
Pengolahan Pakan Konsentrat
Universitas Diponegoro,
Ternak Ruminansia dengan
Semarang.
Metode Pengukusan untuk
Meningkatkan Tingkat Kecernaan
Pakan dan Pertambahan Bobot
Badan Harian. Jurnal Teknologi
Pertanian. Vol. 6 No. 1.

69
Muhamad Yunus, Harianto dan Dwi Rachmina

70

Anda mungkin juga menyukai