Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Agribios, Vol. 16, No.

2: Nopember 2018

Analisis Komparatif Pola Kemitraan Usahatani Tebu Antara Petani Tebu


Rakyat Kredit (TRK) Dan Petani Tebu Rakyat Mandiri (TRM)
(Studi Kasus Di Kabupaten Situbondo)

Comparative Analysis Of Partnership Pattern Of Sugarcane Farmer Of The


People Of Credit (TRK) And Independent Peasant Farmer (TRM)
(A Case Study In Situbondo District)

Oleh :
Lailatur Rahma , Andina Mayangsari2)
1)

1)
Alumni Fakultas Pertanian Universitas Abdurachman Saleh Situbondo
2)
Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui analisis usahatani tebu rakyat kredit
(TRK) dan tebu rakyat mandiri (TRM) meliputi biaya dan pendapatan dan untuk
mengetahui perbedaan efisiensi petani tebu rakyat kredit (TRK) dan petani tebu
rakyat mandiri (TRM). Penelitian ini menggunakan analisis komparatif (π) dan
R/C rasio. Dapat diketahui perbedaan biaya, pendapatan dan efisiensi antara
TRK dan TRM. Total biaya TRK sebesar Rp.44.607.059 sedangkan untuk total
biaya TRM sebesar Rp.44.643.529. Pendapatan TRK sebesar Rp.38.655.122 dan
pendapatan TRM yaitu sebesar Rp.26.442.929. Hasil efisiensi usahatani TRK
menggunakan R/C rasio sebesar 1,87, efisiensi usahatani TRM menggunakan R/C
rasio sebesar 1,59. Menunjukkan bahwa usahatani yang menggunakan program
kemitraan TRK dan TRM adalah efisien, hal ini terbukti dengan nilai R/C ratio
yang lebih dari 1 (satu).

Kata kunci : Komparatif, Biaya, Pendapatan, dan Efisiensi

ABSTRACT

The objectives of the research are to know the analysis of smallholder sugar cane
farming (TRK) and independent people's sugar cane (TRM) including cost and
income and to know the difference of efficiency of smallholder sugarcane farmer
(TRK) and independent sugarcane farmer (TRM). This study uses comparative
analysis (π) and R / C ratio. Can be known the difference in cost, revenue and
efficiency between TRK and TRM. Total TRK cost of Rp.44.607.059 while for total
TRM cost of Rp.44.643.529. TRK revenue amounted to Rp.38,655,122 andTRM's
revenue amounted to Rp.26,442,929. TRK farm efficiency using R / C ratio of
1.87, TRM farming efficiency using R / C ratio of 1.59. Shows that farming using

31
Analisis Komparatif Pola Kemitraan Usahatani Tebu
Antara Petani Tebu Rakyat Kredit (TRK) Dan Petani Tebu Rakyat Mandiri (TRM)

TRK and TRM partnership program is efficient, this is proven with R / C ratio
more than 1 (one).

Keywords : Comparative, Cost, Revenue and Efficiency

PENDAHULUAN Menurut Soentoro (1999), tebu


Menurut Adiwilaga (1992) (Saccarumoffinarum) adalah
dalam Fauzi (2007), pertanian komoditas perkebunan yang
menjadi salah satu sektor primer yang mempunyai peran strategis dalam
menyokong perekonomian Indonesia, perekonomian, yaitu menghasilkan
di era globalisasi ini sector pertanian gula yang mendapatkan perhatian
memegang peranan penting dalam secara terus menerus dari pemerintah
struktur ekonomi nasional, karena dan fenomena yang terjadi di
ternyata sector pertanian lebih tahan lapangan mengidentifikasi terjadinya
menghadapi krisis ekonomi peningkatan luas areal tanam tebu
dibandingkan dengan sector lainnya. secara intensif pada awal penerapan
Selain itu sector pertanian berperan program Tebu Rakyat Intensifikasi
dalam mencukupi kebutuhan (TRI), tapi hasilnya produktivitas
penduduk, meningkatkan pendapatan tebu justru menurun. Hal ini dapat
petani, penyediaan bahan baku diketahui melalui program sebelum
industri, member peluang usaha serta TRI (1965-1975) dan pada Era TRI
kesempatan kerja, dan menunjang (1983-1998), sebesar 89,3 ton per ha
ketahanan pangan nasional. menjadi 70,7 ton per ha hal ini terjadi
Salah satu sub sektor pertanian di hampir seluruh industry pergulaan
yang berperan penting di Indonesia di Indonesia. Usaha pemerintah untuk
adalah sub sector perkebunan. Sub mengatasi masalah penurunan
sector perkebunan tersebut salah produksi yaitu dengan merubah
satunya adalah tanaman tebu yang system sewa lahan bagi pabrik gula
memiliki arti penting yaitu sebagai dengan mengembangkan system tebu
bahan baku pada industry gula. rakyat melalui program TRI. Program
Pengembangan tanaman tebu ini mulai dikembangkan pada tahun
ditujukan untuk menambah pasokan 1975 berdasarkan pada instruksi
bahan baku pada industry gula dan Presiden No. 9 tahun 1975, dalam
diharapkan dapat meningkatkan rangka meningkatkan produktivitas
kesejahteraan petani tebu dengan cara tebu sehingga gula yang dihasilkan
partisipasi aktif petani tebu tersebut. juga dapat meningkat.
Selain itu, industri tebu dapat Di kabupaten Situbondo
menyediakan kesempatan kerja bagi terdapat salah satu perusahaan yang
masyarakat Indonesia dan merupakan mengolah tebu menjadi gula pasir
salah satu sumber pendapatan bagi dalam skala yang besar untuk
petani tebu. Industri gula tebu memenuhi permintaan gula di pasaran
diharapkan dapat memberikan yaitu Pabrik Gula Olean yang berdiri
dampak positif terhadap struktur dibawah naungan PT. Perkebunan
perekonomian wilayah dengan Nusantara XI (Persero). Untuk
meningkatkan pendapatan daerah. memenuhi kebutuhan bahan baku
tebu Pabrik Gula Olean melakukan

32
Jurnal Ilmiah Agribios, Vol. 16, No. 2: Nopember 2018

hubungan kemitraan dengan petani pendapatan? dan apakah ada


tebu melalui Program Tebu Rakyat perbedaan efisiensi antara petani tebu
Kredit (TRK). TRK memiliki arti rakyat kredit (TRK) dan petani tebu
penting sebab melalui program ini rakyat mandiri (TRM)?
petani peserta akan diberikan
kemudahan kredit dan sarana METODE PENELITIAN
produksi dalam rangka peningkatan Tempat dan Waktu Penelitian
pendapatan petani tebu melalui Metode yang dipakai untuk
peningkatan produktivitas usahatani menentukan daerah penelitian adalah
tebu. Selain itu, terdapat pula pola Penentuan daerah penelitian
kemitraan mandiri atauTebu Rakyat dilakukan secara sengaja (Purposive
mandiri (TRM) dimana kemitraan Method) yang dilaksanakan di Desa
terjalin antara perusahaan dan petani Olean Kabupaten Situbondo dengan
tanpa sarana kredit. Pola kemitraan alasan:
ini diharapkan menunjang 1. Desa Olean merupakan tempat
pembangunan di sector pertanian dan beroperasinya Pabrik Gula Olean,
dapat meningkatkan pendapatan serta sehingga mempermudah peneliti
kesejahteraan petani tebu khususnya mendapatkan sumber data
di Kabupaten Situbondo. Selain itu langsung yang berkaitan dengan
terdapat pula petani tebu yang petani kredit (TRK) dan mandiri
mengikuti program kemitraan TRK (TRM).
dan TRM dengan Pabrik Gula Olean. 2. Di Pabrik Gula Olean terdapat
Sehingga, dengan adanya kemitraan petani tebu yang aktif dalam
yang dilaksanakan oleh petani tebu mengikuti program kemitraan
baik pengguna kredit (TRK) maupun TRK dan TRM.
petani tebu mandiri (TRM) dengan 3. Jarak lokasi penelitian dengan
Pabrik Gula Olean ini diharapkan sebaran empat Kecamatan yang
dapat memberikan keuntungan yang termasuk dalam petani kredit
lebih bagi petani tebu, sehingga taraf (TRK) dan mandiri (TRM) cukup
hidup petani tebu menjadi lebih baik. dekat, sehingga membantu
Usahatani tebu memang kelancaran peneliti terutama dari
membutuhkan biaya yang relative segi efesiensi waktu dan biaya.
lebih banyak dibandingkan usahatani
yang lain seperti padi, kacang, Populasi dan Sampel
tembakau, namun pendapatannya bias Menurut Sugiyono (2004),
melebihi usahatani tersebut. pulasi adalah wilayah generalisasi
Berdasarkan latar belakang di atas, yang terdiri atas obyek atau subyek
oleh sebab itu perlu dikaji pendapatan yang mempunyai kualitas dan
petani tebu berdasarkan dari sumber karakteristik tertentu yang ditetapkan
modal yang berbeda antara Tebu oleh peneliti untuk dipelajari dan
Rakyat Kredit (TRK) dan Tebu kemudian ditarik kesimpulannya.
Rakyat Mandiri (TRM). Masalah Populasi dalam penelitian ini
yang dapat dirumuskan adalah adalah petani tebu yang bermitra
bagaimana analisis usahatani tebu dengan Pabrik Gula Olean di
rakyat kredit (TRK) dan tebu rakyat Kabupaten Situbondo. Populasi ini
mandiri (TRM) meliputi biaya dan hanya pada petani tebu yang

33
Analisis Komparatif Pola Kemitraan Usahatani Tebu
Antara Petani Tebu Rakyat Kredit (TRK) Dan Petani Tebu Rakyat Mandiri (TRM)

melakukan mitra kerja dengan Pabrik Sugiyono (2008) menyatakan data


Gula Olean yang terdapat di berbagai primer adalah data yang didapatkan
kecamatan terdekat dengan Pabrik langsung dari nara sumber. Data
Gula Olean di Kabupaten Situbondo primer diperoleh dari hasil survei
yaitu pada empat kecamatan melalui kegiatan wawancara langsung
diantaraya adalah kecamatan dengan pengisian daftar pertanyaan
Kapongan, Kecamatan Mangaran, (kuesioner) oleh petani tebuyang
Kecamatan Panji dan Kecamatan menggunakan sumber modal kredit
Situbondo. Pemilihan kecamatan (TRK) dan mandiri (TRM).Data
tersebut berdasarkan dengan cara sekunder adalah data yang didapatkan
peghitungan menggunakan rumus dari dokumen. Data sekunder
pada metode pengambilan sampel diperoleh dari Pabrik Gula Olean.
yang menggunakan metode Cluster
Sampling. Cluster Sampling adalah Metode Analisis Data
teknik memilih sebuah sampel dari Menurut Gujarati (2003),
kelompok-kelmpok unit-unit yang analisis data adalah suatu kegiatan
kecil atau cluster (Nazir.M,2014). yang dilakukan untuk memproses dan
Jumlah populasi dalam menganalisa data yang telah
penelitian ini adalah 224 responden, terkumpul. Dalam penelitian ini,
terdiri dari 29 petani kredit (TRK) peneliti menggunakan analisis
dan 195 petani mandiri (TRM) yang Komparatif yang merupakan suatu
tersebar di empat Kecamatan terdekat penelitian untuk membandingkan
yaitu Kecamatan Kapongan, antara dua kelompok atau lebih dari
Kecamatan Mangaran, Kecamatan satu variabel tertentu.Metode analisis
Panji dan Kecamatan Situbondo. dalam bagian ini yaitu, total biaya,
Menurut Soeratno dan Arsyad total penerimaan, total pendapatan,
(2006), sampel adalah objek yang efisiensi biaya. Rumus nilai total
diambil dengan cara mereduksi objek biaya sebagai berikut:
penelitian yang dianggap TC = TFC + TVC
representative terhadap populasi. hasil Keterangan:
perhitungan setrata dapat diketahui TC : total biaya (total cost)
jumlah sampel yang digunakan dalam TVC : total biaya variabel (total
penelitian ini adalah sebanyak 34 variable cost)
petani, yang terdiri dari 17 petani TFC : total biaya tetap (total fix cost)
Tebu Rakyat Kredit (TRK) dan 17
petani Tebu Rakyat Mandiri (TRM). Kemudian untuk mencari
penerimaan adalah sebagai berikut :
Teknik Pengumpulan Data TR = Y Py
Pengumpulan data merupakan Keterangan:
suatu usaha untuk mendapatkan data TR = Penerimaan usahatani tebu
yang valid dan akurat yang dapat (Rp)
dipertanggung jawabkan sebagai Y = Produksi yang diperoleh
bahan untuk pembahasan dan dalam usahatani tebu (Kg)
pemecahan masalah. Data yang Py = Harga produk sitebu (Rp/Kg)
digunakan dalam penelitian adalah
data primer dan data sekunder.

34
Jurnal Ilmiah Agribios, Vol. 16, No. 2: Nopember 2018

Soekartawi (1986) menyatakan pula, sehingga akan memberikan hasil


bahwa pendapatan usahatani adalah produksi dan keuntungan bagi petani
selisih antara penerimaan dan semua maupun Pabrik Gula Olean.
biaya, perumusannya adalah sebagai Sedangkan peran petani sebagai mitra
berikut : bagi Pabrik Gula Olean adalah
π = TR –TC menyediakan bahan baku yang
Keterangan: memenuhi kriteria kualitas dan
π = Pendapatan (Rp/musimtanam) kuantitas yang baik, melalui cara
TR = Total Penerimaan budidaya yang baik dan benar sesuai
(Rp/musimtanam) dengan bimbingan dari petugas
TC = Total biaya (Rp/musimtanam) lapangan Pabrik Gula Olean sehingga
tebu yang dihasilkan mempunyai
Selanjutnya menghitung kuantitas produksi yang tinggi disertai
efisiensi usahatani tebu rakyat kredit kualitas tebu dan rendemen yang baik
(TRK) dan tebu rakyat mandiri pula. Hal ini berkaitan dengan
(TRM) dapat dihitung dengan rumus pasokan bahan baku (tebu) yang
sebagai berikut : diterima dari petani yang dibutuhkan
⁄ Ratio = oleh Pabrik Gula Olean sebagai bahan
baku giling dan kontinuitas proses
Keterangan:
giling pabrik. Sehingga dengan
R = Penerimaan (Revenue)
kualitas dan kuantitas tebu yang baik
C = Biaya (Cost)
maka gula yang dihasilkan dalam
proses giling akan berkualitas baik
Kriteria pengambilan keputusan
dengan kuantitas yang tinggi maka
pada penelitian ini adalah :
keuntungan yang didapat oleh Pabrik
Jika ⁄ Ratio 1,0 maka usahatani Gula Olean maupun petani akan
tebu tersebut tidak efisien semakin banyak.
Jika ⁄ Ratio > 1,0 maka usahatani
tebu tersebut efisien Perbedaan Biaya antara TRK dan
Jika ⁄ Ratio = 1, maka usahatani TRM
Rata-rata biaya produksi yang
tebu tersebut impas
dikeluarkan oleh petani TRK per
hektar adalah Rp.44.607.059,-,
sedangkan biaya produksi yang
HASIL DAN PEMBAHASAN dikeluarkan oleh petani TRM per
Pola Kemitraan Pabrik Gula Olean hektar adalah Rp.44.643.529,-. Hal
dengan Petani Tebu ini menunjukkan bahwa biaya yang
Pola kemitraan yang dijalin
dikeluarkan oleh petani tebu TRM
adalah kontrak kerja yang saling
lebih besar dari pada biaya yang
menguntungkan, dimana Pabrik Gula
dikeluarkan oleh petani tebu TRK
Olean mempunyai peran serta dalam
dengan jumlah selisih Rp.36.470,-.
pembinaan dan penyuluhan kepada
Hal ini dikarenakan petani tebu TRK
petani tebu mengenai cara
lebih intensif dalam melakukan
pemeliharaan tebu agar produksi tebu
budidaya tebu dengan didampingi dan
yang dihasilkan mempunyai kuantitas
dibimbing oleh petugas Pabrik Gula
produksi yang tinggi disertai
kualitastebu dan rendemen yang baik

35
Analisis Komparatif Pola Kemitraan Usahatani Tebu
Antara Petani Tebu Rakyat Kredit (TRK) Dan Petani Tebu Rakyat Mandiri (TRM)

Olean dengan harapan hasil yang penerimaan untuk petani TRM


dicapai juga akan lebih baik. jumlahnya sebesar Rp.71.086.458,-.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Perbedaan Penerimaan antara penerimaan petani TRK lebih
TRK dan TRM besardari pada petani TRM dengan
Rata-rata penerimaan total selisih Rp.12.175.723,-.
petani TRK adalah penerimaan dari
hasil gula sebesar Rp.78.178.981,- Perbedaan Pendapatan antara
ditambah dengan penerimaan dari TRK dan TRM
hasil tetes per hektar sebesar Pendapatan petani merupakan
Rp.5.083.200,-, yaitu: keuntungan bersih yang diterima oleh
Rp.83.262.181,-. Sedangkan petani dalam proses produksi yang
Penerimaan total petani TRM adalah diperoleh dari keseluruhan
penerimaan dari hasil gula sebesar penerimaan dikurangi dengan
Rp.66.510.858,- ditambah dengan keseluruhan biaya produksi
penerimaan dari hasil tetesper hektar sebagaimana dijelaskan dengan
sebesar Rp.4.575.600,-, yaitu: rumus pendapatan atau keuntungan
Rp.71.086.458,-. Berdasarkan uraian yaitu :
diatas menunjukkan bahwa .
penerimaan petani TRK sebesar
Rp.83.262.181,- sedangkan

Tabel 1. Rata-rata pendapatan petaniTRK dan TRM


Petani
Uraian
TRK TRM
Biaya produksi
1. Biaya tetap
Sewa lahan 21.176.471 22.870.588
Bunga kredit 1.065.882 0
2. Biaya variabel
Bibit 5.176.471 5.590.588
Pupuk 2.941.176 3.176.471
Tenaga kerja 835.294 935.294
TMA 13.411.765 12.070.588
Total Cost (TC) 44.607.059 44.643.529
Penerimaan
Gula 78.178.981 66.510.858
Tetes 5.083.200 4.575.600
Total Revenue (TR) 83.262.181 71.086.458
Pendapatan dan
38.655.122 26.442.929
Keuntungan Petani (D)
Sumber: Data primer diolah, 2016

Diketahui bahwa keuntungan dari pada keuntungan petani TRM


petani TRK adalah Rp.38.655.122,- dengan selisih keuntungan sebesar
sedangkan keuntungan petani TRM Rp.12.212.194,-. Hal ini
adalah Rp.26.442.929,- sehingga menunjukkan bahwa polakemitraan
keuntungan petani TRK lebih besar melalui sistem tebu rakyat kredit

36
Jurnal Ilmiah Agribios, Vol. 16, No. 2: Nopember 2018

(TRK) lebih menguntungkan ditinjau gula Olean hanya sekedar


dari segikualitas rendemen dan mendampingi dan memberikan solusi
kuantitas produksi tebu tiap satuan jika ada masalah yang timbul di lahan
hektar lahan. Perbedaan dalam budidaya.
produksi tebu antara petani TRK dan
TRM dikarenakan petani TRK selalu Tingkat Efisiensi Petani Tabu
mematuhi dan menjalankan Rakyat Kredit (TRK) dan Tebu
bimbingan teknis dari petugas Rakyat Mandiri (TRM)
lapangan Pabrik Gula Olean sehingga Hasil uji R/C ratio untuk
dari sisi kuintal tebu per hektar dan melihat efesiensi biaya usahatani
rendemen tebu petani TRK lebih baik yang mengikuti program kemitraan
dibangdingkan petani TRM, TRK dan TRM pada Pabrik Gula
sedangkan petani TRM lebih Olean di Kabupaten situbondo dapat
mengacu pada pengalamannya dilihat pada tabel 2 dibawah ini.
sehingga petugas lapangan Pabrik

Tabel 2. Hasil uji R/C ratio Tingkat Efisiensi Petani TRK dan TRM
Penggunaan Rata-rata Rata-rata
R/C
Program Total Biaya Penerimaan
Ratio
Kemitraan (Ribu Rupiah) (Ribu Rupiah)
TRK 44.607.059 83.262.181 1,87
TRM 44.643.529 71.086.458 1,59
Sumber : Data Primer diolah, 2016

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dimana biaya TRK lebih besar


usahatani yang menggunakan progam dibandingkan dengan biaya TRM
kemitraan TRK dan TRM efisien, hal dengan rincian biaya TRK sebesar
ini ditunjukkan dengan nilai R/C ratio Rp.44.607.059 dan biaya TRM
yang lebih besar dari 1 (satu). Nilai sebesar Rp.44.643.529 yang
R/C ratio pada usahatani yang dipengaruhi oleh jumlah luas
menggunakan program kemitraan lahan, jumlah produktivitas tebu
TRK lebih tinggi yaitu sebesar1,87 dan nilai rendemen tebu.
dibanding dengan R/C ratio TRM 2. Ada perbedaan jumlah pendapatan
yaitu sebesar 1,59. antara petani tebu TRK dan TRM,
dimana pendapatan TRK lebih
KESIMPULAN DAN SARAN besar dibandingkan dengan biaya
Kesimpulan TRM dengan rincian pendapatan
Berdasarkan hasil penelitian TRK sebesar Rp.38.655.122 dan
yang telah dilakukan kepada petani pendapatan TRM sebesar
program kemitraan TRK dan TRM di Rp.26.442.929.
empat Kecamatan yang ada di 3. Ada perbedaan efisiensi usahatani
Kabupaten Situbondo maka dapat tebu kemitraan antara petani TRK
disimpulkan sebagai berikut: dan TRM, dimana TRK lebih
1. Ada perbedaan biaya antara efisien dibandingkan dengan TRM
usahatani tebu TRK dan TRM,

37
Analisis Komparatif Pola Kemitraan Usahatani Tebu
Antara Petani Tebu Rakyat Kredit (TRK) Dan Petani Tebu Rakyat Mandiri (TRM)

dengan rincian untuk TRK sebesar Soentoro. 1999. Usahatani dan Tebu
1,87 dan TRM sebesar 1,59. Takyat Intensifikasi di Jawa.
Saran Pusat Penelitian Sosial
Hal yang bisa disarankan dari Ekonomi Pertanian. Bogor.
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan progam kemitraan Sugiyono. 2004. Metode Penelitian
TRK perlu dilakukan oleh petani Bisnis.CV Alfabeta.
tebu agar menambah pengetahuan Bandung.
budidaya tebu yang tepat dan
benar dengan adanya bimbingan Sugiyono. 2008. Statistika untuk
teknis budidaya dari pihak Pabrik Penelitian. CV Alfabeta.
Gula untuk meningkatkan Bandung.
produktivitas serta tingkat
kemanisan pada tanaman tebu.
2. Program kemitraan TRK bisa
dilakukan oleh petani tebu untuk
mendapatkan pendapatan yang
tinggi dalam usahatani tebu dan
penggunaan biaya yang lebih
efisien.
3. Program kemitraan petani TRM
bisa dilaksanakan petani mandiri
setelah pernah mengikuti program
kemitraan TRK. Dimana teknis
budidaya yang telah diperoleh
petani selama dalam pelaksanaan
program kemitraan TRK bisa
diterapkan petani mandiri dengan
baik dan benar untuk keberlanjutan
usahatani tebu selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Fauzi. 2007. Analisis Penggunaan


Faktor Produksi Tanaman
Tebu terhadap Pendapatan
Petani. Unswagati.Jakarta.

Gujarati. 2003. Ekonomitrika Dasar.


Erlangga. Jakarta.

Nazir.2005. Metode Penelitian


Cetakanke 6. Ghalia Persada
Indonesia. Jakarta.

38

Anda mungkin juga menyukai