Anda di halaman 1dari 9

PENEGAKAAN HUKUM

KELOMPOK 3 :
• Adinda Meisa (01020582226034)
• Cindy Dwi Agustin (01020582226019)
• Elada Patiji Ariri (01020582226003)
• Harnalia Nabila (01020582226025)
• Kayla Khairunnisa (01020582226035)
• Kinanjar Alparedo (01020582226011)

PROGRAM STUDI KESEKRETARIATAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022/2023
PENGERTIAN PENEGAKAAN
HUKUM
Penegakan hukum adalah sistem yang di dalamnya terdapat anggota
pemerintah yang bertindak secara terorganisir untuk menegakkan hukum
dengan cara menemukan, menghalangi, memulihkan, atau menghukum
orang-orang yang melanggar undang-undang dan norma hukum yang
mengatur masyarakat tempat anggota penegakan hukum tersebut berada.
Soerjono Soekanto mengartikan penegakan hukum sebagai upaya
menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan dalam kaidah dan
sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir untuk
menciptakan, memelihara, dan mempertahankan kedamaian hidup.
SEJARAH HUKUM DI INDONESIA
Tata hukum Indonesia masa prapenjajahan ini bercorak pluralistik, yang ditandai dengan keragaman
hukum yang berlaku bagi masyarakat. Adapun keragaman hukum yang dimaksud yakni hukum adat
dan hukum Islam. Hukum adat ini berlaku menurut sistem kekerabatan masyarakat yang tersebar di
Nusantara. Kemudian, hukum Islam berlaku untuk masyarakat yang memeluk Islam.

Lebih lanjut, baik hukum adat dan hukum Islam ini memiliki kedudukan yang setara dan
berlaku secara bersamaan atau berdampingan, sesuai dengan bidang dan yuridiksi keduanya.
Sebelum dijajah oleh Belanda, Indonesia (atau Nusantara) telah memiliki tata hukum sendiri.
Diterangkan Utrecht (dalam Sasongko, 2013: 23) saat Belanda datang, Indonesia telah
memiliki tata hukum sendiri, yaitu tata hukum asli, yang berlainan dari tata hukum Belanda.
KONSEP DAN
URGENSI HUKUM Proses penegakan hukum pasca Reformasi di Indonesia semakin hari semakin
terlihat arah perbaikan, hal ini dengan adanya aparat hukum dalam penegakan

YANG
hukum yaitu hakim, jaksa, polisi dan advokat yang sama sama memiliki
kedudukan yang setara dalam proses sistem peradilan pidana, meskipun dalam
implementasi nya masih diketemukan kelemahan dan pelanggaran pelangaran

BERKEADILAN oleh aparat hukum.

Penegakan hukum dilakukan agar masyarakat memperoleh perlindungan atas hak dan
kewajibannya. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang memiliki peraturan
perundang-undangan, lembaga hukum, dan aparatur penegak hukum. Namun, perilaku
aparat penegak hukum seringkali belum baik dan masih tidak terpuji seperti praktek KKN,
korupsi, tindakan pelecehan, perilaku suap, perlaku premanisme dan perilaku lainnya yang
tidak terpuji.
TUJUAN PENEGAKAN HUKUM
Tujuan utama penegakan hukum adalah untuk mewujudkan adanya rasa keadilan, kepastian hukum, dan kemanfaatan
dalam masyarakat. Dalam proses tersebut, maka harus mencerminkan aspek kepastian dan ketertiban hukum.Salah satu
penyebab lemahnya penegakan hukum di Indonesia adalah kualitas para penegak hukum. Masih rendahnya moralitas
mengakibatkan profesionalisme kurang dan terjadi ketidakmauan pada penegak hukum. Moralitas ini berkaitan pula
dengan korupsi yang dilakukan oknum penegak hukum (judicial corruption)
FAKTOR-FAKTOR
PENGHAMBAT DALAM
PENEGAKKAN HUKUM

· Faktor Perundang-undangan
Adanya beberapa asas dalam UndangUndang yang tujuannya agar Undang-Undang ersebut mempunyai dampak positif. Artinya, agar
Undang-Undang tersebut mencapai tujuannya secara efektif dalam kehidupan masyarakat.
· Faktor penegak hukum
Penegak hukum mempunyai kedudukan dan peranan. Penegak hukum merupakan salah satu pilar terpenting dalam proses penegakkan
hukum, sering melakukan berbagai tindakan yang bertentangan dengan ketentuan hukum sehingga menimbulkan berbagai masalah.
· Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakkan hukum
Penegakkan hukum tidak mungkin berjalan dengan lancar tanpa adanya faktor sarana atau fasilitas. Sarana atau fasilitas tersebut antara
lain tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai dan keuangan yang cukup.syarakat
Penegakkan hukum berasal dari masyarakat
TEORI – TEORI PENEGAKAN HUKUM
Penegakan hukum merupakan usaha untuk mewujudkan ide-ide dan konsep-konsep hukum yang diharapakan rakyat menjadi kenyataan.
Penegakan merupakan suatu proses yang melibatkan banyak hal. Joseph Goldstein membedakan penegakan hukum pidana menjadi 3 bagian
yaitu:
1) Total enforcement
yakni ruang lingkup penegakan hukum pidana sebagaimana yang dirumuskan oleh hukum pidana substantif (subtantive law of crime).
Penegakan hukum pidana secara total ini tidak mungkin dilakukan sebab para penegak hukum dibatasi secara ketat oleh hukum acara pidana
yang antara lain mencakup aturan penangkapan, penahanan,
2) Full enforcement
setelah ruang lingkup penegakan hukum pidana yang bersifat total tersebut dikurangi area of no enforcement dalam penegakan hukum ini para
penegak hukum diharapkan :penegakan hukum secara maksimal.
Hari / Tanggal
3) Actual enforcement
menurut Joseph Goldstein full enforcement ini dianggap not a realistic expectation, sebab adanya keterbatasan dalam bentuk waktu, personil,
alat-alat investigasi, dana dan sebagainya, yang kesemuanya mengakibatkan keharusan dilakukannya discretion dan sisanya inilah yang disebut
dengan actual
Presentasi adalahenforcement
alat yang dapat digunakan sebagai demo, bahan kuliah, pidato, laporan,
dan lainnya. Presentasi umumnya disajikan di hadapan pemirsa untuk berbagai tujuan,
menjadikannya alat yang ampuh untuk mengajar dan meyakinkan orang.
APARATUR PENEGAK HUKUM
Aparatur penegak hukum menncakup pengertian mengenai institusi penegak hukum dan aparat (orangnya) penegak hukum. Dalam arti
sempit, aparatur penegak hukum yang terlibat tegaknya hukum itu, dimulai dari saksi, polisi, penasehat hukum, jaksa hakim dan petugas-
petugas sipir pemasyarakatan. Setiap aparat dan aparatur terkait mencakup pula pihak-pihak yang bersangkutan dengan tugas atau
perannya yaitu terkait dengan kegiatan pelaporan atau pengaduan, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pembuktian, penjatuhan vonis
dan pemberian sanksi, serta upaya pemasyarakatan kembali (resosialisasi) terpidana.

Dalam proses bekerjanya aparatur penegak hukum itu, terdapat 3 elemen penting yang mempengaruhi, yaitu:

• institusi penegak hukum beserta berbagai perangkat sarana dan prasarana pendukung dan mekanisme kerja kelembagaannya;
• budaya kerja ytang terkait dengan aparatnya, termasuk mengenai kesejahteraan aparatnya, dan
• perangkat peraturan yang mendukung baik kinerja kelembagaannya maupun yang mengatur materi hukum yang dijadikan standar
kerja, baik hukum materilnya maupun hukum acaranya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai