FRAME OF REFERENCE
Ruddy Agusyanto
Antropologi Kepolisian
STIK/PTIK, Oktober 2020
TRADISI BERPIKIR
Perubahan Disfungsional
Gerak-dinamika highspeed
Disruptif
TUJUAN KULIAH
• Berpikir Jaringan Frame of Reference
• Tidak semua pemikir jaringan
memposisikan ide Jaringan sebagai Frame of
Reference (baik kuatitatif mau pun kualitatif)
• Dalam bukunya Social Network Analysis: a
handbook, Scott menyatakan bahwa Analisis
Jaringan Sosial telah berkembang sebagai
seperangkat metode yang secara khusus
mengacuh pada investigasi tentang aspek-
aspek dari relasi atau hubungan sosial dalam
berbagai struktur sosial (Scott, 1994)
• Bukan sebagai Tools
• Metode/teknik pengumpulan
data
• Metode/teknik penelitian
• Tidak seperti statistik atau
matematika dalam ilmu sosial
• Bukan Netnografi
PARADIGMA
TEORI
DAN RISET SOSIAL
Peran Penting Paradigma
• Membuat teori-teori
(ilmiah) yang kita gunakan
tsb menjadi masuk akal
• Bukan masalah benar atau
salah
• Liberalis dan Konservatif
–Orang tua mengijinkan anaknya bawa
pistol ke sekolah
–Masing-masing orang tua punya
penjelasan tersendiri semua benar
–Di balik perbedaan penjelasan mereka
(masuk akal), dipengaruhi oleh paradigma
atau frame of refence yang diyakininya
• Paradigma implisit dan take for granted
Paradigma dan Riset
• Riset (ilmiah): 1. Teoritis; 2. Praktis (sumbangan
teoritis dan praktis)
• Dalam riset praktis biasanya tidak seketat
riset teoritis mengenai pentingnya “paradigma”
atau frame of reference (paradigmatik)
• Frame of Reference ini penting menentukan
konsep dan teori yang digunakan dalam riset
(mulai dari RD sd kesimpulan)
Ah Cuma Teori
• Teori sudah teruji
• Teori:
– Grand, Middle dan Small
• Kondisi atau syarat yang menentukan level teori
• Orang sering lupa (abai) ttg kondisi atau syarat
dari sebuah teori (manusia adalah mahkluk
sosial; mahkluk hidup pasti mati; atau patron-
klien)
RISET: Fakta dan Data
• Fakta adalah suatu kejadian (fakta hukum) –
mencuri, masuk lewat jendela (keteraturan)
• Data: tidak tersedia begitu saja (ditemukan)
membutuhkan konsep dan teori, yang
dipengaruhi oleh kerangka pikir atau paradigma
(frame of reference)
• Mobil sedang didongkrak, lalu mobil tsb berputar
= fakta;
• Data bapak Beton Indonesia
• Jaringan sebagai frame of
reference
–Bukan sekedar metode dan
teknik pengumpulan data
–Bukan sekedar sebagai tools,
spt statistik dalam ilmu
sosial
BJ = Frame of Reference
• Dari merumuskan masalah, batasan
penelitian, menemukan data,
mengumpulkan-menyimpan-
menyajikan…hingga komputasi dan
analisis – tidak bisa lepas dari teori dan
konsep (berpikir JARINGAN -
paradigmatik)
• BJ, dalam hal ini menawarkan
sebuah cara untuk melihat akan
mempengaruhi apa yang kita pilih
untuk dilihat/dicari
• Dalam konteks ini, BJ tidak atau
bukan mempersoalkan masalah
benar atau salah, tetapi sebagai
point of view
• Berpikir jaringan (BJ) – jaringan
sebagai frame of reference
– sebagai sekumpulan nilai yang
membentuk pola pikir seseorang sebagai
titik tolak pandangannya membentuk
“pandangan subjektif“ seseorang
mengenai realita – dan akhirnya akan
menentukan bagaimana seseorang
memahami dan menanggapi realita tsb
Secara etimologis
– BJ sebagai model teori ilmu
pengetahuan atau kerangka berpikir
Secara terminologis
– BJ sebagai pandangan mendasar kita
selayaknya sebuah paradigma dalam
ilmu pengetahuan, yaitu sebagai
model atau kerangka berpikir
komunitas ilmuwan
Berpikir Jaringan
sebagai
Frame of Reference
• Wellman (1988):
– One of Wellman's lasting contributions to
Social Network Analysis [SNA] is his
theoretical work suggesting that SNA is a
paradigm rather than a mere methodology
– This is based on the idea that SNA is a
generative endeavor that does not simply
imply new tools for old needs, but new
tools and new means for looking at the
social world
• The term network is on the
way to becoming new
paradigm for the “architecture
of complexity” (Kenis &
Schneider 1991, 25) – policy
networks (senada dg Wellman)
• Banyak pendapat para ahli ilmu
sosial yang mengatakan bahwa
masyarakat di perkotaan cenderung
individualis (orang Barat individualis,
berbeda dg orang Timur)
• Apakah, manusia sudah tidak lagi
menjadi mahkluk sosial? Tentu saja
tidak!
Tidak ada teman = tidak ada orang
• “Ke kantin yuk” ajak seorang mahasiswa.
“sepi… ga ada anak-anak” sahut mahasiswa
lainnya. Padahal, pada jam makan siang,
kantin mahasiswa sangat penuh, tidak ada
kursi yang tersisa.
• Ternyata, yang dimaksud, di sana tidak ada
teman-temannya. Mahasiswa yang lain tsb
bukan temannya dikatakan sepi
Tetangga di Perkotaan
• Peristiwa di kantin mahasiswa, mengingatkan
kita kepada pendapat para ahli ilmu sosial
bahwa masyarakat di perkotaan cenderung
individualis
• Persis seperti kejadian di kantin mahasiswa. Di
perumahan (terutama kompleks), masing-
masing rumah – penghuninya tidak membina
hubungan, mungkin juga tidak saling kenal.
• Tetangga mereka bukan
temannya
• Mereka hanya kebetulan
tinggal dan hidup di teritori
geografis yang sama (satu RT
atau RW)
• Pada kejadian lain, kantin mahasiswa
yang penuh, tapi masih ada
beberapa kursi tersisa (meski meja
sudah terisi)
• Tidak ada mahasiswa yang ingin
bergabung meja
• Ada batas sosial di antara mereka.
Teman dan bukan-teman
Batas geografis dan Batas Sosial
• Dari kasus-kasus tsb batas geografis tidak sama
dengan batas sosial
– Di Kantin – meja tertentu bukanlah teritori fisik milik
mahasiswa tertentu, tapi menjadi teritori sosial bagi
yang menggunakannya saat itu.
• Demikian juga dengan teritori geografis sebuah
kompleks perumahan
– Ada kumpul-kumpul di rumah sebelah (jalan depan
rumah mungkin juga ditutup).
– Karena bukan temannya, maka penghuni sebelah rumah
tak mungkin ikut bergabung meski satu RT (sebelah)
• Dulu, dalam satu desa atau kampung,
biasanya dihuni oleh orang-orang yang
mempunyai hubungan darah dan hubungan
perkawinan.
• Dalam satu desa/kampung, merupakan
hunian satu jaringan sosial - satu klan.
– Dulu, ada desa Hutasuhut, desa Simamora, desa
Purba di tanah Batak. Begitu juga desa/kampung di
wilayah Indonesia lainnya.
Batas geografis kebetulan = batas sosial
• Sekarang, dengan
berbagai alasan dan sebab
mereka tidak lagi
tinggal dan hidup di satu
desa/kampung yang sama
Batas Geografis dan Batas Sosial
•Batas geografis dan
batas sosial dari dulu
memang tdk sama
(tidak berubah)
Mengapa bisa tak terlihat?
frame of reference (kerangka
berpikir) yang digunakan
Pentingnya Paradigma:
Dengan jaringan sbg Frame of
Reference, baru terlihat
Hubungan sosial adalah kuncinya
Wellman:
• Key to this idea is the emphasis on the
specific patterned relationships between
individuals, rather than an emphasis on inner
forces, such as personality, or categorical
differences such as race and gender
(
https://semioticon.com/sx-old-issues/semiotix
14/sem-14-05.html
)
Manusia tetap mahkluk sosial
• Mereka tetap saling peduli dengan
orang-orang yang punya hubungan
sosial dengan dirinya (satu jarsos).
• Mereka sering kumpul-kumpul
reunian, arisan, homecoming2an,
saling jenguk kepada temannya yang
sedang sakit dst… (di mana pun kita
butuh orang lain)
• Dalam sebuah rencana reuni yang
“besar” (bukan reuni antar sahabat) –
satu sekolah, satu fakultas, satu
universitas – umumnya, calon peserta
reuni akan menghubungi temannya dan
bertanya, “siapa saja yang akan datang?
Kamu datang ga? Jika, tidak ada teman-
temannya (ada hubungan sosial) yang
akan datang, maka biasanya ia enggan
untuk menghadiri reuni akbar tsb.
• Demikian juga ketika ingin
curhat atau
bantuan/dukungan.
• Pastinya tidak mungkin curhat
pada sembarang orang –
dengan tetangga yang bukan
teman atau sahabatnya.
Dengan BJ Hubungan sosial
lintasbatas: atribut-identitas,
geografi dll(lintas-kategori), dan
status sosial - direktur-montir,
atasan-bawahan dst...- (lintas-
struktur)
• Hubungan sosial struktur (status
sosial) dan kategori sosial yang
berlaku umum tidak berlaku
• Lius Sungkharisma dan RG bisa
memberi tausiyah di mesjid atau
mushola di depan kelompok sosial
212 yang dikenal anti China dan kafir
• Masyarakat: sekumpulan orang – dg
adat-istiadat ... yang mendiami
suatu wilayah ttt WN yang tinggal
di LN atau Diaspora? Borderless,
Nation akan bubar, BPJS dsb?
•Pengikat kesatuan sosial
Hubungan Sosial
•Batas sosial selalu ada